PSMS Medan: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 152: | Baris 152: | ||
* [[2008]] - Babak 16 Besar [[AFC Cup]] |
* [[2008]] - Babak 16 Besar [[AFC Cup]] |
||
=== PSMS MEDAN & PRESTASI === |
|||
=== Liga Nasional === |
=== Liga Nasional === |
||
* '''Perserikatan PSSI''' |
* '''Perserikatan PSSI''' |
Revisi per 20 Mei 2018 09.12
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Nama lengkap | Persatuan Sepak bola Medan dan Sekitarnya | ||
---|---|---|---|
Julukan | Ayam Kinantan | ||
Berdiri | 21 April 1950 | ||
Stadion | Stadion Teladan Medan, Indonesia (Kapasitas: 20.000) | ||
Ketua | dr. Mahyono | ||
Manajer | Tengku Muhammad Jefri | ||
Pelatih | Djajang Nurjaman | ||
Liga | Liga 1 | ||
|
Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya atau biasa disingkat PSMS Medan adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Medan, Sumatera Utara. PSMS Medan saat ini bermain di Liga 1 (liga tertinggi).
PSMS Medan dirikan pada tanggal 21 April 1950. Meski demikian sejak tahun 1930 telah berdiri klub Medansche Voetbal Club (MSV) yang diyakini merupakan embrio PSMS. Sejak dahulu kota Medan dikenal dunia oleh karena perkebunan tembakau Delinya. Tak heran bahwasannya logo PSMS berupa "daun" dan "bunga tembakau Deli".
PSMS Medan dikenal dengan tipe permainan khas rap-rap yakni sepak bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih menjunjung sportivitas. Inilah yang kerap ditunjukkan oleh tim berjuluk "Ayam Kinantan" ini.
Menjelang digelarnya Liga Super Indonesia pada 12 Juli 2008, tim ini masih dipayungi dengan polemik internal antar pengurus tim dengan pihak pengelola yang mencuatkan pengunduran diri PSMS Medan dari ajang LSI 2008 di mana akhirnya pada tanggal 10 Juli 2008 Badan Liga Indonesia memutuskan untuk tetap mengikutsertakan PSMS Medan mengikuti ajang Liga Super Indonesia meski harus menggunakan Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta pada paruh musim pertama setelah pihak pengelola setuju memberi kompensasi sebesar Rp. 2,5 miliar sebagai dana renovasi infrastruktur Stadion Teladan, Medan.
Era Ligina
Ligina I
Pada musim pertama Liga Indonesia yang saat itu terbagi atas 2 wilayah, di mana PSMS berada Wilayah Barat, prestasi PSMS hanyalah di papan tengah klasemen. Pemain kunci saat itu antara lain : Iwan Karo-Karo, Abdul Rahman, Witya Fusen, Irfansyah. PSMS pada saat itu dijuluki jago kandang karena sulit dikalahkan bila bermain di Medan.
Ligina II
Pada musim kedua Liga Indonesia, PSMS kembali bergabung di Wilayah Barat, dan PSMS kembali hanya berada di papan tengah klasemen. Pemain kunci saat itu adalah Ronaldo dan Alessando dari Brasil, serta Iwan Karo-Karo. Salah satu pertandingan pada musim ini yang paling mengesankan adalah ketika PSMS bertandang ke kandang Pelita Jaya dan menang 4 - 3, di mana gol PSMS dicetak oleh Ronaldo, Alessandro, dan 2 gol oleh Khair Rifo. Sementara, salah satu pencetak gol Pelita adalah pemain Italia, Giuseppe Accardi yang saat ini berprofesi sebagai pemandu bakat bagi klub-klub Eropa. Musim ke-2 ini adalah awal sejarah di mana PSSI mensubsidi dua pemain asing bagi setiap tim.
Ligina III
Pada musim ketiga Liga Indonesia, PSMS tergabung di Wilayah Tengah. Pada musim ini, PSMS hampir saja terdegradasi. Pemain kunci saat itu adalah Khair Rifo, M. Halim, dan pemain Brasil, Brazio. Musim ini menjadi awal bangkitnya PSMS di musim selanjutnya. Penampilan yang bagus dari Khair Rifo dan M. Halim membuat mereka dibeli oleh Persib Bandung pada musim berikutnya.
Ligina IV : 2 Wilayah (Wilayah Barat)
- Prestasi : Peringkat 1 wilayah barat (sementara)
- Pemain Kunci : Saphou Lassy (Gbn), Alain Mambenda (Gbn), Meiyadi Rakasiwi, M. Affan Lubis.
