Sate maranggi: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
Penyuntingan deskripsi sate, perbedaan dengan sate jenis lain, serta statusnya sebagai salahsatu dari 30 IKTI |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Sate Maranggi''' adalah [[sate]] khas [[Kabupaten Purwakarta|Purwakarta]], [[Jawa Barat]] biasanya terbuat dari daging [[kambing]] atau daging [[sapi]]. |
'''Sate Maranggi''' adalah [[sate]] khas [[Kabupaten Purwakarta|Purwakarta]], [[Jawa Barat]], biasanya terbuat dari daging [[kambing]] atau daging [[sapi]]. Selain dari Purwakarta, Sate Maranggi banyak dijajakan juga di daerah sekitarnya, hingga daerah [[Cianjur]]. |
||
Penjaja |
Penjaja Sate Maranggi dapat ditemukan hampir di setiap sudut kota Purwakarta, dimana sebagian menjajakannya dengan cara berkeliling. Yang membedakan Sate Maranggi dengan sate lainnya adalah proses perendaman daging dalam bumbu ([[:en:Marination|marination]]), sebelum dibuat menjadi sate dan dimasak. Karena proses pembumbuan inilah, maka Sate Maranggi disajikan tanpa saus pendamping. Adapun bumbu rendamnya sendiri terbuat dari paduan [[kecap manis]] dan beberapa jenis rempah, seperti jahe, ketumbar, lengkuas, kunyit, plus sedikit cuka untuk memberikan sedikit rasa masam, bisa dipakai [[cuka]] lahang (cuka yang terbuat dari [[aren]]), maupun cuka jenis lainnya. Saat disajikan, Sate Maranggi biasanya disajikan dengan irisan [[bawang merah]] dan [[tomat]] segar untuk menciptakan paduan rasa yang berimbang antara rasa daging yang gurih, tomat yang masam, dan bawang yang pedas. |
||
Paduan rasa yang menggoda selera ini muncul karena bumbu sate maranggi terbuat dari [[kecap]], [[sambal]] cabai hijau ditambah sedikit [[cuka]] lahang (cuka yang terbuat dari [[aren]]). Saat disajikan, bumbu kecap itu dilengkapi dengan irisan [[bawang merah]] dan [[tomat]] segar. |
|||
Selain bersama nasi putih, Sate Maranggi ini bisa juga dihidangkan dengan ketan bakar plus sambal [[oncom]], atau bersama [[nasi]] timbel. |
|||
Hidangan Sate Maranggi ini pada 14 Desember 2012 dikukuhkan [[Kementerian Pariwisata Indonesia|Kemenparekraf]] sebagai salahsatu dari [http://travel.kompas.com/read/2012/12/14/17232630/Inilah.30.Ikon.Kuliner.Tradisional.Indonesia 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI)] . |
|||
Pada saat ini, sate maranggi semakin populer di Jawa Barat. Sate maranggi juga bisa kita temukan di kota besar seperti Bandung. Sebut saja Sate Maranggi Pak Jaya di Padasuka dan lain-lain. |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
Revisi per 12 Oktober 2015 02.56
Sate Maranggi adalah sate khas Purwakarta, Jawa Barat, biasanya terbuat dari daging kambing atau daging sapi. Selain dari Purwakarta, Sate Maranggi banyak dijajakan juga di daerah sekitarnya, hingga daerah Cianjur.
Penjaja Sate Maranggi dapat ditemukan hampir di setiap sudut kota Purwakarta, dimana sebagian menjajakannya dengan cara berkeliling. Yang membedakan Sate Maranggi dengan sate lainnya adalah proses perendaman daging dalam bumbu (marination), sebelum dibuat menjadi sate dan dimasak. Karena proses pembumbuan inilah, maka Sate Maranggi disajikan tanpa saus pendamping. Adapun bumbu rendamnya sendiri terbuat dari paduan kecap manis dan beberapa jenis rempah, seperti jahe, ketumbar, lengkuas, kunyit, plus sedikit cuka untuk memberikan sedikit rasa masam, bisa dipakai cuka lahang (cuka yang terbuat dari aren), maupun cuka jenis lainnya. Saat disajikan, Sate Maranggi biasanya disajikan dengan irisan bawang merah dan tomat segar untuk menciptakan paduan rasa yang berimbang antara rasa daging yang gurih, tomat yang masam, dan bawang yang pedas.
Selain bersama nasi putih, Sate Maranggi ini bisa juga dihidangkan dengan ketan bakar plus sambal oncom, atau bersama nasi timbel.
Hidangan Sate Maranggi ini pada 14 Desember 2012 dikukuhkan Kemenparekraf sebagai salahsatu dari 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI) .