Greysia Polii: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k Menghapus Kategori:Pemain bulu tangkis Indonesia; Menambah Kategori:Pemain bulu tangkis putri Indonesia menggunakan HotCat Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 912: | Baris 912: | ||
{{DEFAULTSORT:Polii, Greysia}} |
{{DEFAULTSORT:Polii, Greysia}} |
||
[[Kategori:Pemain bulu tangkis Indonesia]] |
[[Kategori:Pemain bulu tangkis putri Indonesia]] |
||
[[Kategori:Tokoh Minahasa]] |
[[Kategori:Tokoh Minahasa]] |
||
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]] |
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]] |
Revisi per 19 Februari 2024 12.46
Greysia Polii | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Kebangsaan | Indonesia |
Lahir | 11 Agustus 1987 Jakarta, Indonesia |
Tinggi | 160 cm (5 ft 3 in)[1] |
Berat | 57 kg (126 pon)[1] |
Pensiun | 12 Juni 2022 |
Pegangan | Kanan |
Pelatih | Eng Hian Prasetyo R.B Ari Subarkah (pelatih fisik) |
Pasangan | Felix Djimin (m. 2020) |
Ganda Putri dan Ganda Campuran | |
Peringkat tertinggi | 2 (WD bersama Nitya Krishinda Maheswari 30 Januari 2016) 3 (WD bersama Apriyani Rahayu 21 September 2018) 5 (WD bersama Meiliana Jauhari 12 Mei 2011) 9 (WD bersama Jo Novita 2006) 82 (XD bersama Tontowi Ahmad 23 Agustus 2010) |
Rekam medali | |
Profil di BWF |
Greysia Polii (pelafalan dalam bahasa Indonesia: [ˈgrɛjsja poˈliʔi]; lahir 11 Agustus 1987) adalah mantan pemain bulu tangkis Indonesia pada nomor ganda putri. Atlet berdarah Minahasa ini adalah putri dari pasangan Willy Polii dan Evie Pakasi. Ia mulai bergabung di tim Piala Uber Indonesia sejak tahun 2004 dan juga tahun 2008.[3][4]
Greysia dan Apriyani Rahayu saat ini merupakan juara bertahan Olimpiade setelah mereka memenangkan nomor ganda putri pada Olimpiade Musim Panas 2020. Ia dan Apriyani menjadi atlet putri asal Indonesia ketiga dan keempat yang memenangkan medali emas dalam ajang Olimpiade setelah Susi Susanti pada 1992 dan Lilyana Natsir pada 2016. Greysia juga menjadi peraih medali emas bulu tangkis putri tertua pada ajang Olimpiade, dengan usia 33 tahun dan 356 hari.
Greysia resmi gantung raket melalui acara seremonial pada 12 Juni 2022, atau 1 hari sebelum penutupan Indonesia Masters 2022 di Istora, Jakarta.
Kehidupan awal
Greysia Polii lahir di Jakarta dari pasangan berdarah Minahasa, Willy Polii dan Evie Pakasi. Ia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.[5] Ia tinggal di Jakarta hingga ayahnya meninggal dunia saat ia berusia 2 tahun. Greysia kemudian pindah ke Manado, tempat ia menghabiskan masa kecilnya. Ia tertarik untuk bermain bulu tangkis akibat pengaruh dari kakaknya, dan juga dari mantan atlet bulu tangkis nasional Indonesia Deyana Lomban. Bakat bulu tangkisnya mulai muncul ketika ia berusia enam tahun. Pada 1995, ia dan ibunya pindah ke Jakarta untuk mendapatkan pelatihan dan kesempatan bermain bulu tangkis yang lebih baik. Ia kemudian bergabung ke klub bulu tangkis Jaya Raya Jakarta.[6] Ia mengidolakan Susi Susanti dan Zhang Ning.[5]
Saat ia menjadi anggota klub, Retno Koestijah menyadari bahwa Greysia yang saat itu berusia 14 tahun memiliki bakat untuk menjadi atlet ganda. Retno memindahkan Greysia dari pemain tunggal ke ganda. Keputusan tersebut membuahkan hasil yang baik hingga Greysia bergabung ke tim nasional bulu tangkis pada 2003.[6]
Karier
2003–2005: Awal karier dan gelar Kejuaraan Nasional
Greysia memulai karirnya sebagai atlet ganda putri dan campuran. Ia dipasangkan dengan Heni Budiman dan berhasil mencapai tahap semifinal pada turnamen Malaysia Satellite 2003.[7] Ia juga memenangkan gelar Kejuaraan Nasional Bulu Tangkis bersama Heni. Mereka mengalahkan pasangan dari Kalimantan Timur, Indarti Issolina dan Angeline de Pauw, dengan skor 8–15, 15–8, 15–7.[8]
Pada 2004, Greysia membantu tim nasional junior untuk mendapatkan medali perunggu pada nomor beregu putri Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Asia dan beregu campuran Kejuaraan Dunia Junior.[9] Ia juga mendapatkan medali perak pada nomor ganda campuran bersama Muhammad Rijal dan medali perunggu pada nomor ganda putri bersama Heni Budiman.[10] Ia memulai debutnya bersama tim nasional di Piala Uber pada 2004, ketika tim tersebut berhasil mencapai tahap perempat final.[11]
