Lompat ke isi

Abah Anom: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Pemutahiran.
Baris 5: Baris 5:
| caption = Abdurrahman Addakhil atau [[Gus Dur]] silaturahmi kepada Abah Anom di Cipasung, Tasikmalaya, sekitar tahun 1994.
| caption = Abdurrahman Addakhil atau [[Gus Dur]] silaturahmi kepada Abah Anom di Cipasung, Tasikmalaya, sekitar tahun 1994.
| birth_name = Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin
| birth_name = Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin
| birth_date = ({{lahirmati|[[Pagerageung]], [[Kabupaten Tasikmalaya|Tasikmalaya]] |1|1|1915| [[Kabupaten Tasikmalaya|Tasikmalaya]]|5|9|2011|}})
| birth_date = ({{lahirmati|Kampung Godebah, Suryalaya, Desa Tanjungkerta, [[Kecamatan Pagerageung]], [[Kabupaten Tasikmalaya]] |1|1|1915| [[Kabupaten Tasikmalaya|Tasikmalaya]]|5|9|2011|}})
| birth_place = {{negara|Hindia Belanda}} [[Kabupaten Tasikmalaya|Tasikmalaya]]
| birth_place = {{negara|Hindia Belanda}} [[Kabupaten Tasikmalaya|Tasikmalaya]]
| death_date =
| death_date =
Baris 13: Baris 13:
| other_names = Abah Anom
| other_names = Abah Anom
| known_for = [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah|Thariqah Qadiriyah Naqshabandiyah]]
| known_for = [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah|Thariqah Qadiriyah Naqshabandiyah]]
|awards=* Pelopor Swasembada Pangan dan Pemberdayaan Ekonomi (1961)</br>
* '''[[Distinguished Service Awards]]''' oleh [[International Federation of Non-Government Organisations]] (IFNGO), [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (PBB), Januari 2009.</br>
* Kalpataru (1980)</br>
| religion = [[Islam]]
| religion = [[Islam]]
|parents=Syekh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad (Abah Sepuh)</br> Hajjah Juhriyah
| spouse = Hajjah Euis Siti Ru'yanah</br>Hajjah Yoyoh Sofiah
| spouse = Hajjah Euis Siti Ru'yanah</br>Hajjah Yoyoh Sofiah
|children= Haji Tutu Ruhiat Mintapradja (1940, putra tiri Abah Anom).</br>
|children= Haji Tutu Ruhiat Mintapradja (1940, putra tiri Abah Anom).</br>
{{Collapsible list|title=Dari ''Hajjah Euis''|1=
{{plainlist|1=
Haji Dudun Nur Saiddudin (1942).</br>
Haji Dudun Nur Saiddudin (1942).</br>
Aos Husnifalah (1943).</br>
Aos Husnifalah (1943).</br>
Baris 29: Baris 35:
Haji Baban Ahmad Jihad (1960).</br>
Haji Baban Ahmad Jihad (1960).</br>
Hajjah Nia Iryanti (1962).</br>
Hajjah Nia Iryanti (1962).</br>
}}
Ujang Muhammad Mubarok Qodiri (1986).</br>
}}
{{Collapsible list|title=Dari ''Hajjah Yoyoh''|1=
{{plainlist|1=
* Ujang Muhammad Mubarok Qodiri (1986).
}}
}}
|relatives=
|relatives=
|occupation = [[Ulama]]
|occupation = [[Ulama]]
}}
}}
'''Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin R.A'''. yang dikenal dengan nama '''Abah Anom''' ({{lahirmati|[[Pagerageung]], [[Kabupaten Tasikmalaya|Tasikmalaya]] |1|1|1915|[[Kabupaten Tasikmalaya|Tasikmalaya]]|5|9|2011|}}) adalah seorang ulama, Pemimpin Thariqah Qadiriyah Naqshabandiyah (TQN), Pesantren Suryalaya, Pagerageung, Tasikmalaya.
'''Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin R.A'''. yang dikenal dengan nama '''Abah Anom''' ({{lahirmati|Kampung Godebah, Suryalaya, Desa Tanjungkerta, [[Kecamatan Pagerageung]], [[Kabupaten Tasikmalaya]] |1|1|1915| [[Kabupaten Tasikmalaya|Tasikmalaya]]|5|9|2011|}}) adalah seorang ulama, Pemimpin Thariqah Qadiriyah Naqshabandiyah (TQN), Pesantren Suryalaya, Pagerageung, Tasikmalaya.