- Komentar : Partai terakhir PSMS sebelum liga dihentikan adalah Vs PSIS dan kalah 1-2 di Teladan. Partai mengesankan adalah melawan Pelita Jaya dengan hasil 4-2 & 2-2 Pelita adalah tim favorit dengan duet Kurniawan dan Dejan Glusevic, tetapi PSMS tidak terkalahkan ketika melawan mereka. Dan di musim kompetisi ini PSMS dikenal sulit ditaklukan baik ketika bermain kandang maupun tandang.
- Pelatih : Jairo Matos Brasil tetapi diganti oleh Suimin Dihardja.
Ligina V : 5/6 Wilayah ( Wilayah IA)
- Prestasi : Juara Wilayah dan Semifinalis.
- Pemain Kunci : Jean Michel Babouaken (Cam), Baco Sadissou (Cam), Affan Lubis, Sahari Gultom.
- Komentar : Partai Pertama 8 Besar PSMS - PKT 1–0 ( Babouaken )
PSMS kalah disemifinal ketika menghadapi Persebaya dengan adu penalti, ketika itu PSMS mengenakan seragam putih.
Ligina VI : 2 Wilayah (Wilayah Barat)
- Pemain Kunci : Nelson Leon Sanchez (Chl), Jaime Rojas (Chl), Ariel Guttierrez (Chl), Colly Misrun, Slamet Riyadi.
- Prestasi : 8 Besar Group B di Makassar.
- Komentar : Merupakan tahun ketiga ditangani oleh Suimin Dihardja yang mana pelatih ini dikenal sebagi pelatih kampung yang membuat PSMS menjadi salah satu tim elit yang paling disegani di kompetisi utama Liga Indonesia. Selain itu pada musim ini, PSMS juga mengenalkan salah satu bintang lokal bernama Edu Juanda.
Ligina VII & Ligina VIII
Ligina VII
- Pemain Kunci : Marco Mourmada (Chad), Ariel Guttierrez (Chl), Colly Misrun, Supriyono, Edu Juanda, Sahari Gultom.
- Prestasi : Juara Wilayah Barat dan semifinalis Ligina.
- Komentar : Secara tragis PSMS kembali tersingkir di semifinal lewat adu penalti yang kali ini dimenangi oleh PSM Makassar. PSMS sendiri ketika adu penalti terpaksa menggunakan kiper kedua, Suprayetno setelah Sahari Gultom mengalami cedera. Musim ketujuh ini juga menjadi titik balik dari kekuatan PSMS yang membuat pelatih Suimin Diharjakeluar.
Skuat lainnya: Abdul Rahman Marasabessy, Mahadi, Lilik Suheri, Gunawan, M.Erwin, Agustiono. Sueb Suprarpto, Alamsyah Nasution, Sugianto, Slamet Riyadi.
Ligina VIII
- Pemain Kunci : Zulkarnaen, Nasib Rayadi, Francis Wolo (Lbr), Herman Pulalo, Saktiawan Sinaga, Syaiful Amri Harahap, Supriyono.
- Prestasi : Degradasi.
- Komentar : Prestasi paling buruk PSMS meski sempat mendapat bantuan tenaga dari Saphou Lassy.
- Pelatih : Abdul Rahman Gurning.
Ligina IX, X, XI, XII, dan XIII
Pemain Kunci : M. Affan Lubis, Nasib Rayadi, Saktiawan Sinaga, Coli Misrun, M. Halim, Cristian Gonzales (Cili), Saktiawan Sinaga, Alejandro Tobar (Cili), Alcidio Fleitas (Cili), Cristian Carrasco (Cili), Saktiawan Sinaga, Mario Alberto (Cili), Mbom Mbom Julien (Kamerun) Prestasi : Peringkat 2 Divisi Satu dan Promosi ke Divisi Utama, Peringkat ke-7 Wilayah Barat, Babak 8 Besar Pelatih : Nobon Kayamudin, Sutan Harhara Komentar : Bermain di Divisi Satu adalah sejarah terburuk bagi salah satu tim pilar Liga Indonesia ini. Nabun di bawah tangan dingin pelatih Nobon Kayamudin, PSMS berhasil promosi ke Divisi Utama. Kendati membawa PSMS promosi, Nobon didepak oleh klub dan kemudian digantikan oleh pelatih Sutan Harhara.
