Nontrinitarianisme: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Melindungi "Anti-Tritunggal": per diskusi yang sedang berlangsung ([Sunting=Hanya untuk pengurus] (kedaluwarsa 11 September 2016 14.16 (UTC)) [Pindahkan=Hanya untuk pengurus] (kedaluwarsa 11 September 2016 14.16 (UTC))) |
(Tidak ada perbedaan)
|
Revisi per 11 Agustus 2016 14.16
Anti-Tritunggal (disebut juga Nontrinitarianisme) merupakan sebuah kepercayaan kristen yang menyatakan penolakan atas doktrin Tritunggal, baik sebagian atau keseluruhan doktrin, karena dianggap tidak tercantum secara eksplisit di Alkitab.
Keberadaan Tritunggal tidak dianggap penting sama sekali oleh semua penganut anti-Tritunggal. Unitarian merupakan salah satu cabang dari anti-Tritunggal, yang menyatakan bahwa Tuhan hanya memiliki satu kepribadian. Penganut anti-Tritunggal modern berbeda pendapat mengenai Allah Bapa, Yesus, dan Roh Kudus.
Beberapa kepercayaan yang mendukung anti-Tritunggal telah ada sejak Yesus masih hidup, di antaranya adopsionisme dan Arianisme, yang bertahan hingga Tritunggal didefinisikan secara formal pada Konsili Nicea I pada tahun 325.[1] Anti-Tritunggal kemudian diperbaharui oleh Gnostikme dari Katharisme, yang muncul pada abad ke 11 hingga 13, pada Abad Pencerahan (abad 18), dan pada Restorasionisme selama abad 19.
Bentuk kepercayaan
Semua penganut anti-Tritunggal meyakini bahwa doktrin di awal masa kekristenan (lihat Masa Apostolik) bukanlah Tritunggal. Secara umum, anti-Tritunggal juga meyakini bahwa Kristen merupakan hasil dari campur tangan Konstantinus I melalui Perundingan Nicea pada 325 M, baik secara langsung atau tidak langsung, dengan kompensasi menetapkan Kristen Tritunggal sebagai agama resmi pada Kekaisaran Romawi serta keterlibatannya dalam pengesahan Kredo Nicea. Karena pada masa di mana ditetapkannya doktrin Tritunggal itu status kristen melonjak secara dramatis (dari sebuah agama yang dilarang menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi), anti-Tritunggal sering mempertanyakan doktrin tersebut. Karena alasan yang sama pula, Doa Syahadat Nicea—yang salah satu isinya adalah doktrin Tritunggal—dianggap oleh anti-Tritunggal sebagai sebuah dokumen politik yang penting, yang merupakan hasil dari pengubahan doktrin asli menjadi doktrin yang menguntungkan kekaisaran oleh para pemimpin Gereja Katolik, sehingga gereja menjadi alat bagi Kekaisaran Romawi.
Meskipun penganut anti-Tritunggal pada masa Kekaisaran Romawi semakin bertambah, namun saat itu Tritunggal mendapatkan sokongan penuh dari Kekaisaran. Anti-Tritunggal berpendapat bahwa kepercayaan murni dari kekristenan telah ditekan secara sistematis oleh kekaisaran hingga mendekati kemusnahan, dan sebagai konsekuensinya, semua catatan sejarah telah diubah, termasuk mungkin di dalamnya Perjanjian Baru.
Penganut anti-Tritunggal secara garis besar bisa dibagi menjadi empat kelompok:
- Kelompok yang meyakini bahwa Yesus bukanlah Tuhan, melainkan hanya utusan Tuhan, atau rasul (sebagaimana dijelaskan dalam Yoh 17:3), atau seorang manusia yang diciptakan sempurna. Yang menganut paham ini di antaranya adalah Ebionit, yang mengganggap Yesus hanyalah utusan Tuhan sebagaimana Musa (seperti yang telah diramalkan sebelumnya pada Ulangan 18:14-22).[2][3] Arianisme, yang populer di beberapa wilayah pada masa Kekaisaran Romawi, juga dimasukkan ke dalam kelompok ini. Arianisme mengajarkan bahwa, berbeda dengan Allah Bapa, Yesus tidak sama-sama kekal dengan Sang Bapa. Golongan lainnya yang termasuk dalam kelompok ini adalah Monarkianisme.
