Abjad Pegon: Perbedaan antara revisi
Muhammad Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
Baris 18: | Baris 18: | ||
* B. Arps, ''Tembang in Two Traditions'', 1992 |
* B. Arps, ''Tembang in Two Traditions'', 1992 |
||
* Titik Pudjiastuti, ''Sadjarah Banten'', 2000, 94 - 111 |
* Titik Pudjiastuti, ''Sadjarah Banten'', 2000, 94 - 111 |
||
* [http://ngajiquranyuk.blogspot.com/2017/04/sejarah-tulisan-arab-pegon-aksara.html Sejarah Tulisan Arab Pegon] oleh SantriKecil |
|||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
Revisi per 2 November 2017 06.04
Huruf Pegon adalah huruf Arab yang dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Jawa juga Bahasa Sunda. Kata Pegon konon berasal dari bahasa Jawa pégo yang berarti menyimpang. Sebab bahasa Jawa yang ditulis dalam huruf Arab dianggap sesuatu yang tidak lazim.
Berbeda dengan huruf Jawi, yang ditulis gundul, pegon hampir selalu dibubuhi tanda vokal. Jika tidak, maka tidak disebut pegon lagi melainkan Gundhil. Bahasa Jawa memiliki kosakata vokal (aksara swara) yang lebih banyak daripada bahasa Melayu sehingga vokal perlu ditulis untuk menghindari kerancuan.
Di bawah ini adalah daftar huruf-huruf pegon. Huruf-huruf yang tidak ada dalam huruf Arab asli, diberi lingkaran.
Huruf-Huruf Pegon
Harkat(Jawa: Sandhangan) Huruf Pegon
Huruf pegon di Jawa terutama dipergunakan oleh kalangan umat Muslim, terutama di pesantren-pesantren. Biasanya ini hanya dipergunakan untuk menulis tafsiranatau arti pada Al-Qur'an, tetapi banyak pula naskah-naskah manuskrip cerita yang secara keseluruhan ditulis dalam pegon. Misalkan naskah-naskah Serat Yusup.
Bacaan selanjutnya
- Th. Pigeaud, Literature of Java, volume III, 1970, 76 - 80
- B. Arps, Tembang in Two Traditions, 1992
- Titik Pudjiastuti, Sadjarah Banten, 2000, 94 - 111
Lihat pula