Ampera: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler |
||
Baris 30: | Baris 30: | ||
{{disambig}} |
{{disambig}} |
||
== Simbol perjuanagan == |
|||
* Ampera - Angkatan perang ratu adil |
|||
{{disambig}} |
|||
== Simbol perjuanagan == |
|||
* Ampera - Angkatan perang ratu adil |
|||
{{disambig}} |
|||
=J. Mario Belougi= |
|||
Andi Jasriel Mario Belougi juga dikenal dengan nama J. Mario Belougi (Lahir di Desa Manurung, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, 5 Mei 1975, umur 43 tahun) adalah seorang aktivis dan pekerja sosial dari pedalaman Pulau Loeha, Danau Towuti, Sulawesi Selatan. Dia merupakan tokoh pergerakan arus bawah di era tahun 1990-an. Publik mulai nengenalnya saat ia memimpin kampanye anti diskriminasi dan intimidasi serta melancarkan mosi tidak percaya terhadap pemerintah tahun 1993 dan sejak itu ia aktif membela hak-hak dasar rakyat yang dirampas oleh negara. Pasca bergulirnya reformasi 1998 Belougi fokus beraktivitas sebagai pekerja sosial di daerah pelosok. Ide serta gagasannya mengilhami lahirnya gerakan Indonesia Back to Nature |
|||
{{Infobox person |
|||
|name = J. Mario Belougi |
|||
|image =Arie 05.jpg |
|||
|alt = |
|||
|employer = *[[Aktivis|Rantemario Foundation]] |
|||
*[[Aktivis|Indonesia Earth Conservation]] |
|||
|birthname = Andi Jasriel Mario Belougi |
|||
|birth_date = {{Birth date and age|1975|5|5}} |
|||
|birth_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Desa Manurung]], [[Kabupaten Luwu|Luwu]], [[Indonesia]] |
|||
|death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) --> |
|||
|relatives = [[Aktivis|World Green Conservation]] |
|||
|yearsacktive = [[1990]] - sekarang |
|||
|death_place = |
|||
|nationality = |
|||
|other_names = J. Mario Belougi |
|||
|known_for = *Inspirator [[Aktivis|Pergerakan arus bawah]] era [[1990-an]] |
|||
*Pelopr [[Aktivisme|Gerakan Indonesia kembali ke alam]] |
|||
|yearsactive = [[1990]] - sekarang |
|||
|organization=* [[Aktivisme|Aliansi Masyarakat Pedalaman Nusantara]] (Pendiri) |
|||
* [[Aktivisme|Forum Masyarakat Adat Towani]] (Pendiri) |
|||
* [[Aktivisne|Komunitas Sapulidi]] (Pendiri) |
|||
|occupation = *[[Aktivis|Pekerja sosial]] <br /> |
|||
*[[Aktivis|Pegiat Lingkungan]] |
|||
|nationality = |
|||
|ethnicity = |
|||
|yearsacktive = [[1990]] - sekarang |
|||
| campaign = |
|||
|religion = [[Islam|Percaya pada Tuhan]] |
|||
}} |
|||
==Keluarga == |
|||
Rumpun keluarganya berasal dari masyakat adat Towani, (Latin: Animisme), (Bugis: Tolotang) yang mendiami daerah pesisir Danau Matano, Danau Towuti dan Danau Poso. Dia merupakan cucu dari I Maddaung Lolobua, tokoh penyebar paham animisme di Pulau Sulawesi pada abad ke 17. Sejak usia tiga tahun Belougi tinggal bersama kakeknya di kawasan hutan Mahalona, sebuah daerah terpencil di pedalaman Luwu, ia melewati masa kecilnya dengan segala keterbatasan di mana hidup sebagai nelayan tradisional dan petani musiman adalah warisan leluhurnya. |
|||
==Aktivitas== |
|||
====1990 - 2000==== |
|||