2006–2008: Gelar Grand Prix Dunia
Greysia mengawali musim 2006 dengan bertanding di ajang All England. Ia yang saat itu berpasangan dengan Jo Novita kalah ketika melawan unggulan ketiga dari Tiongkok, Yang Wei dan Zhang Jiewen.[12] Pada Mei, Greysia dan Jo Novita memenangkan gelar Grand Prix Dunia IBF pertamanya pada ajang Filipina Terbuka. Dalam ajang tersebut, ia mengalahkan musuh senegaranya, Endang Nursugianti dan Rani Mundiasti, dua gim sekaligus dengan skor 21–16, 21–13. Ia juga bertanding di nomor ganda campuran bersama Muhammad Rijal, tetapi kalah di babak semifinal ketika melawan pasangan dari Thailand, Sudket Prapakamol dan Saralee Thungthongkam.[13] Dalam ajang Indonesia Terbuka yang diselenggarakan di Surabaya, Greysia dikalahkan oleh pasangan Zhao Tingting di nomor ganda putri dan campuran.[14] Pada Juni, ia mencapai babak semifinal di nomor ganda campuran dan perempat final di nomor ganda putri dalam ajang Singapura Terbuka.[15] Dalam tur Asia Timur yang digelar pada Juli–Agustus, pencapaian tertingginya adalah menjadi finalis dalam ajang Korea Terbuka saat ia dan Jo Novita dikalahkan oleh pasangan Yang Wei dan Zhang Jiewen dengan skor 10–21, 11–21.[16] Bersama Jo Novita, ia terkualifikasi dalam Kejuaraan Dunia yang diselenggarakan di Madrid. Pasangan tersebut dikalahkan pada babak ketika oleh unggulan pertama dari Tiongkok, Gao Ling dan Huang Sui.[17] Dalam ajang Jepang Terbuka, ia bertanding di nomor ganda putri bersama Jo Novita dan ganda campuran bersama Muhammad Rijal. Pada nomor ganda campuran, ia dikalahkan oleh pasangan yang menjuarai Olimpiade, Zhang Jun dan Gao Ling, dengan skor 16–21, 22–20, 7–21.[18] Pada November, pasangan Greysia-Jo yang saat itu menjadi unggulan kedua berhasil mencapai babak semifinal Denmark Terbuka. Dalam babak tersebut, mereka dikalahkan oleh pasangan dari Polandia Kamila Augustyn dan Nadieżda Kostiuczyk dengan skor 13–21, 21–19, 19–21.[19] Pada Desember, ia mewakili Indonesia dalam Pesta Olahraga Asia 2006 di Doha. Dalam gelaran tersebut, ia dan pasangannya gagal menyumbangkan poin untuk tim dan regu Indonesia gagal mencapai babak semifinal. Karena cedera yang dialami oleh Jo Novita saat pertandingan melawan Malaysia dalam pertandingan beregu, Greysia dipasangkan dengan Pia Zebadiah Bernadeth untuk pertandingan individual. Pasangan tersebut kalah dalam babak kedua ketika melawan pasangan dari Jepang, Miyuki Maeda dan Satoko Suetsuna.[20][21][22][23] Ia dan Jo Novita mengakhiri musim 2006 sebagai pasangan ganda putri peringkat ke-9 dunia.[19]
Greysia mengawali musim 2007 dengan bertanding di Malaysia Terbuka bersama pasangan barunya, Vita Marissa. Pasangan tersebut mencapai babak final, tetapi dikalahkan oleh pasangan yang meraih juara dunia tiga kali, Gao Ling dan Huang Sui. Pelatih ganda putri saat itu, Aryono Miranat, menganggap pasangan baru ini memiliki prospek yang baik sehingga memutuskan untuk melanjutkannya. Dalam turnamen-turnamen selanjutnya, pasangan tersebut mencapai babak semifinal di Swiss Terbuka dan perempat final di All England dan Singapore Open.[24] Di Swiss, Greysia juga mencapai babak final dalam nomor ganda campuran dengan pasangan Muhammad Rijal.[25] Pada Juni, ia menjadi bagian dari tim Piala Sudirman Indonesia yang berhasil meraih peringkat kedua. Pada Juli, Greysia kembali dipasangkan dengan Jo Novita yang baru pulih dari cedera. Keduanya kembali bertanding dalam ajang Thailand Terbuka, China Masters, dan Filipina Terbuka.[26] Hasil terbaiknya saat itu ialah mencapai babak semifinal di Filipina setelah mengalahkan unggulan ketiga dari Tiongkok, Yang Wei dan Zhao Tingting, dengan skor 25–23, 24–22.[27]
