Jatiasih, Bekasi: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler |
||
Baris 13: | Baris 13: | ||
|provinsi=Jawa Barat |
|provinsi=Jawa Barat |
||
|kode pos = 17422}} |
|kode pos = 17422}} |
||
{{bukan|Jatinegara, Jakarta Timur}} |
|||
'''Jati Asih''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kota Bekasi]], [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. |
'''Jati Asih''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kota Bekasi]], [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. |
Revisi per 2 Mei 2016 08.27
-
Bundaran Jatiasih
Jati Asih | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Barat | ||||
Kota | Bekasi | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Drs. AHMAD ZARKASIH | ||||
Populasi | |||||
• Total | 169,289 Jiwa jiwa | ||||
Kode pos | 17422 | ||||
Kode Kemendagri | 32.75.09 | ||||
Kode BPS | 3275020 | ||||
Desa/kelurahan | - | ||||
|
Jati Asih adalah sebuah kecamatan di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Jatiasih berbatasan dengan Kecamatan Bekasi Selatan di sebelah utara, Kecamatan Pondok Gede di sebelah barat, Kecamatan Rawa Lumbu di sebelah timur, dan Kecamatan Jatisampurna dan Gunung Putri di sebelah selatan.
Di kecamatan ini, pernah terjadi rawan seperti Krisis moneter dan Kerusuhan sekitar bulan Mei 1998 yang mengakibatkan sejumlah jalur Rel kereta api yang dilalui kereta api membawa hasil bumi itu mati total.
Batas wilayah
Jatiasih berbatasan dengan:
Utara | Kecamatan Bekasi Selatan |
Timur | Kecamatan Rawalumbu |
Selatan | Kecamatan Jatisampurna (Kota Bekasi) dan Kecamatan Gunung Putri (Kabupaten Bogor) |
Barat | Kecamatan Pondok Gede |
Maka, di sebelah selatan, terdapat Sungai Cikeas yang menjadi pembatas antara Kota Bekasi dengan Kabupaten Bogor. Disini dahulu pernah terjadi kecelakaan Kereta api barang angkutan pasir pada awal tahun 1996 mengakibatkan jembatan roboh.
Pembagian wilayah
Wilayah kecamatan Jatiasih terbagi atas 6 kelurahan, 52 RW dan 601 RT dengan luas 2.324,921 ha (menurut Data wilayah Kotamadya Bekasi pada tahun 2004), luas 2.580,50 ha (menurut SK Mahkamah Agung RI nomor: 67/PUU-XI/2009 tanggal 14 Maret 2009), luas 3.170,25 ha (menurut SK Mahkamah Agung RI nomor: 578/PUU-X/2015 tanggal 12 Juni 2015) dan dihuni sekitar 169.289 jiwa dengan pertumbuhan penduduk 3,8 % per tahun (menurut Data wilayah Kotamadya Bekasi pada tahun 2004).
Daerah ini memiliki tingkat pertumbuhan penduduk per tahun yang tinggi setelah Kecamatan Pondok Gede, Kecamatan Jatisampurna dan Kecamatan Bekasi Selatan.
Kelurahan/desa
- Jatiasih, lurah: ZUBAIDI
- Jatiluhur, lurah: SUBARDI
- Jatimekar, lurah: JAINUDIN (meninggal tanggal 2 September 2011 di Bekasi), FERDINAN
- Jatikramat, lurah: ZAINI, menjabat tahun 2003 sampai Juni 2008. Pada tanggal 14 Juni 2008, Lurah ini dilantik oleh UMARDONO dan menjabat dari tahun 2008 sampai sekarang dengan wakilnya SUBANDI, menjabat antara Juni 2008 sampai April 2013, IRYOTO, menjabat sementara antara April 2013 sampai Juni 2013 dan ISWAHYUDI, menjabat Juni 2013 sampai sekarang.
- Jatirasa, lurah: USLI SUHARMAN
- Jatisari, lurah: YADIN SUDIRMAN
Perumahan
Di Jatiasih Terdapat cukup Banyak Komplek perumahan seperti Perumahan Bumi Nasio indah, Graha indah, Angkasa puri, Villa Jatirasa, Sakura Regency dll, Beberapa Komplek perumahan tersebut mulai Berdiri sejak 1980, hingga kini masih melakukan pengembangan.
Selain itu, terdapat 12 perumahan kompleks milik PERUMKA yang tersebar di 6 kelurahan.
Perekonomian
Perekonomian di Jatiasih semakin meningkat. Akibat dari Krisis moneter pada tahun 1997, Perekonomian di Jatiasih semakin terganggu karena diberi pinjaman dari IMF. Setelah terjadi Krisis moneter pada tahun 1997, ekonomi di wilayah Jatiasih sudah bagus.
