Lompat ke isi

Yayat T. Soemitra: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 13: Baris 13:
|predecessor = Drs. H. Abu Bakar, M.si
|predecessor = Drs. H. Abu Bakar, M.si
|office2 = Wakil Bupati Bandung Barat
|office2 = Wakil Bupati Bandung Barat
|order2 = ke-2
|order2 = ke-43
||term_start2 = 17 Juli 2013
||term_start2 = 17 Juli 2013
|term_end2 = 19 April 2018
|term_end2 = 19 April 2018

Revisi per 10 Maret 2019 11.55

Drs. H. Yayat Turochmat Soemitra
Pelaksana Tugas Bupati Bandung Barat
Masa jabatan
19 April 2018 – 19 Juli 2018
PresidenJoko Widodo
GubernurAhmad Heryawan
Mochammad Iriawan (Pj.)
Sebelum
Pendahulu
Drs. H. Abu Bakar, M.si
Pengganti
Dadang Mohammad Masoem (Pj.)
Aa Umbara Sutisna
Wakil Bupati Bandung Barat ke-43
Masa jabatan
17 Juli 2013 – 19 April 2018
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Joko Widodo
GubernurAhmad Heryawan
BupatiDrs. H. Abu Bakar, M.Si
Informasi pribadi
Lahir
Yayat Turochmat Soemitra

11 Juli 1960 (umur 64)
KebangsaanIndonesia Indonesia
Partai politikPDI Perjuangan
Suami/istriIr. Hj. Dwina Candraasih M.Sc
Orang tua
  • Soemitra
  • Hajjah Halimah
Kerabat
Tempat tinggalJl. Raya Padalarang No.506, Kabupaten Bandung Barat.
Alma materUniversitas Pendidikan Indonesia
Pekerjaan
ProfesiPolitisi, aktivis
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Drs. Haji Yayat Turochmat Soemitra (lahir 11 Juli 1960) adalah aktivis Sunda, politisi PDI Perjuangan, dan konsultan yang juga merupakan Wakil Bupati Bandung Barat ke-2 masa bakti 2013-2018.

Sejarah

Yayat sosok seorang politisi yang mempunyai latar belakang sebagai aktivis semasa pelajar, mahasiswa, atau masa pemuda, hingga saat ini masih melakoni peran aktivis dan kader partai. Yayat mempunyai ikatan emosional dengan wilayah Bandung Barat bagian selatan. Pasalnya, anak pertama dari enam bersaudara pasangan Soemitra dan Hajjah Halimah dari keturunan Eyang Anwasik tersebut keluarga besarnya berada di wilayah Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Yayat sendiri dan istrinya, Ir. Hj. Dwina Candraasih M.Sc, biasa dipanggil Tina, lulusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung kini berdomisili tidak jauh dari Bandung Barat

Walaupun dibesarkan dalam tradisi keluarga yang Islami, Kang Yayat lebih memilih bergabung dengan kelompok nasionalis, yang meyakini bahwa ajaran Presiden Pertama RI ini sejalan dengan ajaran Islam. Hal ini yang membuatnya dekat dengan para ulama dan terlibat dalam pendirian Baitul Muslimin Indonesia, organisasi yang lebih menitikberatkan pada gerakan da’wah.

Keseluruhan pendidikan masa remaja Yayat memang merupakan gabungan dari pendidikan yang akademis dan juga non akademis, di dalam kelas dan juga di luar kelas. Inilah yang dapat disebut sebagai sekolah kehidupan yang membuat seseorang tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan utuh. Oleh karena itu tidak heran bila saat ini ia berpendapat bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang membangun manusia seutuhnya dan beberapa cirinya adalah membangun moral, mendorong kreativitas dan mendidik karakter-karakter mandiri.

Sejak masa sekolah sudah aktif berorganisasi mulai sebagai Ketua OSIS sampai Ketua Pusat Gerakan Siswa Nasional Indonesia (1978-1980). Dan di bangku kuliah kepemimpinannya semakin terlihat dengan menjadi Ketua Angkatan Mahasiswa Baru tahun 1980, ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (1981-1982), dan Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung (1983-1984). Disisi lain, kang Yayat biasa disapa juga aktif dalam kegiatan Kepramukaan dan Palang Merah Remaja, di antaranya Jambore Palang Merah Remaja (1976), Dewan Kerja Cabang Penegak Pandega (1978-1979, Raimuna Nasional dan Perkemahan Wira Karya Asia Fasific (1979), serta penyelenggara Kemah Kerja Pramuka Mahasiswa (1984).

Sang pelajar teladan era 70’an yang biasa dipanggil Kang Yayat ini adalah Ketua Cabang GMNI Bandung pada tahun 1986-1988 yang kemudian menjadi Wakil Ketua Umum Presedium GMNI Pusat pada tahun 1992-1995. Menamatkan program sarjananya di Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung pada Tahun 1998.

Disisi lain ia ini tidak hanya sebagai aktivis tetapi memiliki kemampuan lebih bahwa ia sebagai seorang profesional pengusaha dibidang konsultan dan saat ini masih menjabat sebagai salah satu konsultan negara Islam dan memimpin di perusahaan Nasional.

Profesionalismenya dalam bekerja membuat Kang Yayat dipercaya untuk menduduki jabatan-jabatan penting di organisasi profesi, seperti, dua periode menjadi Pengurus DPN Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (1998-2006), Kompartemen Konsultansi KADIN Indonesia (1999-2004), Dewan Pengurus Kelompok relawan Pengembangan Jasa Kontruksi Nasional (1998-2002), Anggota Majelis Pertimbangan LPJKN (2007-2012), dan 2 periode menjadi Sekretaris Jenderal Ikatan Nasional Tenaga ahli Konsultan Indonesia (2005-2013).

Kang Yayat banyak mengikuti berbagai pelatihan kepemimpinan yang mendukungnya untuk menduduki jabatan sebagai wakil sekretaris jenderal DPP KNPI (1993-1996) dan Bendahara Umum DPP Pemuda Demokrat (2007-2012). Atas dasar ini ditambah berbagai pengalaman organisasi juga latar belakang pekerjaannnya, Kang Yayat mulai terjun ke dunia politik praktis. Dimulai menjadi Bendahara Keluarga Besar Marhaenis Jawa Barat (1999-2004), dan menjadi anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada tahun 1999.

Sebagai alumni GMNI yang menjadi Pengurus Pusat Alumni GMNI (2010-2015), Kang yayat pernah menjadi pengurus Departemen Pendidikan dan Departemen Pemberdayaan masyarakat DPP PDI Perjuangan (2005-2010), dan sejak tahun 2010 hingga 2015 nanti, Kang Yayat mengemban tugas sebagai Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa barat.

Sebagai bentuk pengabdiannya pada masyarakat, Kang Yayat mendirikan sebuah Kelompok relawan Swadaya masyarakat (LSM) Cinta Tanah Air dan Yayasan Cerah yang bergerak di bidang pendidikan. Selain itu juga dalam rangka merehabilitasi Aceh pasca Tsunami Kang Yayat aktif di Aceh dengan menjadi Direktur Konsorsium Konsultan Indonesia (KKI) sejak tahun 2005 yang bertugas sebagai Konsultan Prtoject management untuk mengkoordinir bantuan Palang Merah dan bulan Sabit merah Internasional bersama PMI (Palang Merah Indonesia).

Pranala luar