Sejarah Taiwan: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 23: | Baris 23: | ||
| access-date = 28 November 2015 |
| access-date = 28 November 2015 |
||
| quote = }}</ref>, dan sebagian Taiwan menjadi semakin terintegrasi dalam kekaisaran Qing. Setelah [[Perang Tiongkok-Jepang Pertama]] tahun 1895, Qing menyerahkan Pulau Taiwan berikut [[Penghu}} kepada [[Kekaisaran Jepang]]. Taiwan menghasilan beras dan gula untuk diekspor ke Kekaisaran Jepang, dan juga berperan sebagai basis untuk ekspansi kolonial Jepang ke [[Asia Tenggara]] dan Pasifik selama [[Perang Dunia II]]. Pendidikan kekaisaran Jepang diimplementasikan di Taiwan dan banyak orang Taiwan juga bertempur untuk Jepang selama perang tersebut. |
| quote = }}</ref>, dan sebagian Taiwan menjadi semakin terintegrasi dalam kekaisaran Qing. Setelah [[Perang Tiongkok-Jepang Pertama]] tahun 1895, Qing menyerahkan Pulau Taiwan berikut [[Penghu}} kepada [[Kekaisaran Jepang]]. Taiwan menghasilan beras dan gula untuk diekspor ke Kekaisaran Jepang, dan juga berperan sebagai basis untuk ekspansi kolonial Jepang ke [[Asia Tenggara]] dan Pasifik selama [[Perang Dunia II]]. Pendidikan kekaisaran Jepang diimplementasikan di Taiwan dan banyak orang Taiwan juga bertempur untuk Jepang selama perang tersebut. |
||
Pada tahun 1945, setelah berakhirnya Perang Dunia II, [[Republik Tiongkok]], yang dipimpin oleh [[Kuomintang]] (KMT), mengambil alih Taiwan. Pada tahun 1949, setelah kehilangan kekuasaan atas Tiongkok daratan dalam [[Perang Saudara Tiongkok]], pemerintah Republik Tiongkok di bawah KMT mundur ke Pulau Taiwan dan [[Chiang Kai-shek]] mendeklarasikan keadaan [[darurat militer]]. KMT memerintah Taiwan (termasuk juga [[Kabupaten Kinmen|Kinmen]], [[Wuchiu]], dan [[Kepulauan Matsu]] di seberang [[Selat Taiwan]]) sebagai [[negara satu-partai]] selama empat puluh tahun, sampai reformasi demokrasi pada tahun 1980-an, yang menuntun kepada pemilihan presiden pertama yang pernah langsung pada tahun 1996. Selama periode pasca-perang, Taiwan mengalami industrialisasi yang pesat dan pertumbuhan ekonomi, dan dikenal sebagai salah satu dari "Empat Macan Asia". |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 28 November 2015 14.08
Bagian dari seri artikel mengenai | ||||||||||||||||
Sejarah Taiwan | ||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Kronologis | ||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
Menurut Topik | ||||||||||||||||
Lokal | ||||||||||||||||
Daftar | ||||||||||||||||
Sejarah Taiwan bisa ditelusuri sampai puluhan ribu tahun dari bukti terawal yang dikenal mengenai keberadaan pemukiman manusia di sana.[1][2] Kemunculan mendadak sebuah kebudayaan agraris sekitar tahun 3000 SM dipercayai mencerminkan kedatangan dari leluhur aborigin Taiwan sekarang ini.[3] Pulau Taiwan dikolonisasi oleh Belanda pada abad ke-17, diikuti dengan gelombang masuk Suku Han termasuk imigran orang Hakka dari wilayah Fujian dan Guangdong dari Tiongkok daratan, menyeberangi Selat Taiwan. Spanyol juga membangun sebuah pemukiman di utara untuk periode singkat, namun diusir oleh Belanda pada tahun 1642.
Pada tahun 1662 [4], Koxinga, seorang loyalis dari Dinasti Ming, yang telah kehilangan kekuasaan di Tiongkok daratan pada tahun 1644, mengalahkan Belanda dan mendirikan basis operasi di pulau. Pasukannya dikalahkan oleh Dinasti Qing pada tahun 1683[5], dan sebagian Taiwan menjadi semakin terintegrasi dalam kekaisaran Qing. Setelah Perang Tiongkok-Jepang Pertama tahun 1895, Qing menyerahkan Pulau Taiwan berikut [[Penghu}} kepada Kekaisaran Jepang. Taiwan menghasilan beras dan gula untuk diekspor ke Kekaisaran Jepang, dan juga berperan sebagai basis untuk ekspansi kolonial Jepang ke Asia Tenggara dan Pasifik selama Perang Dunia II. Pendidikan kekaisaran Jepang diimplementasikan di Taiwan dan banyak orang Taiwan juga bertempur untuk Jepang selama perang tersebut.
Pada tahun 1945, setelah berakhirnya Perang Dunia II, Republik Tiongkok, yang dipimpin oleh Kuomintang (KMT), mengambil alih Taiwan. Pada tahun 1949, setelah kehilangan kekuasaan atas Tiongkok daratan dalam Perang Saudara Tiongkok, pemerintah Republik Tiongkok di bawah KMT mundur ke Pulau Taiwan dan Chiang Kai-shek mendeklarasikan keadaan darurat militer. KMT memerintah Taiwan (termasuk juga Kinmen, Wuchiu, dan Kepulauan Matsu di seberang Selat Taiwan) sebagai negara satu-partai selama empat puluh tahun, sampai reformasi demokrasi pada tahun 1980-an, yang menuntun kepada pemilihan presiden pertama yang pernah langsung pada tahun 1996. Selama periode pasca-perang, Taiwan mengalami industrialisasi yang pesat dan pertumbuhan ekonomi, dan dikenal sebagai salah satu dari "Empat Macan Asia".
Referensi
- ^ Olsen & Miller-Antonio (1992).
- ^ Jiao (2007), hlm. 89–90.
- ^ Jiao (2007), hlm. 91–94.
- ^ "Treaty between Koxinga and the Dutch Government". http://www.taiwandocuments.org/. Taiwan Documents Project. Diakses tanggal 28 November 2015. Hapus pranala luar di parameter
|website=
(bantuan) - ^ C. Croizier, Ralph. "Zheng Chenggong". http://www.britannica.com. Encyclopædia Britannica, Inc. Diakses tanggal 28 November 2015. Hapus pranala luar di parameter
|website=
(bantuan)