Pada Agustus 2007, Greysia bertanding di Kejuaraan Dunia BWF dalam nomor ganda putri dan campuran. Pada babak kedua nomor ganda putri, ia terpaksa berhenti di tengah pertandingan karena mengalami cedera pada ligamen lutut kanannya.[28][29] Hasil terbaiknya dalam tur Eropa yang diselenggarakan pada Oktober–November ialah mencapai babak semifinal dalam ajang Prancis Terbuka.[30] Greysia dan Jo Novita berhasil memenangkan Kejuaraan Nasional Bulu Tangkis yang digelar di Solo. Kemenangan tersebut mempertahakan gelar Juara Nasional yang diraih Greysia saat masih berpasangan dengan Heni Budiman.[31] Pada Desember, ia tergabung dalam regu bulu tangkis Indonesia untuk Pesta Olahraga Asia Tenggara di Nakhon Ratchasima, Thailand. Dalam gelaran tersebut, Greysia meraih medali perak dan berkontribusi atas kemenangan Indonesia di cabang olahraga bulu tangkis beregu.[11]
Pada paruh pertama musim 2008, Greysia dan dua pasangan bertandingnya, Jo Novita dan Muhammad Rijal, tidak mencapai hasil yang memuaskan. Capaian terbaiknya saat itu di nomor ganda putri adalah mencapai babak perempat final dalam ajang Jerman Terbuka, All England, Indonesia Terbuka, dan Kejuaraan Asia. Sementara itu di nomor ganda campuran, ia mencapai babak perempat final di Korea, Jerman, dan India.[11] Pada Mei 2008, Greysia tergabung dalam tim Piala Uber Indonesia yang berhasil meraih posisi kedua.[32] Greysia kemudian dipasangkan dengan Nitya Krishinda Maheswari di nomor ganda putri dan Flandy Limpele di nomor ganda campuran.[33][34] Bersama pasangan barunya, ia berhasil mencapai babak semifinal di nomor ganda putri dalam ajang Denmark Terbuka, mengalahkan unggulan ke-7, Cheng Shu dan Zhao Yunlei, di babak kedua.[11][35] Ia juga mencapai babak perempat final di nomor ganda campuran dalam ajang Jepang Terbuka dan Tiongkok Masters.[11][36] Meskipun tidak berpasangan dengan Jo Novita sejak pertengahan tahun, keduanya terkualifikasi untuk bertanding dalam Final Superseries Masters di Kota Kinabalu, Malaysia.[37][38] Keduanya berhasil mencapai babak semifinal, sebelum dikalahkan oleh rekan senegaranya, Liliyana Natsir dan Vita Marissa, dengan skor 19–21, 17–21.[39]
2009–2012: Dua gelar Kejuaraan Nasional dan kartu hitam Olimpiade
Pada 2009, Greysia hanya fokus menjalani nomor ganda putri bersama Nitya Krishinda Maheswari. Meskipun keduanya gugur pada babak awal kejuaraan All England dan Swiss Terbuka, mereka berhasil mencapai babak final Singapura Terbuka. Keduanya berhasil mengalahkan pasangan peringkat pertama dunia, Chin Eei Hui dan Wong Pei Tty, dari Malaysia di babak perempat final, kemudian pasangan Lena Frier Kristiansen dan Kamilla Rytter Juhl dari Denmark pada babak semi-final.[40] Pada Mei 2009, Greysia tergabung dalam regu Indonesia yang menyelesaikan kompetisi Piala Sudirman di Guangzhou sebagai semifinalis.[41] Greysia dan Nitya bertanding dalam Kejuaraan Dunia di Hyderabad, India sebagai unggulan ke-13. Keduanya terhenti di babak ketiga setelah dikalahkan oleh pasangan peraih medali emas Olimpiade 2008 dan unggulan kelima, Du Jing dan Yu Yang, dengan skor 20–22 dan 12–21.[42] Ia berhasil mencapai babak semifinal pada kejuaraan Jepang dan Prancis Terbuka, tetapi terkalahkan oleh pasangan Ma Jin dan Wang Xiaoli dari Tiongkok pada kedua turnamen.[43][44] Pada Desember 2009, Greysia berpartisipasi dalam Pesta Olahraga Asia Tenggara di Vientiane, Laos. Ia meraih medali perak dalam nomor beregu putri dan bertanding sebagai unggulan kedua dalam nomor ganda putri. Greysia dan Nitya terhenti pada babak perempat final setelah terkalahkan oleh Savitree Amitrapai dan Vacharaporn Munkit dalam babak perempat final.[45][46] Pada akhir musim, keduanya berada dalam sepuluh besar peringkat dunia BWF untuk nomor ganda putri.[47]
Pada January 2010, Polii meraih dua gelar juara dalam Kejuaraan Nasional Bulu Tangkis 2009. Ia memenangi nomor ganda putri bersama Meiliana Jauhari dan ganda campuran bersama Tontowi Ahmad.[48] Sebagai pasangan baru, Greysia–Meiliana dianggap berhasil dalam tahapan Super Series. Keduanya mencapai babak semifinal dalam Singapura Terbuka serta babak perempat final dalam All England, Indonesia Terbuka, dan Tiongkok Masters. Keduanya juga menjadi finalis dalam Makau dan Grand Prix Gold Indonesia.[49] Ia mencapai babak perempat final dalam Kejuaraan Asia di nomor ganda putri dan campuran.[50] Ia juga termasuk dalam tim nasional bulu tangkis yang meraih medali perunggu dalam Piala Uber dan Pesta Olahraga Asia.[51] Pada akhir musim, ia menduduki peringkat sembilan dalam peringkat dunia BWF[49] dan peringkat delapan dalam peringkat Super Series untuk nomor ganda putri. Hal itu membuatnya lolos ke Final Super Series di Taipei.[52] Meskipun demikian, ia tidak lolos ke babak semifinal karena hanya menduduki peringkat ketiga dalam babak grup.[53]