- Kelompok yang meyakini bahwa Tuhan yang Esa yang muncul pada Perjanjian Lama menampakkan dirinya pada anakNya, Yesus. Kelompok ini berpendapat bahwa Allah Bapa dan Yesus bukanlah pribadi yang berbeda dari satu Tuhan, namun hanyalah salah satu aspek dari Allah Bapa. Yang menganut paham ini di antaranya adalah Sabelianisme atau juga disebut Modalisme. Contoh gereja yang ada hingga saat ini adalah Keesaan Pentakosta (Oneness Pentecostal) dan Gereja Baru (the New Church).
- Kelompok yang berpendapat bahwa tiga pribadi pada Tritunggal adalah tiga individu yang berdiri sendiri dan terpisah, namun dapat beraksi bersama pada tujuan yang sama persis sebagai sebuah entitas monotheis. Tujuan itu adalah menyelamatkan umat manusia, dan Yesus dipercaya telah menerima perintah ketuhanan dari Allah Bapa sebelum penciptaannya. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah sebagian besar dari denominasi Mormonisme (Latter Day Saint), termasuk denominasi terbesarnya, Gereja Mormon (The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints).[4]
- Kelompok yang meyakini ketuhanan Allah Bapa dan Yesus, namun tidak menerima eksistensi Roh Kudus. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Gereja Tuhan (Church of God). Sebagai contoh, Living Church of God mengajarkan bahwa "Roh Kudus merupakan esensi utama, kehendak, dan kekuatan dari Tuhan. Dia bukanlah sebuah entiti. Dia adalah sifat yang melekat pada Allah Bapa dan Yesus, dan keluar dari keduanya ke seluruh penjuru semesta.[5] Kepercayaan seperti ini secara historis sering disebut sebagai Semi-Arianisme atau Dwitunggal (Binitarianisme).
Asal mula
Menurut buku The Outline of History karangan H.G. Wells:
- "Kita dapat menyaksikan belakangan ini banyak penganut Kristen yang terpecah belah tentang Tritunggal. Tidak ada sedikitpun bukti yang menyatakan bahwa para rasul pernah mendengar kata 'Tritunggal' langsung dari Yesus."[6]
Penganut anti-Tritunggal berpendapat bahwa kepercayaan mereka telah lebih dulu ada jauh sebelum Tritunggal menjadi doktrin. Debat di antara kedua kubu—yang sama-sama mengajukan dasar Alkitab—lebih banyak berpusat pada sifat ketuhanan Yesus. Anti-Tritunggal berpendapat, Yesus bahkan merendah dan menolak disebut sebagai Anak Tuhan,[7] dan dia menjelaskan kedudukannya dengan menyatakan bahwa dia akan pergi kepada "Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."[8] Selain itu, Yesus juga menyatakan bahwa "hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa",[9] dan juga ketika mengutip Ulangan 6:4 pada Markus 12:29 dia berkata, "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa."
Sebagaimana halnya penganut anti-Tritunggal, para ahli Alkitab yang meneliti mengenai Yesus dilihat dari sudut pandang sejarah selalu menekankan bahwa ajaran Yesus tidak pernah menyatakan bahwa dirinya setara dengan Tuhan, dan tidak pula mengajarkan mengenai Tritunggal (sebagai contoh, Yesus Seminari (Jesus Seminar)).
Lafal dari Doa Syahadat Nicea menyatakan bahwa tiga oknum dalam Tritunggal adalah "setara"; ini adalah ekspresi yang digunakan dalam doktrin Tritunggal. Sebagai gambaran, mungkin dapat dibayangkan sebuah perusahaan yang dimiliki bersama oleh beberapa orang, namun masing-masing pemilik memiliki peran yang berbeda dalam menjalankan bisnis. Anti-Tritunggal menekankan pada satu pernyataan Yesus yang menyangkal "kesetaraan", yaitu ketika Yesus menyatakan secara eksplisit bahwa posisinya lebih rendah dari Allah Bapa: "sebab Bapa lebih besar daripada Aku (Yoh 14:28)."
Sebagai informasi, Doa Syahadat Nicea dirumuskan kira-kira 300 tahun setelah Yesus wafat, sebagai akibat dari konflik yang terjadi pada masa awal kekristenan. Anti-Tritunggal juga menyatakan bahwa Alkitab telah mengingatkan umat Kristiani untuk berhati-hati terhadap ajaran sesat buatan manusia (contoh: Matius 15:9, Efesus 4:14).