== Kelahiran ==
== Kelahiran ==
Baris 53: Baris 65:
Di samping melestarikan dan menyebarkan ajaran agama Islam melalui metode [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]]. Abah Anom juga sangat konsisten terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Maka sejak tahun 1961 didirikan [[Yayasan Serba Bakti]] dengan berbagai lembaga di dalamnya termasuk pendidikan formal mulai [[TK]], [[SMP Islam]], [[SMU]], [[SMK]], [[Madrasah Tsanawiyah]], [[Madrasah Aliyah]], [[Madrasah Aliyah keagamaan]], [[Perguruan Tinggi]] (IAILM) dan [[Sekolah Tinggi Ekonomi Latifah Mubarokiyah]] serta Pondok Remaja Inabah. Didirikannya Pondok Remaja Inabah sebagai wujud perhatian Abah Anom terhadap kebutuhan umat yang sedang tertimpa musibah. Berdirinya Pondok Remaja Inabah membawa hikmah, di antaranya menjadi jembatan emas untuk menarik masyarakat luas, para pakar ilmu [[kesehatan]], [[pendidikan]], [[sosiologi]], dan [[psikologi]], bahkan pakar ilmu agama mulai yakin bahwa agama [[Islam]] dengan berbagai disiplin Ilmunya termasuk [[tasawuf]] dan [[tarekat]] mampu merehabilitasi kerusakan [[mental]] dan membentuk daya tangkal yang kuat melalui pemantapan keimanan dan ketakwaan dengan pengamalan [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]]. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Abah Anom menunjuk tiga orang pengelola, yaitu [[KH. Noor Anom Mubarok BA]], [[KH. Zaenal Abidin Anwar]], dan [[H. Dudun Nursaiduddin]].
Di samping melestarikan dan menyebarkan ajaran agama Islam melalui metode [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]]. Abah Anom juga sangat konsisten terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Maka sejak tahun 1961 didirikan [[Yayasan Serba Bakti]] dengan berbagai lembaga di dalamnya termasuk pendidikan formal mulai [[TK]], [[SMP Islam]], [[SMU]], [[SMK]], [[Madrasah Tsanawiyah]], [[Madrasah Aliyah]], [[Madrasah Aliyah keagamaan]], [[Perguruan Tinggi]] (IAILM) dan [[Sekolah Tinggi Ekonomi Latifah Mubarokiyah]] serta Pondok Remaja Inabah. Didirikannya Pondok Remaja Inabah sebagai wujud perhatian Abah Anom terhadap kebutuhan umat yang sedang tertimpa musibah. Berdirinya Pondok Remaja Inabah membawa hikmah, di antaranya menjadi jembatan emas untuk menarik masyarakat luas, para pakar ilmu [[kesehatan]], [[pendidikan]], [[sosiologi]], dan [[psikologi]], bahkan pakar ilmu agama mulai yakin bahwa agama [[Islam]] dengan berbagai disiplin Ilmunya termasuk [[tasawuf]] dan [[tarekat]] mampu merehabilitasi kerusakan [[mental]] dan membentuk daya tangkal yang kuat melalui pemantapan keimanan dan ketakwaan dengan pengamalan [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]]. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Abah Anom menunjuk tiga orang pengelola, yaitu [[KH. Noor Anom Mubarok BA]], [[KH. Zaenal Abidin Anwar]], dan [[H. Dudun Nursaiduddin]].


== Istri dan Anak ==
Abah Anom mempunyai 14 putra kandung dan 1 putra sulung tiri.
=== Hj. Euis Siti Ru'yanah (istri pertama) ===
* H. Tutu Ruhiat Mintapradja (1940, putra tiri Abah Anom).
* H. Dudun Nur Saiddudin (1942).
* Aos Husnifalah (1943).
* Hj. N. Nonong (1945).
* H. Didin Hidir Arifin (kembar lahir 1947).
* H. Oneng Hesyati (kembar lahir 1947).
* H. Endang Ja'far Sidik (1949).
* H. Otin Khodijah (1951).
* H. Kankan Zulkarnaen (1952).
* H. Memet Ruhimat (1954).
* Hj. Ati Unsuryati (1956).
* Hj. Aneu Utia Rohayaneu (1958).
* H. Baban Ahmad Jihad (1960).
* Hj. Nia Iryanti (1962).

=== Hj. Yoyoh Sofiah (istri kedua) ===
* Ujang Muhammad Mubarok Qodiri (1986).

== Wafat ==
Setelah menjalani masa yang cukup panjang, KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin bin Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad sebagai Guru Mursyid [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]] dengan segala keberhasilan yang dicapainya melalui perjuangan yang tidak ringan, dipanggil Al Khaliq kembali ke Rahmatullah pada hari Senin tanggal 05 September 2011 pukul 11.55 dalam usia 96 tahun.
Setelah menjalani masa yang cukup panjang, KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin bin Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad sebagai Guru Mursyid [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]] dengan segala keberhasilan yang dicapainya melalui perjuangan yang tidak ringan, dipanggil Al Khaliq kembali ke Rahmatullah pada hari Senin tanggal 05 September 2011 pukul 11.55 dalam usia 96 tahun.

