Lompat ke isi

Riset tentang meditasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bthohar (bicara | kontrib)
translated from En WP
Bthohar (bicara | kontrib)
translated from En WP
Baris 29: Baris 29:
Penelitian ini melibatkan 20 orang dengan pelatihan “meditasi wawasan” Buddha intensif dan 15 orang yang tidak melakukan meditasi. Scan otak menunjukkan bahwa orang-orang yang bermeditasi memiliki peningkatan ketebalan materi abu-abu di bagian otak yang bertanggung jawab untuk perhatian dan pengolahan masukan sensoris. Beberapa peserta bermeditasi selama 40 menit sehari, sementara yang lain telah melakukannya selama bertahun-tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan ketebalan otak tergantung pada jumlah waktu yang dihabiskan dalam meditasi. Peningkatan ketebalan berkisar antara 0,004 dan 0,008 inci (0.1016 mm - 0.2032 mm).<ref>Science Daily. [http://www.sciencedaily.com/releases/2005/11/051110215950.htm ''Meditation Associated with Increased Grey Matter in the Brain.'']</ref><ref>[http://scholar.google.com/scholar?cluster=2473855192046828991&hl=en&as_sdt=0,10&as_vis=1 ''Meditation experience is associated with increased cortical thickness by Sara W. Lazar et al''.] 2005</ref>
Penelitian ini melibatkan 20 orang dengan pelatihan “meditasi wawasan” Buddha intensif dan 15 orang yang tidak melakukan meditasi. Scan otak menunjukkan bahwa orang-orang yang bermeditasi memiliki peningkatan ketebalan materi abu-abu di bagian otak yang bertanggung jawab untuk perhatian dan pengolahan masukan sensoris. Beberapa peserta bermeditasi selama 40 menit sehari, sementara yang lain telah melakukannya selama bertahun-tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan ketebalan otak tergantung pada jumlah waktu yang dihabiskan dalam meditasi. Peningkatan ketebalan berkisar antara 0,004 dan 0,008 inci (0.1016 mm - 0.2032 mm).<ref>Science Daily. [http://www.sciencedaily.com/releases/2005/11/051110215950.htm ''Meditation Associated with Increased Grey Matter in the Brain.'']</ref><ref>[http://scholar.google.com/scholar?cluster=2473855192046828991&hl=en&as_sdt=0,10&as_vis=1 ''Meditation experience is associated with increased cortical thickness by Sara W. Lazar et al''.] 2005</ref>


=== Meditasi yoga Kundalini ===
Ada beberapa studi pendahuluan yang telah dilakukan pada beberapa dari banyak jenis meditasi yang ditemukan dalam cabang Yoga yang dikenal sebagai Kundalini. Satu studi menunjukkan pendinginan tangan meditator saat mereka berlatih meditasi Sahaja Yoga dan studi lain menunjukkan adanya relaksasi ketika meditator memperhatikan napas mereka.

Sebuah studi membandingkan praktisi meditasi Sahaja Yoga dengan sekelompok non meditator yang melakukan latihan relaksasi sederhana, mengukur penurunan suhu kulit meditator dibandingkan dengan kenaikan suhu kulit non-meditator ketika mereka santai. Para peneliti mencatat bahwa semua studi meditasi lain yang telah mengamati suhu kulit telah mencatat adanya kenaikan dan tak ada satupun yang mencatat adanya penurunan suhu kulit. Hal ini menunjukkan bahwa meditasi Sahaja Yoga, dengan menjadi pendekatan keheningan mental, mungkin berbeda baik berdasarkan pengalaman dan fisiologis dari relaksasi sederhana.<ref>Manocha R, Black D, Ryan J, Stough C, Spiro D, [1] "This study demonstrates a skin temperature reduction on the palms of the hands during the experience of mental silence, arising as a result of a single 10 minute session of Sahaja yoga meditation." [Changing Definitions of Meditation: Physiological Corollorary, Journal of the International Society of Life Sciences, Vol 28 (1), Mar 2010]</ref>
=== Meditasi kasih sayang non-referensial ===
=== Meditasi kasih sayang non-referensial ===



