Lompat ke isi

Sukmawati Soekarnoputri: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Syukron Ismail (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k ←Suntingan Syukron Ismail (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bonaditya
Tag: Pengembalian
Baris 83: Baris 83:


==Kontroversi==
==Kontroversi==
Pada 2 April 2018, Sukmawati membacakan puisi yang dinilai mengandung unsur penistaan agama karena membandingkan azan dengan kidung.<ref>{{cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180403071553-12-287770/sebut-azan-dan-kidung-puisi-putri-bung-karno-dipermasalahkan|title=Sebut Azan dan Kidung, Puisi Putri Bung Karno Dipermasalahkan|date=3 April 2018|access-date=3 April 2018|publisher=CNN Indonesia}}</ref><ref>{{cite news|url=https://news.detik.com/berita/3950035/buka-bukaan-sukmawati-soal-puisi-yang-disebut-lecehkan-islam |title=Buka-bukaan Sukmawati soal Puisi yang Disebut Lecehkan Islam |date=2 April 2018 |access-date=3 April 2018 |newspaper=detikNews| first=Idham |last=Kholid |editor-first= |editor-last=}}</ref>
Pada 2 April 2018, Sukmawati membacakan puisi yang berjudul "Ibu Indonesia", puisi itu dinilai mengandung unsur penistaan agama.

Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.<ref>{{cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180403071553-12-287770/sebut-azan-dan-kidung-puisi-putri-bung-karno-dipermasalahkan|title=Sebut Azan dan Kidung, Puisi Putri Bung Karno Dipermasalahkan|date=3 April 2018|access-date=3 April 2018|publisher=CNN Indonesia}}</ref><ref>{{cite news|url=https://news.detik.com/berita/3950035/buka-bukaan-sukmawati-soal-puisi-yang-disebut-lecehkan-islam |title=Buka-bukaan Sukmawati soal Puisi yang Disebut Lecehkan Islam |date=2 April 2018 |access-date=3 April 2018 |newspaper=detikNews| first=Idham |last=Kholid |editor-first= |editor-last=}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 3 April 2018 07.14

Sukmawati Soekarnoputri
Informasi pribadi
Lahir26 Oktober 1951 (umur 72)
Indonesia Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia Indonesia
Partai politikPNI Marhaenisme
Suami/istriMangkunegara IX (cerai)
AnakGPH Paundrakarna Sukmaputra Jiwanegara
GRA Putri Agung Suniwati
Muhammad Putra Perwira Utama
Orang tuaSoekarno
Fatmawati
PekerjaanPolitisi, Pengusaha
ProfesiSeniman
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Diah Mutiara Sukmawati Sukarnoputri (lahir 26 Oktober 1951) adalah putri dari presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Sukmawati juga merupakan adik dari Megawati Soekarnoputri, mantan presiden Indonesia.[1]

Pendidikan

Sukmawati mengawali pendidikan formalnya di Sekolah Rakyat (SR) dan tamat tahun 1964. Ia melanjutkan pendidikannya Akademi Tari di di LPKJ, Jakarta, tahun 1970-1974 hingga kemudian menjadi mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional (HI), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip), Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta, sejak tahun 2003.

Karier politik

Pada tahun 1998, ia mendirikan dan menghidupkan kembali Partai Nasional Indonesia dengan nama PNI Soepeni.[2]. Nama PNI Soepeni diubah menjadi menjadi PNI Marhaenisme pada tahun 2002 dan Sukmawati ditunjuk sebagai ketua umum.

Pada tahun 2011, ia menuliskan kesaksian sejarah terkait dengan kehidupannya selama 15 tahun di Istana Merdeka dalam sebuah buku yang berjudul Creeping Coup D'Tat Mayjen Suharto. Buku ini mengungkapkan kisah hidup Sukmawati sejak dilahirkan di Istana merdeka dan menceritakan kesaksian sejarahnya terkait kudeta yang dialami Soekarno pada tahun 1965–1967.

Sukmawati meyakini adanya kudeta yang dilakukan oleh Pangkostrad Mayjen Soeharto (saat itu, yang kemudian menjadi Presiden Soeharto menggantikan Bung karno) bersama anggota-anggota militer lainnya dengan menggunakan Surat Perintah 11 Maret 1966. Dalam pengakuannya, Sukmawati mengaku tidak akan memaafkan Soeharto karena telah melakukan pelanggaran HAM pasca peristiwa 1965.[3]

Kehidupan pribadi

Sukmawati menikah dengan Putra Mahkota Puri Mangkunegara yaitu Pangeran Sujiwa Kusuma (sekarang Adipati Mangkunegara). Di kemudian Hari Pangeran Kusuma naik tahta dan bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX. Beberapa tahun kemudian, ia dan Sujiwa Kusuma memutuskan untuk cerai.

Kontroversi

Pada 2 April 2018, Sukmawati membacakan puisi yang dinilai mengandung unsur penistaan agama karena membandingkan azan dengan kidung.[4][5]

Referensi

  1. ^ "Profil Sukmawati Soekarnoputri". Tirto.id. Diakses tanggal 3 April 2018. 
  2. ^ "Profil Partai - PNI Marhaenisme: "Kaum Marhaen Indonesia, Bersatulah!"". AntaraNews.com. 25 Oktober 2008. Diakses tanggal 3 April 2018. 
  3. ^ "Profil Sukmawati Soekarnoputri". Merdeka.com. Diakses tanggal 3 April 2018. 
  4. ^ "Sebut Azan dan Kidung, Puisi Putri Bung Karno Dipermasalahkan". CNN Indonesia. 3 April 2018. Diakses tanggal 3 April 2018. 
  5. ^ Kholid, Idham (2 April 2018). "Buka-bukaan Sukmawati soal Puisi yang Disebut Lecehkan Islam". detikNews. Diakses tanggal 3 April 2018.