Rutah, Amahai, Maluku Tengah: Perbedaan antara revisi
k -> auth |
k →top: clean up |
||
Baris 15:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Moskee in Roeta TMnr 10016670.jpg|jmpl|300px|Sebuah masjid di Rutah pada masa [[Hindia Belanda]]]]
Desa Rutah pada awalnya berkedudukan di Amahai. Kemudian pada tahun 1899 terjadi bencana tsunami dan tenggelamlah tanjung kuako. Jadi nenek moyang mengungsi dari tempat itu dan melakukan survei ke tempat tinggal. Ketika melakukan survei, mereka menemukan sebuah kali. Yang selanjutnya air itu dinamakan air Rutak. Dari waktu ke waktu terjadi perubahan kata maka nama air itu diganti dengan Rutah. Setelah adanya negeri Rutah, raja yang pertama bernama Ahmad. Istrinya bernama Nurma. Raja ini juga merupakan tukang dan arsitek dalam pembangunan mesjid Rutah. Sehingga namanya diabadikan pada nama mesjid itu, dengan nama Nur Ahmad. Yang diambil dari nama pasangan suami istri tersebut yang artinya “cahaya pujian”.
{{Amahai, Maluku Tengah}}
{{negeri-stub}}▼
{{Authority control}}
[[Kategori:Negeri di Maluku Tengah]]
▲{{negeri-stub}}
|
Revisi per 12 Januari 2023 16.05
Rutah Lounusa Tomarala | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Maluku |
Kabupaten | Maluku Tengah |
Kecamatan | Amahai |
Luas | km2 |
Jumlah penduduk | jiwa |
Rutah, kadang dieja sebagai Ruta adalah sebuah negeri yang terletak di Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Desa Rutah pada awalnya berkedudukan di Amahai. Kemudian pada tahun 1899 terjadi bencana tsunami dan tenggelamlah tanjung kuako. Jadi nenek moyang mengungsi dari tempat itu dan melakukan survei ke tempat tinggal. Ketika melakukan survei, mereka menemukan sebuah kali. Yang selanjutnya air itu dinamakan air Rutak. Dari waktu ke waktu terjadi perubahan kata maka nama air itu diganti dengan Rutah. Setelah adanya negeri Rutah, raja yang pertama bernama Ahmad. Istrinya bernama Nurma. Raja ini juga merupakan tukang dan arsitek dalam pembangunan mesjid Rutah. Sehingga namanya diabadikan pada nama mesjid itu, dengan nama Nur Ahmad. Yang diambil dari nama pasangan suami istri tersebut yang artinya “cahaya pujian”.