Kembali ke Divisi Utama membuat PSMS tidak ingin lengah dan mengulang degradasi. Meski dibesut pelatih stylish Sutan Harhara, PSMS hanya bertengger di papan tengah Wilayah Barat. Di musim pertama menjadi pelatih utama di PSMS Medan membuat nama mantan pelatih kepala PSAD Medan M. Khaidir melejit menjadi salah satu pelatih yang cukup disegani di Liga Indonesia seiring dengan keberhasilannya membawa PSMS melaju ke putaran 8 Besar.
Pada musim kedua kepelatihan M. Khaidir justru menjadi puncak kariernya bersama PSMS Medan setelah dituntut mundur pasca kekalahan kandang atas Persitara yang juga mampu mengalahkan PSMS di kandang Persitara yang ketika itu digelar di Cilegon, Banten. PSMS sendiri hanya menduduki posisi 5 dan gagal melaju ke babak 8 besar setelah pada pertandingan terakhir kalah 0-1 atas Persijap Jepara yang digelar di Stadion Teladan, Medan. Posisi kosong M. Khaidir untuk sementara diganti oleh Asisten Pelatih Rudi Sa'ari yang berhasil memboyong untuk ketiga kalinya event tahunan Piala Emas Bang Yos di Jakarta. Musim ini para pendukung PSMS dan anggota dewan memintar pertanggungjawaban APBD senilai Rp. 16 Miliar yang dikucurkan untuk mengikuti Ligina XII.
Inilah prestasi tertinggi PSMS Medan dengan menjadi finalis Liga Indonesia. Di partai puncaknya PSMS dikalahkan 1-3 oleh Sriwijaya FC yang juga berhasil menyingkirkan PSMS di babak semifinal Piala Indonesia. Hanya setahun menangani PSMS, pelatih Freddy Muli memilih kembali ke Persebaya yang dilatihnya sebelum hengkang ke PSMS Medan.
Era Liga Super Indonesia
Mengawali Musim pertama penyelenggaraan Liga Super, PSMS dilanda banyak masalah. Mulai dari eksodus besar-besaran para pemain bintang yang keluar karena masalah gaji yang tak terselesaikan, ditambah Stadion Teladan yang tak lulus stratifikasi Liga Super yang membuat PSMS harus menjadi tim musafir yang berpindah - pindah home base hingga masalah perpecahan di tubuh Tim. PSMS mengawali liga super dengan sangat buruk. Di bawah asuhan Eric William, PSMS berkutat di zona degradasi sepanjang paruh musim pertama. Melihat prestasi ini, Eric William akhirnya didepak digantikan oleh Lestiadi.
Memasuki putara kedua liga super pembenahan besar besaran dilakukan. Diantaranya menarik Rudi Keltjes sebagai Pelatih Kepala mengganti posisi Lestiadi yang dijadikan Assisten Pelatih, hingga berpindah homebse dari Stadion Siliwangi Bandung menjadi Stadion Jakabaring Palemban. Hasilnya sedikit demi sedikit PSMS berhasil merangkak keluar dari zona deglarasi. Bahkan di kompetisi AFC Cup PSMS berhasil membuat rekor sebagai klub Indonesia pertama yang berhasil lolos ke Babak 16 Besar setelah menjadi Runner Up Group F dibawah South China FC dari Hongkong walau kemudian ditundukkan Chonburi FC dari Thailand di Perdelapan Final. Namun sayang di akhir kompetisi PSMS harus finish di urutan ke 15 yang mengharuskan ayam kinantan menjalani laga Play-Off menghadapi peringkat 4 Divisi Utama Persebaya Surabaya memperebutkan Tiket Liga Super musim depan.
PSMS akhirnya terdegradasi untuk kedua kalinya setelah pada partai tersebut PSMS takluk 6-7 dalam drama adu penalti di Stadion Siliwangi Bandung. untuk kedua kalinya PSMS harus menerima kenyataan terdegrarasi setelah pada musim sebelumnya menjadi Runner Up liga.
Terdeglarasi ke divisi utama untuk kedua kalinya benar - benar menjadi raihan terburuk PSMS Medan. PSMS Segera berbenah, namun kekacauan di manajemen PSMS Medan saat itu membuat persiapan tim terganggu. Kepemimpinan Suimin Diharja di awal musim sebenarnya cukup baik. Dari hasil 5 laga awal PSMS berhasil dibawa bercokol di papan atas group 1 Divisi Utama. Namun karena sesuatu hal manajemen PSMS mengganti Suimin dengan Kustiono yang saat itu adalah pelatih PSAP Sigli. Hasilnya sangat buruk. Di tangan Kustiono, PSMS tidak sekalipun meraih kemenangan dan hingga musim 2009 menyisahkan 3 laga terakhir, PSMS berada di dasar klasemen dan terancam terdegradasi ke Divisi Satu.