Belougi mengawali aktivitas sosialnya sejak usia 15 tahun dengan mendirikan komunitas sosial anak pedalaman atau semacam perkumpulan anak remaja saat ini, komunitas tersebut diberi nama Solidartas Anak Pedalaman Untuk Lingkungan dan Pendidikan (SAPULIDI) dan untuk pertama kalinya diperkenalkan kepada teman-temannya sesama remaja kampung pada bulan Januari 1990 di Pulau Loeha, Danau Towuti. Komunitas tersebut kemudian menyebar ke berbagai daerah dan saat ini menjadi organisasi sosial anak pedalaman Indonesia. Belougi hijrah ke Kota Makassar pada tahun 1992 dan pada bulan April 1993 ia memimpin masyarakat arus bawah melakukan kampanye anti diskriminasi dan intimidasi serta melancarkan mosi tidak percaya terhadap pemerintah. |
|||
Pada tanggal 3 Mei 1994, Belougi ditahan aparat Polda Sulawesi Selatan atas tuduhan mendalangi aksi kerusuhan serta tindak anarkis masyarakat arus bawah yang mengakibatkan kerusakan sejumlah fasilitas pemerintah Kota Makassar dan Pemprov Sulawesi Selatan. Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas pemberian anugerah kota Makasar sebagai kota metropolitan oleh pemerintah pusat yang berimbas pada perampasan hak hidup orang pinggiran seperti pedagang kaki lima, anak jalanan serta penggusuran perkampungan nelayan tradisional. Pada tanggal 17 Mei 1998 ia dijebloskan ke sel tahanan Polda Metro Jaya atas ulahnya menghina aparat keamanan dan memprovokasi kepada para simpatisan anti orde baru yang datang dari luar Pulau Jawa untuk melakukan kontak fisik dengan aparat keamanan di pelabuhan Tanjung Priok. Sepanjang tahun 1990-an Belougi menjadi inspirator pergerakan dalam memperjuangkan hak - hak dasar rakyat yang dirampas oleh negara. Pasca bergulirnya reformasi 1998, ia pulang ke desa dan beraktivitas sebagai pekerja sebagai pekerja sosial |
|||
Awal tahun 1999 Belougi menjadi fasilitator pembangunan sekolah ekstra kurikuler untuk anak - anak putus sekolah di Timor Timur namun kegiatan tersebut terhenti akibat situasi politik yang memanas di kalangan masyarakat. Saat bergulirnya isu jajak pendapat 1999, Belougi membangun hubungan emosional dengan sejumlah tokoh pro-integrasi, ia terus menyalakan semangat nasionalisme kepada rakyat Timor Timur untuk tetap berintegrasi dengan Indonesia, ia membuka ruang komunikasi dengan berbagai pihak dan mengorek banyak informasi atas cara kotor dan intervensi dunia barat dalam memenangkan kelompok pro-kemerdekaan pada pelaksanaan refendum 1999. Dia juga disinyalir mengetahui sejumlah informasi penting dibalik lepasnya Timor Timur dari NKRI |
|||
====2000 - 2010==== |
|||
Dibalik aktivitas sosial yang pernah dan sedang ia lakukan, Belougi juga pernah dililit sejumlah kasus : |
|||
*Agustus 2001, Belougi berurusan dengan pihak berwajib atas tuduhan sebagai otak pelaku tindak kriminal penyalahgunaan tekhnologi informasi dengan meretas data keuangan sejumlah perusahaan yang diduga sebagai pelaku ilegal loging. |
|||
*Pada bulan Juni 2005, ia kembali didera kasus yang sama, kali ini ia diduga meretas sejumlah situs organisasi nirlaba yang disinyalir sebagai donatur kelompok separatis dan kelompok Islam radikal. |
|||
*Kasus lain yang juga pernah dituduhkan kepadanya terjadi pada pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2007 yang dinilai sarat kecurangan, Belougi diduga kuat ikut andil dalam melakukan tindak kriminal manipulasi jumlah data pemilih untuk memenangkan kubu tertentu |
|||
