Daerah Khusus Ibukota Jakarta: Perbedaan antara revisi
k luas wilayah |
merapikan, tambah informasi |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Daerah Khusus Ibukota''' |
'''Daerah Khusus Ibukota Jakarta''' ('''DKI''') adalah sebuah [[Daerah Tingkat I]] dan merupakan [[provinsi Indonesia]]. Karena Jakarta merupakan sebuah kota yang amat besar dan sekaligus [[Ibukota]] [[Indonesia]], maka kota ini mempunyai status yang sama dengan sebuah provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut pulau [[Jawa]]. |
||
<table border="1" cellpadding="2" cellspacing="0" align="right" width="300px"> |
<table border="1" cellpadding="2" cellspacing="0" align="right" width="300px"> |
||
Baris 15: | Baris 15: | ||
<tr><td>Wilayah<br> - Total: <br></td><td> <br>661,52 km²<br></td></tr> |
<tr><td>Wilayah<br> - Total: <br></td><td> <br>661,52 km²<br></td></tr> |
||
<tr><td>Daerah Tingkat II<br> - Jumlah: <br></td><td> <br> 5 [[Kotamadya]] dan 1 [[Kabupaten]]<br></td></tr> |
<tr><td>Daerah Tingkat II<br> - Jumlah: <br></td><td> <br> 5 [[Kotamadya]] dan 1 [[Kabupaten]]<br></td></tr> |
||
<tr><td>[[Penduduk]] <br> - Total: <br> - Kepadatan: </td><td><br> |
<tr><td>[[Penduduk]] <br> - Total (2004): <br> - Kepadatan: </td><td><br>8.792.000 <br> 16.667/km² </td></tr> |
||
<tr><td>[[Suku Bangsa]]:</td><td>[[Orang Betawi]] (+/-10%), [[Orang Jawa]], [[Orang Sunda]], [[Tionghoa]] (10%), dll.</td></tr> |
<tr><td>[[Suku Bangsa]]:</td><td>[[Orang Betawi]] (+/-10%), [[Orang Jawa]], [[Orang Sunda]], [[Tionghoa]] (10%), dll.</td></tr> |
||
<tr><td>[[Agama]]:</td><td>[[Islam]], [[Kristen]], [[Buddha]], dll. </td></tr> |
<tr><td>[[Agama]]:</td><td>[[Islam]], [[Kristen]], [[Buddha]], dll. </td></tr> |
||
<tr><td>Bahasa:</td><td>[[Bahasa Indonesia]], [[Bahasa Betawi]], [[Bahasa Jawa]], [[Bahasa Sunda]], dll.</td></tr> |
<tr><td>Bahasa:</td><td>[[Bahasa Indonesia]], [[Bahasa Betawi]], [[Bahasa Jawa]], [[Bahasa Sunda]], dll.</td></tr> |
||
<tr><td>[[Zona Waktu]]:</td><td>([[WIB]])</td></tr> |
<tr><td>[[Zona Waktu]]:</td><td>([[WIB]])</td></tr> |
||
<tr><td>Maskot:</td><td>[[Elang Bondol]]</td></tr> |
|||
<tr><td>[[Lagu Kedaerahan]]:</td><td>Tidak Ada</td></tr> |
<tr><td>[[Lagu Kedaerahan]]:</td><td>Tidak Ada</td></tr> |
||
</table> |
</table> |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
===Sumber Daya Alam=== |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | [[Suku Betawi]] merupakan penduduk asli dari provinsi ini, namun seiring dengan perkembangan zaman, DKI telah berubah menjadi pusat berbagai perkembangan di Indonesia seperti pusat pemerintahan dan perekonomian. Keberadaannya sebagai pusat pemerintahan dan terutama pusat perekonomian telah mendorong berdatangannya penduduk dari luar Jakarta bahkan dari luar [[Pulau Jawa]] yang berbondong-bondong datang ke tempat ini. Kini jumlah penduduk DKI lebih banyak didominasi oleh pendatang dibanding penduduk aslinya, yaitu [[Suku Betawi]]. Kebanyakan pendatang yang mendiami DKI berasal dari [[Suku Jawa]], [[Suku Sunda]], [[Suku Batak]], [[Suku Minang]], dan berbagai suku lainnya