Lompat ke isi

Soekitman: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-karir +karier); perubahan kosmetika
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 40: Baris 40:
Pada [[30 September]] [[1965]] di malam hari, Soekitman sedang menjalankan tugas patroli. Tiba-tiba, terdengar suara tembakan diikuti rentetan letusan senjata. Ia bergegas menghampiri sumber suara dengan sepeda kumbangnya (hadiah bagi polisi berprestasi) ke arah kediaman Jenderal [[DI Panjaitan]]. Namun, sekelompok orang menghadang dan menculiknya. Agen Polisi Tingkat II Soekitman ikut dibawa ke [[Lubang Buaya]] dan menjadi salah satu saksi penculikan dan pembunuhan beberapa pemimpin TNI dalam Peristiwa [[G30S/PKI]].<ref>http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-sukitman-penemu-lokasi-jenazah-jenderal-di-lubang-buaya.html</ref> Dia kemudian sanggup melarikan diri dan lolos dari maut, hingga melaporkan kejadian tersebut kepada Kostrad, yang kemudian berakhir dengan penemuan jenazah para Jenderal dan Perwira tersebut.
Pada [[30 September]] [[1965]] di malam hari, Soekitman sedang menjalankan tugas patroli. Tiba-tiba, terdengar suara tembakan diikuti rentetan letusan senjata. Ia bergegas menghampiri sumber suara dengan sepeda kumbangnya (hadiah bagi polisi berprestasi) ke arah kediaman Jenderal [[DI Panjaitan]]. Namun, sekelompok orang menghadang dan menculiknya. Agen Polisi Tingkat II Soekitman ikut dibawa ke [[Lubang Buaya]] dan menjadi salah satu saksi penculikan dan pembunuhan beberapa pemimpin TNI dalam Peristiwa [[G30S/PKI]].<ref>http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-sukitman-penemu-lokasi-jenazah-jenderal-di-lubang-buaya.html</ref> Dia kemudian sanggup melarikan diri dan lolos dari maut, hingga melaporkan kejadian tersebut kepada Kostrad, yang kemudian berakhir dengan penemuan jenazah para Jenderal dan Perwira tersebut.


Atas jasa-jasanya, dia mendapatkan kenaikan pangkat dari AKP (Ajun Komisaris Polisi) menjadi AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi).
Atas jasa-jasanya selama masa hidupnya yang membaktikan dirinya pada negara, dia mendapatkan kenaikan pangkat dari AKP (Ajun Komisaris Polisi) menjadi AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi) serta Negara memberikan penghormatan terakhir ketika beliau wafat dengan upacara kemiliteran pada saat akan dimakamkan di [[TMP Kalibata]].


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 5 Agustus 2016 06.24

Soekitman
Berkas:Soekitman Polri.jpg
Lahir(1943-03-30)30 Maret 1943
Pelabuhan Ratu, Jawa Barat
Meninggal30 September 2007(2007-09-30) (umur 64)
Indonesia Depok, Jawa Barat
Pengabdian Indonesia
Dinas/cabang Kepolisian Negara Republik Indonesia
PangkatAjun Komisaris Besar Polisi
KesatuanKorps Saabhara / Perintis
AlmamaterSPN Polri 1961

Ajun Komisaris Besar Polisi (Purn.) Soekitman (30 Maret 1943 – 13 Agustus 2007) adalah saksi sejarah terjadinya Gerakan 30 September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia G30S/PKI dan penemu lokasi pembuangan jenazah para jenderal Pahlawan Revolusi Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Soekitman terakhir berdinas di kepolisian selaku Kepala Sub Bagian (Kasubag) Regiden Polda Metro Jaya, dan pensiun pada 1998.[1]

Karier

Sukitman lahir di Desa Cimanggu, Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Di usia 18 tahun, Soekitman merantau ke Jakarta dan lulus ujian seleksi masuk Sekolah Polisi Negara SPN Kramat Jati, Jakarta Timur, pada 1961. Siswa Angkatan VII SPN Kramat Jati ini menyelesaikan pendidikannya pada Januari 1963 dan dilantik menjadi Agen Polisi Tingkat II. Ia pun memulai karier sebagai polisi di Markas Polisi Seksi VIII Kebayoran, Jakarta, sebagai anggota perintis dari Kesatuan Perintis/Sabhara.

Kisah Soekitman, penemu lokasi jenazah jenderal di Lubang Buaya

Berkas:Sepeda Patroli Soekitman.jpg
Dengan sepeda inilah Sukitman memergoki gerombolan tentara yang hendak masuk ke rumah Jenderal A.H. Nasution pada tanggal 30 September 1965 dalam pemberontakan G30 S/PKI.

Pada 30 September 1965 di malam hari, Soekitman sedang menjalankan tugas patroli. Tiba-tiba, terdengar suara tembakan diikuti rentetan letusan senjata. Ia bergegas menghampiri sumber suara dengan sepeda kumbangnya (hadiah bagi polisi berprestasi) ke arah kediaman Jenderal DI Panjaitan. Namun, sekelompok orang menghadang dan menculiknya. Agen Polisi Tingkat II Soekitman ikut dibawa ke Lubang Buaya dan menjadi salah satu saksi penculikan dan pembunuhan beberapa pemimpin TNI dalam Peristiwa G30S/PKI.[2] Dia kemudian sanggup melarikan diri dan lolos dari maut, hingga melaporkan kejadian tersebut kepada Kostrad, yang kemudian berakhir dengan penemuan jenazah para Jenderal dan Perwira tersebut.

Atas jasa-jasanya selama masa hidupnya yang membaktikan dirinya pada negara, dia mendapatkan kenaikan pangkat dari AKP (Ajun Komisaris Polisi) menjadi AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi) serta Negara memberikan penghormatan terakhir ketika beliau wafat dengan upacara kemiliteran pada saat akan dimakamkan di TMP Kalibata.

Referensi