*Kasus Belougi berlanjut tahun 2009 atas pernyataannya di media sosial yang menyindir presiden Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai penjahat nomor satu di Indonesia. |
|||
====2010 - sekarang==== |
|||
J. Mario Belougi tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial, saat ini ia menjabat direktur World Green Conservation, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang konservasi dan penataan lingkungan, jabatan tersebut dipercayakan kepadanya sejak Februari 2018, selain itu Belougi juga melakoni rutinitasnya sebagai ketua kelompok usaha Rantemario International |
Revisi per 18 Februari 2018 10.41
Ampera dapat mengacu pada beberapa hal berikut:
Nama tempat
Bangunan
- Jembatan Ampera - jembatan di Kota Palembang, Indonesia
- Stasiun Ampera - stasiun berada di Duren Jaya, Bekasi Timur, Bekasi, Jawa Barat sebagai stasiun baru di Bekasi
Desa/kelurahan
- Ampera, Bambel, Aceh Tenggara
- Ampera, Alor Barat Laut, Alor
- Ampera, Palolo, Sigi
- Ampera, Kolono, Konawe Selatan
- Ampera, Oba Utara, Tidore Kepulauan
- Ampera, Kota Masohi, Maluku Tengah
- Ampera, Benawa, Yalimo
- Ampera, Karubaga, Tolikara
- Ampera, Mandobo, Boven Digoel
- Ampera, Pantai Timur Barat, Sarmi
- Ampera, Duren Jaya, Bekasi Timur, Bekasi
Kabinet
- Kabinet Ampera I - nama kabinet di Indonesia yang memerintah dari 25 Juli 1966 - 17 Oktober 1967
- Kabinet Ampera II - nama kabinet di Indonesia yang memerintah dari 17 Oktober 1967 - 6 Juni 1968
Organisasi kemasyarakatan
- Ampera - Aliansi Masyarakat Pedalaman Nusantara
Simbol perjuanagan
- Ampera - Angkatan perang ratu adil
Simbol perjuanagan
- Ampera - Angkatan perang ratu adil
Simbol perjuanagan
- Ampera - Angkatan perang ratu adil
J. Mario Belougi
Andi Jasriel Mario Belougi juga dikenal dengan nama J. Mario Belougi (Lahir di Desa Manurung, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, 5 Mei 1975, umur 43 tahun) adalah seorang aktivis dan pekerja sosial dari pedalaman Pulau Loeha, Danau Towuti, Sulawesi Selatan. Dia merupakan tokoh pergerakan arus bawah di era tahun 1990-an. Publik mulai nengenalnya saat ia memimpin kampanye anti diskriminasi dan intimidasi serta melancarkan mosi tidak percaya terhadap pemerintah tahun 1993 dan sejak itu ia aktif membela hak-hak dasar rakyat yang dirampas oleh negara. Pasca bergulirnya reformasi 1998 Belougi fokus beraktivitas sebagai pekerja sosial di daerah pelosok. Ide serta gagasannya mengilhami lahirnya gerakan Indonesia Back to Nature
J. Mario Belougi | |
---|---|
Berkas:Arie 05.jpg | |
Lahir | Andi Jasriel Mario Belougi 5 Mei 1975 Desa Manurung, Luwu, Indonesia |
Nama lain | J. Mario Belougi |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 1990 - sekarang |
Tempat kerja | |
Organisasi |
|
Dikenal atas |
|
Kerabat | World Green Conservation |
Keluarga
Rumpun keluarganya berasal dari masyakat adat Towani, (Latin: Animisme), (Bugis: Tolotang) yang mendiami daerah pesisir Danau Matano, Danau Towuti dan Danau Poso. Dia merupakan cucu dari I Maddaung Lolobua, tokoh penyebar paham animisme di Pulau Sulawesi pada abad ke 17. Sejak usia tiga tahun Belougi tinggal bersama kakeknya di kawasan hutan Mahalona, sebuah daerah terpencil di pedalaman Luwu, ia melewati masa kecilnya dengan segala keterbatasan di mana hidup sebagai nelayan tradisional dan petani musiman adalah warisan leluhurnya.
