Lompat ke isi

Lebo, Manganitu, Kepulauan Sangihe: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Tempat Wisata: Bot: Menambah referensi
Lombongaris (bicara | kontrib)
Desa Lebo
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Desa Lebo.jpg|jmpl]]
[[Berkas:Desa Lebo.jpg|jmpl|[[Berkas:Lebo.jpg|jmpl]]]]


= Desa Lebo =
= Desa Lebo =
Baris 13: Baris 13:
|penduduk=
|penduduk=
|kepadatan=
|kepadatan=
}}<mapframe latitude="3.510851" longitude="125.507727" zoom="5" width="200" height="100" />'''Lebo''' merupakan salah satu [[desa]] yang berada di kecamatan [[Manganitu, Kepulauan Sangihe|Manganitu]], Kabupaten [[Kabupaten Kepulauan Sangihe|Kepulauan Sangihe]], provinsi [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]]
}}'''Lebo''' merupakan salah satu [[desa]] dari 18 desa yang berada di kecamatan [[Manganitu, Kepulauan Sangihe|Manganitu]], Kabupaten [[Kabupaten Kepulauan Sangihe|Kepulauan Sangihe]], provinsi [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]]. Jarak tempuh ke ibukota kecamatan ±12 km, ke ibu kota kabupaten ±22 km.<mapframe latitude="3.510851" longitude="125.507727" zoom="5" width="200" height="100" />


===== Sejarah Nama Lebo =====
== Sejarah Desa Lebo ==
Dulu, Desa Lebo dikenal sebagai Desa Bahoi. Ketika pemerintahan Raja Tolosang mengambil alih kerajaan Maogungang ([[Manganitu, Kepulauan Sangihe|KECAMATAN MANGANITU]]), nama-nama pesisir pantai harus disesuaikan dengan nama kota kerajaan. Oleh karena itu, selama masa pemerintahan Raja Tolosang, Desa Lebo masih bernama Bahoi. Setelah tahun 1875, Desa Bahoi diresmikan sebagai Desa.
Nama "Lebo" memiliki sejarah khusus yang terkait dengan budaya Sangihe. ''Lebo adalah sejenis lumpur yang digunakan untuk memberi warna ungu pada kain [[:Berkas:Baju Adat Suku Sangihe. Laku Tepu, foto - alffian walukow.jpg|baju adat Sangihe.]]'' Nama desa ini menggambarkan sejarah dan tradisi budaya unik masyarakat setempat.


Sebelum kepala desa memerintah, Desa Bahoi dibagi menjadi dua wilayah kekuasaan. Wilayah pertama, yang batasnya dari "Sungai Bendade" hingga "Sungai Pokole", diperintah oleh seorang Kulano bernama Maneking. Wilayah kedua, yang batasnya dari "Sungai Pokole" hingga "Tanjung Lelapide", diperintah oleh Kulano bernama Habibi. Pemerintahan Wilayah kedua masih bergabung dengan Desa Akesembeka (Karatung, Kec. Manganitu).
===== Tempat Wisata =====
Desa Lebo memiliki daya tarik alam yang menarik, salah satunya adalah [[google:senggelohe&source=lmns&bih=854&biw=1706&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwispNiK6NeBAxWcTGwGHW yC-cQ AUoAHoECAEQAA|Pulau Senggelohe]]. Pulau Senggelohe adalah sebuah pulau batu yang terletak di laut dekat pantai Desa Lebo. Pulau ini merupakan destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam bawah laut yang luar biasa. Wisatawan dapat menikmati aktivitas snorkeling dan mengeksplorasi keindahan bawah laut yang mempesona.


=== Pergantian Nama Bahoi menjadi Lebo ===
Nama "Lebo" sudah digunakan sejak masa pemerintahan Raja Lasaru karena salah satu wilayah anak desa Bahoi bernama ''Lebo''. Perubahan nama dari Bahoi menjadi Lebo resmi ditetapkan pada tanggal ''12 Juni 1947'', ketika Agustinus Dinge Mona menjabat sebagai Kepala Desa. Pengesahan nama ini dilakukan melalui otoritas Raja Dalondo dari Manganitu. Saat itu, Jogugu dijabat oleh S. Dalawir.

=== '''Sejarah Nama Lebo''' ===
"Lebo" adalah istilah dalam bahasa daerah Sangihe yang mengacu pada lumpur. Di masa lalu, tepatnya di Kampung Bahoi, terdapat rawa yang lumpurnya digunakan untuk pewarnaan kain dalam pembuatan baju adat Sangihe yang dikenal sebagai "LEBOMBALI", yang berarti lumpur pewarna baju adat. Warna yang dihasilkan meliputi biru, hijau, dan ungu. Hal ini menjelaskan pergantian nama dari Bahoi menjadi Lebo.

== Tempat Wisata ==
[[Berkas:Pulau Batu Senggelohe.jpg|jmpl]]
Desa Lebo memiliki daya tarik alam yang menarik, salah satunya adalah '''Pulau Senggelohe'''. Pulau Senggelohe adalah sebuah pulau batu yang terletak di laut dekat pantai Desa Lebo . Pulau ini merupakan destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam bawah laut yang luar biasa. Wisatawan dapat menikmati aktivitas snorkeling dan mengeksplorasi keindahan bawah laut yang mempesona.

