Lompat ke isi

Mohamad Taufik: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k ←Suntingan 115.178.204.109 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh AABot
Tag: Pengembalian
Baris 8: Baris 8:
|term_end =
|term_end =
|president = [[Susilo Bambang Yudhoyono]] {{br}}[[Joko Widodo]]
|president = [[Susilo Bambang Yudhoyono]] {{br}}[[Joko Widodo]]
|governor = [[Joko Widodo]] {{br}} [[Basuki Tjahaja Purnama]]<br /> [[Djarot Saiful Hidayat]] <br /> [[Anies Baubadan]]
|governor = [[Joko Widodo]] {{br}} [[Basuki Tjahaja Purnama]]<br /> [[Djarot Saiful Hidayat]] <br /> [[Anies Baswedan]]
|predecessor =
|predecessor =
|successor =
|successor =

Revisi per 9 Desember 2019 04.24

Mohamad Taufik
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta
Mulai menjabat
26 September 2014
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Joko Widodo
GubernurJoko Widodo
Basuki Tjahaja Purnama
Djarot Saiful Hidayat
Anies Baswedan
Informasi pribadi
Lahir3 Januari 1957 (umur 67)
Indonesia Jakarta
Kebangsaan Indonesia
Partai politikBerkas:Logo GOLKAR.jpg Partai Golongan Karya
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (1998-1999)
Partai Gerakan Indonesia Raya (2008-sekarang)
Suami/istriDian Kartika Rini
HubunganMohamad Sanusi (adik)
AnakTofan Aji Nugraha
Anisa Yusida
Venesa
PekerjaanPolitikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

H. Muhammad Taufik[1] (lahir 3 Januari 1957) adalah politikus dan Ketua DPD DKI Jakarta Partai Gerindra. Ia adalah sosok kontroversial karena banyaknya perselisihan dengan Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017, Basuki Tjahaja Purnama[2]. Meskipun demikian, ia diusulkan oleh Gerindra untuk mengisi posisi wakil Gubernur, setelah Joko Widodo mengundurkan diri dan Basuki mengisi posisi yang ditinggalkan Jokowi.[3]

Kontroversi

Muhammad Taufik pernah menjabat sebagai Ketua KPUD DKI Jakarta dan terjerat kasus pidana korupsi logistik pemilu selama 18 bulan pada 27 April 2004. Namun ia tak menganggap itu sebagai halangan dalam berpolitik, sehingga kembali menduduki jabatan politik sebagai anggota DPRD DKI Jakarta 2014-2019, bahkan berpeluang menduduki kursi pimpinan dewan. Selama pilpres 2014, ia berorasi menuntut penangkapan Ketua KPU Husni Malik karena dianggap curang telah mengeluarkan surat edaran membuka kotak suara.[3]

Riwayat Jabatan

  • Ketua KPUD DKI Jakarta
  • Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta (2014-sekarang)

Riwayat Organisasi

  • Sekjen Serikat Pekerja Maritim Indonesia
  • Ketua SPSI Pelabuhan Tanjung Priok
  • Bergabung dengan Partai Golongan Karya (Golkar)
  • Partai Keadilan dan Persatuan (PKP)
  • Partai Gerindra DKI Jakarta
  • Himpunan Mahasiswa Islam Jakarta
  • Ketua Senat Mahasiswa Universitas Jayabaya
  • Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Universitas Jayabaya
  • Ketua Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional-Indonesia (PRSSNI) DKI Jakarta
  • Ketua Pusat Pengkajian Jakarta (PPJ)

Referensi