Lompat ke isi

Bajing kelapa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 19: Baris 19:
}}
}}


'''Bajing kelapa''' adalah sejenis [[mamalia]] pengerat kecil yang termasuk [[familia|keluarga]] (Sciuridae). Secara umum, di banyak tempat di Indonesia, [[hewan]] ini dikenal dengan nama '''''bajing''''' (bahasa: '''[[Bahasa Sunda|Sunda]]''' dan '''[[Bahasa Jawa|Jawa]]''') atau '''''tupai''''' (bahasa: '''[[Bahasa Melayu|Melayu]]''' dan '''[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]'''). Dalam [[bahasa Melayu]], bajing kelapa disebut tupai pinang, sedangkan dalam [[bahasa Indonesia]] yang baik dan benar, bajing kelapa disebut tupai kelapa atau tupai nyiur. Tetapi dalam [[bahasa Sunda]], tupai dibagi menjadi dua jenis, yaitu [[bajing]] dan kékés/[[tupai kekes]], '''bajing''' untuk menyebut tupai dari jenis [[binatang pengerat]], dan '''kékés''' untuk menyebut tupai dari jenis mamalia kecil non pengerat. Tetapi di [[Sumatera]] dan [[Kalimantan]], umumnya baik bajing ataupun kékés disebut '''tupai'''.
'''Bajing kelapa''' adalah sejenis [[mamalia]] pengerat kecil yang termasuk [[familia|keluarga]] Sciuridae ([[bajing]]). Secara umum, di banyak tempat di Indonesia, [[hewan]] ini dikenal dengan nama '''''bajing''''' (bahasa: '''[[Bahasa Sunda|Sunda]]''' dan '''[[Bahasa Jawa|Jawa]]''') atau '''''tupai''''' (bahasa: '''[[Bahasa Melayu|Melayu]]''' dan '''[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]'''). Dalam [[bahasa Melayu]], bajing kelapa disebut tupai pinang, sedangkan dalam [[bahasa Indonesia]] yang baik dan benar, bajing kelapa disebut tupai kelapa atau tupai nyiur. Tetapi dalam [[bahasa Sunda]], tupai dibagi menjadi dua jenis, yaitu [[bajing]] dan kékés/[[tupai kekes]], '''bajing''' untuk menyebut tupai dari jenis [[binatang pengerat]], dan '''kékés''' untuk menyebut tupai dari jenis mamalia kecil non pengerat. Tetapi di [[Sumatera]] dan [[Kalimantan]], umumnya baik bajing ataupun kékés disebut '''tupai'''.


Tetapi akhir-akhir ini penyebutan bajing dan tupai sering kali diperdebatkan (lihat pada artikel [[bajing]] dan [[tupai]]), semua itu karena kesalahpahaman mengenai penamaan ilmiah kékés dalam [[bahasa Latin]] yaitu ''Tupaia javanica'' (Horsfield, 1822) dan bajing/tupai kelapa ''Callosciurus notatus'', padahal sebenarnya dalam [[bahasa Indonesia]] yang benar, baik bajing ataupun kékés disebut '''tupai''' sebagaimana ubur-ubur dan ikan dalam [[bahasa Inggris]] disebut fish walaupun sebenarnya ubur-ubur dan ikan sangat jauh berbeda jenisnya.
Tetapi akhir-akhir ini penyebutan bajing dan tupai sering kali diperdebatkan (lihat pada artikel [[bajing]] dan [[tupai]]), semua itu karena kesalahpahaman mengenai penamaan ilmiah kékés dalam [[bahasa Latin]] yaitu ''Tupaia javanica'' (Horsfield, 1822) dan bajing/tupai kelapa ''Callosciurus notatus'', padahal sebenarnya dalam [[bahasa Indonesia]] yang benar, baik bajing ataupun kékés disebut '''tupai''' sebagaimana ubur-ubur dan ikan dalam [[bahasa Inggris]] disebut fish walaupun sebenarnya ubur-ubur dan ikan sangat jauh berbeda jenisnya.

Revisi per 6 Februari 2024 15.14

Bajing Kelapa
Bajing kelapa, Callosciurus notatus; dari Darmaga, Bogor
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. notatus
Nama binomial
Callosciurus notatus
(Boddaert, 1785)
Peta persebaran

Bajing kelapa adalah sejenis mamalia pengerat kecil yang termasuk keluarga Sciuridae (bajing). Secara umum, di banyak tempat di Indonesia, hewan ini dikenal dengan nama bajing (bahasa: Sunda dan Jawa) atau tupai (bahasa: Melayu dan Indonesia). Dalam bahasa Melayu, bajing kelapa disebut tupai pinang, sedangkan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, bajing kelapa disebut tupai kelapa atau tupai nyiur. Tetapi dalam bahasa Sunda, tupai dibagi menjadi dua jenis, yaitu bajing dan kékés/tupai kekes, bajing untuk menyebut tupai dari jenis binatang pengerat, dan kékés untuk menyebut tupai dari jenis mamalia kecil non pengerat. Tetapi di Sumatera dan Kalimantan, umumnya baik bajing ataupun kékés disebut tupai.

Tetapi akhir-akhir ini penyebutan bajing dan tupai sering kali diperdebatkan (lihat pada artikel bajing dan tupai), semua itu karena kesalahpahaman mengenai penamaan ilmiah kékés dalam bahasa Latin yaitu Tupaia javanica (Horsfield, 1822) dan bajing/tupai kelapa Callosciurus notatus, padahal sebenarnya dalam bahasa Indonesia yang benar, baik bajing ataupun kékés disebut tupai sebagaimana ubur-ubur dan ikan dalam bahasa Inggris disebut fish walaupun sebenarnya ubur-ubur dan ikan sangat jauh berbeda jenisnya.