Data keuangan di wilayah Kecamatan Jatiasih
Data keuangan di wilayah Kecamatan Jatiasih (menurut data wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi tahun 1992-1996, Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi tahun 1997-2000, Kotamadya Bekasi tahun 2001-2006 dan Kota Bekasi tahun 2007-2015):
Tahun | Keuangan (Rp.) | Kenaikan/penurunan keuangan (Rp.) | Tingkat kenaikan/penurunan keuangan (%) | Catatan |
---|---|---|---|---|
1992 | Rp1.380.000,00 | - | - | Menurut data wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi pada tahun 1992-1996 |
1993 | Rp2.000.000,00 | Rp620.000,00 | 31,0 % | |
1994 | Rp2.500.000,00 | Rp500.000,00 | 20,0 % | |
1995 | Rp2.850.000,00 | Rp350.000,00 | 12,29 % | |
1996 | Rp1.250.000,00 | Rp1.600.000,00 | 56,15 % | |
1997 | Rp500.000,00 | Rp750.000,00 | 60,0 % | Menurut data wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi pada tahun 1997-2000.
Menurun akibat dari Krisis finansial Asia 1997. Menurut data IMF tahun 1997 [1]. |
1998 | Rp250.000,00 | Rp250.000,00 | 50,0 % | |
1999 | Rp1.000.000,00 | Rp750.000,00 | 75,0 % | |
2000 | Rp1.250.000,00 | Rp250.000,00 | 20,0 % | |
2001 | Rp1.300.000,00 | Rp50.000,00 | 3,84 % | Menurut data wilayah Kotamadya Bekasi pada tahun 2001-2006 |
2002 | Rp2.000.000,00 | Rp700.000,00 | 35,0 % | |
2003 | Rp2.500.000,00 | Rp500.000,00 | 20,0 % | |
2004 | Rp2.750.000,00 | Rp250.000,00 | 9,1 % | |
2005 | Rp3.000.000,00 | Rp250.000,00 | 8,33 % | |
2006 | Rp3.500.000,00 | Rp500.000,00 | 14,28 % | |
2007 | Rp3.250.000,00 | Rp250.000,00 | 7,69 % | Menurut data wilayah Kota Bekasi pada tahun 2007-2015 |
2008 | Rp3.000.000,00 | Rp250.000,00 | 7,69 % | |
2009 | Rp2.450.000,00 | Rp550.000,00 | 18,33 % | |
2010 | Rp2.800.000,00 | Rp350.000,00 | 14,28 % | |
2011 | Rp3.000.000,00 | Rp200.000,00 | 7,14 % | |
2012 | Rp3.200.000,00 | Rp200.000,00 | 6,67 % | |
2013 | Rp3.800.000,00 | Rp600.000,00 | 18,75 % | |
2014 | Rp4.120.000,00 | Rp320.000,00 | 8,42 % | |
2015 | Rp4.500.000,00 | Rp380.000,00 | 9,23 % |
Sekolah
Di Jatiasih terdapat sekolah-sekolah, seperti:
- SDN 02 Kel. Jatiasih Kota
- SDN 03 Kel. Jatiasih Kota
- SDN 04 Kel. Jatimekar, didirikan pada tahun 1968 di Jl. Durian no. 6, pada tahun pelajaran 1981/1982 pindah ke Jl. Maniki no. 15, pada tahun pelajaran 1996/1997, saat berubah status menjadi kota, pindah ke Jl. Apel no. 11 dan pada tanggal 2 Mei 2006, bertepatan dengan hari pendidikan, pindah ke Jl. Nangka no. 15.
- SMP Az-Zahra 02 Kel. Jatiasih Kota
- SMP Az-Zahra 03 Kel. Jatiasih Kota
- SMP Az-Zahra 05 Kel. Jatiasih Kota
- SMP Al-Azhar 04 Kel. Jatiasih Kota
- SMP Al-Azhar 06 Kel. Jatimekar
- SMA Al-Azhar 02 Kel. Jatiasih Kota
Permasalahan
Banjir
Jatiasih sering kali terkena banjir. Jatiasih sering kali terkena banjir sejak tahun 1979, 1982, 1983, 1989, 1990, 1992, 1996, 1997, 2002, 2007, 2013, 2014 dan Juni 2015. Yang cukup signifikan pada tahun 1996 mengakibatkan hujan turun yang cukup deras, 5 desa terendam serta mengalami pemadaman bergilir selama 5 jam 30 menit (14.00-19.30 WIB), jalan raya mengalami kemacetan, lalu lintas angkutan barang Pasir Jatimekar serta penumpang via kereta api lumpuh, aktivitas perkeretaapian lumpuh, beberapa jalur rel-rel kereta api terputus serta mati total dan mengakibatkan kecelakaan dimana-mana, yakni Lokomotif BB301 yang menarik rangkaian Pasir Jatimekar masuk dan terjerembab ke dalam Sungai Cikeas lalu terkena luapan dan jembatan dengan panjang 600 m, di perbatasan antara Desa Jatiluhur Kecamatan Jatiasih (Kabupaten Bekasi) dan Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri (Kabupaten Bogor) ambruk serta mengakibatkan masinis itu tewas terseret arus sejauh 2,5 kilometer pada tanggal 10 Januari 1996 serta lalu lintas angkutan barang Pasir Jatimekar dialihkan melalui truk dan penumpang dialihkan melalui angkutan kota.
