Petrus Octavianus: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
menghapus beberapa kata |
||
Baris 12: | Baris 12: | ||
Di samping mendirikan YPPII dan I-3, beliau juga mendirikan Panti Asuhan Peduli Kasih di kawasan Desa Sumberejo. Sudah sekitar 30.000 anak yang pernah dididik di sini, dan menyebar ke seluruh Indonesia, juga ada yang ke luar negeri. Saat ini panti itu dihuni 567 anak, baik Kristen, Muslim, dan lainnya. Kebanyakan dari mereka adalah korban konflik Ambon dan Poso.<ref>Lihat Surya Online, "Pendeta 'Bangsa' Octavianus Berpulang": http://surabaya.tribunnews.com/2014/03/31/pendeta-bangsa-octavianus-berpulang</ref> |
Di samping mendirikan YPPII dan I-3, beliau juga mendirikan Panti Asuhan Peduli Kasih di kawasan Desa Sumberejo. Sudah sekitar 30.000 anak yang pernah dididik di sini, dan menyebar ke seluruh Indonesia, juga ada yang ke luar negeri. Saat ini panti itu dihuni 567 anak, baik Kristen, Muslim, dan lainnya. Kebanyakan dari mereka adalah korban konflik Ambon dan Poso.<ref>Lihat Surya Online, "Pendeta 'Bangsa' Octavianus Berpulang": http://surabaya.tribunnews.com/2014/03/31/pendeta-bangsa-octavianus-berpulang</ref> |
||
Sebuah pengalaman lain yang patut dicatat adalah bahwa beliau pernah menjadi pembicara di dalam kongres penginjilan International yang diprakarsai oleh Billy Graham (Lausanne Congress) di Lausanne, Switzerland tahun 1974.<ref>Papernya dapat dibaca di sini: https://www.lausanne.org/wp-content/uploads/2007/06/1238.pdf</ref> |
Sebuah pengalaman lain yang patut dicatat adalah bahwa beliau pernah menjadi pembicara di dalam kongres penginjilan International yang diprakarsai oleh Billy Graham (Lausanne Congress) di Lausanne, Switzerland tahun 1974.<ref>Papernya dapat dibaca di sini: https://www.lausanne.org/wp-content/uploads/2007/06/1238.pdf</ref> .<ref>Lihat “Biography of Rev. Dr. Petrus Octavianus” (http://yppiibatu.org/biography/)</ref> Pendeta Petrus Octavianus meninggal dunia pada 30 Maret 2014, pukul 23.30 WIB di Rumah Sakit Panti Waluyo (RKZ) Malang, setelah terkena serangan jantung.<ref>Lihat Reformata, "Pdt. Petrus Octavianus, Pelopor Gerakan Kebangunan Rohani Di Indonesia" :http://reformata.com/news/view/7758/pdt.-petrus-octavianus-pelopor-gerakan-kebangunanrohani-di-indonesia</ref> |
||
Revisi per 15 April 2016 08.35
Topik artikel ini mungkin tidak memenuhi kriteria kelayakan umum. (April 2016) |
Masa kecil dan pendidikan
Pendeta Petrus Octavianus lahir 29 Desember 1928 di pulau Rote, NTT, sebagai anak dari seorang petani miskin. Menamatkan pendidikan di Opleiding Voor Volkonderwyser (O.V.O.) tahun 1947. Kemudian melanjutkan pendidikan di SGA (Sekolah Guru Atas) Kristen di Ambon. Pada tahun 1948-1950 terlibat dalam latihan militer. Pada tahun 1980 beliau meraih gelar Doctor of Divinity dari Biola University di Los Angeles, dan tahun 1999 meraih gelar Doctor of Philosophy dari Kennedy Western University, Wyoming.[1]
Karya dan pengaruhnya
Beliau adalah tokoh utama di balik pelayanan Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII) dan Institut Injil Indonesia (I-3).[2] YPPII didirikan di Batu, Jawa Timur pada 4 Maret 1960 dan resmi sebagai lembaga misi pada tahun 1961. I-3 didirikan lebih awal setahun yakni pada tahun 1959 dengan nama mula-mula WEC Bible School lalu berganti nama menjadi Intitut Injil Indonesia pada tahun 1961.[3]
Pendeta Octavianus memulai aktivitas pelayanan penginjilannya di tengah-tengah siswa pada tahun 1954. Beliau didukung oleh beberapa misionaris seperti Rev. Heini Germann Edey, Detmar dan Volkhard Scheunemann dari lembaga misi international World Evangelism Crusade (WEC) di Inggris dan Jerman. Di kemudian hari kedua lembaga pelayanan yang di sebut di atas juga didukung dari Jepang dan Amerika Serikat.[4]