yang berada di Indonesia, maupun di luar Indonesia seperti [[Suku Tionghoa]]. |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | Pemeluk agama di provinsi ini cukup bervariasi dibandingkan sebagaian provinsi lainnya di Indonesia, karena hampir semua agama memiliki pemeluk di provinsi ini. Di Provinsi ini penduduknya mayoritas memeluk agama [[Islam]], [[Kristen Protestan]], [[Katholik]], [[Hindu]], [[Buddha]], dan beberapa kepercayaan lainnya seperti [[Kong Hu Cu]]. |
||
⚫ | |||
⚫ | DKI Jakarta, saat ini dapat dikatakan sebagai barometer pendidikan di Indonesia. Pendidikan dari tingkat dasar hingga tingkat yang paling tinggi dapat di jangkau oleh penduduk yang tinggal di provinsi ini. Beberapa Universitas terkemuka berada di provinsi ini seperti [[Universitas Indonesia]] (Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi), [[Universitas Negeri Jakarta]] (dahulu IKIP Jakarta), [[Universitas Trisakti]], [[Universitas Atma Jaya]], dan lain-lain. |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | Posisi DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian telah mendorong orang-orang diluar Jakarta dan luar pulau Jawa untuk berbondong-bondong mencari rezeki di Ibu Kota Indonesia ini. Banyak dari orang-orang yang datang ke Jakarta tidak dibekali dengan keahlian atau keterampilan khusus, sehingga beberapa dampak sosial yang sering muncul adalah masalah [[pengangguran]] yang berkaitan erat dengan masalah [[kemiskinan]] dan [[kriminalitas]]. |
||
==Pemerintahan== |
==Pemerintahan== |
||
===[[Daerah Tingkat II]]=== |
===[[Daerah Tingkat II]]=== |
||
* Kabupaten [[Kepulauan Seribu]] |
* Kabupaten Administratif [[Kepulauan Seribu]] |
||
* [[Jakarta Utara]] |
* [[Jakarta Utara]] |
||
* [[Jakarta Pusat]] |
* [[Jakarta Pusat]] |
||
Baris 53: | Baris 33: | ||
* [[Jakarta Selatan]] |
* [[Jakarta Selatan]] |
||
===Daftar Gubernur=== |
===Daftar Gubernur=== |
||
⚫ | |||
<table border=0 cellspacing=0 cellpadding=3> |
<table border=0 cellspacing=0 cellpadding=3> |
||
<tr bgcolor=#99ccff> |
<tr bgcolor=#99ccff> |
||
Baris 139: | Baris 118: | ||
</tr> |
</tr> |
||
</table> |
</table> |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | [[Suku Betawi]] merupakan penduduk asli dari provinsi ini, namun seiring dengan perkembangan zaman, DKI telah berubah menjadi pusat berbagai perkembangan di Indonesia seperti pusat pemerintahan dan perekonomian. Keberadaannya sebagai pusat pemerintahan dan terutama pusat perekonomian telah mendorong berdatangannya penduduk dari luar Jakarta bahkan dari luar [[Pulau Jawa]] yang berbondong-bondong datang ke tempat ini. Kini jumlah penduduk DKI lebih banyak didominasi oleh pendatang dibanding penduduk aslinya, yaitu [[Suku Betawi]]. Kebanyakan pendatang yang mendiami DKI berasal dari [[Suku Jawa]], [[Suku Sunda]], [[Suku Batak]], [[Suku Minang]], dan berbagai suku lainnya yang berada di Indonesia, maupun di luar Indonesia seperti [[Suku Tionghoa]]. |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | Pemeluk agama di provinsi ini cukup bervariasi dibandingkan sebagaian provinsi lainnya di Indonesia, karena hampir semua agama memiliki pemeluk di provinsi ini. Di Provinsi ini penduduknya mayoritas memeluk agama [[Islam]], [[Kristen Protestan]], [[Katholik]], [[Hindu]], [[Buddha]], dan beberapa kepercayaan lainnya seperti [[Kong Hu Cu]]. |