Aktivitas
1990 - 2000
Belougi mengawali aktivitas sosialnya sejak usia 15 tahun dengan mendirikan komunitas sosial anak pedalaman atau semacam perkumpulan anak remaja saat ini, komunitas tersebut diberi nama Solidartas Anak Pedalaman Untuk Lingkungan dan Pendidikan (SAPULIDI) dan untuk pertama kalinya diperkenalkan kepada teman-temannya sesama remaja kampung pada bulan Januari 1990 di Pulau Loeha, Danau Towuti. Komunitas tersebut kemudian menyebar ke berbagai daerah dan saat ini menjadi organisasi sosial anak pedalaman Indonesia. Belougi hijrah ke Kota Makassar pada tahun 1992 dan pada bulan April 1993 ia memimpin masyarakat arus bawah melakukan kampanye anti diskriminasi dan intimidasi serta melancarkan mosi tidak percaya terhadap pemerintah.
Pada tanggal 3 Mei 1994, Belougi ditahan aparat Polda Sulawesi Selatan atas tuduhan mendalangi aksi kerusuhan serta tindak anarkis masyarakat arus bawah yang mengakibatkan kerusakan sejumlah fasilitas pemerintah Kota Makassar dan Pemprov Sulawesi Selatan. Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas pemberian anugerah kota Makasar sebagai kota metropolitan oleh pemerintah pusat yang berimbas pada perampasan hak hidup orang pinggiran seperti pedagang kaki lima, anak jalanan serta penggusuran perkampungan nelayan tradisional. Pada tanggal 17 Mei 1998 ia dijebloskan ke sel tahanan Polda Metro Jaya atas ulahnya menghina aparat keamanan dan memprovokasi kepada para simpatisan anti orde baru yang datang dari luar Pulau Jawa untuk melakukan kontak fisik dengan aparat keamanan di pelabuhan Tanjung Priok. Sepanjang tahun 1990-an Belougi menjadi inspirator pergerakan dalam memperjuangkan hak - hak dasar rakyat yang dirampas oleh negara. Pasca bergulirnya reformasi 1998, ia pulang ke desa dan beraktivitas sebagai pekerja sebagai pekerja sosial
Awal tahun 1999 Belougi menjadi fasilitator pembangunan sekolah ekstra kurikuler untuk anak - anak putus sekolah di Timor Timur namun kegiatan tersebut terhenti akibat situasi politik yang memanas di kalangan masyarakat. Saat bergulirnya isu jajak pendapat 1999, Belougi membangun hubungan emosional dengan sejumlah tokoh pro-integrasi, ia terus menyalakan semangat nasionalisme kepada rakyat Timor Timur untuk tetap berintegrasi dengan Indonesia, ia membuka ruang komunikasi dengan berbagai pihak dan mengorek banyak informasi atas cara kotor dan intervensi dunia barat dalam memenangkan kelompok pro-kemerdekaan pada pelaksanaan refendum 1999. Dia juga disinyalir mengetahui sejumlah informasi penting dibalik lepasnya Timor Timur dari NKRI
2000 - 2010
Dibalik aktivitas sosial yang pernah dan sedang ia lakukan, Belougi juga pernah dililit sejumlah kasus :
- Agustus 2001, Belougi berurusan dengan pihak berwajib atas tuduhan sebagai otak pelaku tindak kriminal penyalahgunaan tekhnologi informasi dengan meretas data keuangan sejumlah perusahaan yang diduga sebagai pelaku ilegal loging.
- Pada bulan Juni 2005, ia kembali didera kasus yang sama, kali ini ia diduga meretas sejumlah situs organisasi nirlaba yang disinyalir sebagai donatur kelompok separatis dan kelompok Islam radikal.
- Kasus lain yang juga pernah dituduhkan kepadanya terjadi pada pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2007 yang dinilai sarat kecurangan, Belougi diduga kuat ikut andil dalam melakukan tindak kriminal manipulasi jumlah data pemilih untuk memenangkan kubu tertentu
- Kasus Belougi berlanjut tahun 2009 atas pernyataannya di media sosial yang menyindir presiden Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai penjahat nomor satu di Indonesia.
2010 - sekarang
J. Mario Belougi tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial, saat ini ia menjabat direktur World Green Conservation, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang konservasi dan penataan lingkungan, jabatan tersebut dipercayakan kepadanya sejak Februari 2018, selain itu Belougi juga melakoni rutinitasnya sebagai ketua kelompok usaha Rantemario International