Kereta wisata komersial di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Rusudiyanto (bicara | kontrib) |
→Kereta wisata Prioritas: Argo Lawu, Argo Dwipangga, Taksaka, Argo Bromo Anggrek, Sembrani dan Gajayana sudah naik kelas jadi Luxury, bukan Priority dan Argo Wilis dan Argo Parahyangan tidak melayani Priority lagi. |
||
Baris 46: | Baris 46: | ||
'''Berikut ini Kereta Wisata ''Priority'' yang sudah dioperasikan KAJJ tersebut:''' |
'''Berikut ini Kereta Wisata ''Priority'' yang sudah dioperasikan KAJJ tersebut:''' |
||
* [[Kereta api |
* [[Kereta api Bima|Bima]]° (73P-74P): [[Stasiun Gambir|Gambir]]-[[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]] |
||
* [[Kereta api Argo Lawu|Argo Lawu Priority]]° (7P/8P): Solo Balapan-Gambir |
|||
* [[Kereta api Argo Lawu|Argo Lawu Fak Priority]]° (7FP-8FP): Gambir-Solo Balapan |
|||
* [[Kereta api Argo Dwipangga|Argo Dwipangga Priority]]° (9P/10P): Solo Balapan-Gambir |
|||
* [[Kereta api Argo Dwipangga|Argo Dwipangga Fak Priority]]° (9FP-10FP): Gambir-Solo Balapan |
|||
* [[Kereta api Argo Wilis|Argo Wilis Priority]]° (5P-6P): Bandung-Surabaya Gubeng |
|||
* [[Kereta api Sembrani|Sembrani Priority]]° (47P-48P): Gambir-Surabaya Pasarturi |
|||
* reta api Argo Parahyangan|Argo Parahyangan Priority]]● (19P-22P), (25P-28P), (27P-30P) dan (23P-26P): Bandung-Gambir |
|||
* [[Kereta api Argo Sindoro|Argo Sindoro Priority]]° (12P): Gambir-Semarang Tawang |
|||
* [[Kereta api Argo Muria|Argo Muria Priority]]° (13P): Semarang Tawang-Gambir |
|||
'''Keterangan:''' |
'''Keterangan:''' |
||
* Tanda '''°''' Berarti: Rangkaian Kereta api tersebut akan ditambahkan 1 hingga 2 Gerbong Priority dan akan diberangkatan pada tiap Jumat dan Minggu saja. |
* Tanda '''°''' Berarti: Rangkaian Kereta api tersebut akan ditambahkan 1 hingga 2 Gerbong Priority dan akan diberangkatan pada tiap Jumat dan Minggu saja. |
||
* Khusus Untuk Tanda '''●''' Berarti: KA Argo Parahyangan Priority (19-22-23-25-26-27-28-30) akan ditambahkan 1 Gerbong Priority dan akan diberangkatan pada setiap hari untuk KA 19-22-25-28, akan diberangkatan pada tiap senin dan rabu saja untuk KA 27-30, akan diberangkatan pada tiap jumat saja untuk KA 23-26. |
|||
== Ragam Kereta Wisata == |
== Ragam Kereta Wisata == |
Revisi per 26 November 2021 03.54
Di Indonesia, kereta wisata komersial (Kawis) adalah kereta api yang digunakan untuk keperluan khusus, yakni untuk pariwisata. Kereta api wisata komersial di Indonesia dioperasikan oleh anak perusahaan Kereta Api Indonesia, yakni KAI Wisata yang dibentuk tahun 2009.[1]
Kereta wisata ini dapat disewa untuk rapat, reuni, peresmian produk atau acara pernikahan. Pengelolaan paket wisata oleh KAI Pariwisata menggunakan kereta api dengan bantuan kerja sama dengan perusahaan lain. Selain itu tersedia juga paket angkutan wisata lanjutan serta layanan penunjang. Kereta wisata ini dapat ditarik dengan kereta api reguler kelas eksekutif atau kelas ekonomi AC dengan pembangkit listrik dengan daya listrik minimal 300 kiloVoltAmpere maupun dijalankan sebagai kereta luar biasa.
