Lompat ke isi

Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Reffyr (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Membalikkan revisi 25099853 oleh Reffyr (bicara) tidak perlu menambahkan aksara Sunda baku
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
Baris 1: Baris 1:
'''Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan''' ([[Aksara Sunda|Aksara Sunda Baku]]: {{Sund|ᮌᮨᮓᮧᮀ ᮚᮚᮞᮔ᮪ ᮕᮥᮞᮒ᮪ ᮊᮨᮘᮥᮓᮚᮃᮔ᮪}}, YPK) atau '''Galeri Pusat Kebudayaan''' merupakan sebuah bangunan bersejarah di [[kota Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].
'''Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan''' (YPK) atau '''Galeri Pusat Kebudayaan''' merupakan sebuah bangunan bersejarah di [[kota Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].


Gedung YPK ini berlokasi di Jl. Naripan No. 7 Bandung dan sekarang gedung ini berfungsi sebagai tempat pergelaran pertunjukan seni dan budaya. Gedung ini juga dapat digunakan untuk acara seminar, kongres, pertemuan, bahkan untuk pesta perkawinan atau pesta perpisahan sekolah.
Gedung YPK ini berlokasi di Jl. Naripan No. 7 Bandung dan sekarang gedung ini berfungsi sebagai tempat pergelaran pertunjukan seni dan budaya. Gedung ini juga dapat digunakan untuk acara seminar, kongres, pertemuan, bahkan untuk pesta perkawinan atau pesta perpisahan sekolah.

Revisi terkini sejak 31 Desember 2023 07.22

Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) atau Galeri Pusat Kebudayaan merupakan sebuah bangunan bersejarah di kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

Gedung YPK ini berlokasi di Jl. Naripan No. 7 Bandung dan sekarang gedung ini berfungsi sebagai tempat pergelaran pertunjukan seni dan budaya. Gedung ini juga dapat digunakan untuk acara seminar, kongres, pertemuan, bahkan untuk pesta perkawinan atau pesta perpisahan sekolah.

Gedung ini dibangun pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Gedung ini dahulunya berfungsi sebagai Sositet (Balai Pertemuan) yang bernama Ons Genoegen. Dan dahulunya pada gedung ini terdapat tempat main bilyar, catur, main kartu, serta terdapat juga ruang makan dan minum sambil mendengarkan hiburan musik dari band atau orkes masa itu.

Pada zaman pergerakan kemerdekan pada tahun 1930-an, para tokoh politik nasional juga sudah memanfaatkannya untuk vergadering (rapat) ataupun ceramah politik.