Anton Pieter Franz van Velsen: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 41: | Baris 41: | ||
Ia ditahbiskan menjadi Imam [[Yesuit]] pada tahun 1895. Pada awal karyanya, ia bertugas di Sulawesi Utara, yang ia jalani selana 23 tahun. Ia tiba di sana pada tahun 1900 di daerah Woloan.<ref>http://jmentang.blogspot.co.id/2011_02_01_archive.html</ref> Salah satu hal yang dilakukannya adalah mempelajari bahasa Tombulu untuk mempermudah dalam berkomunikasi dalam pelayanan. Ia berusaha menerjemahkan katekismus, doa-doa, dan juga lagu-lagu Katolik ke dalam bahasa Tombulu, agar umat setempat mudah untuk mengerti. Hal ini dilakukan sebagai upaya penyatuan umat. Tantangan lainnya saat itu adalah adanya kepercayaan alifuru yang telah dianut dan dipercayai oleh masyarakat setempat. Sejak masuknya Gereja Katolik, hal itu mulai tergeser.<ref>http://zeptiano79.blogspot.co.id/2013/02/sejarah-keuskupan-manado.html</ref> Pada tanggal 15 Januari 1912, ia diangkat sebagai Kepala Misi di Minahasa dan berkedudukan di Woloan.<ref>https://books.google.co.id/books?id=4KLos3mZemUC&pg=PA128&lpg=PA128&dq=velsen+%22sulawesi+utara%22&source=bl&ots=nK0sgVRVED&sig=Uk2eG6RE5B7wspSESljRo5z_DKE&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiZ6aeHo67OAhWJvI8KHW6sDfIQ6AEIKDAD#v=onepage&q=velsen%20%22sulawesi%20utara%22&f=false</ref> |
Ia ditahbiskan menjadi Imam [[Yesuit]] pada tahun 1895. Pada awal karyanya, ia bertugas di Sulawesi Utara, yang ia jalani selana 23 tahun. Ia tiba di sana pada tahun 1900 di daerah Woloan.<ref>http://jmentang.blogspot.co.id/2011_02_01_archive.html</ref> Salah satu hal yang dilakukannya adalah mempelajari bahasa Tombulu untuk mempermudah dalam berkomunikasi dalam pelayanan. Ia berusaha menerjemahkan katekismus, doa-doa, dan juga lagu-lagu Katolik ke dalam bahasa Tombulu, agar umat setempat mudah untuk mengerti. Hal ini dilakukan sebagai upaya penyatuan umat. Tantangan lainnya saat itu adalah adanya kepercayaan alifuru yang telah dianut dan dipercayai oleh masyarakat setempat. Sejak masuknya Gereja Katolik, hal itu mulai tergeser.<ref>http://zeptiano79.blogspot.co.id/2013/02/sejarah-keuskupan-manado.html</ref> Pada tanggal 15 Januari 1912, ia diangkat sebagai Kepala Misi di Minahasa dan berkedudukan di Woloan.<ref>https://books.google.co.id/books?id=4KLos3mZemUC&pg=PA128&lpg=PA128&dq=velsen+%22sulawesi+utara%22&source=bl&ots=nK0sgVRVED&sig=Uk2eG6RE5B7wspSESljRo5z_DKE&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiZ6aeHo67OAhWJvI8KHW6sDfIQ6AEIKDAD#v=onepage&q=velsen%20%22sulawesi%20utara%22&f=false</ref> |
||
Sejak 1907 ia menjadi pastor stasi misi tetap [[Gereja Katedral Bogor|Bogor]], menggantikan Pastor M.Y.D. Claessens, seorang imam diosesan asal Belanda yang sebelumnya menjabat selama 30 tahun. Ia turut berkarya di [[panti asuhan]] di Bogor sejak 1912. Pada 21 Januari 1924, ia ditunjuk sebagai [[Keuskupan Agung Jakarta|Vikaris Apostolik Batavia]] dengan gelar Uskup Tituler Aezani. Sebagai seorang [[uskup]] terpilih, ia memberkati Gereja Santo Yoseph, Matraman pada 6 April 1924. |
Sejak 1907 ia menjadi pastor stasi misi tetap [[Gereja Katedral Bogor|Bogor]], menggantikan Pastor M.Y.D. Claessens, seorang imam diosesan asal Belanda yang sebelumnya menjabat selama 30 tahun. Ia turut berkarya di [[panti asuhan]] di Bogor sejak 1912. Pada 21 Januari 1924, ia ditunjuk sebagai [[Keuskupan Agung Jakarta|Vikaris Apostolik Batavia]] dengan gelar Uskup Tituler Aezani, meneruskan kepemimpinan Mgr. [[Edmundus Luypen]] yang meninggal dunia pada 1 Mei 1923. Sebagai seorang [[uskup]] terpilih, ia memberkati Gereja Santo Yoseph, Matraman pada 6 April 1924. |
