Soekitman: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 38: | Baris 38: | ||
== Kisah Soekitman, penemu lokasi jenazah jenderal di Lubang Buaya == |
== Kisah Soekitman, penemu lokasi jenazah jenderal di Lubang Buaya == |
||
[[Berkas:Sepeda Patroli Soekitman.jpg|thumb|Dengan sepeda inilah Sukitman memergoki gerombolan tentara yang hendak masuk ke rumah Jenderal A.H. Nasution pada tanggal 30 September 1965 dalam pemberontakan G30 S/PKI.]] |
[[Berkas:Sepeda Patroli Soekitman.jpg|thumb|Dengan sepeda inilah Sukitman memergoki gerombolan tentara yang hendak masuk ke rumah Jenderal A.H. Nasution pada tanggal 30 September 1965 dalam pemberontakan G30 S/PKI.]] |
||
Pada [[30 September]] [[1965]] di malam hari, Soekitman sedang menjalankan tugas patroli. Tiba-tiba, terdengar suara tembakan diikuti rentetan letusan senjata. Ia bergegas menghampiri sumber suara dengan sepeda kumbangnya (hadiah bagi polisi berprestasi) ke arah kediaman Jenderal [[DI Panjaitan]]. Namun, sekelompok orang menghadang dan menculiknya. Agen Polisi Tingkat II Soekitman ikut dibawa ke [[Lubang Buaya]] dan menjadi salah satu saksi penculikan dan pembunuhan beberapa pemimpin TNI dalam Peristiwa [[G30S/PKI]].<ref>http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-sukitman-penemu-lokasi-jenazah-jenderal-di-lubang-buaya.html</ref> Dia kemudian sanggup melarikan diri dan lolos dari maut, |
Pada [[30 September]] [[1965]] di malam hari, Soekitman sedang menjalankan tugas patroli. Tiba-tiba, terdengar suara tembakan diikuti rentetan letusan senjata. Ia bergegas menghampiri sumber suara dengan sepeda kumbangnya (hadiah bagi polisi berprestasi) ke arah kediaman Jenderal [[DI Panjaitan]]. Namun, sekelompok orang menghadang dan menculiknya. Agen Polisi Tingkat II Soekitman ikut dibawa ke [[Lubang Buaya]] dan menjadi salah satu saksi penculikan dan pembunuhan beberapa pemimpin TNI dalam Peristiwa [[G30S/PKI]].<ref>http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-sukitman-penemu-lokasi-jenazah-jenderal-di-lubang-buaya.html</ref> Dia kemudian sanggup melarikan diri dan lolos dari maut, saat dalam pelariannya sukitman bertemu dengan patroli resimen tjakrabirawa lalu oleh patroli ini Soekitman dibawa ke Markas Tjakrabirawa untuk di interogasi kemudian Soekitman dibawa ke Makodam Jaya setelah diproses kemudian Soekitman diserahkan ke markas [[Kostrad]] dan bertemu dengan pangkostrad [[Mayjen Soeharto]] lalu Soekitman menuju [[Sumur Lubang Buaya]] dengan para anggota RPKAD yang kemudian berakhir dengan penemuan jenazah para Jenderal dan Perwira tersebut. |
||
Atas jasa-jasanya selama masa hidupnya yang membaktikan dirinya pada negara, dia mendapatkan kenaikan pangkat dari AKP (Ajun Komisaris Polisi) menjadi AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi) serta Negara memberikan penghormatan terakhir ketika beliau wafat dengan upacara kemiliteran pada saat akan dimakamkan di [[TMP Kalibata]]. |
Atas jasa-jasanya selama masa hidupnya yang membaktikan dirinya pada negara, dia mendapatkan kenaikan pangkat dari AKP (Ajun Komisaris Polisi) menjadi AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi) serta Negara memberikan penghormatan terakhir ketika beliau wafat dengan upacara kemiliteran pada saat akan dimakamkan di [[TMP Kalibata]]. |
Revisi per 5 Agustus 2016 06.30
Soekitman | |
---|---|
Berkas:Soekitman Polri.jpg | |
Lahir | Pelabuhan Ratu, Jawa Barat | 30 Maret 1943
Meninggal | 30 September 2007 Depok, Jawa Barat | (umur 64)
Pengabdian | Indonesia |
Dinas/cabang | Kepolisian Negara Republik Indonesia |
Pangkat | Ajun Komisaris Besar Polisi |
Kesatuan | Korps Saabhara / Perintis |
Almamater | SPN Polri 1961 |
Ajun Komisaris Besar Polisi (Purn.) Soekitman (30 Maret 1943 – 13 Agustus 2007) adalah saksi sejarah terjadinya Gerakan 30 September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia G30S/PKI dan penemu lokasi pembuangan jenazah para jenderal Pahlawan Revolusi Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Soekitman terakhir berdinas di kepolisian selaku Kepala Sub Bagian (Kasubag) Regiden Polda Metro Jaya, dan pensiun pada 1998.[1]
Karier
Sukitman lahir di Desa Cimanggu, Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Di usia 18 tahun, Soekitman merantau ke Jakarta dan lulus ujian seleksi masuk Sekolah Polisi Negara SPN Kramat Jati, Jakarta Timur, pada 1961. Siswa Angkatan VII SPN Kramat Jati ini menyelesaikan pendidikannya pada Januari 1963 dan dilantik menjadi Agen Polisi Tingkat II. Ia pun memulai karier sebagai polisi di Markas Polisi Seksi VIII Kebayoran, Jakarta, sebagai anggota perintis dari Kesatuan Perintis/Sabhara.
Kisah Soekitman, penemu lokasi jenazah jenderal di Lubang Buaya
Pada 30 September 1965 di malam hari, Soekitman sedang menjalankan tugas patroli. Tiba-tiba, terdengar suara tembakan diikuti rentetan letusan senjata. Ia bergegas menghampiri sumber suara dengan sepeda kumbangnya (hadiah bagi polisi berprestasi) ke arah kediaman Jenderal DI Panjaitan. Namun, sekelompok orang menghadang dan menculiknya. Agen Polisi Tingkat II Soekitman ikut dibawa ke Lubang Buaya dan menjadi salah satu saksi penculikan dan pembunuhan beberapa pemimpin TNI dalam Peristiwa G30S/PKI.[2] Dia kemudian sanggup melarikan diri dan lolos dari maut, saat dalam pelariannya sukitman bertemu dengan patroli resimen tjakrabirawa lalu oleh patroli ini Soekitman dibawa ke Markas Tjakrabirawa untuk di interogasi kemudian Soekitman dibawa ke Makodam Jaya setelah diproses kemudian Soekitman diserahkan ke markas Kostrad dan bertemu dengan pangkostrad Mayjen Soeharto lalu Soekitman menuju Sumur Lubang Buaya dengan para anggota RPKAD yang kemudian berakhir dengan penemuan jenazah para Jenderal dan Perwira tersebut.
Atas jasa-jasanya selama masa hidupnya yang membaktikan dirinya pada negara, dia mendapatkan kenaikan pangkat dari AKP (Ajun Komisaris Polisi) menjadi AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi) serta Negara memberikan penghormatan terakhir ketika beliau wafat dengan upacara kemiliteran pada saat akan dimakamkan di TMP Kalibata.