Rahudman Harahap: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 7: | Baris 7: | ||
|smallimage = |
|smallimage = |
||
|caption = |
|caption = |
||
|order = |
|order = Ke-15 |
||
|office = Wali Kota Medan |
|office = Wali Kota Medan |
||
|term_start = 26 Juli 2010 |
|term_start = 26 Juli 2010 |
Revisi per 28 Oktober 2019 13.50
Drs. H. Rahudman Harahap M.M. | |
---|---|
Wali Kota Medan Ke-15 | |
Masa jabatan 26 Juli 2010 – 15 Mei 2013 | |
Wakil Wali Kota Medan | Dzulmi Eldin |
Panjabat Wali Kota Medan | |
Masa jabatan 23 Juli 2009 – 16 Februari 2010 Penjabat | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 21 Januari 1959 Gunung Tua,Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Partai Demokrat |
Sunting kotak info • L • B |
Drs. H. Rahudman Harahap, M.M (lahir 21 Januari 1959) adalah seorang politikus Indonesia. Ia adalah Wali kota Medan yang mulai menjabat pada 26 Juli 2010 namun dinonaktifkan oleh Menteri Dalam Negeri pada 14 Mei 2013 karena menjadi terdakwa dalam kasus korupsi Tunjangan Penghasilan Aparat Pemerintahan Desa (TPAPD) tahun 2005. Sebelum menjadi Wali kota, Rahudman merupakan Penjabat Wali kota Medan selama 5 bulan sejak 22 Juli 2009, mengisi kekosongan akibat dinonaktifkannya sang Wali kota, Abdillah dari tugasnya.
Latar belakang
Rahudman adalah anak ketiga dari lima bersaudara dan merupakan satu-satunya anak lelaki di keluarga pasangan Alm H Tongko Imom Harahap dan Almh. Hj Tonggol Siregar. Lulus dari SD Negeri Padang Sidempuan (1971), SMP Negeri Padang Sidempuan (1974), dan SMA Negeri Padang Sidempuan (1977), ia lalu mendaftar sebagai Pegawai Negeri Sipil golongan II/a dengan pangkat Pengatur Muda pada tahun 1981.
Karier sebagai Pegawai Negeri Sipil
Pada 1 Oktober 1985, golongannya naik menjadi II/b walaupun berpangkat sama. Pada saat yang sama, ia juga melanjutkan pendidikan dalam jurusan Tata Praja di IIP Jakarta dan lulus pada tahun 1989. Tahun 1990, Rahudman diangkat sebagai Sekretaris Kecamatan Siantar Barat, Pematang Siantar dan beberapa bulan kemudian menjadi camat. Tahun 1997, Rahudman menjabat sebagai Kepala Dinas Pasar Pematang Siantar dan pada tahun yang sama Ia menjadi Penjabat Kepala Dinas Pasar Kodya Daerah Tingkat (DATI II) Pematang Siantar. Dua tahun kemudian ia menjadi Penjabat Kepala Dinas Pendapatan Tapanuli Selatan.
Tahun 2003 ia meraih gelar Magister Manajemen dari Universitas Islam Sumatra Utara. Tahun 2008 Rahudman diangkat sebagai Asisten Pembinaan Hukum dan Sosial di Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sumatra Utara, dan terakhir sebelum menjadi Penjabat Wali Kota, ia bertugas sebagai Asisten Administrasi Hukum dan Aset di Setda Sumatra Utara.
Menjadi Wali Kota
Pada pemilihan umum kepala daerah Kota Medan 2010, Ia mencalonkan diri sebagai Wali Kota berpasangan dengan calon wakil wali kota Dzulmi Eldin. Rahudman memperoleh jumlah suara terbanyak pada pemilihan wali kota yang dilaksanakan dalam dua putaran. Putaran pertama diikuti oleh 10 pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota. Dalam putaran kedua, pasangan Rahudman-Dzulmi bertemu dengan pasangan Sofyan Tan-Nelly Armayanti. Rahudman Harahap dan Dzulmi Eldin dilantik pada tanggal 26 Juli 2010 di gedung DPRD Kota Medan oleh Gubernur Sumatra Utara, Syamsul Arifin.
Menjadi terdakwa
Rahudman dinonaktifkan oleh Menteri Dalam Negeri pada 14 Mei 2013 karena menjadi terdakwa dalam kasus korupsi Tunjangan Penghasilan Aparat Pemerintahan Desa (TPAPD) tahun 2005 sebesar Rp 1,5 miliar. Selanjutnya tugas wali kota dilaksanakan oleh Dzulmi Eldin yang saat itu menjabat sebagai wakil wali kota.
Kehidupan Pribadi
Dari pernikahannya dengan Yusra Siregar, Rahudman memperolehi lima anak, Dedi Jamin Putra Harahap (1981), Linda Mora Harahap (1983), Roby Gusman Harahap (1986), Ahmad Taufiq Azizi (1994) dan Dinda Rahayu Harahap (2005).
Pranala luar
- (Indonesia) "Cerita Rahudman" di RahudmanHarahap.com
- (Indonesia) "Raudman Harahap Pantas Jadi Pemimpin", Berita Sore, 17 Maret 2010