Dianggap kurang berhasil menangani PSMS, Kustiono kemudian digantikan oleh Zulkarnaen Pasaribu. Hasilnya, tiga laga terakhir berhasil dimenangi dan PSMS selamat dari Degradasi.
Berkaca dari prestasi musim sebelumnya, PSMS tidak mau lengah. Manajemen membuat perombakan besar. Diantaranya, Seleksi pemain dilakukan jauh sebelum musim baru bergulir dengan mempertahankan sebagian besar pemain dari musim sebelumnya. Ini dilakukan demi menjaga kekompakan tim yang sudah terjalin sebelumnya. Selain itu, PSMS juga memainkan seluruh partai kandangnya di Stadion Teladan pada malam hari dengan harapan partai kandang PSMS mampu disaksikan ribuan pendukungnya. Pemain - pemain bintang juga didatangkan seperti Kurniawan Dwi Julianto, Gaston Castano dan Donny F Siregar. Hasilnya cukup menjanjikan. PSMS berhasil menunjukkan kualitasnya dan bersaing di papan atas Divisi Utama group I bersama PSAP Sigli dan Persiraja Banda Aceh. PSMS berhasil memastikan satu tiket ke babak 8 Besar namun akhirnya tersingkir setelah gagal lolos dari group B usai kalah melawan Mitra Kukar dan ditahan imbang Persiba Bantul di laga terakhir group.
Perpecahan Dua Kubu
PSMS Liga Super Indonesia & PSMS Liga Prima Indonesia
mengawali musim baru 2011 kekacauan terjadi di Manajemen PSSI yang turut mempengaruhi keikutsertaan PSMS di liga indonesia. Terpecahnya kompetisi di indonesia menjadi dua yaitu Liga Super Indonesia dan Liga Primer Indonesia membuat manajemen PSMS ikut membagi dua tim untuk mengikuti kedua kompetisi ini. PSSI yang mengusung Liga Prima Indonesia mengikutsertakan PSMS Medan sebagai salah satu anggota tim Liga Prima Indonesia karena dianggap sebagai tim yang memiliki sejarah kuat dalam sepak bola indonesia. Sementara PT. LIGA INDONESIA memilih PSMS sebagai satu dari empat tim pengganti setelah Persiraja Banda Aceh, Persijap Jepara, Semen Padang FC, dan Persiba Bantul memilih mengikuti Liga Prima Indonesia. PSMS Medan dipersiapkan untuk mengikuti Liga Super Indonesia sementara PSMS IPL dipersiapkan untuk mengikuti Liga Primer Indonesia bersama tiga tim pengganti lainnya yaitu Gresik United, Persiram Raja Ampat dan Persidafon Dafonsoro.
Liga Super Indonesia 2011
Masalah tidak selesai sampai disini. Pembayaran gaji pemain yang kembali menjadi masalah utama PSMS Medan ISL menyebabkan perpecahan dalam skuat. Hasilnya 7 Pemain termasuk 3 pemain asing andalan PSMS dikeluarkan dari tim.
Kapten tim Markus Haris Maulana kemudian menyusul keluar setelah dianggap tidak betah lagi berada dalam skuat. Management PSMS Medan mendatangkan 2 pemain asing untuk menggantikan posisi pemain yang telah dikeluarkan, salah satunya adalah Natsja Cech, pemain Yugoslavia yang pernah mendukung timnas Yugoslavia pada Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang.
Indonesia Soccer Championship B
Pada awal tahun 2016, PT. GTS mengadakan kompetisi kembali untuk persepakbolaan Indonesia. PSMS secara resmi ikut serta untuk ajang Indonesia Soccer Championship B yaitu kasta kedua dari Indonesia Soccer Championship setara dengan Divisi Utama Liga Indonesia.[1]
Supporter
PSMS Medan memiliki beberapa kelompok pendukung. Yg tertua dan pertama kali berdiri yaitu sejak 17 Januari 2001 adalah ""KAMPAK FC"" (Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan - Fans Club). Lalu akibat dinamika organisasi lahir lah Kelompok supporter kedua yang bernama SMeCK Hooligan (Supporter Medan Cinta Kinantan Hooligan) yang terbentuk pada 30 September 2003 adalagi PSMS Medan Fans Club (PFC) dan Independent Famiglia (ultras) sebagai Kelompok termuda saat ini. Selain mendukung PSMS di Stadion Teladan Medan, mereka juga ikut memberikan dukungan kepada tim yang terbentuk 30 April 1950 itu kala bertandang ke Pulau Jawa. Kampak FC merupakan klub supporter pendukung pertama yang dimiliki PSMS Medan yang menginisiasi perubahan paradigma supporter modern di Sumatera Utara. Menjadi Supporter mandiri dan penuh kreasi menjadi tujuan dan identitas supporter sepakbola di tanah Deli saat ini.
