Lompat ke isi

Azwar Anas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
k Sumatera
Baris 22: Baris 22:
|birth_date = {{birth date|1933|8|2}}
|birth_date = {{birth date|1933|8|2}}
|birth_place = [[Mato Aie, Padang Selatan, Padang]], [[Hindia Belanda]]
|birth_place = [[Mato Aie, Padang Selatan, Padang]], [[Hindia Belanda]]
|office3 = Gubernur Sumatra Barat
|office3 = Gubernur Sumatera Barat
|order3 = ke-3
|order3 = ke-3
|term_start3 = 18 Oktober 1977
|term_start3 = 18 Oktober 1977
Baris 46: Baris 46:
|alma_mater = [[Institut Teknologi Bandung]]
|alma_mater = [[Institut Teknologi Bandung]]
|occupation = [[Politikus]], [[militer]], [[birokrat]]}}
|occupation = [[Politikus]], [[militer]], [[birokrat]]}}
[[Letnan Jenderal]] [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] (HOR) ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Insinyur|Ir.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''Azwar Anas''' gelar '''Datuak Rajo Suleman''' ({{lahirmati|[[Mato Aie, Padang Selatan, Padang]]|2|8|1933|[[Jakarta]]|5|3|2023}}) adalah seorang tentara, birokrat, politikus dan pengurus sepak bola Indonesia. [[Ketua Umum PSSI]] periode 1991–1998 ini pernah dipercaya sebagai [[Daftar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia|Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]] pada Kabinet Pembangunan VI (1993–1998) setelah menjabat sebagai [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan Indonesia]] pada Kabinet Pembangunan V (1988–1993). Sebelumnya ia menjabat sebagai [[Gubernur Sumatra Barat]] selama dua periode (1977–1987). Ia menjabat sebagai Ketua Majelis Pembina Pusat [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] (PERTI) periode 2016–2022. Sebelumnya ia merupakan Ketua Dewan Pembina Pusat Tarbiyah periode 1989–1998 dan 2006–2016 serta [[Daftar Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah|Ketua Umum PB Tarbiyah]] periode 1998–2001 dan 2004–2006.
[[Letnan Jenderal]] [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] (HOR) ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Insinyur|Ir.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''Azwar Anas''' gelar '''Datuak Rajo Suleman''' ({{lahirmati|[[Mato Aie, Padang Selatan, Padang]]|2|8|1933|[[Jakarta]]|5|3|2023}}) adalah seorang tentara, birokrat, politikus dan pengurus sepak bola Indonesia. [[Ketua Umum PSSI]] periode 1991–1998 ini pernah dipercaya sebagai [[Daftar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia|Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]] pada Kabinet Pembangunan VI (1993–1998) setelah menjabat sebagai [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan Indonesia]] pada Kabinet Pembangunan V (1988–1993). Sebelumnya ia menjabat sebagai [[Gubernur Sumatera Barat]] selama dua periode (1977–1987). Ia menjabat sebagai Ketua Majelis Pembina Pusat [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] (PERTI) periode 2016–2022. Sebelumnya ia merupakan Ketua Dewan Pembina Pusat Tarbiyah periode 1989–1998 dan 2006–2016 serta [[Daftar Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah|Ketua Umum PB Tarbiyah]] periode 1998–2001 dan 2004–2006.