Selain itu, yang juga cukup signifikan pada tanggal 11 Juni 2015, mengakibatkan hujan turun yang cukup deras, pengundulan hutan-hutan di daerah Cileungsi (Kabupaten Bogor), 4 kelurahan terendam serta 2 kelurahan diantaranya mengalami pemadaman bergilir selama 2 jam 40 menit (15.00-17.40 WIB), Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta segmen Hankam-Cikunir serta Jalan raya di Jatiasih mengalami kemacetan, aktivitas perekonomian via truk lumpuh dan mengakibatkan kecelakaan dimana-mana, seperti Truk tronton masuk dan terjerembab ke dalam pesawahan di Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi serta mengakibatkan 25 warga Jatimekar itu tewas seketika.
Krisis keuangan
Jatiasih sering kali terkena Krisis keuangan, terutama pada tahun 1997.
Peninggalan sejarah
Jatiasih memiliki peninggalan sejarah, diantaranya:
Jembatan kereta api Kali Cakung Jatikramat
Jembatan Kali Cakung Jatikramat | |
---|---|
Kategori bangunan hikmat: jembatan | |
Berkas:Eks Jembatan Kali Cakung Jatikramat.jpg | |
Letak | |
Provinsi | Jawa Barat |
Kabupaten | Bekasi |
Kecamatan | Jati Asih |
Desa | Jatikramat |
Sejarah | |
Tahun dibuka | 1934-1935, direstorasi 1989-1990 |
Tahun ditutup | 6 Januari 1996 |
Informasi bangunan | |
Operator | Daerah Operasi I Jakarta |
Panjang jembatan | 300 m, 1989: 500 m |
Nomor bangunan hikmat | 289 |
Singkatan | JKM |
Layanan | tak ada layanan setelah Kereta api barang tak aktif |
Transportasi di Jatiasih
Jangkauan ke Jatiasih
Pada tahun 1950-an, Kecamatan Jatiasih waktu itu masih daerah tertinggal atau daerah ramai dan dijangkaui oleh transportasi umum saat itu, yakni bus, kereta api yang ditarik lokomotif uap dan trem listrik. Saat ini, setelah kecamatan Jatiasih terbentuk pada awal tahun 1990-an, waktu ini daerah yang sangat ramai dan dijangkaui oleh transportasi umum seperti bus, MetroMini dan angkutan kota.
Jalan raya
Jatiasih dilalui Jalan Tol JORR yang memudahkan akses jalan ke Jakarta Selatan, Jalan Tol Jagorawi, Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Cikunir, Bintara, Cakung, dan Jakarta Utara. Ada pula Jalan Jatisari yang menghubungkan Jatiasih langsung dengan Jatisampurna, Depok, dan Kab. Bogor dan Jalan Jatimekar yang menghubungkan Jatiasih langsung dengan Pondok Gede, Makasar, Kramat Jati, dan Jalan Tol Insinyur Wiyoto Wiyono. Jalan lain ada Jalan Swatantra - Jatiasih yang menghubungkan langsung dengan pusat kota Bekasi dan Jalan Wibawa Mukti 2 yang menghubungkan Jatiasih langsung dengan Kab. Bogor.
Data statistik Jalan raya
Total panjang jalan raya di Jatiasih adalah 402,25 km dari total semuanya (menurut data wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi pada tahun 1999) dan 403,30 km dari total semuanya (menurut data wilayah Kotamadya Bekasi pada tahun 2004) dengan perincian:
Kondisi jalan | Panjang jalan raya (km) | Persentase (%) |
---|---|---|
Jalan baik | 315,80 km | 78,3 % |
Jalan sedang | 69,25 km | 17,17 % |
Jalan rusak | 18,25 km | 4,53 % |
TOTAL (2004) | 403,30 km | 100,00 % |
2002 | 402,90 km | 100,00 % |
1999 | 402,25 km | 100,00 % |
1994 | 381,80 km | 100,00 % |
Jalan tol Jatiasih-Sukabumi
Jalan Tol Jatiasih-Sukabumi | |
---|---|
Berkas:Proyek jalan tol Jatiasih-Sukabumi.jpg | |
Panjang | 64,5 km |
Dibangun | 2007-2008 |
Pengelola | PT Marga Jaya Kabupaten Bogor (Persero) Tbk PT Datuk Arif Sugondo, pengelola asal Sumatera Barat |
Pada tahun 2007, sudah dibangun Jalan tol Jatiasih-Sukabumi dengan jarak 64,5 km yang memudahkan akses jalan ke Ciangsana, Cileungsi, Puncak dan Sukabumi tanpa perlu melewati Jalan Tol Jagorawi.
Jalan tol ini mulai dibangun pada tahun 2007 oleh Pengusaha asal Sumatera Barat, Datuk Arif Sugondo dan diresmikan pada tanggal 25 Mei 2008 jam 10.00 WIB oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan.