||
Pada [[13 Mei]] [[1924]], van Velsen ditahbiskan menjadi uskup di [[Gereja Katedral Jakarta|Gereja Katedral Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga]], [[Jakarta]], yang menjadi kali pertama seorang uskup ditahbiskan di dalam gereja Katedral. [[Keuskupan Agung Pontianak|Vikaris Apostolik Borneo Belanda]] bergelar Uskup Tituler [[Capitolias]] [[Jan Pacificus Bos]], [[Kapusin|O.F.M. Cap.]] menjadi Penahbis Utama, dengan didampingi oleh Mgr. [[Arnoldus Johannes Hubertus Aerts]], M.S.C., [[Keuskupan Amboina|Vikaris Apostolik Guinea Baru]] bergelar Uskup Tituler Apollonia dan oleh Mgr. [[Arnold Verstraelen]], S.V.D., [[Keuskupan Agung Ende|Vikaris Apostolik Kepulauan Sunda Kecil]] bergelar Uskup Tituler Myriophytos. |
Pada [[13 Mei]] [[1924]], van Velsen ditahbiskan menjadi uskup di [[Gereja Katedral Jakarta|Gereja Katedral Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga]], [[Jakarta]], yang menjadi kali pertama seorang uskup ditahbiskan di dalam gereja Katedral. [[Keuskupan Agung Pontianak|Vikaris Apostolik Borneo Belanda]] bergelar Uskup Tituler [[Capitolias]] [[Jan Pacificus Bos]], [[Kapusin|O.F.M. Cap.]] menjadi Penahbis Utama, dengan didampingi oleh Mgr. [[Arnoldus Johannes Hubertus Aerts]], M.S.C., [[Keuskupan Amboina|Vikaris Apostolik Guinea Baru]] bergelar Uskup Tituler Apollonia dan oleh Mgr. [[Arnold Verstraelen]], S.V.D., [[Keuskupan Agung Ende|Vikaris Apostolik Kepulauan Sunda Kecil]] bergelar Uskup Tituler Myriophytos. |
||
Bersamaan dengan momentum penahbisan Mgr. van Velsen, para waligereja waktu itu bertkumpul dan melaksanakan sidang pertama pada tanggal 15–16 Mei 1924, di pastoran Katedral Jakarta. Sidang pertama ini diketuai olehnya. Hal ini menjadi cikal pendirian [[Konferensi Waligereja Indonesia]].<ref>http://www.mirifica.net/2014/11/01/perjalanan-sejarah-konferensi-waligereja-indonesia/</ref><ref>http://www.hidupkatolik.com/index.php/2012/12/18/sejarah-berdirinya-kwi</ref> |
|||
Pada masa kepemimpinan van Velsen, Perkumpulan Strada didirikan pada 24 Mei 1924. Ia kemudian juga memberkati [[altar]] [[Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran]], [[Bantul]], [[Yogyakarta]] pada 20 Agustus 1924. Pembangunan gereja ini telah selesai sejak 16 April 1924. Pada [[26 September]] [[1926]], ia juga memberkati [[Paroki Santo Antonius, Kotabaru|Gereja Santo Antonius, Kotabaru]] pada 26 September 1926. Pada 27 April 1927, Kongregasi Suster-Suster Gembala Baik mulai membuka rumah pertama di Molenvliet (kini Jalan Hayam Wuruk). Hal ini sebagai tanggapan atas undangan Mgr. van Velsen.<Ref>http://www.buonpastoreint.org/gembalabaik/sejarah_2148</ref> |
|||
{1924} Pada masa Mgr Velsen SJ menjadi Vikaris Apostolik, berdiri Perkumpulan Strada (24 Mei 1924). |
|||
{1924} Memberkati Altar Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Bantul, Yogyakarta pada 20 Agustus 1924, beberapa bulan pasca pembangunan gereja yang selesai dibangun pada 16 April 1924. |
|||
{1926} Gereja Katolik Santo Antonius Kotabaru selesai dibangun dan diberkati pada hari Minggu, tanggal 26 September 1926, oleh Mgr. A. van Velsen SJ, Uskup Jakarta. |