==Buku rujukan==
* {{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=I3VxBAAAQBAJ&pg=PA39&lpg=PA39&dq=penghargaan+abah+anom&source=bl&ots=CsPdwjpMSQ&sig=Jqy5GUfB1bl0XzuwedgRzYbhpDw&hl=en&sa=X&ved=0CGcQ6AEwDWoVChMIs-SU2L_DxwIVUE-OCh3kkQB3#v=onepage&q=penghargaan%20abah%20anom&f=false|title=Abah Anom: Wali Fenomenal Abad 21 & Ajarannya|authors=Asep Salahudin|publisher=Noura Book|year=Cetakan 1, Desember 2013|location=Jakarta Selatan|isbn=978-602-1606-06-3|date=|accessdate=}}


== Pranala Luar ==
== Pranala Luar ==
* {{id}} [http://www.suryalaya.org/ver2/riwayat2.html Riwayat Singkat : KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin]
* {{id}} [http://www.suryalaya.org/ver2/riwayat2.html Riwayat Singkat : KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin]
* {{id}} {{cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/09/06/lr33kk-ini-dia-kisah-hidup-abah-anom|title=Abah Anom Dimakamkan di Puncak Suryalaya|authors=Stevy Maradona (ed.)|publisher=Republika.co.id|date=Selasa, 06 September 2011, 11:34 WIB|accessdate=24 Agustus 2015}}

==Catatan kaki==
{{reflist}}


[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]

Revisi per 25 Agustus 2015 06.03

Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin R.A
Abdurrahman Addakhil atau Gus Dur silaturahmi kepada Abah Anom di Cipasung, Tasikmalaya, sekitar tahun 1994.
LahirAhmad Shohibul Wafa Tajul Arifin
(1 Januari 1915 – 5 September 2011)
Hindia Belanda Tasikmalaya
MeninggalIndonesia Tasikmalaya
Nama lainAbah Anom
PekerjaanUlama
Dikenal atasThariqah Qadiriyah Naqshabandiyah
Suami/istriHajjah Euis Siti Ru'yanah
Hajjah Yoyoh Sofiah
AnakHaji Tutu Ruhiat Mintapradja (1940, putra tiri Abah Anom).
Dari Hajjah Euis
  • Haji Dudun Nur Saiddudin (1942).

    Aos Husnifalah (1943).
    Hajjah N. Nonong (1945).
    Haji Didin Hidir Arifin (kembar lahir 1947).
    Haji Oneng Hesyati (kembar lahir 1947).
    Haji Endang Ja'far Sidik (1949).
    Haji Otin Khodijah (1951).
    Haji Kankan Zulkarnaen (1952).
    Haji Memet Ruhimat (1954).
    Hajjah Ati Unsuryati (1956).
    Hajjah Aneu Utia Rohayaneu (1958).
    Haji Baban Ahmad Jihad (1960).
    Hajjah Nia Iryanti (1962).

Dari Hajjah Yoyoh
    • Ujang Muhammad Mubarok Qodiri (1986).
Orang tuaSyekh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad (Abah Sepuh)
Hajjah Juhriyah
Penghargaan

Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin R.A. yang dikenal dengan nama Abah Anom (1 Januari 1915 – 5 September 2011) adalah seorang ulama, Pemimpin Thariqah Qadiriyah Naqshabandiyah (TQN), Pesantren Suryalaya, Pagerageung, Tasikmalaya.

Kelahiran

Abah Anom dilahirkan di Suryalaya tanggal 1 Januari 1915. Ia adalah putra kelima Syaikh Abdullah Mubarok (Abah Sepuh) bin Nur Muhammad, pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, dari ibu yang bernama Hj Juhriyah.

Pendidikan

Pada usia delapan tahun Abah Anom masuk Sekolah Dasar (Verfolg School) di Ciamis antara tahun 1923-1928. Kemudian ia masuk Sekolah Menengah semacam Tsanawiyah di Ciawi Tasikmalaya. Pada tahun 1930 Abah Anom memulai perjalanan menuntut ilmu agama Islam secara lebih khusus. Ia belajar ilmu fiqih dari seorang Kyai terkenal di Pesantren Cicariang Cianjur, kemudian belajar ilmu fiqih, nahwu, sorof dan balaghah kepada Kyai terkenal di Pesantren Jambudipa Cianjur. Setelah kurang lebih dua tahun di Pesantren Jambudipa, ia melanjutkan ke Pesantren Gentur, Cianjur yang saat itu diasuh oleh Mama Ajengan Ahmad Syathibi.