Rekor Perserikatan
- 1954 - Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
- 1957 - Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang (sekarang PSM Makassar)
- 1967 - Juara, mengalahkan Persebaya Surabaya
- 1971 - Juara, mengalahkan Persebaya Surabaya
- 1975 - Juara bersama, dengan Persija Jakarta
- 1983 - Juara, mengalahkan Persib Bandung
- 1985 - Juara, mengalahkan Persib Bandung
- 1992 - Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang
Rekor di Liga Indonesia
- 1994/1995 - Peringkat ke-9 Divisi Utama Wilayah Barat
- 1995/1996 - Peringkat ke-11 Divisi Utama Wilayah Barat
- 1996/1997 - Peringkat ke-10 Divisi Utama Wilayah Tengah
- 1997/1998 - Peringkat ke-1 Divisi Utama Wilayah Tengah (Liga dihentikan)
- 1998/1999 - Semifinalis Divisi Utama ( Juara Grup A, Peringkat ke-2 Grup Q Babak 10 Besar)
- 1999/2000 - Babak 8 Besar Divisi Utama (Peringkat ke-4 Wilayah Barat)
- 2001 - Semifinalis Divisi Utama (Juara Wilayah Barat, Juara Grup Barat Babak 8 Besar)
- 2002 - Peringkat ke-11 Divisi Utama (Degradasi)
- 2003 - Divisi Satu, Peringkat ke-2 (Juara Grup A)
- 2004 - Peringkat ke-7 Divisi Utama
- 2005 - Peringkat ke-4 Divisi Utama (Peringkat ke-4 Wilayah Barat, Peringkat ke-2 Grup Timur Babak 8 Besar)
- 2006 - Peringkat ke-5 Wilayah Satu
- 2007 - Runner-up
- 2008 - degardasi ke divisi utama
- 2010 - Masuk 8 Besar Divisi Utama (sehingga masuk ke Liga Super)
- 2011/2012 - Kembali terdegradasi ke Divisi Utama (PSMS ISL dan PSMS IPL)
Gelar lain
- 2005 - Juara ke-4 Copa Dji Sam Soe
- 2005 - Juara Pertama Piala Emas Bang Yos II (14 Februari 2005), di final mengalahkan tim asal Singapura Geylang United FC dengan skor 5-1.
- 2005 - Juara Pertama Piala Emas Bang Yos III (17 Desember 2005), di final mengalahkan Persik Kediri dengan skor 2-1.
- 2006 - Juara Pertama Piala Emas Bang Yos IV(16 Desember 2006), di final mengalahkan PSIS Semarang dengan skor 4-2 (1-1) melalui drama adu penalti dan PSMS Medan dinobatkan sebagai pemilik abadi Piala Emas Bang Yos.
- 2008 - Babak 16 Besar AFC Cup
Liga Nasional
- Perserikatan PSSI
- Juara (5): 1967, 1971, (1975 Juara Bersama Persija), 1983, 1985
- Runner-Up (3): 1954, 1957, 1992
- Liga Indonesia/ISL
- Juara (0):
- Runner-Up (1): 2007
Piala Nasional
- Piala Indonesia
- Juara (0):
- Runner-Up (0)
- Piala Kemerdekaan
- Juara (1)
Turnamen Nasional
- Marah Halim Cup
- Juara (1): 1973
- Bang Yos Gold Cup(PEBY)
- Juara (3): (2005 Bulan Februari), (2005 Bulan Desember), 2006
- Jusuf Cup
- Juara (1): 1971
Internasional
Rekor musim ke musim
Musim | Liga | Piala | IIC | Asia | Topskor tim | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Komp. | Main | M | S | K | GM | GK | Poin | Pos | Nama | Gol | ||||
2016 | ISC B (1) | Tidak ikut | Tidak ikut |
Juara | Peringkat kedua | Promosi | Degradasi |
Pelatih
|
Djajang Nurdjaman D[1] | 2017- |
Daftar pemain
Berikut merupakan daftar pemain PSMS Medan untuk ajang Liga 1 2018.[2]
- Per 22 Februari 2018.
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Mantan Pemain
|
|
|
Referensi
- ^ a b c ISC Seri B Belum Mulai, PSMS Buang Tiga Amunisi
- ^ Pemain PSMS Medan di situs resmi Liga 1