Lompat ke isi

Lalibela: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan Kategori:Kota di Ethiopia menggunakan HotCat
Baris 76: Baris 76:


Meskipun Ramuso memasukkan denah-denah beberapa dari gereja-gereja itu dalam catatan Álvares yang dicetaknya pada tahun 1550, penyumbang gambar-gambar denah itu sendiri masih menjadi misteri. Pengunjung Eropa berikutnya ke Lalibela menurut laporan adalah [[Miguel de Castanhoso]], yang bertugas sebagai seorang prajurit di bawah pimpinan [[Christovão da Gama]] dan meninggalkan Ethiopia pada 1544.<ref>Keterangan De Castanhoso diterjemahkan dalam ''The Portuguese Expedition to Ethiopia'' oleh Álvares (London: The Hakluyt Society, 1902), hal. 94–98.</ref> Sesudah Miguel de Castanhoso, 300 tahun lebih berlalu sebelum orang Eropa berikutnya, [[Friedrich Gerhard Rohlfs|Gerhard Rohlfs]], suatu ketika mengunjungi Lalibela antara tahun 1865 sampai 1870.
Meskipun Ramuso memasukkan denah-denah beberapa dari gereja-gereja itu dalam catatan Álvares yang dicetaknya pada tahun 1550, penyumbang gambar-gambar denah itu sendiri masih menjadi misteri. Pengunjung Eropa berikutnya ke Lalibela menurut laporan adalah [[Miguel de Castanhoso]], yang bertugas sebagai seorang prajurit di bawah pimpinan [[Christovão da Gama]] dan meninggalkan Ethiopia pada 1544.<ref>Keterangan De Castanhoso diterjemahkan dalam ''The Portuguese Expedition to Ethiopia'' oleh Álvares (London: The Hakluyt Society, 1902), hal. 94–98.</ref> Sesudah Miguel de Castanhoso, 300 tahun lebih berlalu sebelum orang Eropa berikutnya, [[Friedrich Gerhard Rohlfs|Gerhard Rohlfs]], suatu ketika mengunjungi Lalibela antara tahun 1865 sampai 1870.

== Laporan-laporan misi UNESCO lainnya ==

Dalam sebuah laporan tahun 1970 mengenai pemukiman-pemukiman bersejarah di Lalibela, Sandro Angelini mengevaluasi [[arsitektur vernakular|arsitektur pribumi]] berbahan baku tanah di Situs Warisan Dunia Lalibela, termasuk karakteristik-karakteristik rumah-rumah tanah tradisional, dan analisis status konservasinya.

Dalam laporannya, Angelini mendeskripsikan dua tipe rumah pribumi di Lalibela. Tipe pertama adalah sekelompok rumah yang ia sebut ''"tukul"'', yakni pondok-pondok yang terbuat dari batu dan biasanya berlantai dua. Tipe kedua adalah bangunan-bangunan ''"chika"'' berlantai satu, berbentuk bundar, terbuat dari tanah dan kayu akasia, yang menurutnya merupakan bentuk yang lebih "langka". Laporan Angelini juga memuat daftar bangunan-bangunan tradisional Lalibela, yang ia golong-golongkan ke dalam beberapa kategori menurut status konservasinya.<ref name=WorldHeritage>{{cite web|last1=Odiaua|first1=Ishanlosen|title=Mission Report:Earthen architecture on the Lalibela World Heritage Site|url=http://whc.unesco.org/uploads/activities/documents/activity-21-9.pdf|website=http://whc.unesco.org/en/earthen-architecture/|publisher=UNESCO|accessdate=25 Juli 2014}}</ref>
<gallery>
File:Lalibela-Toukoul.jpg
File:Lalibela-Maisons.jpg
File:Houses, Lalibela, Ethiopia (8178717008).jpg
File:Lalibela-Habitation.jpg
File:Lalibela Village.jpg
</gallery>


