Lompat ke isi

Pulau Miangas: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rang Djambak (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Rang Djambak (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 75: Baris 75:


=== Era modern awal ===
=== Era modern awal ===
Pada bulan Oktober 1526, Garcia Jofre de Loaísa, pelaut dan peneliti Spanyol, adalah orang Eropa pertama yang mengunjungi pulau tersebut.<ref>{{harvnb|Ulaen|Wulandari|Tangkilisan|2012|p=10}}</ref><ref>{{cite book |title =European Voyaging towards Australia | first =Jorge | last =Berguno | chapter=The South and Mid-Pacific Voyages|editor1=Hardy, John | editor2=Frost, Alan | year =1990 | publisher =Australian Academy of the Humanities | isbn =0909897190}}</ref><ref>{{cite journal | last =Kelsey | first =Harry | title =Finding the Way Home: Spanish Exploration of the Round-Trip Route across the Pacific Ocean | journal =The Western Historical Quarterly | volume =17 | issue =2 | publisher =Utah State University | location =United States | date =April 1986 | pages =145–164 | doi =10.2307/969278 | jstor =969278 }}</ref><ref>{{cite journal | last =Nowell | first =Charles E. | title =The Loaisa Expedition and the Ownership of the Moluccas | journal =Pacific Historical Review | volume =5 | issue =4 | publisher =University of California Press | location =United States | date =December 1936 | pages =325–336 | doi =10.2307/3632888 | jstor =3632888 }}</ref>

Pulau ini digunakan sebagai tempat pertahanan oleh orang-orang Talaud ketika diserang oleh Kesultanan Sulu.<ref name=lipi>{{cite web |url=http://www.politik.lipi.go.id/index.php/in/kolom/politik-internasional/592-menilik-perbatasan-indonesia-filipina-pulau-miangas |title=Menilik Perbatasan Indonesia-Filipina: Pulau Miangas |first=Sandy Nur Ikfal |last=Raharjo |publisher=LIPI |date=17 January 2012 |access-date=16 June 2012}}</ref>

Pulau ini terkena wabah kolera pada tahun 1885, menyebabkan ratusan penduduk pindah ke Pulau Karakelang.<ref name=uwt139/>

Pada tahun 1895, E. J. Jellesma, penduduk Oud Manado, mengunjungi Miangas untuk memuji penduduk dan kapiten laut karena menolak bendera Spanyol. Jellesma memberi mereka medali dan bendera Belanda. Bersama Jellesma adalah Pendeta Kroll, yang membaptis 254 penduduk sebagai Protestan. Setelah kunjungan Jellesma, seorang asisten residen Tahuna dan Pendeta Pannings mengunjungi pulau itu pada bulan April dan Oktober 1909.<ref>{{harvnb|Ulaen|Wulandari|Tangkilisan|2012|pp=61–62}}</ref>

=== Kasus Pulau Palmas ===


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 8 Januari 2023 06.55

Miangas
Pantai Wolo di Miangas
Miangas di Sulawesi
Miangas
Miangas
Lokasi Miangas di sekitar P. Sulawesi
Geografi
LokasiAsia Tenggara
Koordinat5°34′2″N 126°34′54″E / 5.56722°N 126.58167°E / 5.56722; 126.58167
KepulauanKepulauan Talaud
Luas3,15 km2
Panjang3 km
Lebar1,2 km
Titik tertinggiGunung Batu (111 m)
Pemerintahan
NegaraIndonesia
ProvinsiSulawesi Utara
KabupatenKepulauan Talaud
Kependudukan
Penduduk728 jiwa (2010)
Kepadatan231 jiwa/km2
Peta

Miangas adalah pulau terluar Indonesia yang terletak paling utara dekat perbatasan antara Indonesia dengan Filipina. Pulau ini termasuk ke dalam Desa Miangas, Kecamatan Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Miangas adalah salah satu pulau yang tergabung dalam gugusan Kepulauan Nanusa yang berbatasan langsung dengan Filipina.

Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia sehingga rawan masalah perbatasan, terorisme serta penyelundupan. Pulau ini memiliki luas sekitar 3,15 km². Pulau Miangas memiliki jumlah penduduk sebanyak 678 jiwa (2003) dengan mayoritas adalah Suku Talaud. Perkawinan dengan warga Filipina tidak bisa dihindarkan lagi dikarenakan kedekatan jarak dengan Filipina. Bahkan beberapa laporan mengatakan mata uang yang digunakan di pulau ini adalah peso.

