Aksara Rencong: Perbedaan antara revisi
Eiskrahablo (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Eiskrahablo (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 29: | Baris 29: | ||
==Disambiguitas== |
==Disambiguitas== |
||
Banyak diantara aksara Rencong yang |
Banyak diantara aksara Rencong yang termasuk sebagai 'Surat Ulu' ({{lit}} 'manuskrip [[Pegunungan Bukit Barisan]]') mengingat prevalensinya jauh dari daerah pesisir, namun hal tersebut tidak semata-mata menjadikan aksara ini dapat dikatakan sebagai satu-satunya Aksara Ulu begitu saja. Istilah 'Rencong' juga kerap kali dikelirukan dengan nama aksara kerabatnya, yakni aksara '[[aksara Rejang|Rejang]]', yang mengacu kepada set aksara yang digunakan untuk menulis [[bahasa Rejang]] dan termasuk dialek-dialeknya di wilayah [[Sumatra Selatan]] dan [[Bengkulu]]. |
||
== Daftar sastra == |
== Daftar sastra == |
Revisi per 4 November 2021 09.35
Rencong | |
---|---|
Jenis aksara | |
Bahasa |
Arkais: |
Periode | c. 13th–present |
Aksara terkait | |
Silsilah | |
Aksara kerabat | |
Aksara Rencong, juga dikenali sebagai Incung, Incoung, Kerinci, Surat Bengkulu atau Surat Ulu adalah salah satu aksara tradisional Indonesia yang berasal dari Sumatra bagian tengah dan selatan, dan umumnya digunakan di wilayah Jambi (khususnya Kabupaten Kerinci), Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung. Askara Rencong ini kerap ditulis pada kulit pohon, bambu, tanduk, daun siwalan, dan sebagainya.
Disambiguitas
Banyak diantara aksara Rencong yang termasuk sebagai 'Surat Ulu' (terj. har. 'manuskrip Pegunungan Bukit Barisan') mengingat prevalensinya jauh dari daerah pesisir, namun hal tersebut tidak semata-mata menjadikan aksara ini dapat dikatakan sebagai satu-satunya Aksara Ulu begitu saja. Istilah 'Rencong' juga kerap kali dikelirukan dengan nama aksara kerabatnya, yakni aksara 'Rejang', yang mengacu kepada set aksara yang digunakan untuk menulis bahasa Rejang dan termasuk dialek-dialeknya di wilayah Sumatra Selatan dan Bengkulu.
Daftar sastra
- A. L. van Hasselt (1881) De talen en letterkunde van Midden-Sumatra, E. J. Brill, Leiden
- M. A. Jaspan (1964) Folk literature of South Sumatra: Redjang Ka-Ga-Nga texts, The Australian National University, Canberra
- L. C. Westenenk (1922) "Rèntjong-schrift. II. beschreven hoorns in het landschap Krintji", in Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-, en Volkenkunde 61, Batavia, Albrecht en co./'s-Gravenhage, M. Nijhoff
- Uli Kozok (2005). Aksara Melayu Pra-Islam. In E. Sedyawati and A. Ikram, Sastra Melayu Lintas Daerah. Jakarta: Balai Pustaka.