Lompat ke isi

Pangeran Syarif: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Henrys Wirakusumah (bicara | kontrib)
k merapihkan spasi dan paragraf
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Pangeran Syarif''' ([[bahasa Banjar|Banjar]]: Pangeran Serip) adalah gelar berganda yaitu penggabungan gelar [[Pangeran]] yang merupakan gelar [[bangsawan]] [[Kesultanan]] di Nusantara dengan gelar [[Syarif]] gelar [[Syarif Mekkah|bangsawan Makkah]]. Kalangan [[Alawiyyin |Ba'alawi]] yang sebelumnya bergelar [[Sayyid]] dilantik sebangai bangsawan kemudian gelarnya berubah menjadi [[Syarif]] (sama seperti gelar [[Syarif Mekkah|bangsawan Makkah]]) sehingga menjadi [[Pangeran Syarif]] yang diberikan kepada seseorang lelaki keturunan Arab yang menikah dengan puteri [[Sultan Banjar]], sedangkan puteri [[Sultan]] tersebut menjadi isteri permaisuri disebut dengan panggilan [[Ratu Syarif]] (misalnya [[Ratoe Sarib Anom]]). Namun seorang [[Sayyid]] yang tidak berpangkat [[bangsawan]], gelarnya selanjutnya berubah menjadi [[Habib]].
'''Pangeran Syarif''' ([[bahasa Banjar|Banjar]]: Pengeran Serip) adalah gelar berganda yaitu penggabungan gelar [[Pangeran]] yang merupakan gelar [[bangsawan]] [[Kesultanan]] di Nusantara dengan gelar [[Syarif]] gelar [[Syarif Mekkah|bangsawan Makkah]]. Kalangan [[Alawiyyin |Ba'alawi]] yang sebelumnya bergelar [[Sayyid]] dilantik sebangai bangsawan kemudian gelarnya berubah menjadi [[Syarif]] (sama seperti gelar [[Syarif Mekkah|bangsawan Makkah]]) sehingga menjadi [[Pangeran Syarif]] yang diberikan kepada seseorang lelaki keturunan Arab yang menikah dengan puteri [[Sultan Banjar]], sedangkan puteri [[Sultan]] tersebut menjadi isteri permaisuri disebut dengan panggilan [[Ratu Syarif]] (misalnya [[Ratoe Sarib Anom]]). Namun seorang [[Sayyid]] yang tidak berpangkat [[bangsawan]], gelarnya selanjutnya berubah menjadi [[Habib]].


Orang-orang mendapat gelar Pangeran Syarif, diantaranya:
Orang-orang mendapat gelar Pangeran Syarif, diantaranya:

Revisi per 2 Februari 2024 12.20

Pangeran Syarif (Banjar: Pengeran Serip) adalah gelar berganda yaitu penggabungan gelar Pangeran yang merupakan gelar bangsawan Kesultanan di Nusantara dengan gelar Syarif gelar bangsawan Makkah. Kalangan Ba'alawi yang sebelumnya bergelar Sayyid dilantik sebangai bangsawan kemudian gelarnya berubah menjadi Syarif (sama seperti gelar bangsawan Makkah) sehingga menjadi Pangeran Syarif yang diberikan kepada seseorang lelaki keturunan Arab yang menikah dengan puteri Sultan Banjar, sedangkan puteri Sultan tersebut menjadi isteri permaisuri disebut dengan panggilan Ratu Syarif (misalnya Ratoe Sarib Anom). Namun seorang Sayyid yang tidak berpangkat bangsawan, gelarnya selanjutnya berubah menjadi Habib.

Orang-orang mendapat gelar Pangeran Syarif, diantaranya:


1. Sayyid Abdurrahman Alkadrie mendapat gelar Pangeran Syarif Abdurrahman Nur Alam, ketika ia menikahi Ratoe Sarib Anom- puteri Sultan Tamjidullah I atau saudara perempuan dari Sunan Nata Alam (Sultan Banjar saat itu).[1]


2 Sayyid Hoesin bin Mohamad Baharoen mendapat gelar Pangeran Syarif Husin Darma Kasuma, yang memegang jabatan Hoofd-Kadhi (mufti besar) di Kesultanan Banjar, ketika ia menikahi Ratu Aminah binti Sultan Adam.[2][3][4]


3 Pangeran Sjarif Ali Al Aidroes, Kepala Landschap Sabamban.

4 Pangeran Syarif Nata Kesuma ,ketika ia menikahi Ratoe Didjah (Hadidjah)/Ratoe Kramat binti Sultan Adam


5 Pangeran Sjarif Oemar,ketika ia menikahi Ratu Biduri binti Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur-Rahman


6 Pangeran Sjarif Aboe Bakar,ketika ia menikahi Ratoe Sjerief Aboe Bakar binti MANGKUBUMI BANJAR Pangeran Wira Kasoema


7 Habib Abdurrahman Bahasyim mendapat gelar Pangeran Syarif Abdurrahman Bahasyim dari Kesultanan Banjar.[5]


Lihat pula

Rujukan

  1. ^ Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde (dalam bahasa Belanda). 3. 1855. hlm. 569. 
  2. ^ Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia), Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap (dalam bahasa Belanda). 9. Batavia: Lange. hlm. 120. 
  3. ^ Regeerings-almanak voor Nederlandsch-Indië 1867 (dalam bahasa Belanda). 40. Batavia: Landsdrukkerij. 1867. hlm. 130. 
  4. ^ Meyners, H. G. J. L. (1886). Bijdragen tot de kennis der geschiedenis van het ... (dalam bahasa Belanda). Batavia. hlm. 179. 
  5. ^ Frans Rumbon (11 Maret 2022). Eka Dinayanti, ed. "KalselPedia - Senator Kalsel Dr (Cand) H Pangeran Syarif Abdurrahman Bahasyim".