Argumen
Daya nalar terhadap fakta
Penganut Tritunggal sering menyatakan bahwa "doktrin Tritunggal adalah sebuah misteri yang tidak dapat dijangkau oleh akal pikiran manusia yang terbatas."[10][11][12] Kritik terhadap Tritunggal berargumen bahwa "misteri" pada dasarnya adalah salah satu bentuk dari ketidak-masuk-akalan. Yang dimaksud di sini adalah klaim di mana Tuhan telah berbagi satu substansi ketuhanan, yaitu "menjadi Tuhan", dan bahkan tidak ikut campur antara satu pribadi dengan yang lainnya. Anti-Tritunggal menyatakan bahwa kerumitan dari argumen penganut Tritunggal, yang memerlukan konsep filosofi untuk dijelaskan, bertentangan dengan prinsip Alkitab mengenai kesederhanaan dan kejelasan dalam doktrin.[13]
Menurut New Catholic Encyclopedia:
- “Hanya sedikit di antara guru-guru teologi Tritunggal di seminari-seminari Katolik Roma yang pada suatu waktu tidak dipojokkan oleh pertanyaan, ‘Tetapi bagaimana kita akan berkhotbah tentang Tritunggal?’ Dan jika pertanyaan itu merupakan gejala kebingungan di pihak para siswa, kemungkinan hal itu juga merupakan gejala kebingungan yang serupa di pihak guru-guru mereka.”[14]
Kurangnya dasar dari Alkitab
Anti-Tritunggal juga berpendapat bahwa, untuk doktrin yang sedemikian sentral dan fundamental dalam agama Kristen, doktrin Tritunggal sedikit sekali didukung oleh Alkitab secara eksplisit. Bahkan beberapa pendukung dari doktrin Tritunggal menyadari sedikitnya dasar dari Alkitab mengenai doktrin tersebut.[15] Sebagai contoh, The New Catholic Encyclopedia menyatakan bahwa "Doktrin Tritunggal tidak diajarkan secara eksplisit di Perjanjian Lama,"[15] dan juga "Perumusan mengenai 'Satu Tuhan dalam Tiga Pribadi' tidak terbentuk secara kokoh,..hingga akhir abad ke 4."[16] Selain itu, Ensiklopedi Encarta menyatakan bahwa, "Doktrin ini tidak diajarkan secara eksplisit di Perjanjian Baru, dimana kata Tuhan hampir selalu merujuk kepada Allah Bapa."[17]
Encyclopedia Britannica juga menyatakan bahwa, "Kata 'Tritunggal' dan doktrin Tritunggal secara eksplisit tidak ada pada Perjanjian Baru. Yesus dan para pengikutnya juga tidak memiliki keinginan untuk membantah pernyataan di Perjanjian Lama: 'Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!' (Ulangan 6:4)."[18] Anchor Bible Dictionary menulis, "Pada Perjanjian Baru tidak ditemukan paradoks Tritunggal mengenai eksistensi tiga pribadi—Allah Bapa dan Yesus dan Roh Kudus—dalam satu Tuhan."[19]
Pertanyaan yang sama—yaitu mengapa doktrin sentral pada agama Kristen seperti Tritunggal tidak pernah dinyatakan atau diajarkan secara eksplisit oleh Yesus sendiri—juga ditanyakan oleh sosok bersejarah pada abad 16 seperti Michael Servetus. Dalam buku-bukunya, Servetus menyatakan bahwa dia menolak doktrin Tritunggal, karena tidak berdasar kepada Alkitab, melainkan lebih berdasar kepada ajaran filsuf Yunani.[20] Dewan Kota Jenewa, selaras dengan putusan dewan-dewan kota Zürich, Bern, Basel, dan Schaffhausen, menetapkan dia sebagai sesat dan memutuskan untuk membakarnya di tiang hukuman.
Doktrin sifat Ketuhanan Yesus
Sebagian kelompok yang memperdebatkan doktrin Tritunggal dengan menggunakan dasar Alkitab lebih terpusat kepada sifat ketuhanan Yesus. Mereka yang menolak ketuhanan Yesus berpendapat bahwa, bahkan dalam kapasitasnya sebagai guru, Yesus sendiri pun menolak disebut "yang baik" untuk membedakan dirinya dengan Tuhan, karena menurut Yesus sebutan "yang baik" hanyalah untuk Allah (Markus 10:17-18; Matius 19:16-17; Lukas 18:18-19).[21] Selain itu, Yesus juga menyangkal sifat Maha Tahu sebagai Allah Anak, "belajar menjadi taat" (Ibrani 5:8), dan juga menyatakan posisinya yang tidak setara dengan Allah, "kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu" (Yoh 20:17), "Bapak lebih besar daripada Aku" (Yoh 14:28).