Sejarah
Masa Orde Lama
Keberadaan kereta wisata di Indonesia sebenarnya tak lepas dari sejarah penamaan kereta api luar biasa. Istilah 'kereta luar biasa' pada awalnya merujuk kepada kereta api yang digunakan oleh Presiden Indonesia pertama yaitu Soekarno saat hijrah ke Kota Yogyakarta pada tanggal 3 Januari 1946. Kereta api ini dahulunya milik perusahaan Staatsspoorwegen. Kereta ini ditarik oleh lokomotif C2849 yang tersusun atas 8 gerbong penumpang. Pemindahan dilakukan dengan sangat rahasia karena diawasi secara sangat ketat oleh pihak keamanan asing. Soekarno berhasil tiba dengan selamat di Kota Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946. Pelarian diri dengan kereta tersebut diabadikan dengan sebutannya sebagai kereta luar biasa.[1]
Masa Orde Baru
Kereta luar biasa di era Orde Baru menjadi salah satu agenda pembangunan dari presiden Indonesia kedua, Soeharto. Pemerintah saat itu membuatkan kereta perjalanan khusus bagi presiden khusus dengan nama Nusantara, Bali, dan Toraja. Kereta tersebut dimodifikasi dari kereta makan yang biasanya dipakai oleh kereta api Bima pada masa itu.[2] Selain itu, ketiga kereta api luar biasa ini sering dipakai oleh para menteri dan pejabat negara.[1]
Kereta luar biasa ini dihias dengan menyediakan ruang rapat, balkon, ruang makan, bar berukuran kecil, dan tempat tidur. Selain itu terdapat ruang santai dengan televisi berukuran besar. Kereta luar biasa ini dikhususkan untuk pejabat negara yang meliputi presiden Indonesia, wakil presiden Indonesia, dan para menteri dalam kabinet Indonesia. Frekuensi pemakaiannya sangat dikategorikan sebagai sangat jarang digunakan.[1]
Pada tahun 2009, Kereta Api Indonesia mendirikan anak perusahaan bernama KAI Wisata. Nama dagang yang diberikan adalah Indorailtour. Modal awal dalam menjalankan bisni pada KAI Wisata diperoleh dari penjualan jasa berupa pelayanan tiga kereta wisata. Kereta tersebut digandengkan dengan kereta-kereta api lainnya terutama dengan kereta eksekutif.
KAI Wisata kemudian menambah lagi jumlah kereta wisatanya. Selama periode tahun 2013 hingga 2014, KAI Wisata memiliki enam unit kereta api wisata tambahan yang selesai dikerjakan di Balai Yasa.[3] Masing-masing diberi nama Sumatra, Jawa, Imperial (4 unit), dan Prioritas (3 unit).
Operasional
KAI Wisata mengoperasikan tujuh unit kereta. Kereta-kereta tersebut masing-masing diberi nama Nusantara, Bali, Toraja, Sumatra, Jawa, Imperial, dan Prioritas.
Kereta wisata Nusantara
Kereta wisata Nusantara merupakan kereta wisata khusus yang pengguaannya hanya bagi Presiden Indonesia. Keunikan yang dimiliki kereta ini adalah adanya ruang balkon. Penumpang dapat menyaksikan panorama sepanjang perjalanan ketika tirai jendela dibuka. Dengan adanya aturan kereta aling-aling, maka kereta wisata ini tidak lagi dipasang paling belakang rangkaian, namun nomor dua dari belakang. Kereta wisata Nusantara memiliki fasilitas menonton film dan berkaraoke. Kereta ini juga dilengkapi dengan sebuah kamar tidur sebagai tempat beristirahat bagi penumpang.[1]
Kereta wisata Bali
Kereta wisata Bali merupakan kereta luar biasa yang dihiasi dengan ornamen khas Bali. Peruntukannya sebagai kereta utama ketika presiden Indonesia melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah di Jawa. Kereta wisata Bali termasuk satu paket dengan kereta Nusantara dan kereta Toraja. Ruang utama kereta Bali sama dengan kereta Nusantara yaitu kursi yang membelakangi jendela, namun juga memiliki kesamaan dengan kereta Toraja, yaitu sama-sama memiliki kompartemen atau ruang naratama dan naratetama dengan 6 kursi. Kereta ini dapat memuat 20 penumpang saja. Kereta ini terakhir kali digunakan pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Ia menggunakannya untuk mengunjungi pengungsi yang terdampak letusan Gunung Kelud.[1]
Kereta wisata Toraja
Kereta wisata Toraja digunakan untuk tamu naratama dan naratetama pengiring rombongan presiden seperti menteri. Tempat duduk kereta wisata Toraja searah perjalanan kereta api dengan formasi 2-2. Posisi kursi penumpang seperti pada kereta eksekutif dan berjumlah 16 tempat duduk. Kereta wisata Toraja memuat 22 penumpang termasuk yang duduk di ruang naratama dan naratetama sebanyak 6 orang. Fasilitas yang disedialan di dalamnya meliputi bar berukuran kecil, toilet, dan ruang audio-video.