Revisi per 16 Juni 2014 09.46

Riset atau penelitian tentang proses dan efek meditasi merupakan bidang anakan dari penelitian neurologis yang sedang berkembang.[1][2][3][4] Teknik dan instrumen ilmiah modern, seperti fMRI dan EEG, telah digunakan untuk melihat apa yang terjadi dalam tubuh manusia ketika mereka bermeditasi, dan bagaimana tubuh dan otak mereka berubah setelah bermeditasi secara teratur.[5][6]

Sejak tahun 1950-an ratusan kajian mengenai meditasi telah dilakukan, meskipun banyak dari studi awal yang cacat dan dengan demikian menghasilkan hasil yang tidak dapat diandalkan.[7] Ulasan yang lebih baru telah menunjukkan banyaknya kekurangan itu dengan harapan membimbing penelitian saat ini ke arah yang lebih bermanfaat.[8] Lebih banyak laporan yang menilai bahwa penelitian lebih lanjut perlu diarahkan menuju landasan dan definisi teoritis mengenai meditasi.[9]

Meditasi dalam psikologi Barat

Respon relaksasi

Dr. Herbert Benson, pendiri Mind-Body Medical Institute, yang berafiliasi dengan Universitas Harvard dan beberapa rumah sakit Boston, melaporkan bahwa meditasi menginduksi sejumlah perubahan biokimia dan fisik dalam tubuh yang secara kolektif disebut sebagai "respon relaksasi."[10] Respon relaksasi meliputi perubahan-perubahan dalam metabolisme, denyut jantung, pernapasan, tekanan darah dan kimia otak. Benson dan timnya juga telah melakukan studi klinis di biara-biara Buddha di Pegunungan Himalaya.[11] Benson menulis The Relaxation Response untuk mendokumentasikan manfaat dari meditasi, yang pada tahun 1975 masih belum dikenal luas.[12]

Efek menenangkan dari meditasi

Menurut sebuah artikel pada bulan Maret 2006 dalam Psychological Bulletin, aktivitas EEG mulai melambat sebagai akibat dari latihan meditasi.[13] Sistem saraf manusia terdiri dari sistem parasimpatis, yang bekerja untuk mengatur denyut jantung, pernapasan dan fungsi-fungsi motorik involunter lainnya, dan sistem simpatis, yang membangkitkan tubuh, mempersiapkannya untuk kegiatan bertenaga. National Institutes of Health (NIH) telah menulis, "Diperkirakan bahwa beberapa jenis meditasi mungkin bekerja dengan mengurangi aktivitas pada sistem saraf simpatis dan meningkatkan aktivitas dalam sistem saraf parasimpatis," atau sama dengan meditasi yang menghasilkan pengurangan ketegangan dan peningkatan relaksasi.

Penggunaan terapi Barat dan MBSR

Meditasi telah memasuki arus utama perawatan kesehatan sebagai metode untuk mengurangi stres dan rasa sakit. Sebagai metode pengurangan stres, meditasi telah digunakan di rumah sakit dalam kasus penyakit kronis atau terminal untuk mengurangi komplikasi yang terkait dengan peningkatan stres yang mencakup menurunnya sistem kekebalan. Ada kesepakatan yang berkembang dalam komunitas medis bahwa faktor mental seperti stres secara signifikan berkontribusi pada kurangnya kesehatan fisik, dan ada gerakan yang berkembang dalam ilmu arus utama yang mendanai penelitian di bidang ini. Sekarang ada beberapa program perawatan kesehatan utama yang membantu mereka, baik sakit ataupun sehat, dalam mempromosikan kesehatan batin mereka, terutama program-program berbasis perhatian seperti Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR).

