Perilaku sosial: Perbedaan antara revisi
Tag: BP2014 |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
||
Baris 3: | Baris 3: | ||
[[Berkas:Menyantuni masyarakat.JPG|thumb|250px|right|Menyantuni Masyarakat]] |
[[Berkas:Menyantuni masyarakat.JPG|thumb|250px|right|Menyantuni Masyarakat]] |
||
'''Perilaku Sosial''' adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain.<ref name="Albarracín">{{cite book|author= (en) Albarracín, Dolores, Blair T. Johnson, & Mark P. Zanna|title= The Handbook of Attitude|page= 74-78|location=Routledge|year=2005}}</ref> menurut [[Max Weber]] Perilaku mempengaruhi aksi [[sosial]] dalam [[masyarakat]] yang kemudian menimbulkan masalah-masalah.<ref name="Klasik">{{cite book|author=Wardi Bacthiar|title= Sosiologi Klasik Dari Comte hingga Parsons|page= 268-269|publisher=PT Remaja Rosdakarya|location=Bandung|year=2010}}</ref> Weber menyadari permasalahan-permasalah dalam masyarakat sebagai sebuah penafsiran.<ref name="Klasik">{{cite book|author=Wardi Bacthiar|title= Sosiologi Klasik Dari Comte hingga Parsons|page=269|publisher=PT Remaja Rosdakarya|location=Bandung|year=2010}}</ref> Akan halnya tingkatan bahwa suatu perilaku adalah rasional (menurut ukuran logika atau sains atau menurut standar logika ilmiah), maka hal ini dapat dipahami secara langusung.<ref name="Klasik">{{cite book|author=Wardi Bacthiar|title= Sosiologi Klasik Dari Comte hingga Parsons|page=269|publisher=PT Remaja Rosdakarya|location=Bandung|year=2010}}</ref> |
'''Perilaku Sosial''' adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain.<ref name="Albarracín">{{cite book|author= (en) Albarracín, Dolores, Blair T. Johnson, & Mark P. Zanna|title= The Handbook of Attitude|page= 74-78|location=Routledge|year=2005}}</ref> menurut [[Max Weber]] Perilaku mempengaruhi aksi [[sosial]] dalam [[masyarakat]] yang kemudian menimbulkan masalah-masalah.<ref name="Klasik">{{cite book|author=Wardi Bacthiar|title= Sosiologi Klasik Dari Comte hingga Parsons|page= 268-269|publisher=PT Remaja Rosdakarya|location=Bandung|year=2010}}</ref> Weber menyadari permasalahan-permasalah dalam masyarakat sebagai sebuah penafsiran.<ref name="Klasik">{{cite book|author=Wardi Bacthiar|title= Sosiologi Klasik Dari Comte hingga Parsons|page=269|publisher=PT Remaja Rosdakarya|location=Bandung|year=2010}}</ref> Akan halnya tingkatan bahwa suatu perilaku adalah rasional (menurut ukuran logika atau sains atau menurut standar logika ilmiah), maka hal ini dapat dipahami secara langusung.<ref name="Klasik">{{cite book|author=Wardi Bacthiar|title= Sosiologi Klasik Dari Comte hingga Parsons|page=269|publisher=PT Remaja Rosdakarya|location=Bandung|year=2010}}</ref> |
||
Referensi lain menyebutkan bahwa perilaku sosial merupakan fungsi dari orang dan situasinya.<ref name="Pengantar Psikologi">{{cite book|author=Rita L. Atkinson, Richard C. Atiknson, Ernest R. Hilgard|title= Pengantar Psikologi Edisi Kedelapan|page=251|publisher=Erlangga|location=Jakarta|year=1983}}</ref> Dimaksudkan disini adalah setiap manusia akan bertindak dengan cara yang berbeda dalam situasi yang salam, setiap perilaku seseorang merefleksikan kumpulan sifat unik yang dibawanya ke dalam suasana tertentu yaitu perilaku yang di tunjukkan seseroang ke orang lain.<ref name="Pengantar Psikologi">{{cite book|author=Rita L. Atkinson, Richard C. Atiknson, Ernest R. Hilgard|title= Pengantar Psikologi Edisi Kedelapan|page=251|publisher=Erlangga|location=Jakarta|year=1983}}</ref> |
|||
==Perilaku Sosial Individu== |
==Perilaku Sosial Individu== |
Revisi per 24 April 2014 05.53
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP80Regenovia (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 29 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 29 Maret 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP80Regenovia (Kontrib • Log) 3862 hari 791 menit lalu. |
