Lompat ke isi

Kompasiana: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tovanno (bicara | kontrib)
Baris 73: Baris 73:


== Perkembangan jumlah pengunjung==
== Perkembangan jumlah pengunjung==
Menurut salah satu pendiri Kompasiana, Pepih Nugraha, pada Juli 2011, terdapat 75.000 anggota terdaftar, 600-800 tulisan perhari dan dengan 6-7 juta pengunjung setiap bulannya.<ref>[http://media.kompasiana.com/new-media/2011/07/30/saya-pamit-selaku-admin-kompasiana/ Pepih Nugraha]</ref>
Menurut salah satu pendiri Kompasiana, Pepih Nugraha, pada Juli 2011, terdapat 84.000 anggota terdaftar, 600-800 tulisan perhari dan dengan 6-7 juta pengunjung setiap bulannya.<ref>[http://media.kompasiana.com/new-media/2011/07/30/saya-pamit-selaku-admin-kompasiana/ Pepih Nugraha]</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 19 Desember 2011 17.06

Kompas
TipeMedia warga
FormatBlog sosial
PemilikKelompok Kompas Gramedia
Didirikan1 September 2008
PusatJakarta
Situs webwww.kompasiana.com
Halaman depan kompasiana yang diambil pada tanggal 13 Agustus 2011, pukul 09.10 WIB.

Kompasiana adalah blog jurnalis Kompas yang belakangan berubah konsep menjadi sebuah media warga (citizen journalism). Di sini, setiap orang dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar ataupun rekaman audio dan video.

Kompasiana menampung beragam konten yang menarik, bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan dari semua lapisan masyarakat dengan beragam latar belakang budaya, hobi, profesi dan kompetensi. Keterlibatan warga secara masif ini diharapkan dapat mempercepat arus informasi dan memperkuat pondasi demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kompasiana juga melibatkan kalangan jurnalis Kompas Gramedia dan para tokoh masyarakat, pengamat serta pakar dari berbagai bidang, keahlian dan disiplin ilmu untuk ikut berbagi informasi, pendapat dan gagasan.

Di Kompasiana, setiap orang didorong menjadi seorang pewarta warga yang, atas nama dirinya sendiri, melaporkan peristiwa yang dialami atau terjadi di sekitarnya. Tren jurnalisme warga seperti ini sudah mewabah di banyak negara maju sebagai konsekuensi dari lahirnya web 2.0 yang memungkinkan masyarakat pengguna internet (netizen) menempatkan dan menayangkan konten dalam bentuk teks, foto dan video.

Kompasianer (sebutan untuk orang-orang yang beraktifitas di Kompasiana) juga diberi kebebasan menyampaikan gagasan, pendapat, ulasan maupun tanggapan sepanjang tidak melanggar ketentuan yang berlaku. Setiap konten yang tayang di Kompasiana menjadi tanggungjawab Kompasianer yang menempatkannya.

Selain itu, Kompasiana menyediakan ruang interaksi dan komunikasi antar-anggota. Setiap Kompasianer bisa menjalin pertemanan dengan Kompasianer lain. Mereka juga dapat berkomunikasi lewat email, komentar dan fitur interaktif lainnya.

Fasilitas dan fitur Kompasiana hanya bisa digunakan oleh pengguna internet yang telah melakukan registrasi di www.kompasiana.com/registrasi. Begitu proses registrasi selesai, pengguna akan mendapatkan blog pribadi. Tanpa registrasi, pengguna hanya bisa membaca konten Kompasiana.

Dengan beragam fitur dan fasilitas interaktif tersebut, Kompasiana yang mengusung semangat berbagi dan saling terhubung (sharing. connecting.) telah mewujud menjadi sebuah Social Media yang informatif, interaktif, komunikatif dan mencerahkan bagi setiap orang. [1]

Sejarah

Tampak halaman blog salah satu pengguna kompasiana, diambil pada tanggal 13 Agustus 2011 pukul 09.30 WIB.

Nama Kompasiana diusulkan oleh Budiarto Shambazy, wartawan senior Kompas yang biasa menulis kolom "Politika". Nama ini pernah digunakan untuk kolom khusus yang dibuat pendiri Harian Kompas, PK Ojong, berisi tulisan tajam mengenai situasi mutahir pada masanya. Kumpulan rubrik Kompasiana yang ditulis PK Ojong itu sendiri sudah dibukukan.

Ide pendirian Kompasiana berangkat dari dari fakta tidak semua jurnalis akrab dengan blog. Jangankan punya, membaca blog orang barangkali belum pernah. Jadi, merupakan langkah maju dan terobosan tak terduga manakala sejumlah jurnalis Kompas menyatakan diri ingin menjadi bagian dari Kompasiana dan bahkan sudah langsung mencurahkan pandangan dan gagasannya.

