Pusat Zeni Angkatan Darat: Perbedaan antara revisi
Baris 112: | Baris 112: | ||
Kemudian pada tanggal 23 Februari 1946 didirikan Sekolah Kader Genie di Kleco,Surakarta mendidik 100 Siswa terdiri dari 10 orang Perwira, 32 Bintara dan 58 [[Tamtama]]. Kemudian Sekolah Kader Genie ini disempurnakan dan diubah namanya menjadi Sekolah Dasar Genie. Pada tanggal 15 April 1950 berlangsung serah terima antara Depot Genie Troepen KNIL kepada TNI AD, yang selanjutnya tanggal tersebut dijadikan " Hari jadi Pusdikzi " berdasarkan Surat Keputusan Kasad No. 263. KSAD/ KPTS/1954 tanggal 27 september 1954. Kemudian berganti nama menjadi Depot Pasukan Genie dibawah Pimpinan Mayor Suratin Purwowikarto. Sejalan dengan perkembangan dan perubahan organisasi TNI AD, maka melalui proses yang sangat panjang dari hari kelahirannya sampai sekarang, Pertumbuhan dan perkembangan Pusat Pendidikan Zeni tidak terlepas dari prakarsa para pejabat Komandan Pusdikzi yang telah mencurahkan fikiran, tenaga dan waktunya untuk kemajuan Pusdikzi dari masa ke masa. |
Kemudian pada tanggal 23 Februari 1946 didirikan Sekolah Kader Genie di Kleco,Surakarta mendidik 100 Siswa terdiri dari 10 orang Perwira, 32 Bintara dan 58 [[Tamtama]]. Kemudian Sekolah Kader Genie ini disempurnakan dan diubah namanya menjadi Sekolah Dasar Genie. Pada tanggal 15 April 1950 berlangsung serah terima antara Depot Genie Troepen KNIL kepada TNI AD, yang selanjutnya tanggal tersebut dijadikan " Hari jadi Pusdikzi " berdasarkan Surat Keputusan Kasad No. 263. KSAD/ KPTS/1954 tanggal 27 september 1954. Kemudian berganti nama menjadi Depot Pasukan Genie dibawah Pimpinan Mayor Suratin Purwowikarto. Sejalan dengan perkembangan dan perubahan organisasi TNI AD, maka melalui proses yang sangat panjang dari hari kelahirannya sampai sekarang, Pertumbuhan dan perkembangan Pusat Pendidikan Zeni tidak terlepas dari prakarsa para pejabat Komandan Pusdikzi yang telah mencurahkan fikiran, tenaga dan waktunya untuk kemajuan Pusdikzi dari masa ke masa. |
||
Bangunan Pusdikzi adalah merupakan peninggalan penjajah Belanda, yang terdiri dari gedung - gedung bergaya arsitektur Barat/ Eropa ( [[Art Deco]]), dibangun pemerintah belanda sekitar tahun 1745 dan sampai sekarang diperkirakan berumur lebih dar 2,5 Abad. Maksud pemerintah Belanda membangun gedung ini adalah untuk menampung Pasukan Pengawal gedung Pemerintah ( |
Bangunan Pusdikzi adalah merupakan peninggalan penjajah Belanda, yang terdiri dari gedung - gedung bergaya arsitektur Barat/ Eropa ( [[Art Deco]]), dibangun pemerintah belanda sekitar tahun 1745 dan sampai sekarang diperkirakan berumur lebih dar 2,5 Abad. Maksud pemerintah Belanda membangun gedung ini adalah untuk menampung Pasukan Pengawal gedung Pemerintah (Buitenzorg)sekarang Istana Bogor. Gedung tersebut dipakai oleh pemerintah Belanda sampai Tahun 1942 dan setelah Jepang menyerah kalah terhadap sekutu pada akhir Perang Dunia II (1945) gedung tersebut diambil alih oleh Depot Genie Troepen (KNIL) semacam Pusat Pendidikan Zeni pasukan kolonial Belanda. Pada saat [[Jepang]] berkuasa di Indonesia, Jepang mempergunakan gedung ini untuk mendidik [[prajurit]]-prajurit [[PETA]]. |
||
===Tokoh Zeni=== |
|||
Pada saat [[Jepang]] berkuasa di Indonesia, Jepang mempergunakan gedung ini untuk mendidik [[prajurit]]-prajurit [[PETA]]. Ada pun [[perwira]]-perwira lulusan Pendidikan Perwira PETA Bogor pernah menduduki jabatan penting di Pemerintahan antara lain: |
