Lompat ke isi

Srumbung, Magelang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Pranala luar: perbaikan isi templat
Baris 42: Baris 42:


==  Pranala luar ==
==  Pranala luar ==

* [http://srumbung.com/ Srumbung Magelang]
* [http://srumbung.com/ Srumbung Magelang]
{{Kabupaten Magelang}}
{{Kabupaten Magelang}}

Revisi per 4 Februari 2016 07.46

Srumbung
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenMagelang
Pemerintahan
 • CamatAgus Purgunanto,SH
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri33.08.05 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3308050 Edit nilai pada Wikidata
Luas- km²
Desa/kelurahan-

Srumbung adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Di sebelah timur berbatasan dengan Tempel, Sleman, Yogyakarta yang dipisahkan oleh Sungai Krasak, di sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Dukun, sebelah selatan dengan Salam.

Srumbung berada di sebelah barat daya Gunung Merapi sehingga termasuk daerah bahaya satu dari ancaman gunung Merapi, karena wilayahnya yang berada di kaki gunung Merapi yang masih aktif. Sebuah pos pengamatan Gunung Merapi terletak di Dusun Ngepos yang dibangun sejak zaman Belanda.

Srumbung juga menjadi daerah penghasil Salak Pondoh. Salah satu varietas unggul salak yang dihasilkan dari Srumbung yang bernama Salak Nglumut. Nama Nglumut diambil dari nama desa penghasil salak tersebut. Kini salak tersebut sudah mulai merambah pasar eksport, diantaranya ke Malaysia. Dari segi pertambangan Kecamatan Srumbung menghasilkan bahan tambang yang berupa pasir dan batu karena memang sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan Gunung Merapi. Walaupun semakin lama deposit batu dan pasir semakin sulit ditambang karena penambangan secara besar-besaran telah berlangsung cukup lama, sehingga tak dapat dielakkan penambangan dilakukan semakin berani hingga memasuki daerah bahaya Merapi. Lebih disayangkan lagi bila sampai terjadi perusakan hutan seperti yang terjadi di kawasan Jurangjero. Padahal dulunya Jurangjero sempat cukup dikenal sebagai hutan wisata. Meskipun Pemerintah tidak tinggal diam menghadapi masalah ini demi kelestarian alam dengan menerbitkan peraturan-peraturan menyangkut kegiatan penambangan dikawasan Gunung Merapi. Pertengahan tahun 2010 didesa Ngablak sudah mulai diperkenalkan sebagai Desa Wisata yang diiringi dengan siapnya beberapa Home Stay bagi pengunjung, juga Wana Wisata / Bumi Perkemahan. Sedang mengenai kepadatan penduduk pada tahun 2004 tercatat 792 jiwa/km².

Desa/kelurahan

 Pranala luar