Sebuah meta-analisis di tahun 2003 menemukan bahwa MBSR, yang melibatkan kesiagaan untuk terus-menerus dalam kesadaran, tanpa berusaha menyensor pikiran, menyimpulkan bahwa bentuk meditasi mungkin secara luas berguna bagi individu yang sedang berupaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan klinis dan non-klinis. Diagnosa yang ditemukan bisa dibantu dengan menggunakan MBSR termasuk di dalamnya untuk sakit kronis, fibromyalgia, pasien kanker dan penyakit arteri koroner. Perbaikan juga dicatat untuk ukuran kesehatan fisik dan mental.[14]

Aliran perhatian

Meditasi perhatian, anapanasati, dan teknik-teknik terkait, dimaksudkan untuk melatih perhatian demi memprovokasi wawasan. Rentang perhatian yang lebih luas dan lebih fleksibel menjadikan lebih mudah untuk waspada terhadap suatu situasi, lebih mudah untuk bersikap objektif dalam situasi-situasi sulit secara emosional atau moral, dan lebih mudah untuk mencapai keadaan responsif, kesiagaan kreatif atau "aliran". Penelitian dari sekolah kedokteran Harvard juga menunjukkan bahwa selama meditasi, sinyal-sinyal fisiologis menunjukkan adanya penurunan respirasi dan peningkatan denyut jantung dan tingkat kejenuhan oksigen darah.[15]

Penelitian berdasarkan gaya meditasi

Meditasi wawasan

Sebuah studi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Yale, Harvard, Massachusetts telah menunjukkan bahwa meditasi meningkatkan materi abu-abu di daerah tertentu dalam otak dan dapat memperlambat kerusakan otak sebagai bagian dari proses penuaan alami.

Penelitian ini melibatkan 20 orang dengan pelatihan “meditasi wawasan” Buddha intensif dan 15 orang yang tidak melakukan meditasi. Scan otak menunjukkan bahwa orang-orang yang bermeditasi memiliki peningkatan ketebalan materi abu-abu di bagian otak yang bertanggung jawab untuk perhatian dan pengolahan masukan sensoris. Beberapa peserta bermeditasi selama 40 menit sehari, sementara yang lain telah melakukannya selama bertahun-tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan ketebalan otak tergantung pada jumlah waktu yang dihabiskan dalam meditasi. Peningkatan ketebalan berkisar antara 0,004 dan 0,008 inci (0.1016 mm - 0.2032 mm).[16][17]

Meditasi yoga Kundalini

Ada beberapa studi pendahuluan yang telah dilakukan pada beberapa dari banyak jenis meditasi yang ditemukan dalam cabang Yoga yang dikenal sebagai Kundalini. Satu studi menunjukkan pendinginan tangan meditator saat mereka berlatih meditasi Sahaja Yoga dan studi lain menunjukkan adanya relaksasi ketika meditator memperhatikan napas mereka.

Sebuah studi membandingkan praktisi meditasi Sahaja Yoga dengan sekelompok non meditator yang melakukan latihan relaksasi sederhana, mengukur penurunan suhu kulit meditator dibandingkan dengan kenaikan suhu kulit non-meditator ketika mereka santai. Para peneliti mencatat bahwa semua studi meditasi lain yang telah mengamati suhu kulit telah mencatat adanya kenaikan dan tak ada satupun yang mencatat adanya penurunan suhu kulit. Hal ini menunjukkan bahwa meditasi Sahaja Yoga, dengan menjadi pendekatan keheningan mental, mungkin berbeda baik berdasarkan pengalaman dan fisiologis dari relaksasi sederhana.[18]