Pintu tol
Prasarana transportasi
Terminal Jatiasih adalah prasarana angkutan umum di kecamatan ini. Dulunya di kecamatan ini pernah dilalui jalur kereta api rute Stasiun Cibitung-Jatiasih. Namun kini jalur kereta api telah dinonaktifkan sejak dibuka jalur baru yakni melewati Stasiun Tambun pada tanggal 2 September 2000. Pada Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiasih segmen Jabung Jagalan (km 9+570) - Jatiasih (km 11+000) dan Jalur kereta api Bekasi-Jatiasih Jatiasih (km 0+200) - Pacung Asem (km 1+750), 7 stasiun kereta api dibongkar akibat pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta segmen Hankam - Cikunir pada tahun 2006.
Tepatnya 500 m menjelang Stasiun kereta api Jatiasih dan 500 m setelah Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Tanjung Barat dan Jonggol dan 600 m setelah Stasiun kereta api Jatiasih dan 500 m menjelang Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Bekasi. Tepatnya 400 m menjelang Stasiun kereta api Jatimekar (dulu Jabung) dan 400 m setelah Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Nambo dan Kec. Gunung Putri serta 500 m setelah Stasiun kereta api Jatimekar (dulu Jabung), terdapat percabangan ke Stasiun Kranji. Namun kini jalur ini sudah dinonaktifkan akibat dari banjir besar melanda wilayah kecamatan ini dan Kabupaten Bogor sekitar pertengahan dekade 1990an akibat hujan turun yang cukup deras dan Sungai Cikeas meluap mengakibatkan jembatan perbatasan antara Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor itu roboh serta mengakibatkan Lokomotif BB301 ini jatuh ke sungai sehingga masinis bernama Yadi Sukirno kelahiran tanggal 29 April 1925 di daerah Jember, Jawa Timur ini hilang terbawa arus sungai.
Inilah peristiwa terjadi kali ke-9 setelah terjadi kecelakaan lokomotif anjlok di Grobogan (Jawa Tengah), Madiun, Widodaren dan Jember (Jawa Timur), Perbaungan (Sumatera Utara), Lembah Anai, Padang Panjang dan dekat Danau Singkarak (Sumatera Barat) pada tanggal 17 Desember 1995 [2] serta sudah 6 kali mobil dan motor tertabrak kereta api pada tahun 1995, yakni di Tebet, Lenteng Agung, Tanjung Barat dan Jalan Dewi Sartika, Pancoran Mas, Bogor. (Sumber: Media Indonesia, 2 Januari 1996)
Sementara itu jalur kereta api itu sudah dinonaktifkan. Maka diaktifkan pada tahun 2013 mendatang. Pada ruas tersebut adalah rute Jatimekar-Stasiun Nambo, Jatiasih-Jonggol dan Jatimekar-Stasiun Cakung. Ketiga jalur kereta api tersebut mati total akibat banjir setelah terjadi kecelakaan yang melibatkan Lokomotif BB301 yang kecemplung ke Sungai Cikeas dan terseret luapan sungai sejauh 1,5 km dan mengakibatkan seorang masinis tewas terseret arus saat terjadi banjir merendam wilayah Kecamatan Jatiasih, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tepatnya di km 4+1/750, perbatasan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor pada hari Senin (1/1/1996) sekitar pukul 16.00 WIB sore hari. (Sumber: Pikiran Rakyat, 2 Januari 1996)
Prasarana transportasi
Terminal Jatiasih adalah prasarana angkutan umum di kecamatan ini. Dulunya di kecamatan ini pernah dilalui jalur kereta api rute Stasiun Cibitung-Jatiasih. Jalur kereta api ini dibuka 2 tahun setelah kemerdekaan dan beberapa tahun setelah terjadi Perang Dunia I, yakni pada tahun 1947. Namun kini jalur kereta api telah dinonaktifkan sejak dibuka jalur baru yakni melewati Stasiun Tambun pada tanggal 2 September 2000. Pada Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiasih segmen Jabung Jagalan (km 9+570) - Jatiasih (km 11+000) dan Jalur kereta api Bekasi-Jatiasih Jatiasih (km 0+200) - Pacung Asem (km 1+750), 7 stasiun kereta api dibongkar akibat pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta segmen Hankam - Cikunir pada tahun 2006.