Argumen Elohim
Anti-Tritunggal menyanggah pernyataan bahwa kata "Elohim" menandakan kemajemukan, karena hampir di semua bagian dari Alkitab "Elohim" selalu disandingkan dengan kata kerja tunggal. Anti-Tritunggal berargumen bahwa penggunaan kata "Elohim" lebih ditujukkan sebagai penghormatan kepada "Tuhan Yang Esa."[22] Lebih lanjut lagi, anti-Tritunggal juga beranggapan bahwa interpretasi kata "Elohim" sebagai kata majemuk akan mengacaukan interpretasi bagian lain dari Alkitab yang menyatakan Tuhan dengan kosakata non-majemuk "El." Sebagai contoh, pada Kejadian 17:1 Tuhan disebut dengan "El" (tunggal) dan Dia menyatakan bahwa "Akulah Allah Yang Mahakuasa"; jika menggunakan interpretasi Tritunggal, maka salah Satu Pribadi dari Yang Tiga telah merendahkan Dua Pribadi yang lainnya dengan menyatakan bahwa Dialah Yang Mahakuasa (paling berkuasa atas segala sesuatu).[23]
Yesus menyatakan keterbatasan diri dibanding Tuhan
Pernyataan Yesus bahwa "Bapa lebih besar dari diri-Nya" (Yoh 14:28), dan "Yang mengetahui hari akhir hanyalah Bapa, bahkan malaikat- malaikat di surga dan Anak pun tidak tahu" (Markus 13:32) sering ditekankan oleh anti-Tritunggal. Selain itu, sifat ketuhanan yang "tanpa awal dan akhir" dari Yesus juga dipertanyakan pada Kolose 1:15 (anak yang lahir pertama) dan Wahyu 3:14 (permulaan dari ciptaan Allah). Ahli teologi Kristen juga menyatakan bahwa ayat-ayat Markus 10:18, Lukas 18:19, Matius 19:17, Markus 15:34, Matius 27:46, Yohanes 20:17, Efesus 1:17, 2 Korintus 1:3, 1 Petrus 1:3, Yohanes 17: 3, 1 Korintus 8:6, Efesus 4:4-6, 1 Korintus 12:4-6, 2 Korintus 13:14, 1 Timotius 2:5, Yohanes 14:28, Markus 13:32, Filipi 2:5-10, 1 Korintus 15:24-28 adalah "teks yang terlihat seperti menyiratkan bahwa kata Tuhan di situ bukan ditujukkan untuk Yesus" dan "bukti negatif yang sering diabaikan Katolik dalam menjelaskan Tritunggal."[24]
Yesus menurut Iglesia ni Cristo
Iglesia ni Cristo, sebuah sekte Kristen yang bermula dari Filipina, menyatakan bahwa "Yesus adalah Tuhan" adalah ajaran buatan manusia, sebuah dogma yang tidak berdasar pada Alkitab, melainkan dibuat oleh Gereja Katolik pada abad ke 4 melalu Konsili Nicea. Mereka juga berpendapat bahwa Yesus sendiri mengakui bahwa dirinya tidak dapat berbuat apa-apa kecuali melalui Tuhan.[25]
Kontroversi keilahian Yesus
Penganut Tritunggal, dan beberapa anti-Tritunggal yang mengakui sifat ketuhanan Yesus seperti Modalisme, berargumen bahwa kepercayaan mereka didasarkan pada kenyataan bahwa Yesus ada sebagai Anak Bapa dalam daging manusia. Oleh karena itu, Yesus adalah manusia dan juga sekaligus Tuhan, yang menjadi "lebih rendah dari malaikat, demi keselamatan kita" (Ibrani 2:6-8, Mazmur 8:4-6) dan yang mendapat cobaan sebagaimana manusia, namun tidak berdosa (Ibrani 4:14-16). Akan tetapi, sebagian dari anti-Tritunggal menyanggah argumen tersebut dengan berpendapat bahwa daging manusia dari Anak adalah terbatas hanya selama kehidupan duniawi, meski pendukung Tritunggal berpendapat bahwa Yesus tetap pada sifat manusiawinya setelah kebangkitannya. Selain itu, pada 1 Korintus 11:3 ("Kepala dari Kristus ialah Allah") disebutkan posisi Yesus yang tidak setara, melainkan di bahwa Allah Bapa. Ditambah lagi, mereka mengutip Kisah 5:31 dan Filipi 2:9 yang menunjukkan bahwa Yesus menjadi agung setelah kenaikan ke surga, dan Ibrani 9:24, Kisah 7:55, 1 Korintus 15:24, 28, yang mengungkapkan tentang Yesus sebagai pribadi yang berbeda setelah kenaikanNya ke surga.[26]
