Lompat ke isi

Moksa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
WikitanvirBot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Menambah: fa:چرخه‌شکنی
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{kegunaanlain}}
{{kegunaanlain}}
{{Hindu}}
{{Hindu}}
'''Moksa''' ([[Bahasa Sansekerta|Sansekerta]]: ''mokṣa'') adalah sebuah konsep agama [[Hindu]] dan [[Buddha]]. Artinya ialah kelepasan atau kebebasan dari ikatan duniawi dan lepas juga dari putaran ''Reinkarnasi'' atau [[Punarbawa]] kehidupan.
'''Moksa''' ([[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: ''mokṣa'') adalah sebuah konsep agama [[Hindu]] dan [[Buddha]]. Artinya ialah kelepasan atau kebebasan dari ikatan duniawi dan lepas juga dari putaran [[reinkarnasi]] atau ''[[Punarbawa]]'' kehidupan.

== Pencapaian ==
Dalam [[Hinduisme]], ''[[jnana|atma-jnana]]'' (kesadaran akan "sang diri") adalah kunci untuk meraih moksa. [[Umat Hindu]] boleh melakukan suatu bentuk (atau lebih) dari beberapa macam [[Yoga]] - [[Bhakti Yoga|Bhakti]], [[Karma Yoga|Karma]], [[Jnana Yoga|Jnana]], [[Raja Yoga|Raja]] - dengan menyadari bahwa Tuhan bersifat tak terbatas dan mampu hadir dalam berbagai wujud, baik bersifat personal maupun impersonal.

Diyakini bahwa ada empat [[Yoga]] (pengendalian) atau ''[[marga]]'' (jalan) untuk mencapai moksa. Hal ini meliputi: berbakti demi Yang Mahakuasa ([[Karma Yoga]]), memahami Yang Mahakuasa ([[Jnana Yoga]]), bermeditasi kepada Yang Mahakuasa ([[Raja Yoga]]), dan melayani Yang Mahakuasa dengan bakti yang tulus ([[Bhakti Yoga]]). Tradisi Hinduisme yang berbeda-beda memiliki kecenderungan antara jalan yang satu dengan yang lainnya, beberapa yang terkenal di antaranya adalah tradisi [[Tantra]] dan [[Yoga]] yang berkembang dalam Hinduisme.

Pendekatan oleh tradisi [[Wedanta]] terbagi menjadi non-dualitas (''[[adwaita]]''), non-dualitas dengan kualifikasi (misalnya ''wisistadwaita''), dan dualitas (''dwaita''). Cara mencapai moksa yang dianjurkan oleh tiga tradisi tersebut bervariasi.
# Adwaita Wedanta menekankan Jnana Yoga sebagai cara utama untuk mencapai moksa. Tradisi ini fokus kepada pengetahuan tentang Brahman yang disediakan oleh literatur tradisional Wedanta dan ajaran pendirinya, [[Adi Shankara]].<ref>Anantanand Rambachan, ''The limits of scripture: Vivekananda's reinterpretation of the Vedas.'' University of Hawaii Press, 1994, pages 125, 124: [http://books.google.com/books?id=b9EJBQG3zqUC&pg=PA124&dq=brahma+as+opposed+to+brahman&lr=#PPA124,M1].</ref> Melalui pemilahan antara hal yang nyata dan yang tak nyata, ''sadhaka'' (praktisi spiritual) akan mampu melepaskan diri dari jerat [[maya (ilusi)|ilusi]] dan menyadari bahwa dunia yang teramati sesungguhnya merupakan dunia ilusi, fana, dan maya, dan "kesadaran" tersebut merupakan satu-satunya hal yang nyata. Pemahaman tersebut merupakan moksa, saat ''[[atman]]'' (percikan Tuhan dalam diri) dan ''[[Brahman]]'' (esensi alam semesta) saling memahami sebagai substansi dan kehampaan akan dualitas eksistensial.
# Tradisi non-dualis memandang Tuhan sebagai objek kasih sayang yang paling patut disembah, misalnya personifikasi konsep monoteistik akan [[Siwa]] atau [[Wisnu]]. Tidak seperti tradisi agama Abrahamik, Adwaita/Hinduisme tidak melarang aspek Tuhan yang berbeda-beda, seperti berbagai sinar yang berasal dari sumber cahaya yang sama.