|||
⚫ | |||
* [[Jenderal Besar]] [[Sudirman]] ([[Panglima]] [[TNI|APRI]]), |
|||
* [[Jenderal |
* [[Jenderal]] [[TNI]] [[Try Soetrisno]] (mantan Wapres RI). |
||
* [[Jenderal]] |
* [[Jenderal]] [[TNI]] [[Budiman]] (mantan Panglima TNI) |
||
* [[Soepriyadi]] (Mantan Menhankam Kabinaet I in absentia), |
|||
* [[Jenderal]] [[TNI]] [[Basuki Rahmat]] (Mantan Mendagri), |
|||
* [[Letnan Jenderal]] [[TNI]] [[Sarwo Edhie Wibowo]] (Mantan Komandan Kopassus), |
|||
* [[Jenderal]] [[TNI]] [[Umar Wirahadikusumah]] (Mantan Wapres RI), |
|||
* [[Jenderal]] [[TNI]] [[Soemitro]] (Mantan Pangkopkamtib), |
|||
* [[Jenderal]] [[TNI]] [[Poniman]] (Mantan Menhankam), |
|||
* [[Letjend]] [[TNI]] [[Kemal Idris]], |
|||
* [[Letjend]] [[TNI]] [[Supardjo Rustam]], |
|||
⚫ | |||
* [[Jenderal]] [[TNI]] [[Try Soetrisno]] (mantan Wapres RI, merupakan lulusan setelah era PETA). |
|||
==Satuan== |
==Satuan== |
Revisi per 13 Maret 2016 11.08
Direktorat Zeni Angkatan Darat | |
---|---|
Berkas:Zeni AD.png | |
Aktif | 1945–sekarang |
Negara | Indonesia |
Cabang | TNI Angkatan Darat |
Tipe unit | Zeni |
Markas | Matraman, Jakarta |
Moto | Yudha Karya Satya Bhakti |
Situs web | www.ditziad.mil.id |
Tokoh | |
Komandan saat ini | Brigadir Jenderal TNI Irwan |
Tokoh berjasa | Brigadir Jenderal TNI GPH Djatikusumo |
Direktorat Zeni Angkatan Darat (disingkat Ditziad) merupakan salah satu Badan Pelaksana Pusat di tingkat TNI Angkatan Darat, yang bertugas pokok membina dan menyelenggarakan fungsi Zeni dan Nubika TNI AD dalam rangka pelaksanaan tugas pokok TNI AD. Zeni sebagai salah satu kecabangan di dalam TNI AD mempunyai kemampuan melaksanakan fungsi teknis militer Zeni, baik di daerah pertempuran maupun daerah pangkalan, sehingga Satuan Zeni AD dapat diklasifikasikan sebagai satuan bantuan tempur dan satuan bantuan administrasi.
"Zeni" sendiri berasal dari bahasa Belanda Genie yang berarti pandai/banyak akalnya. Pada awal berdirinya Kesatuan Zeni kata Genie masih dipergunakan, namun seiring dengan perubahan Ejaan Yang Disempurnakan kata Genie di-Indonesiakan menjadi "Zeni". Kesatuan ini merupakan kesatuan standar militer di seluruh dunia karena perannya dalam pertempuran sejak zaman purba, karena pada intinya fungsi bantuan tempur Zeni adalah bersifat improvisasi, insidentil, dan menggunakan standar teknik yang khusus dikualifikasikan pada Satuan Zeni. Zeni Tempur sendiri secara umum baik di luar negri maupun di Indonesia mempunyai fungsi sebagai pasukan Bantuan Tempur terhadap Pasukan Manuver (Infanteri) berupa Bantuan Tempur Zeni (Banpurzi) dan Bantuan Administrasi Zeni (Banminzi).
Banpurzi diaplikasikan pada segala pekerjaan yang bersifat membantu gerak maju pasukan manuver, dan aksi menghambat gerak maju pasukan lawan, sedangkan Banminzi adalah segala upaya kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan oleh prajurit Zeni di medan Tempur dalam rangka membantu pasukan manuver agar tetap dapat bertahan di luar perbekalan, peralatan, serta komunikasi, karena ketiga masalah ini menjadi tanggung jawab satuan korps perbekalan, korps peralatan, dan korps komunikasi. Bantuan Administrasi Zeni hanya bersifat kebutuhan yang bersifat taktis dan teknis di medan tempur. 9 tugas Pokok Zeni AD terdiri dari: Konstruksi, Destruksi, Rintangan, Samaran, Penyeberangan, Penyelidikan, Perkubuan, Penjinakan bahan peledak (Jihandak), serta Nuklir-Biologi-Kimia (Nubika) pasif.