Tidak ditemukan pada Alkitab
Kristen Unitarian, Restorasionis, dan beberapa golongan lainnya meragukan doktrin Tritunggal karena bersandar pada kosakata yang tidak terdapat dalam Alkitab. Kata "Tritunggal" tidak ditemukan di bagian Alkitab manapun.[27] Selain itu, angka tiga yang ditemukan dalam Alkitab juga sama sekali tidak pernah berkaitan dengan Tuhan[28], kecuali pada bagian Alkitab yang telah dihapus sejak akhir abad 19 karena dipertanyakan keasliannya, Comma Johanneum (1 Yoh 5:7-8).[29] Anti-Tritunggal juga berargumen bahwa satu-satunya angka yang berkaitan dengan Tuhan dalam Alkitab hanyalah angka Satu, sehingga Tritunggal yang menjelaskan Tiga oknum Tuhan bukanlah berdasar pada Alkitab.[butuh rujukan]
Beberapa contoh istilah lainnya yang tidak ditemukan di dalam Alkitab adalah beberapa "Pribadi" dalam kaitannya dengan Tuhan, istilah "Anak Allah" dan "Allah Roh Kudus", dan "Anak Allah yang Tunggal". Sebagai contoh, dasar dari ajaran Tritunggal adalah bahwa Tuhan terdiri dari tiga pribadi (hipostasis). Istilah hipostasis yang merujuk kepada Allah ini hanya digunakan satu kali dalam Alkitab (Ibrani 1:3), yang menyatakan bahwa Yesus adalah merupakan gambaran instan dari Pribadi Tuhan Yang Maha Esa. Alkitab tidak pernah menggunakan istilah ini untuk hal yang berkaitan dengan Roh Kudus dan tidak pernah secara eksplisit menyebutkan bahwa Anak merupakan hipostasis yang berbeda dari Bapa.[30]
Hasil konsensus di kekaisaran Romawi
Tentang istilah penting dalam Tritunggal, homoousios (esensi yang sama antara Anak dan Bapa), yang diperkenalkan ke dalam Kredo pada Konsili Nicea Pertama, Pier Franco Beatrice menyatakan: "homoousios merupakan hasil pemikiran langsung dari Konstantin yang berlatar belakang Hermetisisme.[31][32] Plato yang dijadikan dasar oleh Konstantin hanyalah untuk menampung aspirasi rakyat Mesir. Selain itu, Teologi Hermetik konsubstantialitas, yang berbicara mengenai hubungan antara Logos-Anak dengan Nous-Bapa, hanyalah berputar balik kepada argumen tradisional apologetik. Konstantin telah mencoba menjelaskan teologi Plato dengan dasar Hermetismenya, yang menjadi alasan bagi sang kaisar untuk memasukan istilah homoousios pada Doa Syahadat Nicea."[33]
Penganut Tritunggal membela hasil pemikiran Konstantin tersebut, karena beranggapan bahwa pemikiran tersebut berdasar pada Alkitab. Selain itu, pemikiran tersebut diperlukan pada Era Nicene untuk melawan doktrin Arianisme yang menolak konsep Tritunggal.
Ayat-ayat Alkitab yang dianggap bertentangan dengan Tritunggal
Di antara ayat-ayat Alkitab yang dikutip para penentang Tritunggal adalah ayat-ayat yang menyatakan bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah Bapa. Ayat-ayat lainnya menyatakan bahwa Yesus adalah seorang manusia biasa. Meskipun para penganut Tritunggal berpendapat bahwa kontradiksi-kontradiksi tersebut adalah bukti dari misteri dan paradoks dari Tritunggal itu sendiri, anti-Tritunggal berargumen bahwa sedikit sekali—jika bukan sama sekali tidak ada—ayat-ayat Alkitab yang mendukung Tritunggal. Berikut adalah sebagian dari daftar yang dianggap bertentangan dengan konsep Tritunggal.