Meditasi kasih sayang non-referensial

Rekaman electroencephalograph (EEG) terhadap meditator-meditator terampil menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam aktivitas gelombang gamma selama meditasi, yang berada pada kisaran 80 sampai 120 Hz. Juga ada kenaikan pada kisaran 25 hingga 42 Hz. Para meditator ini memiliki pengalaman 10 sampai 40 tahun pelatihan dalam pelatihan meditasi kasih sayang dan terlibat dalam meditasi kasih sayang non-referensial selama penelitian tersebut. Para meditator berpengalaman juga menunjukkan peningkatan aktivitas gamma ketika sedang beristirahat dan tidak bermeditasi. Beberapa kontrol yang tidak berlatih meditasi sebelumnya diperbandingkan dengan para bhikkhu yang sangat terlatih dan secara signifikan menunjukkan sedikit peningkatan aktivitas gamma selama meditasi.[19]

Penelitian pada efek meditasi

Aktivitas otak selama meditasi

Korteks-korteks singulat medial prefrontal dan posterior telah ditemukan menjadi relatif di-deaktif-kan selama meditasi (meditator berpengalaman di semua jenis meditasi). Selain itu, pada meditator berpengalaman ditemukan adanya rangkaian yang lebih kuat antara korteks-korteks singulat posterior, singulat anterior dorsal, dan prefrontal dorsolateral baik pada saat sedang bermeditasi ataupun tidak.[20]

Gelombang otak selama meditasi

Selama meditasi ada peningkatan dalam aktivitas EEG gelombang alfa atau theta yang lambat.[21][22]

Meditasi dan persepsi

Penelitian telah menunjukkan bahwa meditasi memiliki efek baik jangka pendek maupun jangka panjang pada berbagai indera penglihatan.

Pada tahun 1984, Brown dkk melakukan studi yang mengukur ambang mutlak persepsi untuk durasi stimulus cahaya pada meditasi perhatian praktisi dan non-praktisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meditator memiliki ambang deteksi yang lebih rendah secara signifikan untuk rangsangan cahaya berdurasi singkat.[23]

Pada tahun 2000, Tloczynski dkk mempelajari persepsi terhadap ilusi-ilusi visual (Ilusi Müller-Lyer dan Ilusi Poggendorff) yang dimiliki oleh master zen, meditator pemula, dan non-meditator. Tidak ditemukan adanya efek yang signifikan secara statistik pada ilusi Müller-Lyer tetapi ada untuk Poggendorff. Para master Zen secara statistik mengalami penurunan signifikan pada ilusi awal (diukur sebagai kesalahan dalam milimeter) dan penurunan yang lebih rendah dalam ilusi untuk uji coba berikutnya.[24]

Teori mekanisme di balik perubahan persepsi yang menyertai meditasi kesadaran digambarkan demikian oleh Tloczynski:

Seseorang yang bermeditasi karenanya menganggap benda-benda lebih sebagai rangsang yang dialami secara langsung dan kurang sebagai konsep dengan penghilangan atau minimalisasi terhadap rangsangan kognitif dan umumnya meningkatkan kesadaran, meditasi dengan demikian dapat mempengaruhi baik itu kualitas (akurasi) maupun kuantitas (deteksi) persepsi.[24]

Brown juga menunjukkan hal ini sebagai penjelasan yang mungkin untuk fenomena: “[angka deteksi yang lebih tinggi untuk kedipan-kedipan cahaya tunggal] melibatkan penenangan beberapa proses mental yang lebih tinggi yang biasanya menghambat persepsi peristiwa-peristiwa halus.” Dengan kata lain, praktik tersebut mungkin secara temporer atau permanen mengubah beberapa pengolahan atas-bawah yang terlibat dalam penyaringan peristiwa-peristiwa halus yang biasanya dianggap gangguan oleh penyaring penglihatan.

