Dewi Fortuna Anwar: Perbedaan antara revisi
Jayrangkoto (bicara | kontrib) |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
| Baris 20: | Baris 20: | ||
| parents = [[Khaidir Anwar]] (ayah)<br>Wahidar (ibu) |
| parents = [[Khaidir Anwar]] (ayah)<br>Wahidar (ibu) |
||
}} |
}} |
||
'''Dewi Fortuna Anwar''' ({{lahirmati|[[Kota Bandung|Bandung]]|22|5|1958}}) adalah direktur riset di [[The Habibie Center]]. Dia juga seorang peneliti di [[LIPI]], Jakarta. Dia menyelesaikan studinya di School of Oriental and African Studies (SOAS), [[Universitas London]] dan meraih Ph.D. dari [[Universitas Monash]], [[Melbourne]], [[Australia]].<ref>[http://profil.merdeka.com/indonesia/d/dewi-fortuna-khaidir-anwar/ "Profil Dewi Fortuna Khaidir Anwar"] Merdeka.com. Diakses 5 Februari 2014.</ref> |
'''Dewi Fortuna Anwar''' ({{lahirmati|[[Kota Bandung|Bandung]]|22|5|1958}}) adalah direktur riset di [[The Habibie Center]]. Dia juga seorang peneliti di [[LIPI]], Jakarta. Dia menyelesaikan studinya di School of Oriental and African Studies (SOAS), [[Universitas London]] dan meraih Ph.D. dari [[Universitas Monash]], [[Melbourne]], [[Australia]].<ref>[http://profil.merdeka.com/indonesia/d/dewi-fortuna-khaidir-anwar/ "Profil Dewi Fortuna Khaidir Anwar"] Merdeka.com. Diakses 5 Februari 2014.</ref> Pada masa kepemerintahan Presiden Habibie beliau ditugaskan untuk menjadi juru bicara. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo beliau diamanahkan untuk menduduki posisi deputy sekretaris wakil presiden bidang pendukung program pemerintah. |
||
Sejak bulan December 2015, berbagai macam kalangan sosial mengusung beliau untuk menggantikan M. Nasir yang sampai sekarang masih menjabat sebagai Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. |
|||
== Keluarga == |
== Keluarga == |
||
Revisi per 11 Januari 2016 11.09
| Dewi Fortuna Anwar | |
|---|---|
 | |
| Lahir | 22 Mei 1958 Bandung, Jawa Barat |
| Kebangsaan | Indonesia |
| Almamater | - Universitas Monash, Australia - University of London, Inggris |
| Pekerjaan | Ilmuwan politik |
| Orang tua | Khaidir Anwar (ayah) Wahidar (ibu) |
| |
 | |
Dewi Fortuna Anwar (lahir 22 Mei 1958) adalah direktur riset di The Habibie Center. Dia juga seorang peneliti di LIPI, Jakarta. Dia menyelesaikan studinya di School of Oriental and African Studies (SOAS), Universitas London dan meraih Ph.D. dari Universitas Monash, Melbourne, Australia.[1] Pada masa kepemerintahan Presiden Habibie beliau ditugaskan untuk menjadi juru bicara. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo beliau diamanahkan untuk menduduki posisi deputy sekretaris wakil presiden bidang pendukung program pemerintah.
Sejak bulan December 2015, berbagai macam kalangan sosial mengusung beliau untuk menggantikan M. Nasir yang sampai sekarang masih menjabat sebagai Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Keluarga
Dewi Fortuna lahir dari pasangan Khaidir Anwar dan Wahidar, yang berasal dari Minangkabau. Ayahnya berasal dari Lintau Buo, Tanah Datar[2], sedangkan ibunya dari VII Koto Talago, Lima Puluh Kota. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai akademisi dan ilmuwan. Ayahnya seorang ahli sosiolinguistik dan pernah mengajar selama 20 tahun di Universitas London.[3] Adiknya, Desi Anwar, merupakan presenter berita terkemuka.
Penghargaan
- Ahli Peneliti Utama (APU) Puslitbang Politik dan Kewilayahan LIPI (22 Juni 2000)
- Peneliti Muda Terbaik (1996)
Referensi
- ^ "Profil Dewi Fortuna Khaidir Anwar" Merdeka.com. Diakses 5 Februari 2014.
- ^ http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/login.html/ Apa dan Siapa : Khaidir Anwar, Pusat Data dan Analisis Tempo
- ^ Zaiyardam Zubir, Mulyadi Esem, M. Yunis; In memoriam Prof. Dr. Khaidir Anwar, Fakultas Sastra Universitas Andalas
Pranala luar
- "Profil Dewi Fortuna Anwar" TokohIndonesia.com. Diakses 5 Februari 2014.
- "Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar, MA" Pusat Penelitian Politik - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P-LIPI). Diakses 5 Februari 2014.
 | Artikel bertopik biografi Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |