Lompat ke isi

Wikipedia:Artikel pilihan/Usulan/Ketopong Benty Grange: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 5: Baris 5:
<!-- Isi alasan pengusulan di sini -->
<!-- Isi alasan pengusulan di sini -->
Artikel ini diterjemahkan oleh Japra Jayapati yang mutu uraiannya sangat luar biasa. Versi Inggris sudah mendapatkan status AP dan isinya didukung dengan sumber2 akademis. Oleh sebab itu artikelnya sudah layak untuk menjadi AP dan semoga bisa menjadi contoh bagi yang mau mengembangkan artikel tentang artefak sejarah di Indonesia. [[Pengguna:Mimihitam|'''<small><span style="background:#999999;color:#fff">&nbsp;Mimihitam&nbsp;</span></small>''']] 13 Januari 2020 03.35 (UTC)
Artikel ini diterjemahkan oleh Japra Jayapati yang mutu uraiannya sangat luar biasa. Versi Inggris sudah mendapatkan status AP dan isinya didukung dengan sumber2 akademis. Oleh sebab itu artikelnya sudah layak untuk menjadi AP dan semoga bisa menjadi contoh bagi yang mau mengembangkan artikel tentang artefak sejarah di Indonesia. [[Pengguna:Mimihitam|'''<small><span style="background:#999999;color:#fff">&nbsp;Mimihitam&nbsp;</span></small>''']] 13 Januari 2020 03.35 (UTC)

==== Komentar dari Syahramadan ====
Menurut saya, artikel ini sendiri sudah bagus. Akan tetapi, ada beberapa hal yang mungkin bisa di perbaiki supaya tidak terlalu mirip dengan sekadar artikel terjemahan. Selain itu, ada beberapa kelemahan di dalam berbagai aspek bahasa.

* Dalam bab Ikonografi, terdapat kalimat : "Raja Æthelberht sendiri menerima agama Kristen menjelang wafat pada tahun 616, dan dalam kurun waktu seabad, sebagian besar kaum ningrat berikut para kawula mereka menjadi pemeluk agama Kristen." Saya berharap frasa "kaum ningrat berikut para kawula" lebih baik diganti dengan istilah yang lebih familiar, karena frasa tersebut lebih dekat ke arah bahasa Jawa.

* Terdapat pula dalam bab Deskripsi : "Delapan pelat tanduk, yang diduga berasal dari satwa bos longifrons," Mungkin penggunaan istilah ''binomial nomenclature'' seperti ''Bos longifrons'' bisa diterangkan maksud dari nama itu atau diberi salah satu contoh hewan di masa kini yang memiliki bentuk atau kekerabatan yang dekat dengan binatang tersebut.

* Dalam bagian Tipologi, saya rasa masih cukup sederhana karena hanya membandingkan dengan ketopong Sutton Hoo. Mungkin agak lebih baik bila bagian tersebut dikembangkan dengan perbandingan ketopong-ketopong lain di luar Eropa.

* Di bagian "Jambul Celeng dalam wiracarita Beowulf", penggunaan istilah wiracarita dapat membingungkan orang awam. Akankah lebih baik istilah ini diganti dengan "epos" mungkin, atau menghubungkannya dengan artikel pranala [[Wiracarita]].

* Selain itu, di bagian Ikonografi mengalami ketidakfokusan karena menjelaskan perkembangan agama Kristen di Britania Raya, bukan fokus menggambarkan Ketopong Benty Grange yang ada di masa peralihan dari agama leluhur ke agama Kristen Katolik.

Revisi per 15 Januari 2020 02.41

Pengusul: Mimihitam (b • k • l) · Status:    Dalam diskusi

Artikel ini diterjemahkan oleh Japra Jayapati yang mutu uraiannya sangat luar biasa. Versi Inggris sudah mendapatkan status AP dan isinya didukung dengan sumber2 akademis. Oleh sebab itu artikelnya sudah layak untuk menjadi AP dan semoga bisa menjadi contoh bagi yang mau mengembangkan artikel tentang artefak sejarah di Indonesia.  Mimihitam  13 Januari 2020 03.35 (UTC)[balas]

Komentar dari Syahramadan

Menurut saya, artikel ini sendiri sudah bagus. Akan tetapi, ada beberapa hal yang mungkin bisa di perbaiki supaya tidak terlalu mirip dengan sekadar artikel terjemahan. Selain itu, ada beberapa kelemahan di dalam berbagai aspek bahasa.

  • Dalam bab Ikonografi, terdapat kalimat : "Raja Æthelberht sendiri menerima agama Kristen menjelang wafat pada tahun 616, dan dalam kurun waktu seabad, sebagian besar kaum ningrat berikut para kawula mereka menjadi pemeluk agama Kristen." Saya berharap frasa "kaum ningrat berikut para kawula" lebih baik diganti dengan istilah yang lebih familiar, karena frasa tersebut lebih dekat ke arah bahasa Jawa.
  • Terdapat pula dalam bab Deskripsi : "Delapan pelat tanduk, yang diduga berasal dari satwa bos longifrons," Mungkin penggunaan istilah binomial nomenclature seperti Bos longifrons bisa diterangkan maksud dari nama itu atau diberi salah satu contoh hewan di masa kini yang memiliki bentuk atau kekerabatan yang dekat dengan binatang tersebut.
  • Dalam bagian Tipologi, saya rasa masih cukup sederhana karena hanya membandingkan dengan ketopong Sutton Hoo. Mungkin agak lebih baik bila bagian tersebut dikembangkan dengan perbandingan ketopong-ketopong lain di luar Eropa.
  • Di bagian "Jambul Celeng dalam wiracarita Beowulf", penggunaan istilah wiracarita dapat membingungkan orang awam. Akankah lebih baik istilah ini diganti dengan "epos" mungkin, atau menghubungkannya dengan artikel pranala Wiracarita.
  • Selain itu, di bagian Ikonografi mengalami ketidakfokusan karena menjelaskan perkembangan agama Kristen di Britania Raya, bukan fokus menggambarkan Ketopong Benty Grange yang ada di masa peralihan dari agama leluhur ke agama Kristen Katolik.