2013–Sekarang
Pada Januari 2013, Greys dipasangkan dengan Anggia Shitta Awanda, Runner Up WJC 2011 di sektor Ganda Putri, Greys/Anggia berhasil menembus Babak Kedua All England. Pada Mei 2013, Greys kembali dipasangkan dengan mantan pasangannya, Nitya Krishinda Maheswari, Pasangan ini tampil menggebrak dengan langsung juara di turnamen pertamanya, SGC Thailand Open GP Gold, menembus Perempatfinal Djarum Indonesia Open Superseries Premier dan Semifinal Singapore Open Superseries. Pada tahun 2014, Greysia/Nitya meraih medali emas di cabang bulu tangkis nomor ganda putri perorangan di Asian Games 2014 yang diselenggarakan di Incheon, Korea Selatan.[54]
Pada tahun 2017, Greysia mulai dipasangkan dengan Apriyani Rahayu.[55]
Jabatan
- Ketua Komisi Atlet BWF (2022–2025)
Penghargaan
Penghargaan | Tahun | Kategori | Hasil | Ref. |
---|---|---|---|---|
Badzine Fair Play Trophy | 2009 | Berjiwa Paling Sportif | Menang | [56] |
AORI | 2014 | Atlet Terfavorit | Menang | [57] |
Indonesian Sport Awards | 2018 | Atlet Ganda Putri Terfavorit bersama Apriyani Rahayu | Menang | [58] |
Atlet Beregu Putri Terfavorit bersama Tim Bulu Tangkis Asian Games 2018 | Menang | |||
Penghargaan Anugerah Olahraga | 2021 | Olahragawan bersama Apriyani Rahayu | Menang | [59] |
Penghargaan Gatra | 2021 | Bidang Olahraga bersama Apriyani Rahayu | Menang | [60] |
Penghargaan BWF | 2021 | Pasangan Terbaik 2020/2021 bersama Apriyani Rahayu | Menang | [61] |
Penghargaan Google | 2021 | Google Year In Search 2021 | Menang | [62] |
Penghargaan KONI Pusat | 2021 | Atlet Terbaik bersama Apriyani Rahayu | Menang | [63] |
Golden Award Siwo PWI 2021 | 2021 | Atlet Terbaik Putri bersama Apriyani Rahayu | Menang | [64] |
Line Today Choice 2021 | 2021 | Most Favorite Indonesian Athlete bersama Apriyani Rahayu | Menang | [65] |
Prestasi
Olimpiade
Ganda putri
Tahun | Tempat | Pasangan | Lawan | Skor | Hasil | Ref. |
---|---|---|---|---|---|---|
2020 | Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, Jepang | Apriyani Rahayu | Chen Qingchen | 21–19, 21–15 | Emas | [66] |
Kejuaraan Dunia BWF
Ganda putri
Tahun | Tempat | Pasangan | Lawan | Skor | Hasil |
---|---|---|---|---|---|
2015 | Istora Senayan, | Nitya Krishinda Maheswari | Tian Qing | 8–21, 16–21 | Perunggu |
2018 | Nanjing Youth Olympic Sports Park, | Apriyani Rahayu | Mayu Matsumoto | 12–21, 21–23 | Perunggu |
2019 | St. Jakobshalle, | Apriyani Rahayu | Mayu Matsumoto | 12–21, 19–21 | Perunggu |
Pesta Olahraga Asia
Ganda putri
Tahun | Tempat | Pasangan | Lawan | Skor | Hasil |
---|---|---|---|---|---|
2014 | Gyeyang Gymnasium, | Nitya Krishinda Maheswari | Misaki Matsutomo | 21–15, 21–9 | Emas |
2018 | Istora Gelora Bung Karno, | Apriyani Rahayu | Misaki Matsutomo | 15–21, 17–21 | Perunggu |
Kejuaraan Asia
Ganda putri
Tahun | Tempat | Pasangan | Lawan | Skor | Hasil |
---|---|---|---|---|---|
2005 | Gachibowli Indoor Stadium, | Jo Novita | Kumiko Ogura | 10–15, 4–15 | Perunggu |
2016 | Wuhan Sports Center Gymnasium, | Nitya Krishinda Maheswari | Naoko Fukuman | 21–13, 19–21, 22–24 | Perunggu |
Pesta Olahraga Asia Tenggara
Ganda putri
Tahun | Tempat | Pasangan | Lawan | Skor | Hasil |
---|---|---|---|---|---|
2005 | PhilSports Arena, | Jo Novita | Chin Eei Hui | 12–15, 15–9, 13–15 | Perak |
2007 | Universitas Wongchawalitkul, | Jo Novita | Vita Marissa | 15–21, 14–21 | Perak |
2013 | Wunna Theikdi Indoor Stadium, | Nitya Krishinda Maheswari | Vivian Hoo Kah Mun | 17–21, 21–18, 17–21 | Perak |
2019 | Muntinlupa Sports Complex,
Metro Manila, Filipina |