Tepatnya 500 m menjelang Stasiun kereta api Jatiasih dan 500 m setelah Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Tanjung Barat [3] dan Jonggol [3] [4] dan 600 m setelah Stasiun kereta api Jatiasih dan 500 m menjelang Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Bekasi. Tepatnya 400 m menjelang Stasiun kereta api Jatimekar (dulu Jabung) dan 400 m setelah Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun kereta api Jatimekar milik Tjikaas Valleien Stoomtram Maatschappij (TjVSM) dengan gauge 600, Stasiun Nambo dan Kec. Gunung Putri serta 500 m setelah Stasiun kereta api Jatimekar (dulu Jabung), terdapat percabangan ke Stasiun Kranji dan balai yasa. Selain itu juga, 300 m setelah Stasiun kereta api Jatimekar (dulu Jabung), terdapat percabangan ke Daerah tambang pasir, Stasiun Jabungtambangpasir dan Pondok Gede. Namun kini jalur ini sudah dinonaktifkan akibat dari banjir besar melanda wilayah kecamatan ini dan Kabupaten Bogor sekitar pertengahan dekade 1990an akibat hujan turun yang cukup deras dan Sungai Cikeas meluap mengakibatkan jembatan perbatasan antara Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor itu roboh serta mengakibatkan Lokomotif BB301 ini jatuh ke sungai sehingga masinis, dua orang awak serta beberapa penumpang hilang terbawa luapan Sungai Cikeas. Saat ini, jalur ini sedang diaktifkan kembali untuk KRL Jabotabek rute Duri-Nambo-Jatimekar.
Dahulu, di Jalur kereta api Nambo-Jabung, diantara Stasiun Jatimekar dengan Stasiun Jatiluhur Tua, terdapat 9 halte/stopplaats, yakni Halte/stopplaats Jabung Kidul, Teparan, Manjah, Manjahkidul, Subah, Rawagantung, Mendok, Kalipisangan dan Jatiluhur Pasar. Sekarang ke-9 halte/stopplaats tersebut telah hilang/dinonaktifkan masing-masing sejak pertengahan dekade 1980an akibat okupansi yang sangat minim [5].
Dahulu, pada jalur yang mengarah ke Jatiasih, diantara Stasiun Jatimekar dengan Stasiun Jatiasih, terdapat sebuah halte/stopplaats, yakni Halte/stopplaats Tepus. Sekarang halte/stopplaats tersebut telah dibongkar tanggal 17 Juli 1996 akibat pelebaran jalan dan ditutup pada tahun 1993 akibat minimnya penumpang [6] [7]. Sedangkan, pada jalur yang mengarah ke Tanjung Barat, diantara Stasiun Jatimekar dengan Halte Jabung Pasar terdapat 9 halte/stopplaats, yakni Halte/stopplaats Mayakan, Payangankulon, Payanganwetan, Bedagas, Gabus Ujung, Kalitirem, Babakankidul (sebelum tahun 1994 bernama Halte Tangkeleng), Babakankaler dan Jalan Simpang Bogor. Sekarang ke-9 halte/stopplaats tersebut telah hilang/dinonaktifkan masing-masing hilang/dinonaktifkan masing-masing sejak pertengahan dekade 1990an akibat okupansi yang sangat minim dan akibat pembentukan Kota Bekasi. Dahulunya, halte ini pernah melayani Kereta api lokal jurusan Jatiasih-Manggarai dan Kereta api Patas Purwakarta sewaktu Bekasi masih berstatus Kota administratif (Kotif) [8] [6].
Dahulu, pada Jalur kereta api Jabung-Cakung, diantara Stasiun Jatimekar dengan Stasiun Jatikramat, terdapat 3 halte/stopplaats, seperti Halte Jabunglor, Halte Kiham dan Halte Jedor. Sekarang ke-3 halte/stopplaats tersebut telah hilang/dinonaktifkan masing-masing sejak akhir dekade 1980an akibat okupansi yang sangat minim dan karena ada perluasan jembatan kereta api Sungai Kali Cakung dari semula 10.000 m2 (1 ha) menjadi 18.000 m2 (1,8 ha) pada tahun 1989 yang mengakibatkan tiga halte kereta api, 11.200 rumah, 180 gedung sekolah dan 1.720 bangunan lainnya dibongkar, dua kampung yakni Kampung Jedor Wetan dan Kampung Gelam dihapuskan serta sebanyak 56.000 jiwa/11.200 KK telah transmigrasi ke Baturaja, di Provinsi Sumatera Selatan [9] [10] [11] Kesalahan pengutipan: Tag <ref>
harus ditutup oleh </ref>
serta sudah 6 kali mobil dan motor tertabrak kereta api pada tahun 1995, yakni di Tebet, Lenteng Agung, Tanjung Barat dan Jalan Dewi Sartika, Pancoran Mas, Bogor. (ridwan-sukendar/MI)
(Sumber: Media Indonesia, 2 Januari 1996)
Pengaktifan Jalur kereta api
Banjir rendam wilayah Jatiasih
* Jalur kereta api mati * 5 desa mati listrik dan terendam air * Lalu lintas di Jalan raya macet * Lalu lintas perkeretaapian terganggu * Hujan turun cukup deras
BEKASI, (PR). Akibat hujan turun yang cukup deras, Banjir ini kali merendam
Sementara itu jalur kereta api itu sudah dinonaktifkan. Maka diaktifkan pada tahun 2013 mendatang. Pada ruas tersebut adalah rute Jatimekar-Stasiun Nambo, Jatiasih-Jonggol dan Jatimekar-Stasiun Cakung. Ketiga jalur kereta api tersebut mati total akibat banjir setelah terjadi kecelakaan yang melibatkan Lokomotif BB301 yang kecemplung ke Sungai Cikeas dan terseret luapan sungai sejauh 1,5 km dan mengakibatkan seorang masinis tewas terseret arus saat terjadi banjir merendam wilayah Kecamatan Jatiasih, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tepatnya di km 4+1/750, perbatasan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor pada hari Senin (1/1/1996) sekitar pukul 16.00 WIB sore hari.