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Tupai Nomina (kata benda)

  1. Binatang pengunggis buah-buahan, berbulu halus, berwarna kuning atau cokelat, hidup di atas pohon
  2. Bajing
  3. Sciurus

Dan lain-lain dengan ciri khas ekor tebal.[1]

Hewan ini dalam bahasa Inggris disebut Plantain squirrel. Sementara nama ilmiahnya adalah Callosciurus notatus.

Pemerian

Mamalia kecil arboreal dengan ekor seperti sikat. Panjang kepala dan tubuh (KT) 150-225 mm, dan ekornya 160–210 mm. Beratnya antara 150-280 gram.

Sisi atas tubuh kecoklatan, dengan bintik-bintik halus kehitaman dan kekuningan. Di sisi samping tubuh agak ke bawah, di antara tungkai depan dan belakang, terdapat setrip berwarna bungalan (pucat kekuningan) dan hitam. Pada beberapa anak jenis, setrip ini agak pudar dan tak begitu mudah teramati di lapangan.

Sisi bawah tubuh (perut) jingga atau kemerahan, terang atau agak gelap. Kebanyakan anak jenis dideskripsikan dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan pada warna rambut di bagian ini, yang bervariasi mulai dari abu-abu sedikit jingga sampai coklat berangan gelap.

Ekor coklat kekuningan berbelang-belang hitam. Terdapat variasi dengan ujung ekor berwarna kemerahan.

Kebiasaan dan penyebaran

Bajing kelapa aktif mencari makan buah buahan dan biji bijian di pagi hari dan sore hari sedangkan disiang hari mereka cenderung lebih santai beristirahat di sela-sela ranting/pepohonan. Seperti namanya, bajing ini sering ditemukan berkeliaran di cabang dan ranting pohon, atau melompat di antara pelepah daun di kebun-kebun kelapa dan juga kebun-kebun lainnya. Ia melubangi dan memakan buah kelapa, yang muda maupun yang tua, dan menjadi hama kebun yang cukup serius. Di samping itu, bajing kelapa juga memakan berbagai buah-buahan, pucuk, pepagan, dan aneka serangga yang ditemuinya. Dilaporkan pula bahwa bajing ini kadang-kadang merusak kulit ranting karet untuk menjilati getahnya.

Hewan ini merupakan salah satu jenis mamalia liar yang paling mudah terlihat di kebun pekarangan, kebun campuran (wanatani), hutan sekunder, hutan kota dan taman, serta beberapa jenis hutan di dekat pantai. Bajing kelapa terutama menyebar luas di dataran rendah hingga wilayah perbukitan. Hewan yang tinggal berdekatan dengan permukiman dapat menjadi terbiasa dengan manusia dan berani mendekati rumah, bahkan mengambil makanan yang disodorkan manusia.

Di pagi dan sore hari, kerap terdengar bunyinya yang tajam bergema, “ ..chek.. chek-cek-cek-cek-cek.. ”; atau bunyi tunggal nyaring “ .. chwit !”, yang dikeluarkannya sambil menggerak-gerakkan ekornya. Sarangnya sering ditemukan di lubang-lubang kayu atau di antara pelepah daun palma, berupa bola dari ranting dan serat tumbuhan berlapis-lapis. Bajing kelapa melahirkan anak hingga empat ekor, dan dapat beranak kapan saja sepanjang tahun.

Bajing kelapa didapati mulai dari Semenanjung Malaya (termasuk di wilayah Thailand), Sumatra, Borneo, Jawa, Bali dan Lombok, serta pulau-pulau di sekitarnya.

Jenis yang serupa

Di lapangan, bajing kelapa sangat mirip dan sering terkelirukan dengan beberapa jenis hewan berikut:

  • Bajing hitam (C. nigrovittatus), di Thailand, Semenajung Malaya, Sumatra dan Jawa. Perut berwarna abu-abu.
  • Bajing telinga-totol (C. adamsi), terbatas di Borneo. Memiliki bercak pucat di belakang telinganya, berukuran sedikit lebih kecil (KT hingga sekitar 183 mm).
  • Bajing-kerdil perut-merah (Glyphotes simus), terbatas di Borneo. Serupa C. adamsi, hanya berukuran jauh lebih kecil (KT hingga 144 mm).
  • Bajing kelabu (C. orestes), terbatas di Borneo. Bercak pucat di belakang telinga dan perut berwarna abu-abu.
  • Tupai kekes (Tupaia javanica), di Sumatra dan Jawa. Bentuk telinga serupa telinga orang; tanpa setrip bungalan-hitam di pinggir perut, dan memiliki bercak bungalan di pundaknya.

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Kurniadi, Moch Rizky Prasetya (2022-07-22). "4 Arti Tupai di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)". KBBI. Diakses tanggal 2022-07-22. 

Rujukan

  • Corbet, G.B. and J.E. Hill, 1992, The Mammals of the Indomalayan Region: a systematic review. Nat. Hist. Mus. Publ. and Oxford Univ. Press.
  • Lekagul, B. and J.A. McNeely, 1988, Mammals of Thailand. The Assoc. for the Conservation of Wildlife. Bangkok.
  • Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps, dan S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam. The Sabah Society, Wildlife Conservation Society-Indonesia Programme dan WWF Malaysia. ISBN 979-95964-0-8

Pranala luar