Perilaku Sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain.[1] menurut Max Weber Perilaku mempengaruhi aksi sosial dalam masyarakat yang kemudian menimbulkan masalah-masalah.[2] Weber menyadari permasalahan-permasalah dalam masyarakat sebagai sebuah penafsiran.[2] Akan halnya tingkatan bahwa suatu perilaku adalah rasional (menurut ukuran logika atau sains atau menurut standar logika ilmiah), maka hal ini dapat dipahami secara langusung.[2]
Referensi lain menyebutkan bahwa perilaku sosial merupakan fungsi dari orang dan situasinya.[3] Dimaksudkan disini adalah setiap manusia akan bertindak dengan cara yang berbeda dalam situasi yang salam, setiap perilaku seseorang merefleksikan kumpulan sifat unik yang dibawanya ke dalam suasana tertentu yaitu perilaku yang di tunjukkan seseroang ke orang lain.[3]
Perilaku Sosial Individu
Dalam memahami perilaku sosial individu, dapat dilihat dari kecenderungan-kecenderungan ciri-ciri respon interpersonalnya, yang terdiri dari :
- Kecenderungan Peranan (Role Disposition,yaitu kecenderungan yang mengacu kepada tugas, kewajiban dan posisi yang dimiliki seorang individu
- Kecenderungan Sosiometrik (Sociometric Disposition), yaitu kecenderungan yang bertautan dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain, dan
- Ekspressi (Expression Disposition), yaitu kecenderungan yang bertautan dengan ekpresi diri dengan menampilkan kebiasaaan-kebiasaan khas (particular fashion).[4]
Ilmu Sosial
Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari perilaku sosial dan juga ilmu yang bisa memberikan sumbangan kepada perbaikan masyarakat, kebenarannya yang diuji secara sistematis bisa memberikan pegangan bagi penyelesaian konflik-konflik yang mengganggu.[5] ada juga klaim inheren dari ilmu sosial bahwa ilmu sosial berfungsi sebagai salah satu piranti (intelektual) dalam penyelesaian - pembatasan, pengelolaan, atau penangkalan - konflik-konflik sosial.[5] beberapa sosiolog bahkan mengisyaratkan bahwa sains mereka secara sosial mutlak perlu mengingat adanya kekeacauan di antara kelompok-kelompok dan ilmu-ilmu sosial, temuan-temuan teoritis bukan hanya memberikan sumbangan kepada pencapaian saling pengertian, melainkan juga mendorong individu untuk memberikan komitmen pada persuasi yang rasional dan tanpa kekerasan, yang dibutuhkan di dunia yang irasional dan penuh dengan kekerasan (berger dan Berger, 1972;363).[5]
Referensi lain menyebutkan bahwa ilmu sosial merupakan ilmu yang unik.[6] Ilmu sosial tidak dapat dirumuskan secara pasti bagaimana ilmu eksak, tidak dapat ditentukan secara mutlak salah atau benarnya, serta tidak dapat dirangkum dalam sebuah teori yang berlaku sepanjang masa.[6] Ilmu sosial mempelajari manusia dari banyak sudut pandang dan dalam banyak cara.[6] Oleh karena itu, teori dalam ilmu sosial selau berkesinambungan dan tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada teori sosial yang lainnya.[6] Teori baru tentang Perilaku Sosial (Social Behavior) ini semuanya dapat menopang terhadap, Sosiologi sebagai metode.[2] Maksudnya disini sebagai reaksi terhadap formalisme yang telah teroganisasi dengan baik.[2] Formalisme kemudian bertahan pada definisi sosiologi memulai produk interpretasi.[2] Tapi kemudian perilaku sosial telah membangun sosiologi sebagai satu ilmu sosial yang empirik. [2] Signifikasinya maka setiap cabang perilaku sosial memberikan sumbangan metode kepada sosiologi. [2] Sugesti tersebut datang dari ajaran Ross, Trade dan Gidding yang telah aktif untuk merekonstruksi sosiologi menjadi ilmu yang dapat diperhitungkan secara umum.[2] Persons adalah salah seorang dari mereka yang patut diperhitungkan karena telah merekonstruksinya menjadi suatu illmu konstruksi skala masyarakat.[2] Hal ini penting dan akan menjadi data primer bagi sosiologi itu sendiri.[2]
