Kemurang Wetan, Tanjung, Brebes: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia |
||
Baris 13: | Baris 13: | ||
|kepadatan =- |
|kepadatan =- |
||
}} |
}} |
||
'''Kemurang Wetan''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Tanjung, Brebes|Tanjung]], [[Kabupaten Brebes|Brebes]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Terletak di jalur alternatif ke arah Purwokerto atau Yogyakarta yang sekaligus sebagai akses menuju gerbaang tol Pejagan - kanci, sehingga terbilang ramai arus kendaraannya.kemurang wetan juga memiliki sejarah awal mula nya terbentuk desa berkisar antara tahun 1664 m sejarah ini ada beberapa versi menurut versi bapak kaswad (kawag)bahwa sebelum adanya perkampungan yang ramai saat ini dulu desa itu terdiri hanya dua rumah satu milik mbah jenggot (mbah jayim)dan istri serta yang satu rumahnya mbah paku aji (prajurit mataram yang bersembunyi dari pelariannya atau dari kesatuan tentaranya yang gagal berperang melawan VOC di batavia menurut cerita turun temurun yang terakhir pada saatpagelaran sedekah bumi di sebuah makam keramat di desa kemurang wetan 2010 seorang pujangga bpk DASTA desa dukuh cilik letaknya sebelah timur makam keramat konon raden paku aji dengan keletihannya meminta air untuk berkumur (kemuh)sekedar membatalkan puasa sang prajurit harus membayar peralatan perangnya untuk mendapatkan air minum kepada mbah jenggot akhirnya raden paku aji mengucap "niki desa kanggo kemuh bae larang (KEMUH RANG ) "ucapan kemuhrang sering di ucapkan raden paku aji untuk menyindir mbah jenggot (jayim)dengan maksud mbah jayim mengembalikan peralatan perang karena belum juga dikembalikan akhirnya dukuh cilik itu dinamakan kemuhrang sehingga sampai saat itu dukuh cilik terus ditinggal penduduknya dikarenakan susah dalam mencari air bersih meski di apit oleh dua sungai babakan dan bentiris sampai sekarang didesa kemurang wetan tepat nya di dukuh cilik sangat susah mencari air bersih untuk di minum menurut cerita atau dongeng orang tua raden paku aji sering juga di panggil mbah kemurahan sedang kan mbah jenggot biasa di panggil mbah kemurang awal nya kedua orang tersebut hidup rukun dan bersama bercocok tanam karena raden paku aji lebih pintar dalam bercocok tanam raden paku aji(mbah kemurahan) memiliki banyak pengikut sebab itulah mbah jayim mbah jenggot iri hingga terjadilah cekcok perang mulut di sebuah dermaga (gubug sawah) akhirnya seluruh warga yang berjumlah empat kepala keluarga menyingkir dari dukuh cilik menuju ke pinggiran kali kebuyutan yang sekarang menjadi saluran air sekunder pertanian dan menetap lah mbah kemurahan (paku aji) di alas KRAPYAK alas/hutan ini berisikan pohon berduri seperti pohon kepuh lamaran dan penjalin setelah menetap di pinggiran kali kebuyutan raden paku aji/prajurit mataram ini mengenal saudagar dari kulon yang memesan penjalin dalam jumlah banyak utuk dikirim ke keraton kacirebonan mulailah orang orang nya mbah kemurahan semakin banyak di karenakan mbah kemurahan memiliki penghasilan/pekerjaan rutinitas mabah kemurahan semakin tersebar luas sehingga pengikut mbah kemurahan semakin bertambah konon penjualan penjalin dijual di desa tanjung karena suara penjalin yang di jatuhkan ber bunyi BRAAK sampai saat ini pasar disitu dinamakan pasar brak.penebangan tanpa penanaman kembali mebuat tanah lapang dan mulai terisi rumah penduduk dan ketika berada di utara hutan krapyak ada sebuah pohon penjalin yan susah di tebang