Carl Schwaner: Perbedaan antara revisi
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Pranala luar: minor cosmetic change |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda) |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Carl A.L.M. Schwaner''' (lahir di [[Mannheim]], [[Jerman]], tahun [[1817]] – meninggal di [[Batavia]], [[Hindia |
'''Carl A.L.M. Schwaner''' (lahir di [[Mannheim]], [[Jerman]], tahun [[1817]] – meninggal di [[Batavia]], [[Hindia Belanda]] (kini [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Indonesia]]), [[30 Maret]] [[1851]] pada usia 34 tahun) adalah seorang naturalis [[Jerman]] dengan spesialisasi geologi dan mineralogi. Namanya diabadikan sebagai nama pegunungan di [[Kalimantan Barat]], [[Pegunungan Schwaner]]. |
||
Setelah menamatkan studi di Jerman, ia bekerja di Museum Kerajaan [[Leiden]], [[Belanda]], di bawah direktur [[Coenraad Jacob Temminck]]. Atas saran Temminck ia ditunjuk sebagai anggota dewan sains Hindia |
Setelah menamatkan studi di Jerman, ia bekerja di Museum Kerajaan [[Leiden]], [[Belanda]], di bawah direktur [[Coenraad Jacob Temminck]]. Atas saran Temminck ia ditunjuk sebagai anggota dewan sains Hindia Belanda. Setibanya di Batavia, Agustus 1842, ia harus 'menganggur' selama 14 bulan karena ketiadaan anggaran. Baru pada akhir 1843 ia melakukan studi di [[Kalimantan]]. Ia mencatat aspek [[topografi]], [[geologi]], [[zoologi]], dan [[etnografi]] selama perjalanannya menembus pedalaman Kalimantan. Ia adalah penjelajah Kalimantan pertama, dengan rute dari [[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]] (berangkat 2 November 1847) hingga [[Kota Pontianak|Pontianak]] (tiba [[2 November]] [[1848]]). |
||
Sepulangnya ke Batavia, ia mempersiapkan hasil penelitiannya. Namun sebelum selesai, ia menerima kontrak berikutnya ke Kalimantan Tenggara (sekarang [[Kalimantan Selatan]]) pada akhir 1850. Sebelum berangkat ia menikah, namun tidak lama kemudian ia wafat akibat demam di saat mempersiapkan keberangkatannya. Istrinya sendiri tewas dalam kecelakaan kapal di dekat Tanjung Harapan dalam perjalanan pulang ke Belanda. Tulisan-tulisannya hanya sebagian yang terselamatkan hingga ke Museum Kerajaan di Leiden. Karyanya ini kemudian diterbitkan oleh Pijnappel, seorang rekannya. |
Sepulangnya ke Batavia, ia mempersiapkan hasil penelitiannya. Namun sebelum selesai, ia menerima kontrak berikutnya ke Kalimantan Tenggara (sekarang [[Kalimantan Selatan]]) pada akhir 1850. Sebelum berangkat ia menikah, namun tidak lama kemudian ia wafat akibat demam di saat mempersiapkan keberangkatannya. Istrinya sendiri tewas dalam kecelakaan kapal di dekat Tanjung Harapan dalam perjalanan pulang ke Belanda. Tulisan-tulisannya hanya sebagian yang terselamatkan hingga ke Museum Kerajaan di Leiden. Karyanya ini kemudian diterbitkan oleh Pijnappel, seorang rekannya. |
Revisi per 17 Juni 2016 07.50
Carl A.L.M. Schwaner (lahir di Mannheim, Jerman, tahun 1817 – meninggal di Batavia, Hindia Belanda (kini Jakarta, Indonesia), 30 Maret 1851 pada usia 34 tahun) adalah seorang naturalis Jerman dengan spesialisasi geologi dan mineralogi. Namanya diabadikan sebagai nama pegunungan di Kalimantan Barat, Pegunungan Schwaner.
Setelah menamatkan studi di Jerman, ia bekerja di Museum Kerajaan Leiden, Belanda, di bawah direktur Coenraad Jacob Temminck. Atas saran Temminck ia ditunjuk sebagai anggota dewan sains Hindia Belanda. Setibanya di Batavia, Agustus 1842, ia harus 'menganggur' selama 14 bulan karena ketiadaan anggaran. Baru pada akhir 1843 ia melakukan studi di Kalimantan. Ia mencatat aspek topografi, geologi, zoologi, dan etnografi selama perjalanannya menembus pedalaman Kalimantan. Ia adalah penjelajah Kalimantan pertama, dengan rute dari Banjarmasin (berangkat 2 November 1847) hingga Pontianak (tiba 2 November 1848).
Sepulangnya ke Batavia, ia mempersiapkan hasil penelitiannya. Namun sebelum selesai, ia menerima kontrak berikutnya ke Kalimantan Tenggara (sekarang Kalimantan Selatan) pada akhir 1850. Sebelum berangkat ia menikah, namun tidak lama kemudian ia wafat akibat demam di saat mempersiapkan keberangkatannya. Istrinya sendiri tewas dalam kecelakaan kapal di dekat Tanjung Harapan dalam perjalanan pulang ke Belanda. Tulisan-tulisannya hanya sebagian yang terselamatkan hingga ke Museum Kerajaan di Leiden. Karyanya ini kemudian diterbitkan oleh Pijnappel, seorang rekannya.
Pranala luar
- Artikel di Wikisource Jerman, sumber artikel ini.