Pada tanggal 1 September 2008, Kompasiana mulai online sebagai blog jurnalis. Pada perjalanannya, Kompasiana berkembang menjadi Social Blog atau blog terbuka bersama para jurnalis harian Kompas dan Kompas Gramedia (KG) serta beberapa orang penulis tamu dan artis. Antusiasme para blogger dan netizen untuk ikut ngeblog di Kompasiana sangat besar sehingga dibuatkan satu menu khusus bernama Public. Pada 22 Oktober 2008, Kompasiana sebagai blog sosial resmi diluncurkan.

Setelah satu tahun berjalan saja, Kompasiana telah mengalami perubahan besar-baik dari segi tampilan maupun format dan konsep keseluruhan. Dari sebatas jaringan blog jurnalis menjadi sebuah bentuk media sosial baru yang bisa diakses dan dikelola oleh semua orang. [2]

Kanal

Kanal pada Kompasiana terdiri dari:

  • Berita
Berisikan berita-berita yang cenderung berbentuk straight-news.
Mengangkat tulisan-tulisan yang berkaitan dengan persoalan politik, biasanya cenderung ke opini.
Berisi tulisan-tulisan yang berhubungan dengan ilmu humaniora. Kerap dijadikan tempat oleh aktifis sosial untuk mengangkat berbagai masalah sosial di Indonesia, mis: persoalan kemiskinan, busung lapar, gelandangan sampai dengan reportase yang berhubungan dengan prostitusi.
Tergolong sebagai rubrik yang tidak terlalu diminati,[butuh rujukan] tetapi ini memang ditujukan untuk tulisan seputar persoalan ekonomi.
  • Hiburan
Berbagai hal yang berkaitan dengan hiburan bertempat di sini, tak terkecuali humor. Beberapa bahkan sukses dengan buku yang awalnya hanya dituliskan di rubrik ini, mis: Tandi Skober, juga Hazmi Srondol dengan buku Srondol ke Italy.
  • Olahraga
Berbagai hal yang berhubungan dengan olahraga. Tetapi sejauh ini lebih banyak diisi dengan berita yang berhubungan dengan bulu tangkis, Formula Satu, dan bola.
  • Gaya hidup/Lifestyle

Berisikan tulisan yang berkenaan dengan berbagai hal yang berhubungan dengan gaya hidup. Beberapa menjadi rubrik ini sebagai wadah untuk mengkritisi berbagai masalah gaya hidup masyarakat Indonesia.

  • Wisata

Lumayan sangat diminati penulis dan pembaca. Sering kali, Kompasianer yang mencintai daerahnya menjadikan rubrik ini untuk lebih perkenalkan daerahnya ke masyarakat luar.

Biasanya yang getol menulis di rubrik ini adalah mereka yang benar-benar sudah memiliki kepakaran di bidang ini, atau setidaknya sebagai praktisi, mis: dokter, paramedis, dlsb.

  • Tekno

Tergolong rubrik yang terisi nyaris setiap hari, karena animo beberapa Kompasianer yang lumayan tinggi untuk membincangkan seputar dunia teknologi dalam tulisan di rubrik ini.

Kerap menjadi rubrik yang diminati oleh mereka yang terbiasa dengan dunia jurnalistik, atau praktisi jurnalistik, dan juga beberapa blogger. Sering mengulas hal apa saja yang berhubungan dengan dunia media: dari cara bagaimana menulis, sampai dengan trik di dunia media.

  • Green
Merupakan rubrik yang dikhususkan untuk pecinta lingkungan, atau setidaknya masyarakat yang peduli terhadap masalah-masalah lingkungan. Sering kali, untuk topik sesuai nama rubrik itu, diadakan berbagai event dan bahkan perlombaan menulis: salah satunya mengangkat tentang Sungai Citarum di Jawa Barat.
Termasuk rubrik yang terbanyak penulis dan pembacanya. Mereka bahkan bisa melahirkan banyak buku, kendati bersifat keroyokan. Biasanya itu juga karena pengaruh beberapa komunitas yang mereka dirikan, seperti Kampung Fiksi, Komunikasi Sastra, dan Kampung Rangkat.
  • Lipsus
Liputan khusus terkait acara-acara atau moment tertentu.

Beberapa tokoh yang aktif menulis di Kompasiana

Terdapat beberapa tokoh yang aktif menulis di Kompasiana, di antaranya mantan wakil presiden, Jusuf Kalla, juga Prof. Kusmayanto Kadiman, mantan Rektor ITB dan mantan Menristek. Selain juga beberapa tokoh dari kalangan militer seperti Chappy Hakim (Marsekal purnawirawan TNI-AU, mantan KSAU, penulis buku Cat Rambut Orang Yahudi), Prayitno Ramelan (Penasihat Menteri Pertahanan Bidang Intelijen, juga penulis buku Intelijen Bertawaf).

Perkembangan jumlah pengunjung

Menurut salah satu pendiri Kompasiana, Pepih Nugraha, pada Juli 2011, terdapat 84.000 anggota terdaftar, 600-800 tulisan perhari dan dengan 6-7 juta pengunjung setiap bulannya.[3]

Referensi

Pranala luar