(Sumber: Pikiran Rakyat, 2 Januari 1996)
Pesawat
Kalau untuk angkutan udara bagi warga Kecamatan Jatiasih, yang dijangkau adalah melalui Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Pesawat diantaranya seperti Citilink, Wings Air, Riau Airlines dan Lion Air. Jurusan masing-masing ke Cirebon, Blora, Dumai, dll.
Angkutan kota dan Bus
Data statistik penumpang
Pada saat Terminal Jatiasih diresmikan (tahun 1990), Jumlah penumpang yang naik angkot mencapai 70.580 orang dan turun mencapai 27.730 orang dengan total 98.310 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 7.562 mobil angkot. Sedangkan, Jumlah penumpang yang naik bus kota mencapai 45.800 orang dan turun mencapai 9.440 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 921 mobil bus kota.
Pada saat dibangunnya agen bus antarkota (tahun 1994), Jumlah penumpang yang naik angkot dari Terminal Jatiasih mencapai 98.780 orang dan turun mencapai 37.200 dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 11.332 mobil angkot. Sedangkan, jumlah penumpang yang naik bus kota mencapai 56.000 orang dan bus antarkota mencapai 42.950 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 1.120 mobil bus kota dan 716 mobil bus antarkota. Sedangkan, jumlah penumpang yang turun dari bus kota mencapai 65.800 orang dan bus antarkota mencapai 51.750 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 1.316 mobil bus kota dan 862 mobil bus antarkota.
Pada tahun 1999, Jumlah penumpang yang naik angkot mencapai 178.200 orang dan turun mencapai 56.760 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 19.580 mobil angkot. Sedangkan, jumlah penumpang yang naik bus kota mencapai 62.000 orang dan turun mencapai 69.750 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 2.195 mobil bus kota. Selain itu, jumlah penumpang yang naik bus antarkota mencapai 49.760 orang dan turun mencapai 60.750 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 1.700 mobil bus antarkota.
Pada tahun 2004, Jumlah penumpang yang naik angkot mencapai 205.800 orang dan turun mencapai 64.280 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 20.775 mobil angkot. Sedangkan, jumlah penumpang yang naik bus kota mencapai 69.580 orang dan turun mencapai 72.800 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 2.373 mobil bus kota. Selain itu, jumlah penumpang yang naik bus antarkota mencapai 53.700 orang dan turun mencapai 66.000 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 1.995 mobil bus antarkota.
Tahun | Jumlah penumpang naik Angkota Kabupaten Bogor (orang) | Jumlah penumpang turun dari Angkota Kabupaten Bogor (orang) | Jumlah penumpang total Angkota Kabupaten Bogor (orang) | Jumlah penumpang naik Angkot KOASI (orang) | Jumlah penumpang turun dari Angkot KOASI (orang) | Jumlah penumpang total Angkot KOASI (orang) | Jumlah penumpang naik Mikrolet (orang) | Jumlah penumpang turun dari Mikrolet (orang) | Jumlah penumpang total Mikrolet (orang) | Jumlah penumpang naik Buskota Metromini (orang) | Jumlah penumpang turun dari Buskota Metromini (orang) | Jumlah penumpang total Buskota Metromini (orang) | Jumlah penumpang naik Buskota Mayasari Bakti (orang) | Jumlah penumpang turun dari Buskota Mayasari Bakti (orang) | Jumlah penumpang total Buskota Mayasari Bakti (orang) | Kapasitas Angkota Kabupaten Bogor (orang) | Kapasitas Angkot KOASI (orang) | Kapasitas Mikrolet (orang) | Kapasitas Buskota Metromini (orang) | Kapasitas Buskota Mayasari Bakti (orang) | Jumlah kendaraan Angkota Kabupaten Bogor yang terangkut (kendaraan) | Jumlah kendaraan Angkot KOASI yang terangkut (kendaraan) | Jumlah kendaraan Mikrolet yang terangkut (kendaraan) | Jumlah kendaraan Buskota Metromini yang terangkut (kendaraan) | Jumlah kendaraan Buskota Mayasari Bakti yang terangkut (kendaraan) |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1990 | 45.690 | 57.800 | 103.490 | 47.800 | 60.100 | 107.900 | 45.000 | 57.750 | 102.750 | 46.800 | 9.680 | 56.480 | 57.200 | 9.650 | 66.850 | 12 | 13 | 12 | 25 | 60 | 8.624 | 8.300 | 8.563 | 2.259 | 1.114 |