Sejarah
Selama perjalanannya, Zeni Angkatan Darat turut berperan dalam berbagai penugasan.
Periode 1945-1950
Ditziad ikut berperan dalam pertempuran-pertempuran saat merebut Kemerdekaan Republik Indonesia, mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945 saat agresi Belanda I dan II, dan penumpasan pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948.
Periode 1951-1960
Berperan pula dalam penumpasan pemberontak APRA, Andi Aziz, RMS, DI-TII dan PRRI/Permesta; dan tugas internasional antara lain bergabung dalam Kontingen Garuda I, II, dan III.Periode 1961-1970, Operasi Trikora, Dwikora, dan penumpasan OPM dan penumpasan G 30 S/PKI.
Periode 1960-1970
- Operasi Seroja di Timor-Timur,
- Tugas-tugas internasional antara lain Kontingen Garuda IV, V, VI, VII, VIII, XII, dan XIV.
Periode 1998-2000
- 4 Agustus 1999, Penugasan Satgaspam ke Maluku (dua SSK Yonzikon 12 Menzikon)
- 19 September 1999 penugasan Satgas Banmin ke NTT (Yonzikon 13 Menzikon)
- 14 Februari 2000 penugasan Tim Jihandak ke Aceh (perkuatan Tim Jihandak Dam I/BB)
- 16 Februari 2000, penugasan Operasi Rehab daerah di Ambon (Yonziko 11 dan Yonzikon 5)
- 30 Maret 2000 penugasan perbatasan NTT (Denzipur 9)
- 28 Juni 2000 penugasan Pamwil ke Maluku (Yonzipur 4)
- 14 Oktober 2000 penugasan Pamwil ke Aceh (Yonzipur 10 dan Yonzipur 4)
- 22 Oktober 2000 penugasan Pamwil ke Aceh (Yonzikon 13)
- 22 Desember 2000 Pam Perbatasan NTT (Denzipur2)
Periode 2001-2004
- 4 Mei 2001 penugasan Pamwil ke Maluku (Yonzipur 3 dan Yonzipur 12)
- 13 Juni 2001 penugasan Pamwil ke Irja (Yonzipur 8)
- 20 Juli 2001 penugasan Operasi Bhakti TNI ke Aceh (Yonzipur 8 dan 9, Yonzikon 11,13, dan 14 Menzikon)
- 3 April 2002 penugasan Pamtas NTT-Timor Larosae (Satgas Yonzipur 9)
- 18 April 2002 penugasan rehab Daerah dan Pamwil ke Maluku (Yonzikon 5)
- 2, 3, dan 6 Juni 2002 penugasan bhakti TNI ke daerah Aceh (Yonzipur 1, 2, dan 4)
- 22 Agustus 2002 penugasan operasi Banmin ke Ambon (Yonzipur 2 dan Denzipur 8)
- 30 Agustus 2002 penugasan Pamtas NTT-Timor Larosae (Denzipur 9)
- Bulan April 2003 penugasan Operasi terpadu di NAD (Yonzipur 10, 8 dan 3)
- 24 Mei 2003 Bhakti TNI di Aceh (Yonzikon 11 Menzikon)
- 30 September 2004 penugasan Satgas Misi OPP Monuc Kongo II (Dirziad) sebanyak 125 orang)
- 1 Oktober 2004 penugasan Satgas Bhakti TNI (Yonzipur 9 Kostrad)
- 28 Januari 2004 penugasan Banmin 2 ke Aceh (Yonzikon 12 Menzikon)
Pejabat Direktorat Zeni Angkatan Darat
- Direktur Zeni Angkatan Darat: Brigjen TNI Irwan
- Wakil Direktur Zeni Angkatan Darat: Kolonel Czi. Sunarto
- Ir. Ditziad: Kol. Czi. Beta Insan
- Pa Ahli Banzi: Kol. Czi. Tadjul A.
