Nirwan Dewanto: Perbedaan antara revisi
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Rujukan: minor cosmetic change |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Rujukan: minor cosmetic change |
||
Baris 55: | Baris 55: | ||
}} |
}} |
||
* {{cite book |
* {{cite book |
||
|last = Eneste |
|||
|first = Pamusuk |
|||
|year = 2001 |
|||
|title = Buku Pintar Sastra Indonesia |
|||
|publisher = Kompas |
|||
|edition=3rd |
|||
|location = Jakarta |
|||
|isbn = 978-979-9251-78-8 |
|||
|ref = harv |
|||
}} |
}} |
||
*{{cite news |
*{{cite news |
Revisi per 15 Maret 2016 23.42
Nirwan Dewanto | |
---|---|
Lahir | 28 September 1961 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Institut Teknologi Bandung |
Pekerjaan | Penyair |
Dikenal atas | Menulis |
Nirwan Dewanto (lahir 28 September 1961) adalah seorang sastrawan, kurator dan aktor berkebangsaan Indonesia. Dia juga dikenal karena perannya sebagai Albertus Soegijapranata dalam film biopik Soegija yang disutradarai Garin Nugroho, tahun 2012 .
Kehidupan pribadi
Nirwan dilahirkan di Surabaya, Jawa Timur, pada tanggal 28 September 1961. Saat masih di SMA dia sudah menulis puisi; karya-karyanya diterbitkan di majalah antara lain Kuncung dan Kartini. Nirwan kuliah di Institut Teknologi Bandung di Bandung, Jawa Barat, dari tahun 1980 sampai 1987. Setelah meraih gelar Sarjana Geologi, kemudian dia berpindah ke Jakarta.[2][3]
Pada tahun 1991 Nirwan menjadi pembicara di Konferensi Budaya Nasional. Dia kemudian lebih dikenal untuk banyak membicarakan soal budaya.[3] Nirwan pernah menjadi satu redaktur majalah sastra Horison periode tahun 1990-an, saat susunan dewan redaksi diketuai oleh sastrawan Goenawan Mohamad. Nirwan menjadi redaktur majalah Kalam saat diluncurkan pada bulan Februari 1994, bersama sastrawan Goenawan Mohamad.[4] Pada tahun 1996 Nirwan menerbitkan koleksi esai yang diberi judul Senjakala Kebudayaan.[2] Dua dekade sejak dikemukakan, kelemahan Kebudayaan Indonesia: Pandangan 1991 dibongkar oleh Putri Karyani, blogger Kompasiana, yang menolak premis posmodernis Nirwan mengenai posisi sains dalam kebudayaan.[5]
Nirwan menduduki dewan juri pada Penghargaan Khatulistiwa pertama, pada tahun 2001. Di kemudian hari Nirwan menyatakan bahwa proses seleksi kurang baik, sampai-sampai dewan juri sering tidak memahami karya yang dinilai dan kadang-kadang menilai karya secara sembarangan.[6] Pada tahun yang sama dia menghasilkan antologi puisi Buku Cacing.[2]
Nirwan menang Penghargaan Khatulistiwa pada tahun 2008 untuk antologi puisi Jantung Ratu Lebah; penghargaan ini juga termasuk honorarium senilai Rp 100 juta. Penulis cerita pendek Seno Gumira Ajidarma, seorang juri, menyatakan bahwa antologi tersebut merupakan karya monumental.[7] Pada tahun 2010 Nirwan menghasilkan antologi puisi yang berjudul Buli-Buli Lima Kaki. Tahun berikutnya beberapa karyanya ditampilkan bersama musik oleh Dian HP dan istri Nirwan, penyanyi Nya Ina Raseuki; Nirwan juga membaca puisi pada kegiatan tersebut.[8][3]
Pada tahun 2012 Nirwan berperan sebagai Uskup Agung Semarang, Albertus Soegijapranata, dalam film biopik Soegija yang disutradarai Garin Nugroho.[9] Garin menyatakan bahwa dia pilih Nirwan sebab penyair itu mirip Soegijapranata secara fisik, biarpun Nirwan bukan orang Katolik.[10] Sementara, Nirwan menyatakan bahwa dia "dipaksa" untuk main film.[1] Indah Setiawati, yang menulis dalam The Jakarta Post, menyatakan bahwa peran Nirwan cukup bagus, biarpun dia kelihatan kurang nyaman dalam beberapa adegan.[9]
Saat ini Dewanto aktif di Komunitas Salihara, yang didirikannya bersama sastrawan Goenawan Mohammad dan seniman Jakarta lainnya.
Kiprah kesenian
- Menulis Kebudayaan Indonesia: Pandangan (1991)
- Menyusun Koleksi esai Senjakala Kebudayaan (1996)
- Menulis antologi puisi Buli-Buli Lima Kaki (2010)
- Berperan sebagai Uskup Agung Semarang, Albertus Soegijapranata, dalam film biopik Soegija, disutradarai Garin Nugroho (2012)
Rujukan
- Catatan kaki
- ^ a b Tribun 2012, Aktor Romo Soegija.
- ^ a b c Eneste 2001, hlm. 165.
- ^ a b c Kompas 2012, Nirwan Dewanto.
- ^ Tempo 1994, Jurnal Angker.
- ^ Putri Karyani, Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Budaya: Memberi Tanggapan atas Tulisan Nirwan Dewanto, “Kebudayaan Indonesia: Pandangan 1991” , edukasi.kompasiana.com, 26 Desember 2012
- ^ Tempo 2001, Sebuah Panggung.
- ^ Hermawan and Messakh 2008, Ayu Utami.
- ^ Hamdani 2011, Making Poetry Sing.
- ^ a b Setiawati 2012, 'Soegija' sends a message.
- ^ Siregar 2012, 'Soegija'.
- Bibliografi
- "Aktor Romo Soegija Seorang Muslim". Tribun. 21 May 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 July 2012. Diakses tanggal 6 July 2012.
- Eneste, Pamusuk (2001). Buku Pintar Sastra Indonesia (edisi ke-3rd). Jakarta: Kompas. ISBN 978-979-9251-78-8 Periksa nilai: checksum
|isbn=
(bantuan). - Hamdani, Sylvia (2 June 2011). "Making Poetry Sing, In the Name Of Love". Jakarta Globe (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 January 2012. Diakses tanggal 2 January 2012.
- Haryanto, Ign.; Kuswardono, Arief; Dhyatmika, Wahyu (3 December 2001). "Sebuah Panggung Bernama Khatulistiwa". Tempo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 July 2012. Diakses tanggal 6 July 2012.
- Hermawan, Ary; Messakh, Matheos (15 November 2008). "Ayu Utami, Nirwan Dewanto win Khatulistiwa literary prize". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 July 2012. Diakses tanggal 6 July 2012.
- "Jurnal Angker dapat Populer?". Tempo. 19 February 1994. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 July 2012. Diakses tanggal 6 July 2012.
- Setiawati, Indah (3 June 2012). "'Soegija' sends a message of humanity". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 June 2012. Diakses tanggal 29 June 2012.
- Siregar, Lisa (29 May 2012). "'Soegija' More Than a War Film". Jakarta Globe (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 July 2012. Diakses tanggal 6 July 2012.
- Wisanggeni, Aryo; Sartono, Frans; Arcana, Putu Fajar (3 June 2012). "Nirwan Dewanto dalam Tikungan Kehidupan". Kompas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 July 2012. Diakses tanggal 6 July 2012.