Nominalisasi: Perbedaan antara revisi
k ←Suntingan 121.202.45.198 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Bennylin |
k bot Menambah: bs:Nominalizacija |
||
Baris 28: | Baris 28: | ||
[[ar:نقل إلى الاسمية]] |
[[ar:نقل إلى الاسمية]] |
||
[[bs:Nominalizacija]] |
|||
[[de:Substantivierung]] |
[[de:Substantivierung]] |
||
[[en:Nominalization]] |
[[en:Nominalization]] |
Revisi per 14 November 2012 03.19
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Maret 2009. |
Nominalisasi, dalam linguistika, adalah penggunaan verba (kata kerja) atau adjektiva (kata sifat) sebagai nomina (kata benda), dengan atau tanpa perubahan morfologis, sehingga kata tersebut dapat bertindak sebagai kepala dari suatu frasa nomina.
Nominalisasi ada pada bahasa-bahasa di seluruh dunia. Beberapa bahasa memungkinkan verba digunakan langsung sebagai nomina, sedangkan yang lainnya memerlukan beberapa bentuk transformasi morfologis. Bahasa Inggris memiliki kedua kasus tersebut.
Nominalisasi dalam berbagai bahasa
Bahasa Indonesia
Dalam bahasa Indonesia contohnya memakai partikel yang "Anak yang memakai baju merah itu sedang makan kue" dimana "Anak yang memakai baju merah itu" menjadi grup nominanya. Nominalisasi juga dapat dilakukan dengan imbuhan -nya, misalnya "Dibangunnya jembatan secara swadaya oleh masyarakat memudahkan angkutan antar kedua kampung itu" dimana grup nominanya adalah "Dibangunnya jembatan secara swadaya oleh masyarakat". Contoh lain adalah "Tinggal di Surabayanya seminggu".
Contoh lain dengan ke-, -an, pe-...kan, pe-...-an, dan ke-...-an, contoh:
- gerakan, pergerakan (dari gerak)
- perubahan (dari ubah)
- kemudahan (dari mudah)
- kehendak (dari hendak)
- kegagalan (dari gagal)
Bahasa Tionghoa
Dalam semua bahasa Tionghoa, partikel digunakan untuk menominalisasikan verba dan adjektiva. Dalam bahasa Mandarin, yang umum adalah 的 de, yang melekat baik pada verba maupun adjektiva. Contoh, chī (makan) menjadi chīde (yang dimakan). Bahasa Kanton menggunakan 嘅ge yang fungsinya serupa, sementara bahasa Minnan menggunakan ê.
Dua partikel lain yang ditemukan diseluruh bahasa Tionghoa digunakan secara eksplisit untuk menandakan nomina yag ternominalisasi baik sebagai pelaku ataupun penderita dari verba yang dinonimalisasikan. 所 (suǒ dalam bahasa Mandarin) melekat di depan verba untuk menandakan penderita, contoh 食 (makan) menjadi 所食 (yang dimakan), dan 者 (zhě dalam bahasa Mandarin) melekat sesudah verba untuk menandakan pelaku, contoh 食 (makan) menjadi 食者 (yang memakan). Kedua partikel itu berasal dari bahasa Bahasa Tionghoa Klasik dan secara terbatas mempertahankan produktivitas dalam bahasa-bahasa Tionghoa modern.
Bahasa Jepang
Bahasa Jepang menggunakan beberapa partikel seperti の no, もの mono dan こと koto, untuk nominalisasi.