Hanya ada satu Tuhan
- Matius 4:10 : "Maka berkatalah Yesus kepadanya: 'Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!.'"
- Yohanes 17:3 : "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."
- 1 Timotius 2:5 : "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,"
- Yakobus 2:19: "Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar."
Pengakuan Yesus sebagai Utusan
- Matius 10:40 : "Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku."
- Matius 15:24 : "Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
- Markus 9:37 : "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."
- Lukas 4:43 : "Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."
- Lukas 9:48 : "dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."
- Lukas 10:16 : "Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku."
- Yohanes 4:34 : "Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya."
- Yohanes 5:24 : "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup."
- Yohanes 5:30-32 : "Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar."
- Yohanes 5:36-43 : "Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada- Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia."
- Yohanes 6:29 : "Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."
- Yohanes 6:38-39 : "Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman."
- Yohanes 7:16-18 : "Jawab Yesus kepada mereka: "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri. Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya."
- Yohanes 8:15-16 : "Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorangpun, dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku."
- Yohanes 8:26 : "Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia."
- Yohanes 11:42 : "Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
- Yohanes 12:42-45 : "Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada- Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah. Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku."
- Yohanes 12:48-50 : "Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah- Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."
- Yohanes 14:23-24 : "Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku."
- Yohanes 17:8 : "Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
- Yohanes 17:25 : "Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku;"
Ketebatasan Yesus dibanding Allah
- Markus 13:32 : "Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja."
- Yohanes 14:28 : "Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar daripada Aku."
- Yohanes 17:20-23 : "Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku."
- Yohanes 20:17 : "Kata Yesus kepadanya: 'Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.'"
- Kisah Para Rasul 7:55-56 : "Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: 'Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.'"
- 1 Korintus 8:4-6 : "Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa." Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi--dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian-- namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup."
- Kolose 1:15 : "Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,"
- 1 Korintus 15:24-28 : "Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya. Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua."
- Yohanes 13:15-17 : "sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya."
Lihat pula
Referensi
- ^ von Harnack, Adolf (1894-03-01). "History of Dogma". Diakses tanggal 2007-06-15.
[In the 2nd century,] Jesus was either regarded as the man whom God hath chosen, in whom the Deity or the Spirit of God dwelt, and who, after being tested, was adopted by God and invested with dominion, (Adoptian Christology); or Jesus was regarded as a heavenly spiritual being (the highest after God) who took flesh, and again returned to heaven after the completion of his work on earth (pneumatic Christology)
- ^ Hyam Maccoby (1987). The Mythmaker: Paul and the Invention of Christianity. HarperCollins. hlm. pp. 172–183. ISBN 0062505858.
- ^ Tabor, James D.. "Ancient Judaism: Nazarenes and Ebionites". Diakses pada 1 Oktober 2006.
- ^ "The Doctrine and Covenants". 2008. Diakses tanggal 2009-01-16.
- ^ "Living Church of God: Statement of Beliefs". Diakses tanggal 2009-01-16.
God is Spirit. The Holy Spirit is the very essence, the mind, life and power of God. It is not a Being. The Spirit is inherent in the Father and the Son, and emanates from Them throughout the entire universe
- ^ H. G. Wells (1919). The Outline of History. George Newnes. hlm. p. 497. Diakses tanggal 2009-01-16.
We shall see presently how later on all Christendom was torn by disputes about the Trinity. There is no evidence that the apostles of Jesus ever heard of the Trinity at any rate from him
- ^ lihat Yohanes 8:28 "Maka kata Yesus: 'Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.'"
- ^ lihat Yohanes 20:17 "Kata Yesus kepadanya: 'Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.'"
- ^ lihat 1 Korintus 8:6 "namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang daripada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup."
- ^ Evans, W., & Coder, S. M., The great doctrines of the Bible, Moody Press, Chicago 1998, c1974, p. 26.
- ^ "Apa ajaran Alkitab mengenai Tritunggal?". 2009. Diakses tanggal 2009-01-21.
Tritunggal adalah konsep yang tidak mungkin dapat dimengerti secara penuh oleh manusia apalagi untuk dijelaskan.
- ^ Lyman Abbott (1875). A Dictionary of Religious Knowledge. Watchtower publication. hlm. p. 944.
Precisely what the doctrine is, or precisely how it is to be explained, Trinitarians are not agreed among themselves.
