Skizofrenia: Perbedaan antara revisi
Baris 86: | Baris 86: | ||
Fax : (0751) 71379 |
Fax : (0751) 71379 |
||
RS Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi |
|||
Jl. Dr. Semeru No. 114 |
Jl. Dr. Semeru No. 114 |
||
Bogor, Jawa Barat |
Bogor, Jawa Barat |
Revisi per 10 Juli 2012 22.59
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Skizofrenia | |
---|---|
Informasi umum | |
Spesialisasi | Psikiatri, psikologi klinis |
Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi fungsi normal kognitif, emosional dan tingkah laku. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Penyebab
Pengaruh Neurobiologis Ada beberapa teori tentang pengaruh neurogiologis yang menyebabkan Skizorenia. Salah satunya adalah ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak.
Pada pasien penderita, ditemukan penurunan kadar transtiretin atau pre-albumin yang merupakan pengusung hormon tiroksin, yang menyebabkan permasalahan pada zalir serebrospinal.[1]
Skizofrenia bisa mengenai siapa saja. Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia.
75% penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri.
Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan psikososial sangat penting karena semakin lama ia tidak diobati, kemungkinan kambuh semakin sering dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat. Seseorang yang mengalami gejala skizofrenia sebaiknya segera dibawa ke psikiater dan psikolog.
Gejala
Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain
- ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh.
- Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial).
- Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi.
- Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.
Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa dibagi menjadi dua kelas:
- Gejala-gejala Positif
Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif karena merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain. - Gejala-gejala Negatif
Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (alogia).
Meski bayi dan anak-anak kecil dapat menderita skizofrenia atau penyakit psikotik yang lainnya, keberadaan skizofrenia pada grup ini sangat sulit dibedakan dengan gangguan kejiwaan seperti autisme, sindrom Asperger atau ADHD atau gangguan perilaku dan gangguan Post Traumatic Stress Dissorder. Oleh sebab itu diagnosa penyakit psikotik atau skizofrenia pada anak-anak kecil harus dilakukan dengan sangat berhati-hati oleh psikiater atau psikolog yang bersangkutan.
Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor predisposisi skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh. Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren.
Tidak semua orang yang memiliki indikator premorbid pasti berkembang menjadi skizofrenia. Banyak faktor lain yang berperan untuk munculnya gejala skizofrenia, misalnya stresor lingkungan dan faktor genetik. Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita skizofrenia jika stresor psikososial terlalu berat sehingga tak mampu mengatasi. Beberapa jenis obat-obatan terlarang seperti ganja, halusinogen atau amfetamin (ekstasi) juga dapat menimbulkan gejala-gejala psikosis.
Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Perawatan terpenting dalam menyembuhkan penderita skizofrenia adalah perawatan obat-obatan antipsikotik yang dikombinasikan dengan perawatan terapi psikologis.
Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia. Keluarga perlu mendukung serta memotivasi penderita untuk sembuh. Kisah John Nash, doktor ilmu matematika dan pemenang hadiah Nobel 1994 yang mengilhami film A Beautiful Mind, membuktikan bahwa penderita skizofrenia bisa sembuh dan tetap berprestasi.
Organisasi Pendukung
Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia(KPSI) adalah sebuah komunitas pendukung Orang Dengan Skizofrenia (ODS) dan keluarganya yang memfokuskan diri pada kegiatan mempromosikan kesehatan mental bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Keberhasilan ODS dalam pemulihan sangat tergantung kepada pemahaman keluarga tentang skizofrenia.
Komunitas ini juga bertujuan memberikan informasi tentang skizofrenia yang tepat kepada masyarakat guna memerangi stigma negatif terhadap ODS. Orang Dengan Skizofrenia sama sekali tidak membahayakan, bahkan mereka sangat membutuhkan dukungan semua orang. Dengan adaptasi yang tepat, mereka juga dapat bekerja dengan baik seperti orang normal.
Kegiatan penting yang dilakukan komunitas ini adalah menterjemahkan swadaya atas artikel-artikel penting tentang skizofrenia dan panduan-panduan keluarga. Kegiatan edukasi berupa kopi darat juga dilakukan untuk saling berbagi pengalaman antar keluarga maupun narasumber. Rencananya KPSI juga akan menerbitkan buku kisah sejati tentang dukungan keluarga.
Rumah Sakit
BALI RS Jiwa Pusat Bangli Alamat : Jl. Kusumayuda Bangli
RS. Jiwa Bina Atma Alamat : Jl. Cokroaminoto Km 5, Denpasar Telp : (0361) 425744 Faksimile : (0361) 427323
Rumah Sakit Jiwa Bandung Alamat : Jl.L.L.R.E Martadinata No. 11, Bandung Telp : (022) 4203651 Fax : (022) 4205447
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. H. B. Saanin Padang Alamat : l. Ulu Gadut Kec. Pauh Padang, Sumatera Barat Telp : (0751) 72001 Fax : (0751) 71379
RS Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi Jl. Dr. Semeru No. 114 Bogor, Jawa Barat Telp : 0251. 324024 - 324025 Fax : 0251. 324025
Rujukan
Lokasi Rehabilitasi Panti Sosial Bina Laras "Dharma Guna" Bengkulu Jl. Raden Fatah No. 45 RT. 02/04 Kelurahan Sumur Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu dengan jangkauan pelayanan seluruh wilayah Sumatera. Website : http://dharmaguna.depsos.go.id
Panti Sosial Bina Laras "Phala Martha" Sukabumi Jl. Perintis Kemerdekaan No. 130 Desa Sekarwangi Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat Website : http://phalamartha.depsos.go.id
Panti Sosial Bina Laras "Budhi Luhur" Banjarbaru Website : http://dharmaguna.depsos.go.id
RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang jl Ahmad yani Sumberporong Lawang
Pranala luar
- http://www.facebook.com/group.php?gid=38338153743
- http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/3991925.stm
- http://www.mind.org.uk/Information/Booklets/Understanding/Understanding+schizophrenia.htm
- http://www.behavenet.com/capsules/disorders/schiz.htm
- http://www.who.int/whr2001/2001/main/en/chapter2/002e3.htm
- http://www.futur.com/edu-info/nurses/leaf4/nur_4a.htm
- http://www.hubin.org/facts/history/history_schizophrenia_en.html
- http://www.schizophrenia.com/
- http://www.nimh.nih.gov/publicat/schizmenu.cfm
- http://www.loni.ucla.edu/Research/Projects/Schizophrenia.html
- http://www.y.addr.com/mn/index.html
- http://www.orygen.org.au
- http://www.iepa.org.au
Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link GA Templat:Link GA Templat:Link GA Templat:Link GA Templat:Link GA
- ^ (Inggris)"Disease Biomarkers in Cerebrospinal Fluid of Patients with First-Onset Psychosis". Institute of Biotechnology, University of Cambridge, et al; Jeffrey T.-J Huang, F. Markus Leweke, et al. Diakses tanggal 2010-03-30.