||
⚫ | |||
⚫ | DKI Jakarta, saat ini dapat dikatakan sebagai barometer pendidikan di Indonesia. Pendidikan dari tingkat dasar hingga tingkat yang paling tinggi dapat di jangkau oleh penduduk yang tinggal di provinsi ini. Beberapa Universitas terkemuka berada di provinsi ini seperti [[Universitas Indonesia]] (Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi), [[Universitas Negeri Jakarta]] (dahulu IKIP Jakarta), [[Universitas Trisakti]], [[Universitas Atma Jaya]], dan lain-lain. |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | Posisi DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian telah mendorong orang-orang diluar Jakarta dan luar pulau Jawa untuk berbondong-bondong mencari rezeki di Ibu Kota Indonesia ini. Banyak dari orang-orang yang datang ke Jakarta tidak dibekali dengan keahlian atau keterampilan khusus, sehingga beberapa dampak sosial yang sering muncul adalah masalah [[pengangguran]] yang berkaitan erat dengan masalah [[kemiskinan]] dan [[kriminalitas]]. |
||
===Lalu lintas=== |
|||
Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Definisi rawan macet adalah arus tidak stabil, kecepatan rendah serta antrean panjang. Kawasan yang memiliki lebih dari empat titik simpang rawan macet adalah: |
|||
*Kawasan [[Ancol]]/[[Gunung Sahari]] |
|||
*Kawasan [[Jatibaru]]/[[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]] |
|||
*Kawasan [[Kalimalang]] |
|||
*Kawasan [[Mampang]]/[[Buncit]] |
|||
*Kawasan [[Pasar Minggu]] |
|||
*Kawasan [[Pondok Indah]] |
|||
*Kawasan [[Pulo Gadung]] |
|||
*Kawasan [[Tambora, Jakarta|Tambora]]. |
|||
Aktivitas lalu lintas tersibuk di Jakarta terkonsentrasi pada wilayah dengan aktivitas ekonomi tinggi; terutama di sepanjang ruas lingkar dalam, koridor utama utara-selatan dan barat-timur. Di koridor utara-selatan, kepadatan lalu lintas tinggi terjadi di Jalan (Jl) Raya Pasar Minggu, Jl Fatmawati, Ciledug Raya, Mampang Prapatan, dan Jl Jenderal Sudirman. Sedangkan di koridor barat-timur terjadi di Jl Bekasi Raya dan Jl Daan Mogot. |
|||
Kemacetan yang cukup kronis itu disebabkan antara lain oleh ketidakseimbangan pertumbuhan jalan (4-5% per tahun) dengan pertumbuhan kendaraan bermotor (5-10%). |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
==Perekonomian== |
==Perekonomian== |
||
Baris 159: | Baris 170: | ||
==Sejarah== |
==Sejarah== |
||
{{msg:stub}} |
|||
{{Provinsi Indonesia}} |
{{Provinsi Indonesia}} |
||
Baris 165: | Baris 175: | ||
==Lihat Pula== |
==Lihat Pula== |
||
* [[Daftar Provinsi Indonesia]] |
* [[Daftar Provinsi Indonesia]] |
||
* [[Jabotabek]] |
|||
* [[Jagorawi]] |
* [[Jagorawi]] |
||
==Pranala Luar== |
==Pranala Luar== |
||
* [http://www.dki.go.id Situs resmi Pemerintah DKI] |
* [http://www.dki.go.id Situs resmi Pemerintah DKI] |
||
* [http://wikitravel.org/en/Jakarta Entri di Wikitravel] |