Pelayanan Pendeta Octavianus dikenal secara luas di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kunjungan presiden Republik Indonesia yang keempat, KH Abdurrahman Wahid serta para pejabat lainnya ke kediamannya di Batu tanggal 29 Juni 2000. Surya online melansir,” Octavianus merupakan salah satu pemuka agama yang selama hidupnya mendedikasikan untuk bangsa dan negara. Dia berteman baik dengan tokoh nasional setingkat Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid, mantan Ketua Umum Muhammaddiyah Syamsul Ma'arif, Prabowo Subianto dan tokoh Indonesia lainnya.”[5] Pelayanannya sebagai pendeta menjadikannya pergi ke lebih dari 85 negara di lima benua. Dan ketika Amerika Serikat merayakan 200 tahun kemerdekaan, Petrus Octavianus juga mendapat undangan makan oleh Presiden Jimmy Carter.[6]
Di samping mendirikan YPPII dan I-3, beliau juga mendirikan Panti Asuhan Peduli Kasih di kawasan Desa Sumberejo. Sudah sekitar 30.000 anak yang pernah dididik di sini, dan menyebar ke seluruh Indonesia, juga ada yang ke luar negeri. Saat ini panti itu dihuni 567 anak, baik Kristen, Muslim, dan lainnya. Kebanyakan dari mereka adalah korban konflik Ambon dan Poso.[7]
Sebuah pengalaman lain yang patut dicatat adalah bahwa beliau pernah menjadi pembicara di dalam kongres penginjilan International yang diprakarsai oleh Billy Graham (Lausanne Congress) di Lausanne, Switzerland tahun 1974.[8] .[9] Pendeta Petrus Octavianus meninggal dunia pada 30 Maret 2014, pukul 23.30 WIB di Rumah Sakit Panti Waluyo (RKZ) Malang, setelah terkena serangan jantung.[10]
Referensi
- ^ Lihat Harian Sinar Harapan “Pendeta Petrus Octavianus; Bapak Anak Miskin itu Berpulang: http://www.sinarharapan.co/news/read/140401207/Pendeta-Petrus-Octavianus-Bapak-Anak-Miskin-itu-Berpulang
- ^ Jan Sihar Aritonang, et al., eds, A Hystory of Christianity in Indonesia, (Leiden: Brill, 2008), 875. Lihat juga: https://books.google.nl/books?id=cUoGJSs9yOUC&pg=PA875&lpg=PA875&dq=petrus+octavianus&source=bl&ots=vEsRlytb38&sig=Dhr0tbwffLzZ6ZM01NZ3_xINyNg&hl=nl&sa=X&ved=0ahUKEwiMrf_fg4_MAhUCG5oKHY3zD7oQ6AEIYDAM#v=onepage&q=petrus%20octavianus&f=false
- ^ Jan Sihar Aritonang, et al., eds, A Hystory of Christianity in Indonesia, (Leiden: Brill, 2008), 875. Lihat juga: https://books.google.nl/books?id=cUoGJSs9yOUC&pg=PA875&lpg=PA875&dq=petrus+octavianus&source=bl&ots=vEsRlytb38&sig=Dhr0tbwffLzZ6ZM01NZ3_xINyNg&hl=nl&sa=X&ved=0ahUKEwiMrf_fg4_MAhUCG5oKHY3zD7oQ6AEIYDAM#v=onepage&q=petrus%20octavianus&f=false
- ^ Jan Sihar Aritonang, et al., eds, A Hystory of Christianity in Indonesia, (Leiden: Brill, 2008), 875. Lihat juga: https://books.google.nl/books?id=cUoGJSs9yOUC&pg=PA875&lpg=PA875&dq=petrus+octavianus&source=bl&ots=vEsRlytb38&sig=Dhr0tbwffLzZ6ZM01NZ3_xINyNg&hl=nl&sa=X&ved=0ahUKEwiMrf_fg4_MAhUCG5oKHY3zD7oQ6AEIYDAM#v=onepage&q=petrus%20octavianus&f=false
- ^ Surya Online, “Pendeta 'Bangsa' Octavianus Berpulang” : http://surabaya.tribunnews.com/2014/03/31/pendeta-bangsa-octavianus-berpulang
- ^ Bandingkan Harian Sinar Harapan “Pendeta Petrus Octavianus; Bapak Anak Miskin itu Berpulang: http://www.sinarharapan.co/news/read/140401207/Pendeta-Petrus-Octavianus-Bapak-Anak-Miskin-itu-Berpulang
- ^ Lihat Surya Online, "Pendeta 'Bangsa' Octavianus Berpulang": http://surabaya.tribunnews.com/2014/03/31/pendeta-bangsa-octavianus-berpulang
- ^ Papernya dapat dibaca di sini: https://www.lausanne.org/wp-content/uploads/2007/06/1238.pdf
- ^ Lihat “Biography of Rev. Dr. Petrus Octavianus” (http://yppiibatu.org/biography/)
- ^ Lihat Reformata, "Pdt. Petrus Octavianus, Pelopor Gerakan Kebangunan Rohani Di Indonesia" :http://reformata.com/news/view/7758/pdt.-petrus-octavianus-pelopor-gerakan-kebangunanrohani-di-indonesia