== Kehidupan awal ==
== Kehidupan awal ==
Azwar Anas lahir pada 2 Agustus 1933 di [[Padang]], yang ketika itu merupakan bagian dari [[Sumatera Barat|Keresidenan Sumatra Barat]], [[Hindia Belanda]]. Ia adalah anak ketiga dari pasangan Anas Malik Sutan Masabumi (ayah) dan Rakena Anas (ibu), yang memiliki sepuluh orang anak. Ayahnya yang masih memiki garis keturunan dengan [[Raja Pagaruyung]] terakhir, yakni [[Bagagarsyah dari Pagaruyung|Sutan Bagagarsyah]], bekerja sebagai kepala perbengkelan kereta api di [[Simpang Haru, Padang Timur, Padang|Simpang Haru, Padang]], sementara ibunya yang hanya tamatan SD berasal dari [[Koto Sani, X Koto Singkarak, Solok|Koto Sani]], [[Solok]]. Sebelum menikah dengan ibunya, ayahnya telah memperoleh seorang anak dari istri pertama yang kemudian diceraikannya, tetapi kehidupan mereka tetap ditanggung oleh ayahnya meskipun telah bercerai.{{sfn|Yusra|2011|pp=5}}{{sfn|Yusra|2011|pp=3}} Ayahnya adalah putera dari Malik anak dari Soetan Oesman gelar Soetan Lerang seorang pengusaha terkenal pada masanya.
Azwar Anas lahir pada 2 Agustus 1933 di [[Padang]], yang ketika itu merupakan bagian dari [[Sumatera Barat|Keresidenan Sumatera Barat]], [[Hindia Belanda]]. Ia adalah anak ketiga dari pasangan Anas Malik Sutan Masabumi (ayah) dan Rakena Anas (ibu), yang memiliki sepuluh orang anak. Ayahnya yang masih memiki garis keturunan dengan [[Raja Pagaruyung]] terakhir, yakni [[Bagagarsyah dari Pagaruyung|Sutan Bagagarsyah]], bekerja sebagai kepala perbengkelan kereta api di [[Simpang Haru, Padang Timur, Padang|Simpang Haru, Padang]], sementara ibunya yang hanya tamatan SD berasal dari [[Koto Sani, X Koto Singkarak, Solok|Koto Sani]], [[Solok]]. Sebelum menikah dengan ibunya, ayahnya telah memperoleh seorang anak dari istri pertama yang kemudian diceraikannya, tetapi kehidupan mereka tetap ditanggung oleh ayahnya meskipun telah bercerai.{{sfn|Yusra|2011|pp=5}}{{sfn|Yusra|2011|pp=3}} Ayahnya adalah putera dari Malik anak dari Soetan Oesman gelar Soetan Lerang seorang pengusaha terkenal pada masanya.


Sejak kecil, ia dibesarkan dalam keluarga yang taat melaksanakan ajaran [[Islam]] dengan didikan ayah yang berwatak keras tetapi disiplin dan didampingi ibu yang senantiasa mengayomi dan memberikan nasihat akan pentingnya agama dan tanggung jawab. Ia menghabiskan masa kecilnya bersama keluarganya di [[Mato Aie, Padang Selatan, Padang|Mato Aie]] dalam sebuah rumah yang dibangun di pinggang bukit di tepi Jalan Raya Padang–[[Pelabuhan Teluk Bayur|Teluk Bayur]]. Tidak seperti kebanyakan anak ''ambtenaar'' (pegawai pemerintah Hindia Belanda), ia bersama kakak dan adiknya tidak dimasukkan ke sekolah-sekolah Belanda, melainkan dimasukkan ke HIS [[Adabiyah School]], sebuah sekolah agama yang didirikan oleh [[Abdullah Ahmad]] pada tahun 1909.{{sfn|Yusra|2011|pp=10}}
Sejak kecil, ia dibesarkan dalam keluarga yang taat melaksanakan ajaran [[Islam]] dengan didikan ayah yang berwatak keras tetapi disiplin dan didampingi ibu yang senantiasa mengayomi dan memberikan nasihat akan pentingnya agama dan tanggung jawab. Ia menghabiskan masa kecilnya bersama keluarganya di [[Mato Aie, Padang Selatan, Padang|Mato Aie]] dalam sebuah rumah yang dibangun di pinggang bukit di tepi Jalan Raya Padang–[[Pelabuhan Teluk Bayur|Teluk Bayur]]. Tidak seperti kebanyakan anak ''ambtenaar'' (pegawai pemerintah Hindia Belanda), ia bersama kakak dan adiknya tidak dimasukkan ke sekolah-sekolah Belanda, melainkan dimasukkan ke HIS [[Adabiyah School]], sebuah sekolah agama yang didirikan oleh [[Abdullah Ahmad]] pada tahun 1909.{{sfn|Yusra|2011|pp=10}}
Baris 60: Baris 60:
Berita [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|diproklamasikannya]] kemerdekaan [[Indonesia]] pada 17 Agustus 1945 baru disebarluaskan ke [[Kota Padang|Padang]] oleh [[Muhammad Sjafei]] sekitar akhir bulan Agustus.{{sfn|Yusra|2011|pp=19}} Namun, pada 10 Oktober 1945 tentara Sekutu, yang semula ditugaskan untuk melucuti serdadu Jepang dan mengambil para tawanan Jepang, telah merapat ke [[pelabuhan Teluk Bayur]] dan kedatangan ini dicurigai oleh para pemuda di Padang karena diikuti oleh tentara [[Belanda]]. Kecurigaan ini ternyata benar sehingga ketegangan mulai meningkat di Padang. Kantor-kantor pemerintahan di Padang mulai dipindahkan ke luar kota, termasuk kantor tempat ayah dari Azwar Anas bekerja dipindahkan ke [[Kayu Tanam, 2x11 Kayu Tanam, Padang Pariaman|Kayu Tanam]] sehingga keluarganya kemudian pindah ke tempat itu sedangkan ia dan adiknya yang bernama Akil tetap menetap di Padang.{{sfn|Yusra|2011|pp=20}} Namun karena Padang dirasakan tidak aman lagi setelah pembunuhan [[Bagindo Azizchan]] oleh tentara Belanda,{{sfn|Yusra|2011|pp=23}} ia dan adiknya menyusul keluarganya yang ternyata telah berpindah ke [[Bukittinggi]].{{sfn|Yusra|2011|pp=24}} Di kota berhawa sejuk itu, ia tetap meneruskan sekolahnya; ia dimasukkan ke SMP Negeri 1 Bukittinggi, tetapi kemudian pindah ke SMP Negeri 3 Bukittinggi. Setelah tamat, ia masuk ke [[SMA Negeri 1 Bukittinggi]].{{sfn|Yusra|2011|pp=24}}
Berita [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|diproklamasikannya]] kemerdekaan [[Indonesia]] pada 17 Agustus 1945 baru disebarluaskan ke [[Kota Padang|Padang]] oleh [[Muhammad Sjafei]] sekitar akhir bulan Agustus.{{sfn|Yusra|2011|pp=19}} Namun, pada 10 Oktober 1945 tentara Sekutu, yang semula ditugaskan untuk melucuti serdadu Jepang dan mengambil para tawanan Jepang, telah merapat ke [[pelabuhan Teluk Bayur]] dan kedatangan ini dicurigai oleh para pemuda di Padang karena diikuti oleh tentara [[Belanda]]. Kecurigaan ini ternyata benar sehingga ketegangan mulai meningkat di Padang. Kantor-kantor pemerintahan di Padang mulai dipindahkan ke luar kota, termasuk kantor tempat ayah dari Azwar Anas bekerja dipindahkan ke [[Kayu Tanam, 2x11 Kayu Tanam, Padang Pariaman|Kayu Tanam]] sehingga keluarganya kemudian pindah ke tempat itu sedangkan ia dan adiknya yang bernama Akil tetap menetap di Padang.{{sfn|Yusra|2011|pp=20}} Namun karena Padang dirasakan tidak aman lagi setelah pembunuhan [[Bagindo Azizchan]] oleh tentara Belanda,{{sfn|Yusra|2011|pp=23}} ia dan adiknya menyusul keluarganya yang ternyata telah berpindah ke [[Bukittinggi]].{{sfn|Yusra|2011|pp=24}} Di kota berhawa sejuk itu, ia tetap meneruskan sekolahnya; ia dimasukkan ke SMP Negeri 1 Bukittinggi, tetapi kemudian pindah ke SMP Negeri 3 Bukittinggi. Setelah tamat, ia masuk ke [[SMA Negeri 1 Bukittinggi]].{{sfn|Yusra|2011|pp=24}}


