Mahatma Gandhi: Perbedaan antara revisi
Jeffsboxing (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
k Featured article link for en:Mahatma Gandhi |
||
Baris 63: | Baris 63: | ||
==Lihat Pula== |
==Lihat Pula== |
||
* [[Rahul Gandhi]] |
* [[Rahul Gandhi]] |
||
{{Link FA|en}} |
|||
[[Kategori:Kelahiran 1869|Gandhi]] |
[[Kategori:Kelahiran 1869|Gandhi]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Kematian 1948|Gandhi]] |
||
[[ |
[[Kategori:Filsuf|Gandhi]] |
||
[[ |
[[Kategori:Pemenang Hadiah Perdamaian Nobel|Gandhi]] |
||
[[ |
[[Kategori:Tokoh India|Gandhi]] |
||
[[af:Mahatma Gandhi]] |
[[af:Mahatma Gandhi]] |
Revisi per 10 Februari 2007 15.27
Mohandas Karamchand Gandhi | |
---|---|
Mahatma Gandhi | |
Lahir | 2 Oktober 1869 Porbandar, Gujarat, India |
Wafat | 30 Januari 1948 New Delhi, India |
- Ada pula film berjudul Gandhi, lihat Gandhi (film).
Mohandas Karamchand Gandhi (2 Oktober 1869—30 Januari 1948) (aksara Devanagari: मोहनदास करमचन्द गांधी) juga dipanggil Mahatma Gandhi (bahasa Sansekerta: "jiwa agung") adalah seorang pemimpin spiritual dan politikus dari India.
Pada masa kehidupan Gandhi, banyak negara yang merupakan koloni Britania Raya. Penduduk di koloni-koloni tersebut mendambakan kemerdekaan agar dapat memerintah negaranya sendiri.
Gandhi adalah salah seorang yang paling penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai.
Biografi
Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di negara bagian Gujarat di India. Beberapa dari anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.
Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris; hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk kemudian membentuk Persemakmuran.
Rakyat dari agama dan suku yang berbeda yang hidup di India kala itu yakin bahwa India perlu dipecah menjadi beberapa negara agar kelompok yang berbeda dapat mempunyai negara mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para pemeluk agama Hindu dan Islam mempunyai negara sendiri. Gandhi adalah seorang Hindu namun dia menyukai pemikiran-pemikiran dari agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara.
Pada 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini tidak disetujui Gandhi.
Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai "jalan yang benar" atau "jalan menuju kebenaran", telah menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. Gandhi sering mengatakan kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional: kebenaran (satya), dan non-kekerasan (ahimsa).
Pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu yang marah karena kepercayaan Gandhi yang menginginkan rakyat Hindu dan Muslim diperlakukan dengan seimbang.
Warisan ajaran Gandhi di Indonesia
Selain tokoh-tokoh perjuangan anti kekerasan, keadilan dan perdamaian di tingkat dunia, di Indonesia pun ajaran Gandhi menemukan lahan yang subur. Ibu Gedong Bagoes Oka, misalnya, menemukan inspirasi perjuangannya di dalam ajaran Gandhi. Ia mendirikan Ashram Gandhi di Candi Dasa, Bali sebagai pusat pendidikan dan pengamalan ajaran-ajaran Gandhi tersebut.
Kutipan
- "Mereka yang berjiwa lemah tak akan mampu memberi seuntai maaf tulus. Pemaaf sejati hanya melekat bagi mereka yang berjiwa tangguh."
Lain-lain
Gandhi tidak pernah menerima Penghargaan Perdamaian Nobel, meski dia dinominasikan lima kali antara 1937 dan 1948. Beberapa dekade kemudian, hal ini disesali secara umum oleh pihak Komite Nobel. Ketika Dalai Lama dianugerahi Penghargaan Nobel pada 1989, ketua umum Komite mengatakan bahwa ini merupakan "sebuah bentuk mengenang Mahatma Gandhi".
Museum elektronik Nobel mempunyai artikel mengenai hal tersebut. [1]
Sepanjang hidupnya, aktivitas Gandhi telah menarik berbagai komentar dan opini. Misalnya, sebagai penduduk Kerajaan Britania, Winston Churchill pernah berkata "Menyedihkan...melihat Mr. Gandhi, seorang pengacara Kuil Tengah yang menghasut, sekarang tampil sebagai seorang fakir yang tipenya umum di Timur, menaiki tangga Istana Viceregal dengan badan setengah-telanjang." Begitu juga dengan Albert Einstein yang berkomentar berikut mengenai Gandhi: "(Mungkin) para generasi berikut akan sulit mempercayai bahwa ada orang seperti ini yang pernah hidup di dunia ini."
Karya Mahatma Gandhi tidak terlupakan oleh generasi berikutnya. Cucunya, Arun Gandhi dan Rajmohan Gandhi dan bahkan anak cucunya, Tushar Gandhi, adalah aktivis-aktivis sosio-politik yang terlibat dalam mempromosikan non-kekerasan di seluruh dunia.
Pranala luar
- (Inggris) Yayasan GandhiServe/The GandhiServe Foundation – Mahatma Gandhi Research and Media Service
- (Inggris) 100 foto Mahatma Gandhi terbaik
- (Inggris) Arsip elektronik resmi & Pusat Referensi Mahatma Gandhi
- (Inggris) Mahatma Gandhi dan keluarga Corea Family dari Chilaw Kunjungan Mahatma Gandhi ke Ceylon (Sri Lanka) pada 1927
- (Inggris) mkgandhi.org
- (Inggris) Mani Bhavan Gandhi Sangrahalaya Gandhi Museum & Library Mani Bhavan adalah tempat Gandhi tinggal kapanpun dia berada di Mumbai antara 1917 and 1934. Dari sinilah Gandhi memulai gerakan Pengingkaran Sipil, Swadeshi, Khadi dan Khilafat nya.
- (Inggris) Yayasan Gandhi/The Gandhi Foundation
- (Inggris) Mitos dan Legenda mengenai Gandhi