Apriyani Rahayu | Chayanit Chaladchalam | 21–3, 21–18 | Emas |
Kejuaraan Dunia Junior IBF
Ganda putri
Tahun | Tempat | Pasangan | Lawan | Skor | Hasil |
---|---|---|---|---|---|
2004 | Minoru Arena, | Heni Budiman | Tian Qing | 1–15, 2–15 | Perunggu |
Ganda campuran
Tahun | Tempat | Pasangan | Lawan | Skor | Hasil |
---|---|---|---|---|---|
2004 | Minoru Arena, | Muhammad Rijal | He Hanbin | 12–15, 12–15 | Perak |
Kejuaraan Asia Junior
Ganda putri
Tahun | Tempat | Pasangan | Lawan | Skor | Hasil |
---|---|---|---|---|---|
2005 | Tennis Indoor Senayan, | Nitya Krishinda Maheswari | Cheng Shu | 15–7, 15–17, 13–15 | Perunggu |
Tur Dunia BWF (6 gelar, 2 runner up)
Tur Dunia BWF yang mulai diperkenalkan pada 19 Maret 2017 dan digelar mulai 2018,[67] adalah serangkaian turnamen elti bulu tangkis yang diselenggarak oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Tur Dunia BWF dibagi menjadi beberapa tingkat Final Tur Dunia, yakni Super 1000, Super 750, Super 500, Super 300 (bagian dari HSBC World Tour), dan Tur BWF Super 100.[68]
Ganda putri
Tahun | Tempat | Tingkat | Pasangan | Lawan | Skor | Hasil |
---|---|---|---|---|---|---|
2018 | Indonesia Masters | Super 500 | Apriyani Rahayu | Misaki Matsutomo | 17–21, 12–21 | Runner up |
2018 | India Terbuka | Super 500 | Apriyani Rahayu | Jongkolphan Kititharakul | 21–18, 21–15 | Juara |
2018 | Thailand Terbuka | Super 500 | Apriyani Rahayu | Misaki Matsutomo | 21–13, 21–10 | Juara |
2019 | Malaysia Masters | Super 500 | Apriyani Rahayu | Yuki Fukushima | 21–18, 16–21, 16–21 | Runner up |
2019 | India Terbuka | Super 500 | Apriyani Rahayu | Chow Mei Kuan | 21–11, 25–23 | Juara |
2020 | Indonesia Masters | Super 500 | Apriyani Rahayu | Maiken Fruergaard | 18–21, 21–11, 23–21 | Juara |
2020 | Spain Masters | Super 300 | Apriyani Rahayu | Gabriela Stoeva | 18–21, 22–20, 21–17 | Juara |
2020 (I) | Thailand Terbuka | Super 1000 | Apriyani Rahayu | Jongkolphan Kititharakul | 21–15, 21–12 | Juara |
2021 | Indonesia Terbuka | Super 1000 | Apriyani Rahayu | Nami Matsuyama Chiharu Shida |
19–21, 19–21, | Runner up |
Superseries BWF (3 gelar, 6 runner up)
Super Series BWF yang diluncurkan pada 14 Desember 2006 dan diimplementasikan pada 2007[69] adalah serangkaian turnamen bulu tangkis yang diselenggarakan oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Super Series BWF memiliki tingkatan yakni Superseries dan Superseries Premier. Satu musim Super Series memuat 12 turnamen di seluruh dunia sejak 2011.[70] Atlet-atlet yang berhasil akan melaju ke babak FInal Superseries yang diselenggarakan tiap akhir tahun.
Ganda putri
Tahun | Tempat | Pasangan | Lawan | Skor | Hasil |
---|---|---|---|---|---|
2007 | Malaysia Terbuka | Vita Marissa | Gao Ling | 21–19, 12–21, 11–21 | Runner up |
2009 | Singapura Terbuka | Nitya Krishinda Maheswari | Zhang Yawen | 14–21, 13–21 | Runner up |
2015 | Indonesia Terbuka | Nitya Krishinda Maheswari | Tang Jinhua | 11–21, 10–21 | Runner up |
2015 | Korea Terbuka | Nitya Krishinda Maheswari | Chang Ye-na | 21–15, 21–18 | Juara |
2016 | Singapura Terbuka | Nitya Krishinda Maheswari | Misaki Matsutomo | Walkover | Juara |
2016 | Australia Terbuka | Nitya Krishinda Maheswari | Bao Yixin | 21–23, 17–21 | Runner up |
2017 | Prancis Terbuka | Apriyani Rahayu | Lee So-hee | 21–17, 21–15 | Juara |
2017 | Hong Kong Terbuka | Apriyani Rahayu | Chen Qingchen | 21–14, 16–21, 15–21 | Runner up |
Ganda campuran
Tahun | Tempat | Pasangan | Lawan | Skor | Hasil |
---|---|---|---|---|---|
2007 | Swiss Terbuka | Muhammad Rijal | Lee Yong-dae | 21–14, 16–21, 18–21 | Runner up |
- Turnamen Final Super Series BWF
- Turnamen Super Series Premier BWF
- Turnamen Super Series BWF
Grand Prix BWF (5 gelar, 6 runner up)
Grand Prix BWF memiliki dua tingkatan, Grand Prix dan Grand Prix Gold BWF. Kompetisi ini merupakan serangkaian turnamen bulu tangkis yang diselenggarakan oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) sejak 2007 hingga 2017. Grand Prix Dunia Bulu Tangkis diselenggarakan oleh Federasi Bulu tangkis Internasional (IBF) dari 1983 hingga 2006.
