Si Buta dari Gua Hantu: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 71: | Baris 71: | ||
==Komik yang sudah dicetak ulang (hasil remaster)== |
==Komik yang sudah dicetak ulang (hasil remaster)== |
||
* |
* ''Thn 2005 : Si Buta Dari Gua Hantu -'' penerbit Pustaka Satria Sejati |
||
* |
* ''Thn 2005 : Misteri di Borobudur -'' penerbit Pustaka Satria Sejati |
||
* |
* ''Thn 2006 : Banjir Darah di Pantai Sanur -'' penerbit Pustaka Satria Sejati |
||
* |
* ''Thn 2011 : Manusia Serigala dari Gunung Tambora -'' penerbit PLUZ+ |
||
* |
* ''Thn 2012 : Asmara Darah -'' penerbit Pluz+ |
||
Revisi per 21 Februari 2013 15.19
Si Buta Dari Gua Hantu | |
---|---|
Informasi publikasi | |
Penerbit | Pustaka Satria Sejati (versi cetak ulang) |
Penampilan pertama | "Si Buta Dari Gua Hantu" (1967) |
Dibuat oleh | Ganes TH |
Informasi dalam cerita | |
Alter ego | Barda Mandrawata |
Tempat asal | Nusantara |
Kemampuan | Ilmu bela diri tangan kosong hebat, ilmu bela diri bersenjata hebat, pengetahuan aji-ajian langka, kepekaan indera penciuman dan pendengaran hebat |
Si Buta Dari Gua Hantu adalah karakter utama dalam serial cerita silat yang diciptakan oleh komikus Ganes TH dari Indonesia pada tahun 1960-an. Komik ini pertama kali terbit pada tahun 1967 dan dicetak ulang kembali pada tahun 2005. Komik ini adalah salah satu komik silat pertama karya komikus Indonesia yang telah memopulerkan cerita silat khas nusantara. Komik ini begitu populer sehingga diadaptasi menjadi sebuah film layar lebar bergenre film laga pada tahun 1970 dengan judul yang sama, "Si Buta Dari Gua Hantu".
Pada jamannya, karakter Si Buta telah dikenal pembaca dari berbagai pulau di Indonesia karena petualangan Si Buta dimulai dari Jawa Barat hingga menyeberang ke banyak pulau seperti Bali, Flores, Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.
Versi cetak ulang komik ini diterbitkan oleh : penerbit Pustaka Satria Sejati pada Januari 2005 dengan desain sampul oleh Erwin Prima Arya, tebal 128 halaman dan ukuran 15 cm x 20,5 cm.
Sinopsis
Cerita yang berlatar di Nusantara di jaman kolonial Hindia Belanda ini menceritakan kisah hidup tragis Barda Mandrawata, seorang pendekar silat dari perguruan pencak silat Elang Putih yang hancur hidupnya setelah tunangannya, Marni Dewianti, ayahnya, Paksi Sakti Indrawatara, dan saudara-saudara seperguruannya tewas di tangan seorang pendekar kejam misterius namun buta yang dijuluki "Si Mata Malaikat". Balas dendam Barda pada "Si Mata Malaikat" harus dibayar dengan kehilangan indera penglihatannya, walaupun kemudian dia secara tak sengaja menemukan sebuah gua angker tersembunyi dan berhasil mempelajari ilmu ajian langka dalam gua tersebut.
Setelah muncul dari pengasingannya dalam gua angker tersebut, Barda dihadapkan dengan kenyataan yang lebih pahit, kekasihnya, Marni ternyata masih hidup, namun sudah menjadi istri seseorang. Merasa sangat sedih dan marah pada kenyataan, Barda yang buta kemudian mengasingkan dirinya dan berkelana, sehingga kemudian dikenal dengan julukannya, "Si Buta Dari Gua Hantu". Bersama teman monyetnya yang setia, Wanara, "Si Buta" Barda Mandrawata berkelana membasmi kebatilan dan kejahatan serta membantu orang-orang yang lemah dan tertindas di seluruh penjuru Nusantara, sekaligus mencari kedamaian dalam hatinya.
Daftar judul
- "Si Buta Dari Gua Hantu", 128 halaman, 1967
- "Misteri di Borobudur", 126 halaman, 1967
- "Banjir Darah di Pantai Sanur", 256 halaman, 1968
- "Manusia Serigala dari Gunung Tambora", 672 halaman, 1969
- "Prahara di Bukit Tandus", 111 halaman, 1969
- "Badai Teluk Bone", 453 halaman, 1972
- "Sorga yang Hilang", 506 halaman, 1974
- "Prahara di Donggala", 633 halaman, 1975
- "Perjalanan ke Neraka", 433 halaman, 1976
- "Si Buta Kontra Si Buta", 32 halaman, 1978
- "Kabut Tinombala", 480 halaman, 1978
- "Tragedi Larantuka", 480 halaman, 1979
- "Pengantin Kelana", 480 halaman, 1981
- "Misteri Air Mata Duyung", 400 halaman, 1984
- "Neraka Perut Bumi", 400 halaman, 1986
- "Bangkitnya Si Mata Malaikat", 416 halaman, 1987 - diadaptasi menjadi film layar lebar berjudul sama (1988)
- "Pamungkas Asmara", 480 halaman, 1987
- "Asmara Darah", 96 halaman, 1987
- "Iblis Pulau Rakata", 480 halaman, 1988
- "Manusia Kelelawar dari Karang Hantu", 480 halaman, 1988
- "Mawar Berbisa", 320 halaman, 1989
Di serial lain:
- "Jaka Sembung vs Si Buta Dari Gua Hantu" oleh Djair Warni, 109 halaman, 2011, Penerbit Pluz.
Adaptasi di media lain
Karakter Si Buta Dari Gua Hantu telah diadaptasi secara serial lepas ke dalam media layar lebar dan layar kaca, antara lain:
- Si Buta dari Gua Hantu - film aksi laga tahun 1970
- Misteri di Borobudur - film aksi laga tahun 1972
- Sorga yg Hilang - film aksi laga tahun 1977
- Duel di kawah Bromo - film aksi laga tahun 1977
- Neraka Perut Bumi - film aksi laga tahun 1985
- Lembah Maut - film aksi laga tahun 1990
- Bangkitnya Si Mata Malaikat - film aksi laga tahun 1988
- Si Buta Dari Goa Hantu (serial televisi 1993) - serial yang ditayangkan RCTI pada tahun 1993 yang menampilkan Hadi Leo sebagai "Si Buta" Barda Mandrawata.
- Si Buta Dari Goa Hantu (serial televisi 2003) - serial yang ditayangkan Trans TV pada tahun 2003 yang menampilkan Tyas Wahono sebagai "Si Buta" Barda Mandrawata.
Komik yang sudah dicetak ulang (hasil remaster)
- Thn 2005 : Si Buta Dari Gua Hantu - penerbit Pustaka Satria Sejati
- Thn 2005 : Misteri di Borobudur - penerbit Pustaka Satria Sejati
- Thn 2006 : Banjir Darah di Pantai Sanur - penerbit Pustaka Satria Sejati
- Thn 2011 : Manusia Serigala dari Gunung Tambora - penerbit PLUZ+
- Thn 2012 : Asmara Darah - penerbit Pluz+