Kebutuhan tidur

Kaul dkk menemukan bahwa durasi tidur pada meditator berpengalaman jangka panjang lebih rendah dibandingkan dengan pada non-meditator dan norma-norma masyarakat umum, tanpa adanya pengurangan kewaspadaan yang jelas.[25]

Peningkatan emosi positif dan hasil

Schoormans dan Nyklicek (2011)[26] membandingkan ukuran-ukuran ketenangan terhadap dua kelompok yang masing-masingnya telah mempraktikkan beragam meditasi—meditasi perhatian (MP) atau meditasi transendental (MT). Penulis yakin bahwa MP akan lebih meningkatkan kesadaran dan ketenangan psikologis dibandingkan dengan MT. Bahkan, para praktisi MP dan MT memiliki hasil kesadaran dan ketenangan yang sangat mirip. Satu-satunya prediktor terhadap kesadaran dan pengurangan stres yang lebih tinggi adalah jumlah hari meditasi per minggu, dengan semakin banyak jumlah hari dihubungkan dengan lebih tingginya Perhatian dan pengurangan stres. Barbara Fredrickson menilai meditasi cinta kasih pada tahun 2008 dan menemukan peningkatan pada emosi positif dan kepuasan hidup ketika mengendalikan sumber daya personal.[27]

Metodologi Penelitian

Pada Juni 2007, National Center for Complementary and Alternative Medicine (NCCAM) AS menerbitkan sebuah meta-analisis independen dan ditinjau ulang oleh lembaga yang sebidang mengenai keadaan penelitian meditasi yang dilakukan oleh para peneliti di Pusat Latihan berbasis-Bukti di University of Alberta. Laporan tersebut mengulas 813 studi yang melibatkan lima kategori luas mengenai meditasi: meditasi mantra, meditasi perhatian, yoga, Tai chi, dan Qigong, dan termasuk semua studi pada orang dewasa di bulan September 2005, dengan fokus khusus pada penelitian yang berkaitan dengan hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan penyalahgunaan zat.

Laporan tersebut menyimpulkan, “Penelitian ilmiah pada praktik meditasi tidak terlihat memiliki perspektif teoretis umum dan yang ditandai oleh buruknya kualitas metodologi. Kesimpulan yang ketat mengenai efek dari praktik meditasi dalam perawatan kesehatan tidak dapat ditarik berdasarkan bukti yang ada. Penelitian selanjutnya mengenai praktik meditasi harus lebih ketat dalam rancangan dan pelaksanaan penelitiannya dan dalam analisis serta pelaporan hasilnya.” (Hal. 6) Laporan ini mencatat bahwa tidak ada penjelasan teoritis mengenai efek kesehatan dari meditasi umum untuk semua teknik meditasi.[28]