dengan senjata biasa pohon itu mengeluarkan percikan api ketika di tebang (cahaya)saat itulah mbah kemurahan teringat senjatanya yang di bayarkan untuk berkumur(kemuh)ke mbah jenggot kemudian sang mantan prajurit/Rd paku aji mendatangi mbah jenggot di dukuh cilik untuk meminjam senjata (gaman)miliknya ke mbah jenggot hal ini mebuat mbah jenggot marah karena anak dan menantunya meninggalkan mbah jenggot untuk mengikuti raden paku aji mbah jenggot/mbah jayim menantang beradu kesaktian dengan mbah kemurahan perang tanding pun tidak ter elakan sehingga raden paku aji menendang sebongkah batu besar ke arah mbah jenggot hingga terlempar sejauh seratus meter dari dukuh cilik ke arah barat laut dan amblas kedalam tanah mbah jenggot pun meninggal dalam keadaan erat menggengam golok milk paku aji kemudian raden paku aji meminta anak mbah jenggot di makam kan beserta golok miliknya sampe sekarang orang mengenalnya sebagai makam watu setelah bertahun mbah kemurahan pun menetap di areal pertanian nya letaknya di dermaga kali bentiris setelah meninggal |
'''Kemurang Wetan''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Tanjung, Brebes|Tanjung]], [[Kabupaten Brebes|Brebes]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Terletak di jalur alternatif ke arah Purwokerto atau Yogyakarta yang sekaligus sebagai akses menuju gerbaang tol Pejagan - kanci, sehingga terbilang ramai arus kendaraannya.kemurang wetan juga memiliki sejarah awal mula nya terbentuk desa berkisar antara tahun 1664 m sejarah ini ada beberapa versi menurut versi bapak kaswad (kawag)bahwa sebelum adanya perkampungan yang ramai saat ini dulu desa itu terdiri hanya dua rumah satu milik mbah jenggot (mbah jayim)dan istri serta yang satu rumahnya mbah paku aji (prajurit mataram yang bersembunyi dari pelariannya atau dari kesatuan tentaranya yang gagal berperang melawan VOC di batavia menurut cerita turun temurun yang terakhir pada saatpagelaran sedekah bumi di sebuah makam keramat di desa kemurang wetan 2010 seorang pujangga bpk DASTA desa dukuh cilik letaknya sebelah timur makam keramat konon raden paku aji dengan keletihannya meminta air untuk berkumur (kemuh)sekedar membatalkan puasa sang prajurit harus membayar peralatan perangnya untuk mendapatkan air minum kepada mbah jenggot akhirnya raden paku aji mengucap "niki desa kanggo kemuh bae larang (KEMUH RANG ) "ucapan kemuhrang sering di ucapkan raden paku aji untuk menyindir mbah jenggot (jayim)dengan maksud mbah jayim mengembalikan peralatan perang karena belum juga dikembalikan akhirnya dukuh cilik itu dinamakan kemuhrang sehingga sampai saat itu dukuh cilik terus ditinggal penduduknya dikarenakan susah dalam mencari air bersih meski di apit oleh dua sungai babakan dan bentiris sampai sekarang didesa kemurang wetan tepat nya di dukuh cilik sangat susah mencari air bersih untuk di minum menurut cerita atau dongeng orang tua raden paku aji sering juga di panggil mbah kemurahan sedang kan mbah jenggot biasa di panggil mbah kemurang awal nya kedua orang tersebut hidup rukun dan bersama bercocok tanam karena raden paku aji lebih pintar dalam bercocok tanam raden paku aji(mbah kemurahan) memiliki banyak pengikut sebab itulah mbah jayim mbah jenggot iri hingga terjadilah cekcok perang mulut di sebuah dermaga (gubug sawah) akhirnya seluruh warga yang berjumlah empat kepala keluarga menyingkir dari dukuh cilik menuju ke pinggiran kali kebuyutan yang sekarang menjadi saluran air