- Pa Ahli Konstruksi: Kol. Czi. Hendro W
- Pa Ahli Nubika: Kol. Czi ..........
- Pamen Ahli Gol IV Nubika: Kol. Czi. Anas D.S, SE
- Sesditziad: Kol. Czi. Kasuri
- KasubditBincab: Kol. Czi. Muhammad Munib, S.IP
- Kasubditbindiklat: Kol. Czi. Susanto B.
- Kasubditbintiknikzi: Kol. Czi. Ivo Irianto B.
- Kasubditbinfasjasa: Kol. Czi. Drs. Sindu T
- Kasubditbinmatzi: Kol. Czi. Benny Octaviar
- Kasubditbinnubika: Letkol Czi. Manofarianto
- Kainfolahta: Letkol. Czi. ......
- Pejabat Kepala Satuan Zeni:
- Kazidam IM: Kol. Czi. Dedi Rusdianto
- Kazidam I/BB: Kol. Czi. Fathur Rochman
- Kazidam II/Swj: Kol. Czi. Kuwat Rahardjo
- Kazidam III/Slw: Kol. Czi. Rachmat S. W.
- Kazidam IV/Dip: Kol. Czi. Dodi Kuswandi
- Kazidam V/Brw: Kol. Czi. I Nengah W
- Kazidam VI/Mlw: Kol. Czi. Suwandi
- Kazidam VII/Wrb: Kol. Czi. Sajad Mawardi
- Kazidam IX/Udy: Kol. Czi. Ita Jayadi
- Kazidam Jaya: Kol. Czi. Budi Irawan
- Kazidam XII/Tpr: Kol. Czi Georgerius Henu B.
- Kazidam XVI/Ptm: Kol. Czi. Tripriyanto
- Kazidam XVII/Cen: Kol. Czi. Willem W. Diaz Vera, S.Ip
- Kazi Kostrad: Kol. Czi. Dwi Prasetyo
- Kalabzi: Kol. Czi. Hastono D. S.
- Kabalakada: Kol. Czi. Jamalulael
- Kazi Kopassus: Letkol. Czi. Anggarsih
- Kazi Akmil: Letkol. Czi. Tri Ambodo
- Kabengpuszi: Letkol. Czi. Akhmad Safuan
- Kagudpuszi Letkol. Czi. Sri Winarso
Satuan Zeni, Pusdikzi TNI-AD dan sejarah singkat
Pendidikan
Pusat Pendidikan Zeni (Pusdikzi) sebagai Penyelenggara pendidikan Zeni AD sudah memulai kiprahnya sejak tahun 1945 (termasuk merupakan Korps tertua di jajaran TNI Angkatan Darat), dengan dimulainya Sekolah Genie di Batujajar, Bandung pada tanggal 2 Nopember 1945 oleh Achdiyat Soeparmadi. Sekolah Genie ini menggunakan pelatih dari eks sersan-sersan KNIL, adalah Kapten Adam untuk membentuk Batalyon Genie Pionir dengan para pelatih dan Siswa sebagai tenaga intinya. Sayang, akibat eskalasi peperangan semakin meningkat mengakibatkan situasi dan kondisi daerah tidak memungkinkan untuk mengembangkan Sekolah Genie tersebut, akhirnya sekolah Genie ini cuma berumur singkat.
Kemudian pada tanggal 23 Februari 1946 didirikan Sekolah Kader Genie di Kleco,Surakarta mendidik 100 Siswa terdiri dari 10 orang Perwira, 32 Bintara dan 58 Tamtama. Kemudian Sekolah Kader Genie ini disempurnakan dan diubah namanya menjadi Sekolah Dasar Genie. Pada tanggal 15 April 1950 berlangsung serah terima antara Depot Genie Troepen KNIL kepada TNI AD, yang selanjutnya tanggal tersebut dijadikan " Hari jadi Pusdikzi " berdasarkan Surat Keputusan Kasad No. 263. KSAD/ KPTS/1954 tanggal 27 september 1954. Kemudian berganti nama menjadi Depot Pasukan Genie dibawah Pimpinan Mayor Suratin Purwowikarto. Sejalan dengan perkembangan dan perubahan organisasi TNI AD, maka melalui proses yang sangat panjang dari hari kelahirannya sampai sekarang, Pertumbuhan dan perkembangan Pusat Pendidikan Zeni tidak terlepas dari prakarsa para pejabat Komandan Pusdikzi yang telah mencurahkan fikiran, tenaga dan waktunya untuk kemajuan Pusdikzi dari masa ke masa.