Ganda putri
Tahun | Tempat | Pasangan | Lawan | Skor | Hasil |
---|---|---|---|---|---|
2006 | Korea Terbuka | Jo Novita | Yang Wei | 10–21, 11–21 | Runner up |
2006 | Filipina Terbuka | Jo Novita | Rani Mundiasti | 21–16, 21–13 | Juara |
2010 | Makau Terbuka | Meiliana Jauhari | Cheng Wen-hsing | 21–16, 18–21, 16–21 | Runner up |
2010 | Indonesia Grand Prix Gold | Meiliana Jauhari | Luo Ying | 21–11, 18–21, 11–21 | Runner up |
2011 | Tionghoa Taipei Terbuka | Meiliana Jauhari | Ha Jung-eun | 21–14, 18–21, 0–2 retired | Runner up |
2013 | Thailand Terbuka | Nitya Krishinda Maheswari | Yuriko Miki | 21–7, 21–13 | Juara |
2014 | Swiss Terbuka | Nitya Krishinda Maheswari | Bao Yixin | 21–19, 16–21, 13–21 | Runner up |
2014 | Tionghoa Taipei Terbuka | Nitya Krishinda Maheswari | Wang Xiaoli | 21–18, 21–11 | Juara |
2015 | Tionghoa Taipei Terbuka | Nitya Krishinda Maheswari | Luo Ying | 21–17, 21–17 | Juara |
2015 | Indonesia Masters | Nitya Krishinda Maheswari | Tang Yuanting | 18–21, 11–21 | Runner up |
2017 | Thailand Terbuka | Apriyani Rahayu | Chayanit Chaladchalam | 21–12, 21–12 | Juara |
- Turnamen Grand Prix Gold BWF
- Turnamen Grand Prix BWF & IBF
Riwayat pertandingan terhadap lawan tertentu
Berikut riwayat pertandingan melawan finalis Final Tur Dunia dan Super Series, semifinalis Kejuaraan Dunia, dan perempat finalis Olimpiade.[71]
Apriyani Rahayu
Pemain | P | M | K | Selisih |
---|---|---|---|---|
Chen Qingchen & Jia Yifan | 10 | 4 | 6 | –2 |
Du Yue & Li Yinhui | 7 | 4 | 3 | +1 |
Christinna Pedersen & Kamilla Rytter Juhl | 2 | 1 | 1 | 0 |
Yuki Fukushima & Sayaka Hirota | 11 | 3 | 8 | –5 |
Mayu Matsumoto & Wakana Nagahara | 5 | 1 | 4 | –3 |
Misaki Matsutomo & Ayaka Takahashi | 12 | 2 | 10 | –8 |
Nami Matsuyama & Chiharu Shida | 4 | 2 | 2 | 0 |
Shiho Tanaka & Koharu Yonemoto | 4 | 3 | 1 | +2 |
Vivian Hoo & Woon Khe Wei | 1 | 0 | 1 | –1 |
Selena Piek & Cheryl Seinen | 1 | 1 | 0 | +1 |
Chang Ye-na & Lee So-hee | 1 | 0 | 1 | –1 |
Kim So-yeong & Kong Hee-yong | 4 | 1 | 3 | –2 |
Lee So-hee & Shin Seung-chan | 8 | 6 | 2 | +4 |
Referensi
- ^ a b "Athlete: Greysia Polii". Asian Games 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-28. Diakses tanggal 28 October 2018.
- ^ Kustiani, Rini (ed.). "Profil Suami Greysia Polii, Felix Djimin Pengusaha Berlian". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-14. Diakses tanggal 6 Agustus 2021.
- ^ "Finally, Gold For Indonesia". Tempo.co. Tempo. 28 September 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-10. Diakses tanggal 1 Agustus 2021.
- ^ "SEA Games: Greysia celebrates first gold after 14 years as young guns shine". www.thejakartapost.com. The Jakarta Post. 11 December 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-24. Diakses tanggal 1 Agustus 2021.
- ^ a b Umar, Rhendi (10 December 2019). "Profil Greysia Polii, Pebulutangkis Asal Sulut Raih Medali Emas di Sea Games 2019, Karirnya Gemilang". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 January 2020.
- ^ a b Ratnati, Ira (14 October 2008). "GREYSIA POLII : "The best is yet to come!"". www.badzine.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 March 2016.
- ^ "Luster-Malaysia Satellite Badminton Championships results". www.thestar.com.my. 24 November 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 January 2020.
- ^ "Kejurnas 2010 [INA National Championships]". www.badmintoncentral.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 January 2020. Diakses tanggal 29 August 2020.
- ^ "NOONNOPPI Asian Juniors Badminton Championship 2004". www.koreabadminton.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 October 2004.
- ^ "Weltmeisterschaft U 19 2004". archiv.badminton.de (dalam bahasa Jerman). Diakses tanggal 25 January 2020.[pranala nonaktif permanen]
- ^ a b c d e "Profil: Greysia Polii". Merdeka.com. MERDEKA.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 December 2017. Diakses tanggal 21 November 2017.
- ^ "All England 2006: Luluk/Alven Bertahan, Jo/Greysia Habis". detikcom. 20 January 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-15. Diakses tanggal 26 January 2020.