Tidak lama setelah ibu kota Indonesia di [[Yogyakarta]] diduduki oleh Belanda, [[Syafruddin Prawiranegara]] bersama [[Daftar tokoh Minangkabau|tokoh Minangkabau]] lainnya membentuk [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] (PDRI) di Bukittinggi. Pada saat itu, ketika berlangsungnya [[Agresi Militer Belanda II]], keluarganya pindah ke [[Barulak, Tanjung Baru, Tanah Datar|Barulak]], [[Tanah Datar]], kemudian setelah gencatan senjata diberlakukan di Sumatra Barat pada 19 Agustus 1948, keluarganya kembali pindah ke Padang. Di Padang, ia bersekolah di SMA Permindo (kini [[SMA Negeri 1 Padang]]) sampai tamat pada tahun 1951.{{sfn|Yusra|2011|pp=30}} Setamat SMA, ia berniat untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi di Jawa, karena pada saat itu di Sumatra Barat belum ada perguruan tinggi yang sesuai dengan keinginannya.{{sfn|Yusra|2011|pp=33}} Oleh sebab itu, dalam suatu perundingan dengan keluarganya, ia menyampaikan keputusannya untuk merantau ke [[Jakarta]].{{sfn|Yusra|2011|pp=35}}
Tidak lama setelah ibu kota Indonesia di [[Yogyakarta]] diduduki oleh Belanda, [[Syafruddin Prawiranegara]] bersama [[Daftar tokoh Minangkabau|tokoh Minangkabau]] lainnya membentuk [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] (PDRI) di Bukittinggi. Pada saat itu, ketika berlangsungnya [[Agresi Militer Belanda II]], keluarganya pindah ke [[Barulak, Tanjung Baru, Tanah Datar|Barulak]], [[Tanah Datar]], kemudian setelah gencatan senjata diberlakukan di Sumatera Barat pada 19 Agustus 1948, keluarganya kembali pindah ke Padang. Di Padang, ia bersekolah di SMA Permindo (kini [[SMA Negeri 1 Padang]]) sampai tamat pada tahun 1951.{{sfn|Yusra|2011|pp=30}} Setamat SMA, ia berniat untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi di Jawa, karena pada saat itu di Sumatera Barat belum ada perguruan tinggi yang sesuai dengan keinginannya.{{sfn|Yusra|2011|pp=33}} Oleh sebab itu, dalam suatu perundingan dengan keluarganya, ia menyampaikan keputusannya untuk merantau ke [[Jakarta]].{{sfn|Yusra|2011|pp=35}}