Seseorang harus mencapai moksa dengan bimbingan seorang [[Guru (agama dharma)|guru]]. Seorang guru atau ''[[siddha]]'' hanya membimbing namun tidak campur tangan.

[[Surga]] (''[[svarga]]'') diyakini sebagai tempat bagi [[karma]] sementara yang mesti dihindari oleh orang yang menginginkan moksa demi bersatu dengan Tuhan melalui Yoga.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Mukti]]
* [[Mukti]]
* [[Nirvana]]
* [[Nirvana]]

== Catatan kaki ==
{{reflist}}


{{hindu-stub}}
{{hindu-stub}}

Revisi per 28 Mei 2011 14.38

Moksa (Sanskerta: mokṣa) adalah sebuah konsep agama Hindu dan Buddha. Artinya ialah kelepasan atau kebebasan dari ikatan duniawi dan lepas juga dari putaran reinkarnasi atau Punarbawa kehidupan.

Pencapaian

Dalam Hinduisme, atma-jnana (kesadaran akan "sang diri") adalah kunci untuk meraih moksa. Umat Hindu boleh melakukan suatu bentuk (atau lebih) dari beberapa macam Yoga - Bhakti, Karma, Jnana, Raja - dengan menyadari bahwa Tuhan bersifat tak terbatas dan mampu hadir dalam berbagai wujud, baik bersifat personal maupun impersonal.

Diyakini bahwa ada empat Yoga (pengendalian) atau marga (jalan) untuk mencapai moksa. Hal ini meliputi: berbakti demi Yang Mahakuasa (Karma Yoga), memahami Yang Mahakuasa (Jnana Yoga), bermeditasi kepada Yang Mahakuasa (Raja Yoga), dan melayani Yang Mahakuasa dengan bakti yang tulus (Bhakti Yoga). Tradisi Hinduisme yang berbeda-beda memiliki kecenderungan antara jalan yang satu dengan yang lainnya, beberapa yang terkenal di antaranya adalah tradisi Tantra dan Yoga yang berkembang dalam Hinduisme.

Pendekatan oleh tradisi Wedanta terbagi menjadi non-dualitas (adwaita), non-dualitas dengan kualifikasi (misalnya wisistadwaita), dan dualitas (dwaita). Cara mencapai moksa yang dianjurkan oleh tiga tradisi tersebut bervariasi.

  1. Adwaita Wedanta menekankan Jnana Yoga sebagai cara utama untuk mencapai moksa. Tradisi ini fokus kepada pengetahuan tentang Brahman yang disediakan oleh literatur tradisional Wedanta dan ajaran pendirinya, Adi Shankara.[1] Melalui pemilahan antara hal yang nyata dan yang tak nyata, sadhaka (praktisi spiritual) akan mampu melepaskan diri dari jerat ilusi dan menyadari bahwa dunia yang teramati sesungguhnya merupakan dunia ilusi, fana, dan maya, dan "kesadaran" tersebut merupakan satu-satunya hal yang nyata. Pemahaman tersebut merupakan moksa, saat atman (percikan Tuhan dalam diri) dan Brahman (esensi alam semesta) saling memahami sebagai substansi dan kehampaan akan dualitas eksistensial.
  2. Tradisi non-dualis memandang Tuhan sebagai objek kasih sayang yang paling patut disembah, misalnya personifikasi konsep monoteistik akan Siwa atau Wisnu. Tidak seperti tradisi agama Abrahamik, Adwaita/Hinduisme tidak melarang aspek Tuhan yang berbeda-beda, seperti berbagai sinar yang berasal dari sumber cahaya yang sama.

Seseorang harus mencapai moksa dengan bimbingan seorang guru. Seorang guru atau siddha hanya membimbing namun tidak campur tangan.

Surga (svarga) diyakini sebagai tempat bagi karma sementara yang mesti dihindari oleh orang yang menginginkan moksa demi bersatu dengan Tuhan melalui Yoga.

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Anantanand Rambachan, The limits of scripture: Vivekananda's reinterpretation of the Vedas. University of Hawaii Press, 1994, pages 125, 124: [1].