== Lain-lain ==
== Lain-lain ==

Revisi per 23 November 2016 03.32

Lalibela
ላሊበላ
Gereja Santo Georgius, salah satu di antara gereja-gereja yang dipahat pada perbukitan padas Lalibela
Gereja Santo Georgius, salah satu di antara gereja-gereja yang dipahat pada perbukitan padas Lalibela
NegaraEthiopia
DaerahDaerah Amhara
ZoneZone Semien Wollo
Populasi
 (2007)
 • Total17.367
Zona waktuUTC+3 (EAT)

Lalibela adalah sebuah kota di Ethiopia utara yang terkenal akan gereja-gerejanya yang dipahat pada batuan monolit. Lalibela adalah salah satu kota suci Ethiopia, nomor dua setelah Aksum, dan merupakan sebuah pusat peziarahan. Tidak seperti Aksum, hampir semua penduduk Lalibela adalah umat Kristen Ortodoks Ethiopia. Ethiopia adalah salah satu bangsa terawal yang menganut agama Kristen pada paruh pertama abad ke-4, dan sejarahnya berakar pada zaman para rasul.

Sejarah

Pada masa pemerintahan Santo Gebre Mesqel Lalibela (dari Wangsa Zagwe, yang memerintah Ethiopia pada penghujung abad ke-12 dan permulaan abad ke-13), kota Lalibela dikenal dengan nama Roha. Raja saleh ini menamakannya demikian, konon karena sekerumunan lebah beterbangan di sekelilingnya tatkala dilahirkan, yang dianggap oleh ibundanya sebagai pertanda bahwa ia kelak akan menjadi Kaisar Ethiopia. Nama beberapa tempat di Lalibela sekarang ini dan tata letak gereja-gereja pahatan itu sendiri konon meniru nama-nama dan letak tempat yang dilihat Lalibela tatkala tinggal di Yerusalem dan Tanah Suci pada masa mudanya.

Lalibela, yang dihormati sebagai orang suci, konon pernah melihat Yerusalem, dan karena itu berusaha mendirikan sebuah Yerusalem baru sebagai ibu kota kerajaannya menggantikan Yerusalem lama yang jatuh ke tangan kaum Muslim pada 1187. Masing-masing gereja dipahat dari batu masif utuh, perlambang kerohanian dan kerendahan hati. Iman Kristen menginspirasi penamaan berbagai hal dengan nama-nama Alkitabiah – bahkan sungai di Lalibela pun dinamakan Sungai Yordan. Lalibela menjadi ibu kota Ethiopia sejak akhir abad ke-12 sampai dengan abad ke-13.

Orang Eropa pertama yang melihat langsung gereja-gereja itu adalah pengelana Portugis, Pêro da Covilhã (1460–1526). Padri Portugis, Francisco Álvares (1465–1540), menyertai Duta Besar Portugal saat berkunjung ke Lebna Dengel pada 1520s. Ia mencatat tentang bangunan-bangunan gereja yang unik itu sebagai berikut:

Saya penat menulis lebih banyak lagi tentang bangunan-bangunan ini, karena menurut saya agaknya orang tidak akan mempercayai saya jikalau saya menulis lebih banyak lagi...Demi Tuhan, yang berkat kuasa-Nya saya ada, saya bersumpah bahwa semua yang telah saya tulis adalah kebenaran[1]

Para padri gereja-gereja pahatan batu di Lalibela

Meskipun Ramuso memasukkan denah-denah beberapa dari gereja-gereja itu dalam catatan Álvares yang dicetaknya pada tahun 1550, penyumbang gambar-gambar denah itu sendiri masih menjadi misteri. Pengunjung Eropa berikutnya ke Lalibela menurut laporan adalah Miguel de Castanhoso, yang bertugas sebagai seorang prajurit di bawah pimpinan Christovão da Gama dan meninggalkan Ethiopia pada 1544.[2] Sesudah Miguel de Castanhoso, 300 tahun lebih berlalu sebelum orang Eropa berikutnya, Gerhard Rohlfs, suatu ketika mengunjungi Lalibela antara tahun 1865 sampai 1870.