sekunder pertanian dan menetap lah mbah kemurahan (paku aji) di alas KRAPYAK alas/hutan ini berisikan pohon berduri seperti pohon kepuh lamaran dan penjalin setelah menetap di pinggiran kali kebuyutan raden paku aji/prajurit mataram ini mengenal saudagar dari kulon yang memesan penjalin dalam jumlah banyak utuk dikirim ke keraton kacirebonan mulailah orang orang nya mbah kemurahan semakin banyak di karenakan mbah kemurahan memiliki penghasilan/pekerjaan rutinitas mabah kemurahan semakin tersebar luas sehingga pengikut mbah kemurahan semakin bertambah konon penjualan penjalin dijual di desa tanjung karena suara penjalin yang di jatuhkan ber bunyi BRAAK sampai saat ini pasar disitu dinamakan pasar brak.penebangan tanpa penanaman kembali mebuat tanah lapang dan mulai terisi rumah penduduk dan ketika berada di utara hutan krapyak ada sebuah pohon penjalin yan susah di tebang dengan senjata biasa pohon itu mengeluarkan percikan api ketika di tebang (cahaya)saat itulah mbah kemurahan teringat senjatanya yang di bayarkan untuk berkumur(kemuh)ke mbah jenggot kemudian sang mantan prajurit/Rd paku aji mendatangi mbah jenggot di dukuh cilik untuk meminjam senjata (gaman)miliknya ke mbah jenggot hal ini mebuat mbah jenggot marah karena anak dan menantunya meninggalkan mbah jenggot untuk mengikuti raden paku aji mbah jenggot/mbah jayim menantang beradu kesaktian dengan mbah kemurahan perang tanding pun tidak ter elakan sehingga raden paku aji menendang sebongkah batu besar ke arah mbah jenggot hingga terlempar sejauh seratus meter dari dukuh cilik ke arah barat laut dan amblas kedalam tanah mbah jenggot pun meninggal dalam keadaan erat menggengam golok milk paku aji kemudian raden paku aji meminta anak mbah jenggot di makam kan beserta golok miliknya sampe sekarang orang mengenalnya sebagai makam watu setelah bertahun mbah kemurahan pun menetap di areal pertanian nya letaknya di dermaga kali bentiris setelah meninggal dia di makam kan di samping gubug sawah nya orang lebih mengenal pesarean sebelah barat dukuh cilik sebuah kampung yang sedikit penduduknya konon dari situllah asal istillah "KEMUH-RANG" |
||
{{kelurahan-stub}} |
{{kelurahan-stub}} |
Revisi per 15 Februari 2015 01.29
Kemurang Wetan | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Brebes | ||||
Kecamatan | Tanjung | ||||
Kode pos | 52254 | ||||
Kode Kemendagri | 33.29.13.2004 | ||||
Luas | - | ||||
Jumlah penduduk | - | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Kemurang Wetan adalah desa di kecamatan Tanjung, Brebes, Jawa Tengah, Indonesia. Terletak di jalur alternatif ke arah Purwokerto atau Yogyakarta yang sekaligus sebagai akses menuju gerbaang tol Pejagan - kanci, sehingga terbilang ramai arus kendaraannya.kemurang wetan juga memiliki sejarah awal mula nya terbentuk desa berkisar antara tahun 1664 m sejarah ini ada beberapa versi menurut versi bapak kaswad (kawag)bahwa sebelum adanya perkampungan yang ramai saat ini dulu desa itu terdiri hanya dua rumah satu milik mbah jenggot (mbah jayim)dan istri serta yang satu rumahnya mbah paku aji (prajurit mataram yang bersembunyi dari pelariannya atau dari kesatuan tentaranya yang gagal berperang melawan VOC di batavia menurut cerita turun temurun yang terakhir pada saatpagelaran sedekah bumi di sebuah makam keramat di desa kemurang wetan 2010 seorang pujangga bpk DASTA desa dukuh cilik letaknya sebelah timur makam keramat konon raden paku aji dengan keletihannya meminta