1995 | 62.890 | 69.760 | 132.650 | 64.750 | 70.125 | 134.825 | 55.000 | 67.750 | 122.750 | 57.760 | 10.500 | 68.260 | 69.460 | 17.520 | 84.980 | 12 | 12 | 13 | 25 | 65 | 11.272 | 11.235 | 9.442 | 2.730 | 1.307 |
2000 | 82.980 | 93.760 | 176.740 | 71.750 | 79.700 | 151.450 | 61.760 | 75.800 | 137.560 | 68.000 | 15.900 | 83.900 | 81.250 | 20.000 | 101.250 | 12 | 12 | 13 | 20 | 65 | 14.728 | 12.621 | 10.588 | 4.195 | 1.558 |
2005 | 87.750 | 107.720 | 195.470 | 78.790 | 85.500 | 164.290 | 70.000 | 86.600 | 156.600 | 70.000 | 20.450 | 90.450 | 87.260 | 25.130 | 112.930 | 12 | 13 | 13 | 25 | 65 | 16.289 | 12.638 | 12.038 | 3.618 | 1.737 |
2010 | 92.500 | 112.960 | 205.460 | 80.660 | 89.400 | 170.060 | 79.450 | 96.500 | 175.950 | 80.000 | 25.690 | 105.690 | 90.000 | 30.000 | 120.000 | 12 | 13 | 12 | 25 | 60 | 17.122 | 13.082 | 14.663 | 4.228 | 2.000 |
2015 | 99.000 | 120.000 | 219.000 | 87.460 | 95.600 | 183.060 | 82.000 | 125.000 | 207.000 | 85.800 | 35.000 | 120.800 | 95.000 | 45.000 | 140.000 | 12 | 12 | 13 | 25 | 65 | 18.250 | 15.255 | 15.923 | 4.832 | 2.154 |
Angkot/Bus
- Mayasari Bakti AC52A patas ke Tanah Abang (via Komdak - Sudirman - Thamrin - Jatibening - Tol JORR)
- KOASI K21A jurusan Kampung Rambutan - Bantar Gebang via Swantara - Jatiasih - Pondok Gede - Bambu Apus.
- KOASI K40 ke Kampung Rambutan Jatiasih - Pondok Gede - Pinang Ranti - TMII.
- KOASI K44 ke Kampung Rambutan via Kranggan Permai - Cibubur - Tol Jagorawi.
- KOASI K02 jurusan Pondok Gede - Bekasi via Jatiasih - Pekayon.
- KOASI K02B jurusan Pondok Gede - Cileungsi via Jatiasih - Bojong Kulur - Ciangsana
- KOASI K24 jurusan UKI Cawang - Pondok Gede
- Angkutan Kabupaten Bogor 93 ke Ciangsana via Narogong - Bojong Kulur - Pasar Atas - Ciangsana
- Angkutan Kabupaten Bogor 94 ke Cileungsi via Narogong - Bojong Kulur - Pasar Atas - Ciangsana - Jalan alternatif Cibubur-Cileungsi
Bus antarkota
- Bus 3/4 ke Cianjur
- Bus 3/4 ke Karawang
- Elf ke Karawang, Cibarusah, Jonggol, Cianjur, Bandung Barat, Purwakarta, Sukamakmur, Cariu, Antajaya, Tanjung Sari, Cikalong Kulon
- Elf Cipaganti ke Bandung
- Bus AKAP yang ke Sumatera, di agen depan Villa Jatirasa
PO-PO diantaranya seperti Kurnia, Medan Jaya, NPM, dan lain-lain. Trayeknya antara lain ke Pekanbaru, Jambi, Padang, Bukittinggi, Payakumbuh, Medan, dll.
- Bus AKAP yang ke Cirebon, Jateng dan Jatim, di agen depan Superindo dan eks-Halte Jatiasihpasar.
Angkutan umum lain
Selain itu, angkutan umum melayani kecamatan ini adalah ojek, becak, taksi, kancil, rakit, bajaj dan angkutan pedesaan.
Angkutan pedesaan
Angkutan pedesaan melayani penumpang di daerah pedesaan, tepatnya daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Angkutan pedesaan menghubungkan Terminal Jatiasih dengan kampung-kampung sekitar Kecamatan Jatiasih.
Angkutan pedesaan beroperasi dari jam 05.00 wib sampai jam 19.00 wib. Angkutan ini pada tahun 2004 mencapai 1.580 unit dengan jumlah orang dalam 1 mobil angkutan pedesaan adalah 14 orang dan jumlah penumpang yang terangkut semua 22.120 orang.