|||
⚫ | |||
[[ |
[[Kategori:Ibukota dunia]] |
||
[[Kategori:Ibukota Provinsi di Indonesia]] |
[[Kategori:Ibukota Provinsi di Indonesia]] |
||
[[bn:জাকার্তা]] |
|||
[[da:Jakarta]] |
[[da:Jakarta]] |
||
[[de:Jakarta]] |
[[de:Jakarta]] |
||
[[en:Jakarta]] |
[[en:Jakarta]] |
||
[[ |
[[es:Yakarta]] |
||
[[ |
[[fr:Jakarta]] |
||
[[hi:जकार्ता]] |
|||
[[io:Jakarta]] |
|||
[[he:ג'קרטה]] |
|||
[[nl:Jakarta]] |
[[nl:Jakarta]] |
||
[[ja:ジャカルタ]] |
|||
[[th:จาการ์ตา]] |
|||
[[no:Jakarta]] |
|||
[[pl:Dżakarta]] |
|||
[[pt:Jakarta]] |
|||
[[sk:Jakarta]] |
|||
[[sv:Jakarta]] |
|||
[[th:จาการ์ตา]] |
|||
[[zh:雅加达]] |
Revisi per 13 Mei 2005 03.42
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI) adalah sebuah Daerah Tingkat I dan merupakan provinsi Indonesia. Karena Jakarta merupakan sebuah kota yang amat besar dan sekaligus Ibukota Indonesia, maka kota ini mempunyai status yang sama dengan sebuah provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut pulau Jawa.
| |||
Motto: "Jaya Raya" (Bahasa Indonesia): "Jaya dan Besar (Agung)" | |||
Hari Jadi: | 22 Juni 1527 | ||
Ibukota: | Jakarta | ||
Gubernur: | Sutiyoso | ||
Wilayah - Total: | 661,52 km² | ||
Daerah Tingkat II - Jumlah: | 5 Kotamadya dan 1 Kabupaten | ||
Penduduk - Total (2004): - Kepadatan: | 8.792.000 16.667/km² | ||
Suku Bangsa: | Orang Betawi (+/-10%), Orang Jawa, Orang Sunda, Tionghoa (10%), dll. | ||
Agama: | Islam, Kristen, Buddha, dll. | ||
Bahasa: | Bahasa Indonesia, Bahasa Betawi, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, dll. | ||
Zona Waktu: | (WIB) | ||
Maskot: | Elang Bondol | ||
Lagu Kedaerahan: | Tidak Ada |
Pemerintahan
- Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu
- Jakarta Utara
- Jakarta Pusat
- Jakarta Barat
- Jakarta Timur
- Jakarta Selatan
Daftar Gubernur
No. | Periode | Nama Gubernur | Keterangan |
1 | 1945 - 1951 | Suwiryo | |
2 | 1951 - 1953 | Syamsurizal | |
3 | 1953 - 1960 | Sudiro | |
4 | 1960 - 1964 | Dr. Soemarno | |
5 | 1964 - 1965 | Henk Ngantung | |
6 | 1965 - 1966 | Dr. Soemarno | |
7 | 1966 - 1977 | Ali Sadikin | |
8 | 1977 - 1982 | H. Tjokropranolo | |
9 | 1982 - 1987 | Soeprapto | |
10 | 1987 - 1992 | Wiyogo Atmodarminto | |
11 | 1992 - 1997 | Soerjadi Soedirdja | |
12 | 1998 - 2003 | Sutiyoso | |
13 | 2003 - 2008 | Sutiyoso |
Sosial Kemasyarakatan
Suku Bangsa
Suku Betawi merupakan penduduk asli dari provinsi ini, namun seiring dengan perkembangan zaman, DKI telah berubah menjadi pusat berbagai perkembangan di Indonesia seperti pusat pemerintahan dan perekonomian. Keberadaannya sebagai pusat pemerintahan dan terutama pusat perekonomian telah mendorong berdatangannya penduduk dari luar Jakarta bahkan dari luar Pulau Jawa yang berbondong-bondong datang ke tempat ini. Kini jumlah penduduk DKI lebih banyak didominasi oleh pendatang dibanding penduduk aslinya, yaitu Suku Betawi. Kebanyakan pendatang yang mendiami DKI berasal dari Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Batak, Suku Minang, dan berbagai suku lainnya yang berada di Indonesia, maupun di luar Indonesia seperti Suku Tionghoa.
