Situs Purbakala Cipari: Perbedaan antara revisi
k Robot: Cosmetic changes |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Situs Purbakala Cipari''' merupakan situs peninggalan era [[megalitikum]] dari masyarakat yang hidup di daratan Sunda Besar (mencakup Sumatera, Jawa, dan Kalimantan serta laut yang menghubungkan ketiganya pada masa purba, sekitar 10.000 tahun yang lalu) |
'''Situs Purbakala Cipari''' merupakan situs peninggalan era [[megalitikum]] dari masyarakat yang hidup di daratan Sunda Besar (mencakup Sumatera, Jawa, dan Kalimantan serta laut yang menghubungkan ketiganya pada masa purba, sekitar 10.000 tahun yang lalu). Lokasinya terletak di Kampung Cipari, Desa Cigugur, Kecamatan [[Cigugur, Kuningan|Cigugur]], [[Kabupaten Kuningan]], [[Jawa Barat]]. Berada pada ketinggian 661 meter dari permukaan laut , tepat di kaki Gunung Ciremai dan jaraknya dari Kota Kuningan sekitar 4 km. |
||
[[File:Purbakalacipari.jpg|thumb|Situs kuburan batu pra sejarah di Taman Purbakala Cipari]] |
|||
==Asal Mula Penemuan== |
|||
Situs Cipari ditemukan pada tahun 1972 dengan identifikasi sebuah peti kubur batu yang merupakan satu ciri dari perjalanan hidup masa pra sejarah. Penelitian /ekskavasi arkeologi secara sistematis, dibawah pimpinan Teguh Asmar MA yang dilakukan mulai tahun 1975 menghasilkan temuan-temuan perkakas dapur, gerabah perunggu dan bekas-bekas pondasi bangunan masa prasejarah. |
|||
Bertolak dengan analisa lipologie dan stragtegrafie beserta kelompok benda temuan, situs Cipari pernah mengalami dua kali masa pemukiman, yaitu masa akhir Neolitik dan awal pengenalan bahan perunggu yang berkisar tahun 1000 SM sampai dengan 500 SM dimana masyarakat tersebut telah mengenal organisasi yang baik beserta kepercayaan yang erat bertalian dengan pemujaan nenek moyang dengan adat mendirikan bangunan dari batu-batu besar dan disebut dalam ilmu purbakala megalit. |
|||
Dasar dari keseluruhan tradisi megalitik ini adalah kepercayaan akan adanya hubungan erat antara yang masih hidup dengan yang telah mati atas kesejahteraan manusia, ternak dan pertanian. juga ada keyakinan bahwa semua kebaikan atau tuah dari seorang kerabat yang telah mati dapat dipusatkan pada monumen-monumen yang diberikan guna menjadi medium penghormatan, menjadi tahta kedatangan, sekaligus menjadi lambang bagi si mati. |
|||
Jasa amal atau kebaikan dapat diperoleh dengan mengadakan pesta-pesta atau upacara-upacara tertentu yang mencapai titik puncaknya dengan mendirikan monumen-monumen batu atau tugu-tugu kayu bagi yang telah mati. |
|||
Kebaikan tidak hanya akan memberikan prestasi dam kehidupan tapi juga menjamin nasib yang lebih baik lagi dalam hidup sesudah mati nanti. Data-data demikian jadi pelindung tingkah laku baik seseorang dan pemusatannya kepada monumen akan menambah kekayaan, serta mempertinggi kesejahteraan beserta derajat dan hasil cocok tanamnya. |
|||
Situs ini terhitung cukup lengkap menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu. Lokasi situs ini sekarang menjadi tujuan wisata pedagogi (Taman Purbakala Cipari) dan dilengkapi dengan museum. |
Situs ini terhitung cukup lengkap menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu. Lokasi situs ini sekarang menjadi tujuan wisata pedagogi (Taman Purbakala Cipari) dan dilengkapi dengan museum. |
Revisi per 2 Maret 2012 07.45
Situs Purbakala Cipari merupakan situs peninggalan era megalitikum dari masyarakat yang hidup di daratan Sunda Besar (mencakup Sumatera, Jawa, dan Kalimantan serta laut yang menghubungkan ketiganya pada masa purba, sekitar 10.000 tahun yang lalu). Lokasinya terletak di Kampung Cipari, Desa Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Berada pada ketinggian 661 meter dari permukaan laut , tepat di kaki Gunung Ciremai dan jaraknya dari Kota Kuningan sekitar 4 km.
Asal Mula Penemuan
Situs Cipari ditemukan pada tahun 1972 dengan identifikasi sebuah peti kubur batu yang merupakan satu ciri dari perjalanan hidup masa pra sejarah. Penelitian /ekskavasi arkeologi secara sistematis, dibawah pimpinan Teguh Asmar MA yang dilakukan mulai tahun 1975 menghasilkan temuan-temuan perkakas dapur, gerabah perunggu dan bekas-bekas pondasi bangunan masa prasejarah.
Bertolak dengan analisa lipologie dan stragtegrafie beserta kelompok benda temuan, situs Cipari pernah mengalami dua kali masa pemukiman, yaitu masa akhir Neolitik dan awal pengenalan bahan perunggu yang berkisar tahun 1000 SM sampai dengan 500 SM dimana masyarakat tersebut telah mengenal organisasi yang baik beserta kepercayaan yang erat bertalian dengan pemujaan nenek moyang dengan adat mendirikan bangunan dari batu-batu besar dan disebut dalam ilmu purbakala megalit.
Dasar dari keseluruhan tradisi megalitik ini adalah kepercayaan akan adanya hubungan erat antara yang masih hidup dengan yang telah mati atas kesejahteraan manusia, ternak dan pertanian. juga ada keyakinan bahwa semua kebaikan atau tuah dari seorang kerabat yang telah mati dapat dipusatkan pada monumen-monumen yang diberikan guna menjadi medium penghormatan, menjadi tahta kedatangan, sekaligus menjadi lambang bagi si mati.
Jasa amal atau kebaikan dapat diperoleh dengan mengadakan pesta-pesta atau upacara-upacara tertentu yang mencapai titik puncaknya dengan mendirikan monumen-monumen batu atau tugu-tugu kayu bagi yang telah mati. Kebaikan tidak hanya akan memberikan prestasi dam kehidupan tapi juga menjamin nasib yang lebih baik lagi dalam hidup sesudah mati nanti. Data-data demikian jadi pelindung tingkah laku baik seseorang dan pemusatannya kepada monumen akan menambah kekayaan, serta mempertinggi kesejahteraan beserta derajat dan hasil cocok tanamnya.
Situs ini terhitung cukup lengkap menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu. Lokasi situs ini sekarang menjadi tujuan wisata pedagogi (Taman Purbakala Cipari) dan dilengkapi dengan museum.