Nana Nuriana: Perbedaan antara revisi
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 54: | Baris 54: | ||
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Kodam III/Siliwangi|Pangdam III/Siliwangi]] |tahun = 1991−1993|pendahulu = [[Arie Sudewo]] |pengganti = [[Muzani Syukur]]}} |
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Kodam III/Siliwangi|Pangdam III/Siliwangi]] |tahun = 1991−1993|pendahulu = [[Arie Sudewo]] |pengganti = [[Muzani Syukur]]}} |
||
{{Kotak_selesai}} |
{{Kotak_selesai}} |
||
{{Gubernur Jawa Barat}} |
|||
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]] |
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]] |
Revisi per 20 Desember 2023 06.11
Raden Nana Nuriana | |
---|---|
Gubernur Jawa Barat Ke-11 | |
Masa jabatan 13 Juni 1993 – 13 Juni 2003 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Raden Nana Nuriana 17 April 1938 Bandung, Jawa Barat, Hindia Belanda |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Partai Golongan Karya (1967–2005) Independen (2005–sekarang) |
Alma mater | Akademi Militer Nasional (1962) |
Profesi | Tentara |
Karier militer | |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1962—1993 |
Pangkat | Mayor Jenderal TNI |
Satuan | Infanteri |
Sunting kotak info • L • B |
Mayjen TNI (Purn.) Raden Nana Nuriana (lahir 17 April 1938) adalah Gubernur Jawa Barat dua periode, periode 1993−1998 dan 1998−2003.[1] Nuriana juga adalah seorang purnawirawan tentara dengan pangkat terakhir Mayjen TNI, ia menamatkan pendidikan di Akademi Militer Nasional (AMN) pada tahun 1962. Sebelum menjadi gubernur, ia menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi dari tahun 1991 sampai 1993.
Riwayat Hidup
Gubernur Jawa Barat
Selama menjabat gubernur periode periode 1993−1998 dan 1998−2003, Nana Nuriana dikenal sebagai sosok yang pendiam dan terkesan low profile sehingga ia cukup berjarak dari hiruk pikuk pers.
Pada saat Presiden Soeharto mempersiapkan Kawasan Jonggol sebagai lokasi Ibukota Indonesia baru, dia membentuk tim khusus dan turut membantu pembebasan lahan untuk mendukung gagasan tersebut. Pada tahun 1997, Nana memohon dukungan kepada DPRD Jawa Barat dalam mengajukan wilayah selatan atau penyangga kawasan calon ibu kota Indonesia baru di Jonggol untuk dijadikan pusat pemerintahan provinsi yang baru, yaitu Cikalongkulon, Cianjur serta sebagian desa di Jonggol selatan. Alasan pemindahan ibukota baru Jawa Barat cukup beragam yang dimulai dari tuntutan warga Banten yang mengeluh jauhnya ibukota Jawa Barat dari wilayah mereka hingga lokasi kantor-kantor pemerintan provinsi yang terpisah-pisah. Akan tetapi, hingga akhir jabatannya pemindahan tersebut tidak terlaksana.
Pasca-Reformasi, Nana menjadi tokoh penting dalam pembentukan Provinsi Banten, serta berperan besar dalam peningkatan status kota administrasi di Jawa Barat.[2]
Referensi
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Yogie Suardi Memet |
Gubernur Jawa Barat 1993−2003 |
Diteruskan oleh: Danny Setiawan |
Jabatan militer | ||
Didahului oleh: Arie Sudewo |
Pangdam III/Siliwangi 1991−1993 |
Diteruskan oleh: Muzani Syukur |