air untuk berkumur (kemuh)sekedar membatalkan puasa sang prajurit harus membayar peralatan perangnya untuk mendapatkan air minum kepada mbah jenggot akhirnya raden paku aji mengucap "niki desa kanggo kemuh bae larang (KEMUH RANG ) "ucapan kemuhrang sering di ucapkan raden paku aji untuk menyindir mbah jenggot (jayim)dengan maksud mbah jayim mengembalikan peralatan perang karena belum juga dikembalikan akhirnya dukuh cilik itu dinamakan kemuhrang sehingga sampai saat itu dukuh cilik terus ditinggal penduduknya dikarenakan susah dalam mencari air bersih meski di apit oleh dua sungai babakan dan bentiris sampai sekarang didesa kemurang wetan tepat nya di dukuh cilik sangat susah mencari air bersih untuk di minum menurut cerita atau dongeng orang tua raden paku aji sering juga di panggil mbah kemurahan sedang kan mbah jenggot biasa di panggil mbah kemurang awal nya kedua orang tersebut hidup rukun dan bersama bercocok tanam karena raden paku aji lebih pintar dalam bercocok tanam raden paku aji(mbah kemurahan) memiliki banyak pengikut sebab itulah mbah jayim mbah jenggot iri hingga terjadilah cekcok perang mulut di sebuah dermaga (gubug sawah) akhirnya seluruh warga yang berjumlah empat kepala keluarga menyingkir dari dukuh cilik menuju ke pinggiran kali kebuyutan yang sekarang menjadi saluran air sekunder pertanian dan menetap lah mbah kemurahan (paku aji) di alas KRAPYAK alas/hutan ini berisikan pohon berduri seperti pohon kepuh lamaran dan penjalin setelah menetap di pinggiran kali kebuyutan raden paku aji/prajurit mataram ini mengenal saudagar dari kulon yang memesan penjalin dalam jumlah banyak utuk dikirim ke keraton kacirebonan mulailah orang orang nya mbah kemurahan semakin banyak di karenakan mbah kemurahan memiliki penghasilan/pekerjaan rutinitas mabah kemurahan semakin tersebar luas sehingga pengikut mbah kemurahan semakin bertambah konon penjualan penjalin dijual di desa tanjung karena suara penjalin yang di jatuhkan ber bunyi BRAAK sampai saat ini pasar disitu dinamakan pasar brak.penebangan tanpa penanaman kembali mebuat tanah lapang dan mulai terisi rumah penduduk dan ketika berada di utara hutan krapyak ada sebuah pohon penjalin yan susah di tebang dengan senjata biasa pohon itu mengeluarkan percikan api ketika di tebang (cahaya)saat itulah mbah kemurahan teringat senjatanya yang di bayarkan untuk berkumur(kemuh)ke mbah jenggot kemudian sang mantan prajurit/Rd paku aji mendatangi mbah jenggot di dukuh cilik untuk meminjam senjata (gaman)miliknya ke mbah jenggot hal ini mebuat mbah jenggot marah karena anak dan menantunya meninggalkan mbah jenggot untuk mengikuti raden paku aji mbah jenggot/mbah jayim menantang beradu kesaktian dengan mbah kemurahan perang tanding pun tidak ter elakan sehingga raden paku aji menendang sebongkah batu besar ke arah mbah jenggot hingga terlempar sejauh seratus meter dari dukuh cilik ke arah barat laut dan amblas kedalam tanah mbah jenggot pun meninggal dalam keadaan erat menggengam golok milk paku aji kemudian raden paku aji meminta anak mbah jenggot di makam kan beserta golok miliknya sampe sekarang orang mengenalnya sebagai makam watu setelah bertahun mbah kemurahan pun menetap di areal pertanian nya letaknya di dermaga kali bentiris setelah meninggal dia di makam kan di samping gubug sawah nya orang lebih mengenal pesarean sebelah barat dukuh cilik sebuah kampung yang sedikit penduduknya konon dari situllah asal istillah "KEMUH-RANG"