Bangunan Pusdikzi adalah merupakan peninggalan penjajah Belanda, yang terdiri dari gedung - gedung bergaya arsitektur Barat/ Eropa ( Art Deco), dibangun pemerintah belanda sekitar tahun 1745 dan sampai sekarang diperkirakan berumur lebih dar 2,5 Abad. Maksud pemerintah Belanda membangun gedung ini adalah untuk menampung Pasukan Pengawal gedung Pemerintah (Buitenzorg)sekarang Istana Bogor. Gedung tersebut dipakai oleh pemerintah Belanda sampai Tahun 1942 dan setelah Jepang menyerah kalah terhadap sekutu pada akhir Perang Dunia II (1945) gedung tersebut diambil alih oleh Depot Genie Troepen (KNIL) semacam Pusat Pendidikan Zeni pasukan kolonial Belanda. Pada saat Jepang berkuasa di Indonesia, Jepang mempergunakan gedung ini untuk mendidik prajurit-prajurit PETA.
Tokoh Zeni
- Letjend TNI GPH Djatikoesoemo (Mantan KASAD pertama, sesepuh Zeni, pejuang kemerdekaan, putra ke-23 dari Susuhunan Pakubuwono X Surakarta, dll),
- Jenderal TNI Try Soetrisno (mantan Wapres RI).
- Jenderal TNI Budiman (mantan Panglima TNI)
Satuan
Satuan Setingkat Resimen
- Resimen Zeni Konstruksi (Menzikon)
- Pusat Pendidikan Zeni (Pusdikzi)
Satuan Setingkat Kompi
- Kompi Nubika Dirzi TNI-AD (Kizi Nubikka)
- Kompi Jihandak Dirzi TNI-AD (Kizi Jihandak)
Satuan Setingkat Detasemen
1. Detasemen Zeni Tempur (Denzipur):
- Denzipur 2 Kodam I/Bukit Barisan di Payakumbuh
- Denzipur 3 Kodam Jaya
- Denzipur 4 Kodam VII/Wirabuana
- Denzipur 5 Kodam XVI/Pattimura
- Denzipur 8 Kodam VI/Mulawarman di Banjarmasin
- Denzipur 10 Kodam XVII/Cendrawasih
- Denzipur 11 Kodam XVII/Cendrawasih
- Denzipur 12 Kodam XVII/Cendrawasih
- Denzipur 13 Kodam XVII/Cendrawasih
2. Detasemen Zeni Bangunan (Denzibang):
Kodam | Denzibang | Markas |
---|---|---|
Kodam I/Bukit Barisan | Denzibang 3/I | Medan |
Denzibang 4/I | Sibolga | |
Denzibang 5/I | Padang | |
Denzibang 6/I | Pekanbaru | |
Kodam II/Sriwijaya | Denzibang 1/II | Palembang |
Denzibang 2/II | Curup | |
Denzibang 3/II | Jambi | |
Denzibang 4/II | Bandar Lampung | |
Kodam III/Siliwangi | Denzibang 1/III | Bandung |
Denzibang 2/III | Bogor | |
Denzibang 3/III | Cirebon | |
Kodam IV/Diponegoro | Denzibang 1/IV | Purwokerto |
Denzibang 2/IV | Yogyakarta | |
Denzibang 3/IV | Salatiga | |
Kodam V/Brawijaya | Denzibang 1/V | Madiun |
Denzibang 2/V | Mojokerto | |
Denzibang 3/V | Malang | |
Denzibang 4/V | Surabaya | |
Kodam VI/Mulawarman | Denzibang 1/VI | Samarinda |
Denzibang 2/VI | Banjarmasin | |
Kodam VII/Wirabuana | Denzibang 1/VII | Manado |
Denzibang 2/VII | Palu | |
Denzibang 3/VII | Makasar | |
Denzibang 4/VII | Pare-Pare | |
Denzibang 5/VII | Kendari | |
Kodam IX/Udayana | Denzibang 1/IX | Kupang |
Denzibang 2/IX | Mataram | |
Kodam XII/Tanjungpura | Denzibang 1/XII | Sintang |
Denzibang 2/XII | Palangkaraya | |