Akhirnya metode sosiologi menjadi pandangan utama bagi teori aksi sosial, dan dari sinilah sebenarnya fondasi tersebut dibangun.[2] Ajaran Weber, mungkin dapat dipandang sebagai tipe ideal sebagai ilustrasi antara metode sosiologi dengan teori aksi sosial, dan mengkomparasikannya menjadi sebuah komparasi yang benar.[2] Diantara relevansi dan hasil umum dari perilaku sosial adalah (1) pengenalan seseorang terhadap objek studi sosiologi dan (2) Membangun psikologi sosial menjadi satu pondasi bagi cabang ilmu sosiologi.[2] Tampak di sana hanya pada efek tertentu dan perilaku sosial tetap permanen menjadi satu signal khusus bagi sosiologi.[2]
Antropologi
Antropologi adalah sebuah disiplin ilmu sosial yang mempelajari manusia dan kebudayaannya.[2] menurut pendapat Meiners kebudayaan berkembang dari kondisi yang liar menuju kondisi yang jinak menjadi kondisi kebebasan dengan karakteristik konfigurasi sosial yang berbeda tiap periodenya.[2] Antropologi mempunyai peran penting dalam ilmu sosial melalui kajian-kajian terhadap budaya tradisional dalam sejarah.[2] Para antropolog mempunyai spesialisasi linguistik, pada dasarnya antropologi bekerja menunggungkap keganjilan dan perbedaan budaya dalam sejarah.[2]
Ekonomi
Ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kegiatan produksi manusia dan industrial.[7] Adam Smith memposisikan ilmu ekonomi sebagai disiplin ilmu sosial yang mandiri.[2] Pada abad ke-18 ilmu ekonomi merupakan pemaparan karakter ekonomi dengan dasar rasional sebagai kemungkinan-kemungkinan motivasi sosiologi.[2]
Geografi
Geografi adalah sebuah disiplin ilmu sosial yang mempelajari tentang lingkungan manusia diatas permukaan bumi.[2] Alexander Von Humboldt merupakan seorang profesor pertama dalam bidang geografi berpendapat bahwa lingkungan telah menyediakan beragam habitat untuk mengakomodasi beragam karakteristik manusia.[2]
Ilmu Hukum
Ilmu Politik
Psikologi
Psikologi adalah sebuah disiplin ilmu sosial yang mempelajari tentang perilaku manusia dan kesadaran jiwanya.[2]
Sosiologi
Sosiologi adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang individu dan masyakarakat dalam kehidupan sosial.[2] kehidupan merupakan refleksi dari peristiwa dan pengalaman yang bersifat general.[2] Kearifan masyarakat merupakan esensi dalam pengetahuan bersama dalam masyarakat.[2] Pengetahuan bersama tersebut penting bagi masyarakat dalam memelihara keterlibatan sosial.[2]
Lihat Pula
Rujukan
- ^ (en) Albarracín, Dolores, Blair T. Johnson, & Mark P. Zanna (2005). The Handbook of Attitude. Routledge. hlm. 74-78.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab Wardi Bacthiar (2010). Sosiologi Klasik Dari Comte hingga Parsons. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hlm. 268-269. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Klasik" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b Rita L. Atkinson, Richard C. Atiknson, Ernest R. Hilgard (1983). Pengantar Psikologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. hlm. 251.
- ^ Krech et.al (1962). Individual in Society. BandunTokyo: McGraw-Hill Kogakasha. hlm. 104-106.
- ^ a b c Anton Van Harskamp (2005). Konflik-Konflik dalam Ilmu Sosial. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 1. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Konflis Sosial" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c d Sindung Haryanto (2012). Spektrum Teori Sosial Dari Klasik Hingga Postmodern. Jakarta: Ar-Ruzz Media. hlm. 5.
- ^ Karl Mark (2004). Kapital Sebuah Kritik Ekonomi Politik. Hasta Mitra --Seri Buku Ilmiah--. hlm. xxvii.