Dinamit: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{redirect|Dynamite}} |
{{redirect|Dynamite}} |
||
'''Dinamit''' adalah [[peledak]] berdasarkan potensi ledakan dari [[nitrogliserin]] menggunakan [[diatomaceous bumi]] (Kieselguhr) sebagai penyerap. Awalnya ditemukan oleh [[kimiawan]] dan teknisi [[Swedia]] [[Alfred Bernhard Nobel]] pada [[1866]] dan [[paten|dipatenkan]] pada [[1867]]. Benda ini biasanya dijual dalam bentuk silinder dengan panjang kira-kira 8 [[inci]] dan berdiameter 1 inci, tetapi ukuran lain juga tersedia. Dinamit dianggap sebagai "peledak tinggi", yang berarti jauh lebih kuat dari [[bubuk mesiu]]. |
'''Dinamit''' adalah [[peledak]] berdasarkan potensi ledakan dari [[nitrogliserin]] menggunakan [[diatomaceous bumi]] (Kieselguhr) sebagai penyerap. Awalnya ditemukan oleh [[kimiawan]] dan teknisi [[Swedia]] [[Alfred Bernhard Nobel]] pada [[1866]] dan [[paten|dipatenkan]] pada [[1867]]. Benda ini biasanya dijual dalam bentuk silinder dengan panjang kira-kira 8 [[inci]] dan berdiameter 1 inci, tetapi ukuran lain juga tersedia. Dinamit dianggap sebagai "peledak tinggi", yang berarti jauh lebih kuat dari [[bubuk mesiu]]. Dinamit ini juga pernah digunakan dalam peristiwa Bandung lautan api. |
||
{{kimia-stub}} |
{{kimia-stub}} |
Revisi per 8 September 2021 05.01
Dinamit adalah peledak berdasarkan potensi ledakan dari nitrogliserin menggunakan diatomaceous bumi (Kieselguhr) sebagai penyerap. Awalnya ditemukan oleh kimiawan dan teknisi Swedia Alfred Bernhard Nobel pada 1866 dan dipatenkan pada 1867. Benda ini biasanya dijual dalam bentuk silinder dengan panjang kira-kira 8 inci dan berdiameter 1 inci, tetapi ukuran lain juga tersedia. Dinamit dianggap sebagai "peledak tinggi", yang berarti jauh lebih kuat dari bubuk mesiu. Dinamit ini juga pernah digunakan dalam peristiwa Bandung lautan api.