Bahasa
Sebagai provinsi yang memiliki berbagai suku/etnis, maka Bahasa Indonesia lebih umum digunakan sebagai bahasa sehari-hari.
Agama
Pemeluk agama di provinsi ini cukup bervariasi dibandingkan sebagaian provinsi lainnya di Indonesia, karena hampir semua agama memiliki pemeluk di provinsi ini. Di Provinsi ini penduduknya mayoritas memeluk agama Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, Buddha, dan beberapa kepercayaan lainnya seperti Kong Hu Cu.
Pendidikan
DKI Jakarta, saat ini dapat dikatakan sebagai barometer pendidikan di Indonesia. Pendidikan dari tingkat dasar hingga tingkat yang paling tinggi dapat di jangkau oleh penduduk yang tinggal di provinsi ini. Beberapa Universitas terkemuka berada di provinsi ini seperti Universitas Indonesia (Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi), Universitas Negeri Jakarta (dahulu IKIP Jakarta), Universitas Trisakti, Universitas Atma Jaya, dan lain-lain. Seiring dengan meningkatnya tingkat perekonomian sebagian warganya, maka saat ini banyak bermunculan sekolah-sekolah swasta unggulan yang memiliki fasilitas dan kurikulum yang relatif lebih baik dibanding sekolah-sekolah negeri lainnya.
Permasalahan Sosial
Posisi DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian telah mendorong orang-orang diluar Jakarta dan luar pulau Jawa untuk berbondong-bondong mencari rezeki di Ibu Kota Indonesia ini. Banyak dari orang-orang yang datang ke Jakarta tidak dibekali dengan keahlian atau keterampilan khusus, sehingga beberapa dampak sosial yang sering muncul adalah masalah pengangguran yang berkaitan erat dengan masalah kemiskinan dan kriminalitas.
Lalu lintas
Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Definisi rawan macet adalah arus tidak stabil, kecepatan rendah serta antrean panjang. Kawasan yang memiliki lebih dari empat titik simpang rawan macet adalah:
- Kawasan Ancol/Gunung Sahari
- Kawasan Jatibaru/Tanah Abang
- Kawasan Kalimalang
- Kawasan Mampang/Buncit
- Kawasan Pasar Minggu
- Kawasan Pondok Indah
- Kawasan Pulo Gadung
- Kawasan Tambora.
Aktivitas lalu lintas tersibuk di Jakarta terkonsentrasi pada wilayah dengan aktivitas ekonomi tinggi; terutama di sepanjang ruas lingkar dalam, koridor utama utara-selatan dan barat-timur. Di koridor utara-selatan, kepadatan lalu lintas tinggi terjadi di Jalan (Jl) Raya Pasar Minggu, Jl Fatmawati, Ciledug Raya, Mampang Prapatan, dan Jl Jenderal Sudirman. Sedangkan di koridor barat-timur terjadi di Jl Bekasi Raya dan Jl Daan Mogot.
Kemacetan yang cukup kronis itu disebabkan antara lain oleh ketidakseimbangan pertumbuhan jalan (4-5% per tahun) dengan pertumbuhan kendaraan bermotor (5-10%).