Petrus Octavianus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Pdt. Dr.
Petrus Octavianus
Lahir(1928-12-29)29 Desember 1928
Desa Laes, Rote Barat Daya, Rote Ndao
Meninggal30 Maret 2014(2014-03-30) (umur 85)
Malang
KebangsaanIndonesia Indonesia
PekerjaanPendeta
Suami/istriNy. Henriene Mone
Anak8
Orang tuaJeremias Octavianus (ayah)
Paulina Pandie (ibu)
KerabatAdrianus Mooy (sepupu)

Petrus Octavianus adalah seorang pendeta dan tokoh Kristen Indonesia terkemuka yang juga merupakan pendiri Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII).

Masa kecil dan pendidikan[sunting | sunting sumber]

Pendeta Petrus Octavianus lahir pada tanggal 29 Desember 1928 di Desa Laes, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, sebagai anak bungsu dari tujuh bersaudara. Menamatkan pendidikan di Opleiding Voor Volkonderwyser (O.V.O.) tahun 1947. Kemudian melanjutkan pendidikan di SGA (Sekolah Guru Atas) Kristen di Ambon. Pada tahun 1948-1950 terlibat dalam latihan militer. Pada tahun 1980 beliau meraih gelar Doctor of Divinity dari Biola University di Los Angeles, dan tahun 1999 meraih gelar Doctor of Philosophy dari Kennedy Western University, Wyoming.[1]

Karya dan pengaruhnya[sunting | sunting sumber]

Beliau adalah tokoh utama di balik pelayanan Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII) dan Institut Injil Indonesia (I-3).[2] YPPII didirikan di Batu, Jawa Timur pada 4 Maret 1960 dan resmi sebagai lembaga misi pada tahun 1961. I-3 didirikan lebih awal setahun yakni pada tahun 1959 dengan nama mula-mula WEC Bible School lalu berganti nama menjadi Intitut Injil Indonesia pada tahun 1961.[2]

Pendeta Octavianus memulai aktivitas pelayanan penginjilannya di tengah-tengah siswa pada tahun 1954. Beliau didukung oleh beberapa misionaris seperti Rev. Heini Germann Edey, Detmar dan Volkhard Scheunemann dari lembaga misi international World Evangelism Crusade (WEC) di Inggris dan Jerman. Di kemudian hari kedua lembaga pelayanan yang di sebut di atas juga didukung dari Jepang dan Amerika Serikat.[2]

Pelayanan Pendeta Octavianus dikenal secara luas di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kunjungan presiden Republik Indonesia yang keempat, KH Abdurrahman Wahid serta para pejabat lainnya ke kediamannya di Batu tanggal 29 Juni 2000. Surya online melansir,” Octavianus merupakan salah satu pemuka agama yang selama hidupnya mendedikasikan untuk bangsa dan negara. Dia berteman baik dengan tokoh nasional setingkat Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid, mantan Ketua Umum Muhammaddiyah Syamsul Ma'arif, Prabowo Subianto dan tokoh Indonesia lainnya.”[3] Pelayanannya sebagai pendeta menjadikannya pergi ke lebih dari 85 negara di lima benua. Dan ketika Amerika Serikat merayakan 200 tahun kemerdekaan, Petrus Octavianus juga mendapat undangan makan oleh Presiden Jimmy Carter.[1]

Di samping mendirikan YPPII dan I-3, beliau juga mendirikan Panti Asuhan Peduli Kasih di kawasan Desa Sumberejo. Sudah sekitar 30.000 anak yang pernah dididik di sini, dan menyebar ke seluruh Indonesia, juga ada yang ke luar negeri. Saat ini panti itu dihuni 567 anak, baik Kristen, Muslim, dan lainnya. Kebanyakan dari mereka adalah korban konflik Ambon dan Poso.[3]

Sebuah pengalaman lain yang patut dicatat adalah bahwa beliau pernah menjadi pembicara di dalam kongres penginjilan International yang diprakarsai oleh Billy Graham (Lausanne Congress) di Lausanne, Switzerland tahun 1974,[4]

Meninggal[sunting | sunting sumber]

Pendeta Petrus Octavianus meninggal dunia pada 30 Maret 2014, pukul 23.30 WIB di Rumah Sakit Panti Waluyo (RKZ) Malang, setelah terkena serangan jantung.[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]