Belanda menguasai pulau ini sejak tahun 1677. Filipina sejak 1891 memasukkan Miangas ke dalam wilayahnya. Miangas dikenal dengan nama Las Palmas dalam peta Filipina. Belanda kemudian bereaksi dengan mengajukan masalah Miangas ke Mahkamah Arbitrase Antarabangsa. Mahkamah Arbitrase Internasional dengan hakim Max Huber pada tanggal 4 April 1928 kemudian memutuskan Miangas menjadi milik sah Belanda (Hindia Belanda). Filipina kemudian menerima keputusan tersebut.

Pulau miangas dapat ditempuh menggunakan kapal angkutan dari pelabuhan Bitung, sebanyak dua kali sebulan kapal ini melayani trayek Bitung-Siau-Lirung-Tahuna-Melong-Karatung-Miangas-Marore.[1]

Etimologi

Miangas berarti "terkena pembajakan", karena bajak laut dari Mindanao biasa mengunjungi pulau tersebut.[2] Pada abad ke-16, pulau ini dinamai dalam bahasa Spanyol Isla de las Palmas, dan dalam bahasa Portugis Ilha de Palmeiras.[3] Dalam bahasa Sasahara,[a] pulau ini disebut Tinonda atau Poilaten dalam bahasa Minahasa yang berarti "orang yang tinggal terpisah dari kepulauan utama" dan "pulau kita".[4]

Sejarah

Tanjung Bora di Miangas

Menurut tradisi setempat, ada sejumlah kerajaan di daerah tersebut. Sangir, Talaud dan Sitaro milik dua kerajaan, Tabukan dan Kalongan. Untuk membenarkan kedaulatan mereka atas Miangas, Belanda berargumen bahwa pulau itu telah berada di bawah kekuasaan para pangeran Sangir.[5]

Era modern awal

Pada bulan Oktober 1526, Garcia Jofre de Loaísa, pelaut dan peneliti Spanyol, adalah orang Eropa pertama yang mengunjungi pulau tersebut.[6][7][8][9]

Pulau ini digunakan sebagai tempat pertahanan oleh orang-orang Talaud ketika diserang oleh Kesultanan Sulu.[10]

Pulau ini terkena wabah kolera pada tahun 1885, menyebabkan ratusan penduduk pindah ke Pulau Karakelang.[11]

Pada tahun 1895, E. J. Jellesma, penduduk Oud Manado, mengunjungi Miangas untuk memuji penduduk dan kapiten laut karena menolak bendera Spanyol. Jellesma memberi mereka medali dan bendera Belanda. Bersama Jellesma adalah Pendeta Kroll, yang membaptis 254 penduduk sebagai Protestan. Setelah kunjungan Jellesma, seorang asisten residen Tahuna dan Pendeta Pannings mengunjungi pulau itu pada bulan April dan Oktober 1909.[12]

Kasus Pulau Palmas

Referensi

  1. ^ "Pulau MIANGAS". www.ppk-kp3k.kkp.go.id. Diakses tanggal 2022-12-17. 
  2. ^ Ganesan & Amer 2010, hlm. 297
  3. ^ Ulaen, Wulandari & Tangkilisan 2012, hlm. 10–11
  4. ^ Ulaen, Wulandari & Tangkilisan 2012, hlm. 14–15
  5. ^ M. P. H. Roessingh, "Dutch relations with the Philippines:a survey of sources in the General States Archives, The Hague, Netherlands", Asian Studies 5, No. 2, pp. 377-407
  6. ^ Ulaen, Wulandari & Tangkilisan 2012, hlm. 10
  7. ^ Berguno, Jorge (1990). "The South and Mid-Pacific Voyages". Dalam Hardy, John; Frost, Alan. European Voyaging towards Australia. Australian Academy of the Humanities. ISBN 0909897190. 
  8. ^ Kelsey, Harry (April 1986). "Finding the Way Home: Spanish Exploration of the Round-Trip Route across the Pacific Ocean". The Western Historical Quarterly. United States: Utah State University. 17 (2): 145–164. doi:10.2307/969278. JSTOR 969278. 
  9. ^ Nowell, Charles E. (December 1936). "The Loaisa Expedition and the Ownership of the Moluccas". Pacific Historical Review. United States: University of California Press. 5 (4): 325–336. doi:10.2307/3632888. JSTOR 3632888. 
  10. ^ Raharjo, Sandy Nur Ikfal (17 January 2012). "Menilik Perbatasan Indonesia-Filipina: Pulau Miangas". LIPI. Diakses tanggal 16 June 2012. 
  11. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama uwt139
  12. ^ Ulaen, Wulandari & Tangkilisan 2012, hlm. 61–62

Pranala luar



Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan