Lompat ke isi

Suku Jambak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ryan Ikhsan R (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 26504947 oleh Reza Pambudi (bicara) Kepada Reza Pambudi, jika Anda pribadi tidak ada hubungan ataupun sangkut pautnya dengan suku Jambak, dan minim referensi, mohon untuk sembarangan untuk menyunting. Tulisan sebelumnya sudah mencakup soal Champa ini dengan segala penjelasan yang detail. Suku ini beradat, jadi jelas menerapkan salah satu sistem 'lareh' yang ada.
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Reza Pambudi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
Suku Jambak adalah salah satu klan (Marga) besar Minangkabau. Suku/Klan ini adalah rombongan pengembara yang dipimpin Hera Mong Campa (Harimau Campo adalah salah satu tokoh legenda Minangkabau yang diyakini sebagai pencipta jurus Silek Harimau) yang datang dari Champa. Satu riwayat mengatakan Hera Mong Campa datang dari Mongolia. Suku Jambak bukan merupakan percabangan/pecahan dari klan Kotopiliang dan Bodychaniago. Suku jambak mempunyai percabangan sendiri yaitu. suku Muaro Basa, suku Nyiur, suku Makaciak, suku Pauh, suku simawang (diambil dari nama nagari tetangga), suku Talapuang, suku Malayu, suku Sipisang (nama suku ini juga sudah ada di daerah lain sehingga disebut saja sebagai suku pisang jambak), suku Sapuluh, suku Baringin.
'''Jambak''' adalah salah satu [[Daftar suku Minangkabau|pasukuan]] (''klan'') [[Minangkabau]]. {{lang|min|Suku}} ini bersama [[suku Kutianyie]] merupakan pecahan-pecahan dari [[suku Guci]] yang merupakan bagian dari [[Lareh Koto Piliang]] yang dikenal dengan prinsipnya yaitu “bajanjang naiak, batanggo turun”. Namun berbeda dengan suku induknya, jika merujuk pada kekerabatan persukuan yang ada di [[Kota Padang]], suku Jambak berkerabat dengan [[suku Sumagek]], [[suku Mandaliko]] dan [[suku Panyalai]] yang termasuk dalam Lareh Bodi Chaniago yang dikenal dengan prinsipnya yaitu “tagak samo tinggi, duduak samo randah”, sedangkan suatu suku pecahannya sendiri yaitu [[suku Malayu]] menerapkan [[Lareh Koto Piliang]] seperti halnya suku induknya dari suku Jambak yaitu [[suku Guci]] yang juga demikian.<ref name="Jumhari">{{cite journal
| journal = Wacana Etnik, Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
| title = Urgensi Penguatan Identitas Kewarganegaraan Subnasional di Kota Padang Pasca Gempa 2009: Studi Tentang Reposisi Etnis Cina Terhadap Kebijakan Publik dan Politik Lokal
| author = Jumhari
| volume = Vol. 4, no. 1
| url = http://wacanaetnik.fib.unand.ac.id/index.php/wacanaetnik/article/viewFile/42/49
| page = 8
| location = Padang
| publisher = Pusat Studi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PSIKM) dan Sastra Daerah FIB Universitas Andalas
| id = ISSN 2098-8746
| date = April 2013
| access-date =
| archive-date = 2017-04-29
| archive-url = https://web.archive.org/web/20170429001827/http://wacanaetnik.fib.unand.ac.id/index.php/wacanaetnik/article/viewFile/42/49
| dead-url = no
}}</ref>

Kemungkinan suku Jambak juga sempat menerapkan [[Lareh Nan Panjang]] jika dilihat pada demikian, karena suatu penerapan yang berbeda dengan [[suku Guci]] yang merupakan suku induknya dan [[suku Malayu]] yang merupakan suku pecahannya dimana keduanya menerapkan [[Lareh Koto Piliang]]. Bahkan [[suku Malayu]] yang merupakan pecahannya pun juga ada ditemukan adatnya perpaduan antara [[Lareh Koto Piliang]] dan [[Lareh Bodi Chaniago]] yang bisa dikatakan juga termasuk pada [[Lareh Nan Panjang]] yang mungkin praktiknya telah ada dari suku Jambak yang merupakan suku induknya walaupun tidak keseluruhan wilayah persebaran [[suku Malayu]] yang begitu, karena ada [[suku Malayu]] pada sebagiannya hanya menerapkan [[Lareh Koto Piliang]].

Dalam versi lain, {{lang|min|suku}} (''klan'') ini adalah rombongan pengembara yang dipimpin [[Hera mong Champa]]/[[Harimau Champo]] Yang datang dari [[Tiongkok]], [[Champa]], dan [[Siam]]. Versi ini cukup berbeda dengan asal usul suku Jambak yang jelas merupakan pecahan dari [[suku Guci]] yang itu jelas lahir dari [[etnis Minangkabau]] itu sendiri. Namun mengenai ini tidak memiliki referensi pendukung yang kuat dan malah ada di antara orang Minang sendiri yang menolak hal tersebut dikarenakan suku ini memang pecahan dari suku lain yaitu [[suku Guci]], dan penolakan ini juga dikarenakan hal tersebut terkesan 'pemaksaan' dalam merelasikan antara "Champa" dengan "Jambak" yang penyebutan kedua namanya hampir mirip.

Dan kedua hal ini pada dasarnya juga berbeda, karena Champa adalah suatu daerah, sedangkan "Jambak" pada dasarnya adalah suatu buah jenis jambu yang berukuran besar. Bisa dilihat bahwa beberapa suku pada etnis Minangkabau ada yang namanya merupakan nama buah, seperti [[suku Sipisang|suku Sipisang (Pisang)]] dan [[suku Dalimo]]. Jika misal sebut saja bahwa kedua versi di atas berkaitan, maka bisa jadi suku ini lahir dari suatu ikatan pernikahan antara orang [[etnis Minangkabau|Minang]] yang kemungkinan masih bersuku Guci dari pihak perempuan dengan kalangan rombongan [[Hera mong Champa]]/[[Harimau Champa]] dari pihak laki-laki, mengingat bahwa [[etnis Minangkabau]] menganut sistem matrilineal.

Memang tidak dipungkiri bahwa berdasarkan berbagai sumber dalam kajian ilmu etnologi, antropologi, arkeologi, dan genetika, disebutkan bahwa moyang [[orang Minangkabau]] di antaranya berasal dari ''Champa'', Siam, Cina selatan, India belakang, Persia, dan Eropa. Namun mengenai ''Champa'' ini tidaklah bisa direlasikan langsung begitu saja dengan suku Jambak ini hanya karena melihat namanya yang hampir mirip bunyinya. Karena suku-suku ini lahir dari peradaban [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] yang telah terbentuk lama, apalagi suku Jambak ini merupakan pecahan dari suku lain yaitu [[suku Guci]]. Sedangkan moyang [[orang Minangkabau]] menjadi cikal bakal yang membentuk awal peradaban [[orang Minangkabau|Minangkabau]] dan keberadaannya pada masa yang jauh sebelum suku-suku ini terbentuk.


Kabiasaan suku Jambak di antaranya mereka suka hidup berkelompok sesama orang Jambak. Apabila melakukan kegiatan manaruko atau membuka lahan baru, maka wilayah tersebut diberi nama sesuai dengan nama suku mereka. Tidak heran kalau disetiap wilayah yang ada di Sumatera Barat ada kampuang dengan sebutan Kampuang Jambak, ada nagari yang bernama Nagari Jambak. Tidak ada korelasi kosa kata Jambak dengan Champa. Perkataan Champa (Campo) dikenal Suku Jambak dari tambo yang diceritakan turun temurun yang dikenal dengan Harimau Campo.


== Pangulu Suku ==
== Pangulu Suku ==

Revisi per 8 November 2024 12.58

Suku Jambak adalah salah satu klan (Marga) besar Minangkabau. Suku/Klan ini adalah rombongan pengembara yang dipimpin Hera Mong Campa (Harimau Campo adalah salah satu tokoh legenda Minangkabau yang diyakini sebagai pencipta jurus Silek Harimau) yang datang dari Champa. Satu riwayat mengatakan Hera Mong Campa datang dari Mongolia. Suku Jambak bukan merupakan percabangan/pecahan dari klan Kotopiliang dan Bodychaniago. Suku jambak mempunyai percabangan sendiri yaitu. suku Muaro Basa, suku Nyiur, suku Makaciak, suku Pauh, suku simawang (diambil dari nama nagari tetangga), suku Talapuang, suku Malayu, suku Sipisang (nama suku ini juga sudah ada di daerah lain sehingga disebut saja sebagai suku pisang jambak), suku Sapuluh, suku Baringin.

Kabiasaan suku Jambak di antaranya mereka suka hidup berkelompok sesama orang Jambak. Apabila melakukan kegiatan manaruko atau membuka lahan baru, maka wilayah tersebut diberi nama sesuai dengan nama suku mereka. Tidak heran kalau disetiap wilayah yang ada di Sumatera Barat ada kampuang dengan sebutan Kampuang Jambak, ada nagari yang bernama Nagari Jambak. Tidak ada korelasi kosa kata Jambak dengan Champa. Perkataan Champa (Campo) dikenal Suku Jambak dari tambo yang diceritakan turun temurun yang dikenal dengan Harimau Campo.

Pangulu Suku


Tokoh

Lihat Pula

Pranala Luar

http://bs-ba.facebook.com/notes.php?id=48648344230


Referensi