- ^ "Bingo Bonanza Philippine Open". Deutscher Badminton Verband (dalam bahasa Jerman). Diakses tanggal 26 January 2020.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Indonesia Open 2006: Lima Ganda Campuran Indonesia Tumbang". detikcom. 1 June 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-10. Diakses tanggal 26 January 2020.
- ^ "Bulutangkis Singapura Terbuka: Happy Ending buat Cipayung". Bulutangkis. 14 June 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-17. Diakses tanggal 26 January 2020.
- ^ "Badminton: Roslin falls in final hurdle". The Star. 28 August 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-14. Diakses tanggal 26 January 2020.
- ^ "Kejuaraan Dunia 2006: Taufik Terus, Jo/Gresya Kandas". Bulutangkis. 20 September 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-10. Diakses tanggal 26 January 2020.
- ^ "Kejuaraan Bulutangkis Jepang Terbuka: China Kembali Hambat Ganda Putri Indonesia". Bulutangkis. 13 October 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-10. Diakses tanggal 26 January 2020.
- ^ a b "Jo/Greysia Gagal ke Final Denmark Terbuka". ANTARA News. 5 November 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-10. Diakses tanggal 26 January 2020.
- ^ Bambang, ed. (2 December 2006). "Putri Cina Masih Terlalu Tangguh Untuk Indonesia". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-14. Diakses tanggal 26 January 2020.
- ^ "Asian Games 2006: Putri Indonesia Melaju". detikcom. 3 December 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-17. Diakses tanggal 26 January 2020.
- ^ Bambang, ed. (3 December 2006). "Peluang Tim Putri Bulutangkis ke Semifinal Menipis". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-10. Diakses tanggal 26 January 2020.
- ^ Suryanto, ed. (14 February 2007). "Jo Novita Mulai Berlatih". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-15. Diakses tanggal 26 January 2020.
- ^ Wondomisnowo, Broto Happy; Sardi, Caesar (6 March 2015). "Greysia/Vita Diuntungkan Sebagai Underdog". Bola Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-15. Diakses tanggal 27 January 2020.
- ^ Purwanto, Heru (18 March 2007). Purwanto, Heru, ed. "Simon dan Greysia/Rijal Gagal Rebut Gelar Swiss Terbuka". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-10. Diakses tanggal 27 January 2020.
- ^ Bambang (29 June 2007). Bambang, ed. "Thailand, China dan Philipina Ajang Pemanasan Kejuaraan Dunia". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-10. Diakses tanggal 27 January 2020.
- ^ Ciptadi, Dania (21 July 2007). "Filipina Terbuka 2007: Lagi-lagi Zhao/Yang gugur di tangan pasangan Indonesia". Bulutangkis. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-17. Diakses tanggal 27 January 2020.
- ^ "Kejuaraan Dunia XVI/2007: Grace Jadi Tumbal". Bulutangkis. 16 August 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-14. Diakses tanggal 27 January 2020.
- ^ "Kejuaraan Dunia XVI/2007: Cedera Tidak Membuat Greysia Polii Gentar". Bulutangkis. 17 August 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-15. Diakses tanggal 27 January 2020.
- ^ "Prancis Super Series 2007: Masih Ada Harapan Juara". Bulutangkis. 4 November 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-10. Diakses tanggal 27 January 2020.
- ^ "Taufik Juara Kejurnas 2007: Rekor Pertemuan dengan Sony Imbang 3-3". Bulutangkis. 18 November 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-14. Diakses tanggal 27 January 2020.
- ^ Sasongko, Tjahjo (16 May 2016). Sasongko, Tjahjo, ed. "Greysia Polii Mengingat Suasana 2008". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-14. Diakses tanggal 29 January 2020.
- ^ Lastania, Ezther (19 October 2008). "Pebulutangkis Greysia/Nitya Berpotensi". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-10. Diakses tanggal 29 January 2020.
- ^ "Vita Marissa Bimbing Rijal". Bulutangkis. 4 September 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-10. Diakses tanggal 29 January 2020.
- ^ "Ganda Bulutangkis Rian/Yonatan Tantang Pasangan Baru China". ANTARA News. 24 October 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-15. Diakses tanggal 29 January 2020.
- ^ Hearn, Don (26 September 2008). "China Masters 2008 QF – A Saina of Things to Come?". Badzine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 December 2017. Diakses tanggal 29 January 2020.
- ^ Sachetat, Raphaël (12 December 2008). "Super Series Finals – No China, no Taufik". Badzine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 May 2017. Diakses tanggal 29 January 2020.
- ^ Sidik, Jafar M (11 December 2008). Sidik, Jafar M, ed. "Taufik Mundur dari Final Super Series". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-14. Diakses tanggal 29 January 2020.
- ^ "Peter Gade springs a surprise to reach Super Series final". Taipei Times. 21 December 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-15. Diakses tanggal 29 January 2020.
- ^ Lastania, Ezther (14 June 2009). "Indonesia Pulang Tanpa Gelar". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-23. Diakses tanggal 30 January 2020.
- ^ Lin, Jan (16 May 2009). "Sudirman Cup 2009 Semi-finals – Indonesia's unSung hero not enough to spoil Korea's jubiLEE party". Badzine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 August 2019. Diakses tanggal 30 January 2020.
- ^ Firdaus, Achmad (14 August 2009). "Sony Melaju ke Perempatfinal". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-26. Diakses tanggal 30 January 2020.