Kereta wisata Sumatra
Kereta wisata Sumatra merupakan hasil pengembangan interior kereta wisata Bali. Ruang utamanya dilengkapi dengan sofa, kompartemen, ruang makan, ruang rapat, bar berukuran kecil, toilet, dan audio-video. Kompartemen hanya untuk tiga orang dan dilengkapi rumah teater dengan tambahan televisi di dalamnya. Kereta ini hanya dapat memuat 22 orang.[1]
Kereta wisata Jawa
Kereta wisata Jawa dibuat dengan nuansa khas budaya Jawa. Kereta ini terinspirasi dari pengembangan interior kereta wisata Nusantara. Kereta wisata Jawa hanya dapat memuat 20 penumpang. Bagian dalamnya dilengkapi dengan fasilitas kamar tidur, ruang keluarga, serta ruang makan yang bersebelahan dengan bar berukuran kecil. Ruang utama dengan sofa hanya dapat memuat14 orang. Sementara itu, enam kursi di ruang makan dapat difungsikan sebagai ruang rapat.[1]
Kereta wisata Imperial
Kereta wisata terbaru milik PT KAI ini didesain hanya untuk 21 penumpang dengan formasi 2-1 sebanyak tujuh baris. Kursi dapat diputar 45 derajat menghadap jendela sehingga dapat melihat pemandangan selama perjalanan.[1]
Kereta wisata Prioritas
Kereta ini adalah kereta pertama di Indonesia yang memiliki audio/video on demand (AVOD) seperti pesawat terbang.[1]
Berikut ini Kereta Wisata Priority yang sudah dioperasikan KAJJ tersebut:
- Bima° (73P-74P): Gambir-Surabaya Gubeng
Keterangan:
- Tanda ° Berarti: Rangkaian Kereta api tersebut akan ditambahkan 1 hingga 2 Gerbong Priority dan akan diberangkatan pada tiap Jumat dan Minggu saja.
Ragam Kereta Wisata
Awalnya PT KA Wisata diberikan kepercayaan oleh induk perusahaan untuk mengelola 3 Kereta kepresidenan yaitu Kereta Wisata Toraja, Kereta Wisata Nusantara, dan Kereta Wisata Bali. Lambat laun, bersamaan dengan reputasi perusahaan yang semakin baik, dilakukan penambahan kereta wisata untuk mendongkrak pendapatan seperti Kereta Wisata Jawa, Kereta Wisata Sumatera, Kereta Wisata Priority (Prioritas), dan Kereta Wisata Imperial. Tahun ini perusahaan direncanakan akan menambahkan 1 lagi armada yaitu Kereta Wisata Retro.
Berikut Ini Ragam Kereta Wisata:
- Kereta Wisata Nusantara
- Tersedia ada 1 Kereta
- Kapasitas tempat duduk ada 19 Penumpang
- Fasilitas ada Karaoke, Tempat Tidur, Mini Bar, Restorasi, Toilet
- Kereta Wisata Bali
- Tersedia ada 1 Kereta
- Kapasitas tempat duduk ada 20 Penumpang
- Fasilitas ada Karaoke, Mini Bar, Restorasi, Toilet
- Kereta Wisata Toraja
- Tersedia ada 1 Kereta
- Kapasitas tempat duduk ada 22 Penumpang
- Fasilitas ada Karaoke, Mini Bar, Restorasi, Toilet
- Kereta Wisata Sumatera
- Tersedia ada 1 Kereta
- Kapasitas tempat duduk ada 22 Penumpang
- Fasilitas ada Karaoke, Mini Bar, Restorasi, Toilet
- Kereta Wisata Jawa
- Tersedia ada 1 Kereta
- Kapasitas tempat duduk ada 20 Penumpang
- Fasilitas ada Karaoke, Tempat Tidur, Mini Bar, Restorasi, Toilet
- Kereta Wisata Priority
- Tersedia ada 7 Kereta (Rencanakan menambahkan 8 Kereta)
- Kapasitas tempat duduk ada 28 Penumpang
- Fasilitas ada Karaoke,AVOD, Mini Bar, Restorasi, Toilet
- Kereta Wisata Imperial
- Tersedia ada 3 Kereta
- Kapasitas tempat duduk ada 20 Penumpang
- Fasilitas ada Karaoke, Reclining Seat, Mini Bar, Restorasi, Toilet
- Kereta Wisata Retro
- Untuk Spesifikasi resmi maslh menunggu launching yang akan dilakukan pada tahun ini
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi PT KA Pariwisata