== Merantau ==
== Merantau ==
Baris 89: Baris 89:


== Direktur Semen Padang ==
== Direktur Semen Padang ==
Gubernur Sumatra Barat [[Harun Zain]] memanggil Azwar pulang kampung halaman dengan menjadi Direktur [[Semen Padang (perusahaan)|PN Semen Padang]].{{sfn|Yusra|2011|pp=97}} Kala itu Sumatra Barat porak-poranda akibat penumpasan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI).{{sfn|Yusra|2011|pp=101}} Harun Zain memanggil para sarjana Minang di perantauan untuk pulang kembali membangun Sumatra Barat.{{sfn|Yusra|2011|pp=102}}
Gubernur Sumatera Barat [[Harun Zain]] memanggil Azwar pulang kampung halaman dengan menjadi Direktur [[Semen Padang (perusahaan)|PN Semen Padang]].{{sfn|Yusra|2011|pp=97}} Kala itu Sumatera Barat porak-poranda akibat penumpasan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI).{{sfn|Yusra|2011|pp=101}} Harun Zain memanggil para sarjana Minang di perantauan untuk pulang kembali membangun Sumatera Barat.{{sfn|Yusra|2011|pp=102}}


Kolonel Azwar Anas mulai memimpin Semen Padang dalam keadaan sekarat. Ia membenahi keadaan fisik pabrik dan merehabilitasi mental para karyawan melalui dakwah Islam. Ia berhasil membangkitkan perusahaan itu menjadi BUMN terkemuka di bawah Departemen Perindustrian.{{sfn|Permo|1995|pp=93}}
Kolonel Azwar Anas mulai memimpin Semen Padang dalam keadaan sekarat. Ia membenahi keadaan fisik pabrik dan merehabilitasi mental para karyawan melalui dakwah Islam. Ia berhasil membangkitkan perusahaan itu menjadi BUMN terkemuka di bawah Departemen Perindustrian.{{sfn|Permo|1995|pp=93}}


== Karier pemerintahan ==
== Karier pemerintahan ==
[[Berkas:Governor of West Sumatra Azwar Anas.jpg|jmpl|Potret resmi Azwar Anas sebagai Gubernur Sumatra Barat untuk periode kedua.]]
[[Berkas:Governor of West Sumatra Azwar Anas.jpg|jmpl|Potret resmi Azwar Anas sebagai Gubernur Sumatera Barat untuk periode kedua.]]
Keberhasilan Azwar Anas membuat ia dikenal oleh rakyat sehingga ia terpilih dalam pemilihan [[Gubernur Sumatra Barat]] Oktober 1977 menggantikan [[Harun Al-Rasjid Zain|Harun Zain]].{{sfn|Permo|1995|pp=93}} Ia tercatat sebagai perwira militer pertama yang memegang jabatan Gubernur Sumatra Barat. Ia menjabat gubernur selama dua periode hingga 1987. Pada 1986, ia pensiun dari [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] (ABRI) dengan pangkat terakhir [[mayor jenderal]] TNI.{{sfn|Permo|1995|pp=92}}
Keberhasilan Azwar Anas membuat ia dikenal oleh rakyat sehingga ia terpilih dalam pemilihan [[Gubernur Sumatera Barat]] Oktober 1977 menggantikan [[Harun Al-Rasjid Zain|Harun Zain]].{{sfn|Permo|1995|pp=93}} Ia tercatat sebagai perwira militer pertama yang memegang jabatan Gubernur Sumatera Barat. Ia menjabat gubernur selama dua periode hingga 1987. Pada 1986, ia pensiun dari [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] (ABRI) dengan pangkat terakhir [[mayor jenderal]] TNI.{{sfn|Permo|1995|pp=92}}