- ^ "Gelar Ganda Putra Milik Indonesia". VIVA.co.id. 26 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-24. Diakses tanggal 30 January 2020.
- ^ lou, ed. (11 November 2009). "Nitya/Greysia Anti-klimaks, Gagal ke Final". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-10. Diakses tanggal 30 January 2020.
- ^ "Putra Emas, Putri Perak". detikcom. 13 December 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-30. Diakses tanggal 30 January 2020.
- ^ Nurhidayat, Despian (9 December 2019). "Penantian 14 Tahun Greysia Polii untuk Emas SEA Games Terbayar". Media Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-30. Diakses tanggal 30 January 2020.
- ^ "Flashback, Ranking Tertinggi Greysia/Nitya sebelum bercerai". Bulutangkis. 10 May 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-15. Diakses tanggal 30 January 2020.
- ^ "Kejurnas Perorangan Dewasa 2009: Sony Raih Juara, Panitia Lega". Bulutangkis. 31 January 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-18. Diakses tanggal 28 January 2020.
- ^ a b "Meiliana/Greysia Paling Menonjol". PB Djarum. 5 January 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-10. Diakses tanggal 30 January 2020.
- ^ Burhani, Ruslan (16 April 2010). Burhani, Ruslan, ed. "Devin/Liliyana Wakil Indonesia di Semifinal". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-15. Diakses tanggal 30 January 2020.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamame3
- ^ Hearn, Don (12 December 2010). "Super Series Finals 2010 – Top 8 to Taipei?". Badzine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-25. Diakses tanggal 30 January 2020.
- ^ "Wakil Indonesia Habis". detikcom. 7 January 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-10. Diakses tanggal 30 January 2020.
- ^ "Ini Dia Atlet Indonesia Peraih Medali di Asian Games 2014". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-16. Diakses tanggal 2020-08-24.
- ^ Saleh, Nurdin, ed. (2019-10-25). "Gagal di French Open, Ini Rapor Greysia / Apriyani Sejak Berduet". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-01. Diakses tanggal 2020-08-24.
- ^ lou, ed. (3 November 2009). "Greysia Sabet Badzine Fair Play Trophy". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-09. Diakses tanggal 27 Januari 2022.
- ^ Bolasport.com (2015-04-26). "Greysia Polii Atlet Terfavorit AORI 2014 - Bolasport.com". juara.bolasport.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-21. Diakses tanggal 2021-12-04.
- ^ "Inilah Daftar Terfavorit Indonesian Sport Awards 2018". detikcom. Detik. 23 November 2018. Diakses tanggal 24 November 2018.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Ketum PWI Pusat Hingga Apriyani Rahayu Terima Penghargaan Olahraga". Penasutra.id. 9 September 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-19. Diakses tanggal 19 Februari 2022.
- ^ Nuary, Muhammad Guruh; Febriana, Bernadetta (1 Desember 2021). "Sabet Emas Olimpiade, Greys/Apri Raih Gatra Awards". Gatra. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 3 Desember 2021.
- ^ "BWF Player of the Year Award Winners 2020/2021". Badminton World Federation. 3 Desember 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-05. Diakses tanggal 3 Desember 2021.
- ^ Firdhayanti (9 Desember 2021). Fitria, Linda, ed. "Namanya Banyak Dicari, Greysia Polii Masuk Google Year In Search 2021". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-19. Diakses tanggal 19 Februari 2022.
- ^ Hilmi, Laura; Gigih (9 Desember 2021). "Daftar Peraih Penghargaan Atlet Terbaik dari KONI Pusat: Ada Greysia/Apriyani & Anthony Ginting". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-22. Diakses tanggal 23 Januari 2022.
- ^ Sipahutar, Celvin Moniaga (17 Desember 2021). Idris, Firzie A., ed. "Daftar Peraih Golden Award Siwo PWI 2021, Eko Yuli hingga Greysia/Apriyani". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-10. Diakses tanggal 25 Januari 2022.
- ^ "Selamat! Berikut Daftar Pemenang LINE TODAY CHOICE 2021, Ada Pilihanmu?". Line Today. 20 Desember 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-03. Diakses tanggal 22 Desember 2021.
- ^ Ridha, Rasyid (14 Agustus 2021). "Kado Istimewa DKI Jakarta untuk Pasangan Peraih Medali Emas, Greysia Sampai Emosional". JPNN.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-15. Diakses tanggal 14 Agustus 2021.
- ^ Alleyne, Gayle (19 March 2017). "BWF Launches New Events Structure". bwfbadminton.com. Badminton World Federation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 December 2017. Diakses tanggal 29 November 2017.
- ^ Sukumar, Dev (10 January 2018). "Action-Packed Season Ahead!". bwfbadminton.com. Badminton World Federation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 January 2018. Diakses tanggal 15 January 2018.
- ^ "BWF Launches Super Series". Badminton Australia. 15 December 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 October 2007.
- ^ "Yonex All England Elevated To BWF Premier Super Series Event". www.ibadmintonstore.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 October 2013. Diakses tanggal 29 September 2013.
- ^ "Greysia Polii's Profile – Head To Head". Badminton World Federation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-31. Diakses tanggal 25 February 2020 – via BWF-Tournament Software.