Laporan-laporan misi UNESCO lainnya

Dalam sebuah laporan tahun 1970 mengenai pemukiman-pemukiman bersejarah di Lalibela, Sandro Angelini mengevaluasi arsitektur pribumi berbahan baku tanah di Situs Warisan Dunia Lalibela, termasuk karakteristik-karakteristik rumah-rumah tanah tradisional, dan analisis status konservasinya.

Dalam laporannya, Angelini mendeskripsikan dua tipe rumah pribumi di Lalibela. Tipe pertama adalah sekelompok rumah yang ia sebut "tukul", yakni pondok-pondok yang terbuat dari batu dan biasanya berlantai dua. Tipe kedua adalah bangunan-bangunan "chika" berlantai satu, berbentuk bundar, terbuat dari tanah dan kayu akasia, yang menurutnya merupakan bentuk yang lebih "langka". Laporan Angelini juga memuat daftar bangunan-bangunan tradisional Lalibela, yang ia golong-golongkan ke dalam beberapa kategori menurut status konservasinya.[3]

Lain-lain

Orang berdiri di dekat tembok Bete Medhane Alem, yang diyakini sebagai bangunan gereja monolit terbesar di dunia.

Lalibela juga memiliki sebuah bandar udara (ICAO kode HALL, IATA LLI), sebuah pasar besar, dua buah sekolah dan sebuah rumah sakit.

Demografi

Berdasarkan data sensus 2007, populasi Lalibela berjumlah 17.367 jiwa, terdiri atas 8.112 laki-laki dan 9.255 perempuan.[4] Berdasarkan data sebelumnya yang dikeluarkan Central Statistical Agency pada 2005, populasi Lalibela diperkirakan berjumlah 14.668 jiwa, terdiri atas 7.049 laki-laki dan 7.619 perempuan.[5] Berdasarkan hasil sensus nasional 1994, populasi Lalibela berjumlah 8.484 jiwa, terdiri atas 3.709 laki-laki dan 4.775 perempuan.

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Francisco Alvarez, The Prester John of the Indies, diterjemahkan oleh C.F. Beckingham dan G.W.B. Huntingford (Cambridge: Hakluyt Society, 1961), hal. 226. Beckingham dan Huntingford menambahkan sebuah appendiks yang membahas penggambaran Alvarez tentang gereja-gereja ini, hal. 526–42.
  2. ^ Keterangan De Castanhoso diterjemahkan dalam The Portuguese Expedition to Ethiopia oleh Álvares (London: The Hakluyt Society, 1902), hal. 94–98.
  3. ^ Odiaua, Ishanlosen. "Mission Report:Earthen architecture on the Lalibela World Heritage Site" (PDF). http://whc.unesco.org/en/earthen-architecture/. UNESCO. Diakses tanggal 25 Juli 2014.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  4. ^ "The 2007 Population and Housing Census of Ethiopia: Statistical Report for Amhara Region"" (PDF). Central Statistical Agency. 31 May 2010. Diakses tanggal 29 September 2016. 
  5. ^ CSA 2005 National Statistics, Table B.3

Bacaan lebih lanjut

  • David W. Phillipson, Ancient Churches of Ethiopia (New Haven: Yale University Press, 2009). Bab 5, "Lalibela: Eastern Complex and Beta Giyorgis"; Bab 6, "Lalibela: Northern Complex and Conclusions"
  • Sylvia Pankhurst, "Ethiopia: a cultural history" (Lalibela House, Essex, 1955). Bab 9, "The monolithic churches of Lalibela"
  • Paul B. Henze, "Layers of time: a history of Ethiopia" (Shama Books, Addis Ababa, 2004). Bab 3: "Medieval Ethiopia: isolation and expansion"
  • Hancock, Graham, Carol Beckwith & Angela Fisher, African Ark – Peoples of the Horn, Bab I: Prayers of Stone/The Christian Highlands: Lalibela and Axum. Harvill, An Imprint of HarperCollinsPublishers, ISBN 0-00-272780-3

Pranala luar