Seusai menjabat gubernur, pada 1988 Presiden [[Soeharto]] mengangkatnya menjadi [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan]] dalam [[Kabinet Pembangunan V]]. Pada 1991, ia dipercaya menjadi Ketua Umum [[Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia]] (PSSI) hingga 1999. Masa itu PSSI berhasil mengadakan kompetisi [[Sistem liga sepak bola di Indonesia|Ligina]], gabungan [[Perserikatan (ajang sepak bola)|perserikatan]], dan [[Galatama]].{{sfn|Permo|1995|pp=92}}
Seusai menjabat gubernur, pada 1988 Presiden [[Soeharto]] mengangkatnya menjadi [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan]] dalam [[Kabinet Pembangunan V]]. Pada 1991, ia dipercaya menjadi Ketua Umum [[Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia]] (PSSI) hingga 1999. Masa itu PSSI berhasil mengadakan kompetisi [[Sistem liga sepak bola di Indonesia|Ligina]], gabungan [[Perserikatan (ajang sepak bola)|perserikatan]], dan [[Galatama]].{{sfn|Permo|1995|pp=92}}
Baris 143: Baris 143:
|first = Audrey R
|first = Audrey R
|authorlink =
|authorlink =
|title = Dari Pemberontakan ke Integrasi: Sumatra Barat dan Politik Indonesia, 1926–1998
|title = Dari Pemberontakan ke Integrasi: Sumatera Barat dan Politik Indonesia, 1926–1998
|year = 2005
|year = 2005
|publisher = Yayasan Obor Indonesia
|publisher = Yayasan Obor Indonesia
Baris 165: Baris 165:
|first = Gusti
|first = Gusti
|authorlink = Gusti Asnan
|authorlink = Gusti Asnan
|title = Memikir Ulang Regionalisme: Sumatra Barat tahun 1950-an
|title = Memikir Ulang Regionalisme: Sumatera Barat tahun 1950-an
|year = 2007
|year = 2007
|publisher = Yayasan Obor Indonesia
|publisher = Yayasan Obor Indonesia
Baris 196: Baris 196:
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Daftar Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia|Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]] |tahun = 1993–1998 |pendahulu = [[Soepardjo Roestam]] |pengganti = [[Haryono Suyono]]}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Daftar Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia|Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]] |tahun = 1993–1998 |pendahulu = [[Soepardjo Roestam]] |pengganti = [[Haryono Suyono]]}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Daftar Menteri Perhubungan Republik Indonesia|Menteri Perhubungan]] |tahun = 1988–1993 |pendahulu = [[Rusmin Nuryadin]] |pengganti = [[Haryanto Dhanutirto]]}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Daftar Menteri Perhubungan Republik Indonesia|Menteri Perhubungan]] |tahun = 1988–1993 |pendahulu = [[Rusmin Nuryadin]] |pengganti = [[Haryanto Dhanutirto]]}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Daftar Gubernur Sumatra Barat|Gubernur Sumatra Barat]] |tahun = 1977–1987 |pendahulu = [[Harun Zain]] |pengganti = [[Hasan Basri Durin]]}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Daftar Gubernur Sumatera Barat|Gubernur Sumatera Barat]] |tahun = 1977–1987 |pendahulu = [[Harun Zain]] |pengganti = [[Hasan Basri Durin]]}}
{{S-sport}}
{{S-sport}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia#Ketua umum|Ketua Umum PSSI]] |tahun = 1991–1999 |pendahulu = [[Kardono]] |pengganti = [[Agum Gumelar]]}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia#Ketua umum|Ketua Umum PSSI]] |tahun = 1991–1999 |pendahulu = [[Kardono]] |pengganti = [[Agum Gumelar]]}}
{{S-end}}
{{S-end}}
{{Kabinet Pembangunan VI}}{{Kabinet Pembangunan V}}{{Menteri Perhubungan Indonesia}}{{Gubernur Sumatra Barat}}{{Authority control}}
{{Kabinet Pembangunan VI}}{{Kabinet Pembangunan V}}{{Menteri Perhubungan Indonesia}}{{Gubernur Sumatera Barat}}{{Authority control}}


{{DEFAULTSORT:Anas, Azwar}}
{{DEFAULTSORT:Anas, Azwar}}
Baris 215: Baris 215:
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau]]
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau]]
[[Kategori:Ninik Mamak Minangkabau]]
[[Kategori:Ninik Mamak Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Sumatra Barat]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Barat]]
[[Kategori:Tokoh dari Padang]]
[[Kategori:Tokoh dari Padang]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
Baris 224: Baris 224:
[[Kategori:Menteri Koordinator Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Koordinator Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Perhubungan Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Perhubungan Indonesia]]
[[Kategori:Gubernur Sumatra Barat]]
[[Kategori:Gubernur Sumatera Barat]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]