- ^ "How Is the Trinity Explained?". 1989. Diakses tanggal 2009-01-21.
- ^ The New Catholic Encyclopedia. McGraw-Hill. 1967. hlm. p. 304.
There are few teachers of Trinitarian theology in Roman Catholic seminaries who have not been badgered at one time or another by the question, 'But how does one preach the Trinity?' And if the question is symptomatic of confusion on the part of the students, perhaps it is no less symptomatic of similar confusion on the part of their professors.
- ^ a b The New Catholic Encyclopedia. McGraw-Hill. 1967. hlm. p. 306.
The doctrine of the Holy Trinity is not taught in the Old Testament. In the New Testament the oldest evidence is in the Pauline epistles, especially 2 Cor 13.13 [verse 14 in some Bibles], and 1 Cor 12.4-6. In the Gospels evidence of the Trinity is found explicitly only in the baptismal formula of Mt 28.19.
- ^ The New Catholic Encyclopedia. McGraw-Hill. 1967. hlm. pp. 299–300.
The formulation 'one God in three Persons' was not solidly established, certainly not fully assimilated into Christian life and its profession of faith, prior to the end of the 4th century.
- ^ "Trinity (theology)". Diakses tanggal 2009-01-21.
The doctrine is not taught explicitly in the New Testament, where the word God almost invariably refers to the Father
- ^ "Trinity," Encyclopedia Britannica 2004 Ultimate Reference Suite DVD. Retrieved in March 31, 2008. "Neither the word Trinity nor the explicit doctrine appears in the New Testament, nor did Jesus and his followers intend to contradict the Shema in the Hebrew Scriptures: “Hear, O Israel: The Lord our God is one Lord” (Deuteronomy 6:4)."
- ^ Jouette M. Bassler, "God in the NT", The Anchor Bible Dictionary, Doubleday, New York 1992, 2:1055.
- ^ "On the Errors of the Trinity. Seven Books By Michael Serveto". Diakses tanggal 2009-01-21.
- ^ Walter C. Kaiser, Moisés Silva (1994). An Introduction to Biblical Hermeneutics. Zondervan. hlm. pp. 108–109. ISBN 0310530903.
- ^ Andy Beaverton. "The Truth About the Trinity". Diakses tanggal 2009-01-22.
But if God is not plural in number, then how is God plural? God is plural in majesty. That is, by using the plural 'Elohim' for God, the Hebrew authors are indicating that the One referred to by this term encompasses much more than we can know.
- ^ Keith G. Morehead. "Elohim". Diakses tanggal 2009-01-22.
If Trinitarians do not interpret El to be the entire Godhead, then one member of the Godhead is claiming to be 'Almighty' over the other two members.
- ^ Brown, Raymond E. (1965). "Does the NT call Jesus God?". p.545-73. Theological Studies #26.
- ^ Aromin, Ruben (February 2007). "Biblical Truths Concerning the Father, the Son and the Holy Spirit". Pasugo - God's Message. Quezon City, Philippines: Iglesia ni Cristo. 59 (2): 15–18. ISSN 0116-1636.
- ^ Watch Tower Bible and Tract Society of
Pennsylvania (2006). "Is God Always Superior to Jesus?". Diakses tanggal 2009-01-23. line feed character di
|author=
pada posisi 39 (bantuan) - ^ J. Hampton Keathley, III , Th.M. "The Trinity (Triunity) of God". Diakses tanggal 2009-01-28.
Because the word trinity is never found in the Bible some wonder about whether this is a biblical doctrine or not
- ^ "BibleGateway.com Keyword Search results". Diakses tanggal 2009-01-28.
- ^ Daniel B. Wallace , Th.M., Ph.D. "The Comma Johanneum and Cyprian". Diakses tanggal 2009-01-28.
- ^ Alan W. Gomes. "Christian Research Institute Journal, Acknowledging the "Plain Truth" About the Trinity". Diakses tanggal 2009-01-29.
- ^ Pelikan, Jaroslav (1971), The Christian Tradition: A History of the Development of Doctrine, 1, The Chicago University Press, p. 191.
- ^ Fulton, W (1921), "Trinity", Encyclopædia of Religion and Ethics, 12, T&T Clark, p. 459
- ^ "The Word "Homoousios" from Hellenism to Christianity," Church History, Cambridge University Press on behalf of the American Society of Church History, Vol. 71, No. 2, (Jun., 2002), pp. 243-272.