Kodam XVI/Pattimura | Denzibang 1/XVI | Ambon |
Kodam XVII/Cendrawasih | Denzibang 2/XVII | Jayapura |
Denzibang 3/XVII | Sorong | |
Kodam Iskandar Muda | Denzibang 1/IM | Meulaboh |
Denzibang 2/IM | Lhokseumawe | |
Kodam Jaya | Denzibang 1/Jaya | Jakarta Timur |
Denzibang 2/Jaya | Jakarta Selatan | |
Denzibang 3/Jaya | Tanjung Priok |
Satuan Setingkat Batalyon
1. Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur):
- Yon Zipur 1 Kodam I/Bukit Barisan
- Yon Zipur 2 Kodam II/Sriwijaya
- Yon Zipur 3 Kodam III/Siliwangi
- Yon Zipur 4 Kodam IV/Diponegoro
- Yon Zipur 5 Kodam V/Brawijaya
- Yon Zipur 6 Kodam XII/Tanjungpura
- Yon Zipur 8 Kodam VII/Wirabuana
- Yon Zipur 9/1 Kostrad
- Yon Zipur 10/2 Kostrad
- Yon Zipur 16 Kodam Iskandar Muda
- Yon Zipur 17 Kodam VI/Mulawarman
- Yon Zipur 18 Kodam IX/Udayana
2. Batalyon Zeni Konstruksi (Yon Zikon):
Satuan Zeni yang Lain
Komandan
- Kolonel Czi Ir. Nowo (1945 – 1946)
- Kolonel Czi Ir. Hoedioro Sontojudo (1946 – 1948)
- Mayor Czi Soewido (1948 – 1950)
- Letkol Czi Soedarto (1950 – 1952)
- Mayor Czi Soetedjo (1952 – 1956)
- Brigadir Jenderal TNI GPH. Djatikusumo (1956 – 1958)
- Brigadir Jenderal TNI Ir. Soedarto (1958 – 1964)
- Brigadir Jenderal TNI Hartawan (1964 – 1965)
- Brigadir Jenderal TNI Dandy Kadarsan (1965 – 1966)
- Brigadir Jenderal TNI Moh. Soeratmo (1966 – 1971)
- Brigadir Jenderal TNI Moch. Soeratmo (1971 - 1971)
- Brigadir Jenderal TNI Kirsamto (1971 – 1973)
- Brigadir Jenderal TNI Bambang S (1973 – 1976)
- Brigadir Jenderal TNI Santoso Kasran (1973 – 1976)
- Brigadir Jenderal TNI Ir. Soetjihno (1971 – 1978)
- Brigadir Jenderal TNI Ir. Soetjihno(1978 – 1980)
- Brigadir Jenderal TNI R. Heru Gunadi (1980 – 1982)
- Brigadir Jenderal TNI R. Heru Gunadi (1982 – 1984)
- Brigadir Jenderal TNI Tarwoto (1984 - 1984)
- Brigadir Jenderal TNI Hadi Sunaryo (1984 – 1985)
- Brigadir Jenderal TNI Hadi Sunaryo (1985 – 1987)
- Brigadir Jenderal TNI Nurdin Muhtar (1987 – 1989)
- Brigadir Jenderal TNI AA. Barnadi (1989 – 1993)
- Brigadir Jenderal TNI I Wayan Maker (1993 – 1995)
- Brigadir Jenderal TNI Wulang Asmadi (1995 - 1995)
- Brigadir Jenderal TNI Aminuddin Sobli (1995 – 1996)
- Brigadir Jenderal TNI Koenwrihardi, S. Ip (1996 – 1998)
- Brigadir Jenderal TNI Hermani, SE (1998 – 1999)
- Brigadir Jenderal TNI Dadi Pratjipto, SE (1999 – 2002)
- Brigadir Jenderal TNI Kiswantara P, S.Ip (2002 – 2003)
- Brigadir Jenderal TNI Sihono, M. Sc (2003 – 2005)
- Brigadir Jenderal TNI Kadaryanto, S. Ip (2005 – 2007)
- Brigadir Jenderal TNI Didik Prijanto (2007 – 2011)
- Brigadir Jenderal TNI Dicky Wainal Usman (2011 - 2012)
- Brigadir Jenderal TNI Zainal Arifin, S.Ip (2012 - 2012)
- Brigadir Jenderal TNI Juwondo (2012 - 2014)
- Brigadir Jenderal TNI Irwan (2014 - Sekarang)