== Daftar Kepala Desa ==
{| class="wikitable"
|+
!No
!Nama
!Tahun Memerintah
!Ket.
|-
|1.
|Dalega Sawang Muli
|1875 - 1904
|
|-
|2.
|Wellem Mokodompis
|1905 - 1906
|
|-
|3.
|Fillipes Damping
|1907 - 1912
|
|-
|4.
|Hendrik Tiwa
|1913 - 1920
|
|-
|5.
|Paulus Muli
|1921 - 1927
|
|-
|6.
|A. B. M. Pandensolang
|1928 - 1944
|
|-
|7.
|Christomus Pandensolang
|1945 - 1946
|
|-
|8.
|Agustinus Dinse Mona
|1946 - 1974
|
|-
|9.
|Eratus Muli
|1974 - 1975
|Pejabat
|-
|10.
|Adeneur Sudihati Mona
|1976
|6 Bulan
|-
|11.
|Wemprit Modali
|1976 - 1980
|Pejabat
|-
|12.
|Heronimus Andris
|1980 - 1993
|
|-
|13.
|R. S. Manganguwi
|1993 - 2003
|
|-
|14.
|Y. Mona
|2003 - 2008
|
|-
|15.
|R. S. Manganguwi
|2008 - 2018
|
|-
|16.
|Samson Y. Muli
|2018 - 2024
|
|}
{{Manganitu, Kepulauan Sangihe}}
{{Manganitu, Kepulauan Sangihe}}



Revisi per 28 Maret 2024 14.45

Desa Lebo

Lebo
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Utara
KabupatenKepulauan Sangihe
KecamatanManganitu
Kode pos
95853
Kode Kemendagri71.03.13.2011 Edit nilai pada Wikidata
Luas5,66 km² (2,19 mil²)

Lebo merupakan salah satu desa dari 18 desa yang berada di kecamatan Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Jarak tempuh ke ibukota kecamatan ±12 km, ke ibu kota kabupaten ±22 km.

Peta

Sejarah Desa Lebo

Dulu, Desa Lebo dikenal sebagai Desa Bahoi. Ketika pemerintahan Raja Tolosang mengambil alih kerajaan Maogungang (KECAMATAN MANGANITU), nama-nama pesisir pantai harus disesuaikan dengan nama kota kerajaan. Oleh karena itu, selama masa pemerintahan Raja Tolosang, Desa Lebo masih bernama Bahoi. Setelah tahun 1875, Desa Bahoi diresmikan sebagai Desa.

Sebelum kepala desa memerintah, Desa Bahoi dibagi menjadi dua wilayah kekuasaan. Wilayah pertama, yang batasnya dari "Sungai Bendade" hingga "Sungai Pokole", diperintah oleh seorang Kulano bernama Maneking. Wilayah kedua, yang batasnya dari "Sungai Pokole" hingga "Tanjung Lelapide", diperintah oleh Kulano bernama Habibi. Pemerintahan Wilayah kedua masih bergabung dengan Desa Akesembeka (Karatung, Kec. Manganitu).

Pergantian Nama Bahoi menjadi Lebo

Nama "Lebo" sudah digunakan sejak masa pemerintahan Raja Lasaru karena salah satu wilayah anak desa Bahoi bernama Lebo. Perubahan nama dari Bahoi menjadi Lebo resmi ditetapkan pada tanggal 12 Juni 1947, ketika Agustinus Dinge Mona menjabat sebagai Kepala Desa. Pengesahan nama ini dilakukan melalui otoritas Raja Dalondo dari Manganitu. Saat itu, Jogugu dijabat oleh S. Dalawir.

Sejarah Nama Lebo

"Lebo" adalah istilah dalam bahasa daerah Sangihe yang mengacu pada lumpur. Di masa lalu, tepatnya di Kampung Bahoi, terdapat rawa yang lumpurnya digunakan untuk pewarnaan kain dalam pembuatan baju adat Sangihe yang dikenal sebagai "LEBOMBALI", yang berarti lumpur pewarna baju adat. Warna yang dihasilkan meliputi biru, hijau, dan ungu. Hal ini menjelaskan pergantian nama dari Bahoi menjadi Lebo.

Tempat Wisata

Desa Lebo memiliki daya tarik alam yang menarik, salah satunya adalah Pulau Senggelohe. Pulau Senggelohe adalah sebuah pulau batu yang terletak di laut dekat pantai Desa Lebo . Pulau ini merupakan destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam bawah laut yang luar biasa. Wisatawan dapat menikmati aktivitas snorkeling dan mengeksplorasi keindahan bawah laut yang mempesona.

Daftar Kepala Desa

No Nama Tahun Memerintah Ket.
1. Dalega Sawang Muli 1875 - 1904
2. Wellem Mokodompis 1905 - 1906
3. Fillipes Damping 1907 - 1912
4. Hendrik Tiwa 1913 - 1920
5. Paulus Muli 1921 - 1927
6. A. B. M. Pandensolang 1928 - 1944
7. Christomus Pandensolang 1945 - 1946
8. Agustinus Dinse Mona 1946 - 1974
9. Eratus Muli 1974 - 1975 Pejabat
10. Adeneur Sudihati Mona 1976 6 Bulan
11. Wemprit Modali 1976 - 1980 Pejabat
12. Heronimus Andris 1980 - 1993
13. R. S. Manganguwi 1993 - 2003
14. Y. Mona 2003 - 2008
15. R. S. Manganguwi 2008 - 2018
16. Samson Y. Muli 2018 - 2024