Ojek dan Becak
Ojek dan Becak melayani penumpang di wilayah kecamatan ini, melayani penumpang yang berangkat sekolah, kerja di kantor, dll selama 24 jam dengan jumlah sepeda motor ojek sebanyak 45.800 motor ojek (menurut data wilayah Kotamadya Bekasi pada tahun 2004 [12]). Merek motor ojek adalah:
- Honda Supra
- Honda Karisma
- Honda CB100
- Suzuki Smash
- Suzuki Win
- Yamaha Mio
Taksi
Taksi melayani penumpang di wilayah kecamatan ini, melayani penumpang yang berangkat sekolah, kerja di kantor, dll selama 24 jam menggantikan becak yang sedang masalah. Taksi yang melayani Kecamatan Jatiasih adalah:
- Blue Bird 021-77182610, 0251-89172651
- Gamya 021-77186200
- Putra 021-7781425
- Express 021-771826190, 0251-816261
- Kosti Jaya 021-77152619
- Koperasi Taxi 021-77182651, 0251-8162510
Rakit
Rakit atau getek melayani penumpang di wilayah kecamatan ini, melayani penumpang yang berangkat sekolah, kerja di kantor, dll selama 24 jam.
Rakit atau getek di Kecamatan Jatiasih, adanya di Sungai Cikeas.
Peristiwa yang sering terjadi
- Banjir, pertama kali tahun 1979 akibat hujan turun yang cukup deras, yang paling signifikan adalah tahun 1996 akibat hujan turun yang cukup deras, 5 desa terendam serta mengalami pemadaman bergilir selama 5 jam 30 menit, lalu lintas jalan raya macet dan lalu lintas perkeretaapian terganggu dan sempat dibiarkan mati total serta mengakibatkan kecelakaan yang cukup hebat, seperti KA Lokomotif BB301 yang menarik 8 rangkaian gerbong bermuatan Pasir Jatimekar masuk ke dalam Sungai Cikeas yang meluap mengakibatkan jembatan Rel kereta api Sungai Cikeas perbatasan antara Kecamatan Jatiasih Kabupaten Bekasi dengan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor ini roboh dan seorang masinis kelahiran Jember, Jawa Timur pada tahun 1925 ini tewas usai terseret aliran Sungai Cikeas sejauh 2,6 km serta 13 orang, termasuk 4 orang siswa SMA itu mengalami cedera.
Yang cukup signifikan juga pada tanggal 11 Juni 2015 akibat hujan turun yang cukup deras, 4 kelurahan terendam serta 2 kelurahan diantaranya mengalami pemadaman bergilir selama 2 jam 30 menit, lalu lintas Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta seksi Hankam - Cikunir dan jalan raya di Jatiasih macet, lalu lintas barang via truk terganggu dan mengakibatkan kecelakaan yang cukup hebat, yakni Truk tronton bermuatan 12,5 ton beras Rojolele asli Cianjur bernopol B 9161 UEU terguling ke pesawahan sejauh 400 m akibat jalan tol arah ke Cikunir yang licin dan mengakibatkan 22 warga Jatimekar dan 3 penumpang truk tewas seketika serta sopir melarikan diri.
Lihat pula
- Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta - adalah jalan tol yang melewati wilayah ini
- Jatisampurna, Bekasi - kecamatan yang sejenis
- Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur - wilayah yang terdekat dari kecamatan ini
- Kabupaten Bogor - wilayah kabupaten yang paling dekat dari kecamatan ini
- Jabodetabek
Daftar referensi
- ^ "Data IMF tahun 1997". IMF. 2006-04-10. Diakses tanggal 2014-07-18.
- ^ "Inilah kecelakaan yang misterius di tahun 1995". Merdeka. 2013-12-09. Diakses tanggal 2014-02-14.
- ^ a b "Telusuri jalur kereta api mati di Jatiasih". Semboyan35. 2010-01-09. Diakses tanggal 2011-02-10.
- ^ "Menelusuri jalur mati Jatiasih-Jonggol". Danudirta Blog. 2009-04-14. Diakses tanggal 2011-05-15.
- ^ Keputusan Kepala Perusahaan Jawatan Kereta Api nomor 169.KEP-PJKA/93/X/SK/1981 tentang Penghapusan jalur, stasiun, wesel dan persinyalan kereta api di Pulau Jawa
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama:1
- ^ Keputusan Kepala Perusahaan Jawatan Kereta Api nomor 168.KEP-PJKA/94/IX/SK/1991 tentang Perubahan nama Halte menjadi Stasiun kereta api kelas I, II, III dan IV
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama:2
- ^ Pelebaran jembatan di Jatiasih (12 Januari 1989), sebanyak 3 halte, 11.200 rumah, 180 gedung sekolah dan 1.720 bangunan lainnya dibongkar, 2 kampung dihapuskan dan 56.000 jiwa pindah rumah
- ^ SK Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bekasi no. 116/1991 tentang penyatuan Kampung Jedor Kulon dan Kampung Jedor Wetan menjadi Kampung Jedor, Kampung Jatikramat Kidul dan Kampung Gelam menjadi Kampung Jatikramat Kidul serta pemecahan Kampung Jatikramat Kota menjadi Kampung Jatikramat Kota, Kampung Belang Jaya dan Kampung Belang Sari Desa Jatikramat Kecamatan Pondokgede
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama:3
- ^ "data BPS tahun 2004". BPS Kota Bekasi. 2007-05-18. Diakses tanggal 2011-07-05.