Dua tahun kemudian (1935-1937) Abah Anom melanjutkan belajar di Pesantren Cireungas, Cimelati Sukabumi. Pesantren ini terkenal sekali terutama pada masa kepemimpinan Ajengan Aceng Mumu yang ahli hikmah dan silat. Dari Pesatren inilah Abah Anom banyak memperoleh pengalaman dalam banyak hal, termasuk bagaimana mengelola dan memimpin sebuah pesantren. Kegemarannya menuntut ilmu, menyebabkan Abah Anom menguasai berbagai ilmu keislaman saat berumur 18 tahun. Didukung ketertarikan pada dunia pesantren, ayahnya yang sesepuh TQN mengajarinya zikir tarekat. Sehingga ia menjadi wakil "talqin" Abah Sepuh pada usia relatif muda. Sejak itulah, ia lebih dikenal dengan sebutan Abah Anom.

Percobaan ini nampaknya juga menjadi ancang-ancang bagi persiapan memperoleh pengetahuan dan pengalaman keagaman di masa mendatang. Kegemarannya bermain silat dan kedalaman rasa keagamaannya diperdalam lagi di Pesantren Citengah, Panjalu, yang dipimpin oleh H. Junaedi yang terkenal sebagai ahli alat, jago silat, dan ahli hikmah.

Setelah menginjak usia dua puluh tiga tahun, Abah Anom menikah dengan Euis Siti Ru’yanah. Setelah menikah, kemudian ia berziarah ke Tanah Suci. Sepulang dari Makkah, setelah bermukim kurang lebih tujuh bulan (1939), dapat dipastikan Abah Anom telah mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman keagamaan yang mendalam. Pengetahuannya meliputi tafsir, hadits, fiqih, kalam, dan tasawuf yang merupakan inti ilmu agama. Oleh Karena itu, tidak heran jika ia fasih berbahasa Arab dan lancar berpidato, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda, sehingga pendengar menerimanya di lubuk hati yang paling dalam. Ia juga amat cendekia dalam budaya dan sastra Sunda setara kepandaian sarjana ahli bahasa Sunda dalam penerapan filsafat etnik Kesundaan, untuk memperkokoh Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah. Bahkan iapun terkadang berbicara dalam bahasa Jawa dengan baik.

Abah Anom resmi menjadi mursyid (pembimbing) TQN di pesantren sejak tahun 1950.

Ketika Abah Sepuh Wafat, pada tahun 1956, Abah Anom harus mandiri sepenuhnya dalam memimpin pesantren. Dengan rasa ikhlas dan penuh ketauladan, Abah Anom gigih menyebarkan ajaran Islam. Pondok Pesantren Suryalaya, dengan kepemimpinan Abah Anom, tampil sebagai pelopor pembangunan perekonomian rakyat melalui pembangunan irigasi untuk meningkatkan pertanian, membuat kincir air untuk pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain. Dalam perjalanannya, Pondok Pesantren Suryalaya tetap konsisten kepada Tanbih, wasiat Abah Sepuh yang di antara isinya adalah taat kepada perintah agama dan negara. Maka Pondok Pesantren Suryalaya tetap mendukung pemerintahan yang sah dan selalu berada di belakangnya.

Di samping melestarikan dan menyebarkan ajaran agama Islam melalui metode Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah. Abah Anom juga sangat konsisten terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Maka sejak tahun 1961 didirikan Yayasan Serba Bakti dengan berbagai lembaga di dalamnya termasuk pendidikan formal mulai TK, SMP Islam, SMU, SMK, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Aliyah keagamaan, Perguruan Tinggi (IAILM) dan Sekolah Tinggi Ekonomi Latifah Mubarokiyah serta Pondok Remaja Inabah. Didirikannya Pondok Remaja Inabah sebagai wujud perhatian Abah Anom terhadap kebutuhan umat yang sedang tertimpa musibah. Berdirinya Pondok Remaja Inabah membawa hikmah, di antaranya menjadi jembatan emas untuk menarik masyarakat luas, para pakar ilmu kesehatan, pendidikan, sosiologi, dan psikologi, bahkan pakar ilmu agama mulai yakin bahwa agama Islam dengan berbagai disiplin Ilmunya termasuk tasawuf dan tarekat mampu merehabilitasi kerusakan mental dan membentuk daya tangkal yang kuat melalui pemantapan keimanan dan ketakwaan dengan pengamalan Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Abah Anom menunjuk tiga orang pengelola, yaitu KH. Noor Anom Mubarok BA, KH. Zaenal Abidin Anwar, dan H. Dudun Nursaiduddin.

Setelah menjalani masa yang cukup panjang, KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin bin Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad sebagai Guru Mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah dengan segala keberhasilan yang dicapainya melalui perjuangan yang tidak ringan, dipanggil Al Khaliq kembali ke Rahmatullah pada hari Senin tanggal 05 September 2011 pukul 11.55 dalam usia 96 tahun.

Buku rujukan

Pranala Luar

Catatan kaki