Rujukan

  1. ^ Venkatesh S, Raju TR, Shivani Y, Tompkins G, Meti BL (April 1997). "A study of structure of phenomenology of consciousness in meditative and non-meditative states".Indian J. Physiol. Pharmacol. 41 (2): 149–53.
  2. ^ Peng CK, Mietus JE, Liu Y, et al. (July 1999). "Exaggerated heart rate oscillations during two meditation techniques". Int. J. Cardiol. 70 (2): 101–7.
  3. ^ Lazar SW, Bush G, Gollub RL, Fricchione GL, Khalsa G, Benson H (May 2000). "Functional brain mapping of the relaxation response and meditation". NeuroReport 11 (7): 1581–5.
  4. ^ Carlson LE, Ursuliak Z, Goodey E, Angen M, Speca M (March 2001). "The effects of a mindfulness meditation-based stress reduction program on mood and symptoms of stress in cancer outpatients: 6-month follow-up". Support Care Cancer 9 (2): 112–23.
  5. ^ Davidson, Richard J.; Kabat-Zinn J, Schumacher J, Rosenkranz M, Muller D, Santorelli SF, Urbanowski F, Harrington A, Bonus K, Sheridan JF. (July–August 2003). "Alterations in brain and immune function produced by mindfulness meditation". Psychosomatic Medicine 65 (4): 564–570
  6. ^ Kabat-Zinn, Jon; Lipworth L, Burney R. (1985). "The clinical use of mindfulness meditation for the self-regulation of chronic pain". Journal of Behavioral Medicine 8 (2): 163–190.
  7. ^ Ospina, M; Bond T (2007-01-06). "Meditation Practices for Health: State of the Research. Evidence Report/Technology Assessment No. 155" (etext). Agency for Healthcare Research and Quality. Diakses 23-05-2014
  8. ^ Ospina MB, Bond K, Karkhaneh M, et al. (December 2008). "Clinical trials of meditation practices in health care: characteristics and quality". J Altern Complement Med 14 (10): 1199–213
  9. ^ Awasthi, B (Dec 2012). "Issues and perspectives in meditation research: In search for a definition". Front. Psychology.: 3:613
  10. ^ Benson H (Dec 1997). "The relaxation response: therapeutic effect". Science 278 (5344): 1694–5
  11. ^ Cromie, William J. (18 April 2002). "Meditation changes temperatures: Mind controls body in extreme experiments". Harvard University Gazette (President and Fellows of Harvard College via Internet Archive).
  12. ^ Benson, Herbert, 1975 (2001). The Relaxation Response. HarperCollins. hal. 61–63. ISBN 0-380-81595-8.
  13. ^ Cahn, Rael; John Polich (March 2006). "Meditation states and traits: EEG, ERP, and neuroimaging studies". Psychological Bulletin 132 (2): 180–211. 
  14. ^ Grossman, P.; Niemann, L.; Schmidt, S.; Walach, H. (2004). "Mindfulness-based stress reduction and health benefitsA meta-analysis" (pdf). Journal of Psychosomatic Research 57 (1): 35–43
  15. ^ Functional brain mapping of the relaxation response and meditation.
  16. ^ Science Daily. Meditation Associated with Increased Grey Matter in the Brain.
  17. ^ Meditation experience is associated with increased cortical thickness by Sara W. Lazar et al. 2005
  18. ^ Manocha R, Black D, Ryan J, Stough C, Spiro D, [1] "This study demonstrates a skin temperature reduction on the palms of the hands during the experience of mental silence, arising as a result of a single 10 minute session of Sahaja yoga meditation." [Changing Definitions of Meditation: Physiological Corollorary, Journal of the International Society of Life Sciences, Vol 28 (1), Mar 2010]
  19. ^ Lutz, Antoine. "Breakthrough study on EEG of meditation."
  20. ^ Judson A. Brewer, Patrick D. Worhunsky, Jeremy R. Gray, Yi-Yuan Tang, Jochen Weber, and Hedy Kober. Meditation experience is associated with differences in default mode network activity and connectivity. Diakses 24-05-2014
  21. ^ Lutz, Antoine. "Breakthrough study on EEG of meditation"
  22. ^ Bhattathiry, M.P. "Neurophysiology of Meditation."
  23. ^ Brown, Daniel, et al. "Differences in Visual Sensitivity Among Mindfulness Meditators and Non-Meditators". Perceptual and Motor Skills 1984: 727–733.
  24. ^ a b Tloczynski, Joseph, et al., "Perception of Visual Illusions by Novice and Longer-Term Meditators". Perceptual and Motor Skills 2000: 1021–1027.
  25. ^ Meditation acutely improves psychomotor vigilance, and may decrease sleep need. Prashant Kaul, Jason Passafiume, R C Sargent and Bruce F O'Hara. Behavioral and Brain Functions 2010, 6:47
  26. ^ http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21711203
  27. ^ http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18954193
  28. ^ Ospina MB, Bond TK, Karkhaneh M, Tjosvold L, Vandermeer B, Liang Y, Bialy L, Hooton N, Buscemi N, Dryden DM, Klassen TP. "Meditation Practices for Health: State of the Research". Evidence Report/Technology Assessment No. 155. (Prepared by the University of Alberta Evidence-based Practice Center under Contract No. 290-02-0023.) AHRQ Publication No. 07-E010. Rockville, MD: Agency for Healthcare Research and Quality. Juni 2007

Lihat pula