|||
{1927} Menanggapi undangan Mgr Van Velsen, 27 April 1927, Vikaris Apostolik Batavia ( sekarang Jakarta ), mereka [KONGREGASI SUSTER - SUSTER GEMBALA BAIK] membuka rumah pertama di Jl. Hayam Wuruk ( dulu disebut Molenvliet ).<Ref>http://www.buonpastoreint.org/gembalabaik/sejarah_2148</ref> |
|||
{1927} Bertepatan dengan pesta St. Lucas |
{1927} Bertepatan dengan pesta St. Lucas |
||
Baris 77: | Baris 71: | ||
Mengundurkan diri sebagai Vikaris Apostolik Batavia pada usia 68 tahun: Maret 1933. |
Mengundurkan diri sebagai Vikaris Apostolik Batavia pada usia 68 tahun: Maret 1933. |
||
Wafat sebagai Vikaris Apostolik Emeritus Batavia pada usia 71 tahun: 6 Mei 1936 |
Wafat sebagai Vikaris Apostolik Emeritus Batavia pada usia 71 tahun: 6 Mei 1936 |
||
<!-- |
|||
--> |
|||
== Rujukan == |
== Rujukan == |
Revisi per 7 Agustus 2016 04.49
Mgr. Anton Pieter Franz van Velsen | |
---|---|
Vikaris Apostolik Emeritus Batavia | |
Gereja | Gereja Katolik Roma |
Keuskupan | Vikariat Apostolik Batavia |
Takhta | Aezani |
Penunjukan | 21 Januari 1924 |
Masa jabatan berakhir | Maret 1933 |
Pendahulu | Edmundus Luypen, S.J. |
Penerus | Pieter Jan Willekens, S.J. |
Imamat | |
Tahbisan imam | 1895 |
Tahbisan uskup | 13 Mei 1924 oleh Jan Pacificus Bos, O.F.M. Cap. |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Anton Pieter Franz van Velsen |
Lahir | Overveen, Bloemendaal, Holland Utara, Belanda | 8 Februari 1865
Meninggal | 6 Mei 1936 | (umur 71)
Kewarganegaraan | Belanda |
Denominasi | Katolik Roma |
Mgr. Anton Pieter Franz van Velsen, S.J. (8 Februari 1865 – 6 Mei 1936) adalah Vikaris Apostolik Batavia sejak ditunjuk pada 21 Januari 1924 hingga mengundurkan diri pada Maret 1933.
Karya
Ia ditahbiskan menjadi Imam Yesuit pada tahun 1895. Pada awal karyanya, ia bertugas di Sulawesi Utara, yang ia jalani selana 23 tahun. Ia tiba di sana pada tahun 1900 di daerah Woloan.[1] Salah satu hal yang dilakukannya adalah mempelajari bahasa Tombulu untuk mempermudah dalam berkomunikasi dalam pelayanan. Ia berusaha menerjemahkan katekismus, doa-doa, dan juga lagu-lagu Katolik ke dalam bahasa Tombulu, agar umat setempat mudah untuk mengerti. Hal ini dilakukan sebagai upaya penyatuan umat. Tantangan lainnya saat itu adalah adanya kepercayaan alifuru yang telah dianut dan dipercayai oleh masyarakat setempat. Sejak masuknya Gereja Katolik, hal itu mulai tergeser.[2] Pada tanggal 15 Januari 1912, ia diangkat sebagai Kepala Misi di Minahasa dan berkedudukan di Woloan.[3]
Sejak 1907 ia menjadi pastor stasi misi tetap Bogor, menggantikan Pastor M.Y.D. Claessens, seorang imam diosesan asal Belanda yang sebelumnya menjabat selama 30 tahun. Ia turut berkarya di panti asuhan di Bogor sejak 1912. Pada 21 Januari 1924, ia ditunjuk sebagai Vikaris Apostolik Batavia dengan gelar Uskup Tituler Aezani, meneruskan kepemimpinan Mgr. Edmundus Luypen yang meninggal dunia pada 1 Mei 1923. Sebagai seorang uskup terpilih, ia memberkati Gereja Santo Yoseph, Matraman pada 6 April 1924.
Pada 13 Mei 1924, van Velsen ditahbiskan menjadi uskup di Gereja Katedral Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Jakarta, yang menjadi kali pertama seorang uskup ditahbiskan di dalam gereja Katedral. Vikaris Apostolik Borneo Belanda bergelar Uskup Tituler Capitolias Jan Pacificus Bos, O.F.M. Cap. menjadi Penahbis Utama, dengan didampingi oleh Mgr. Arnoldus Johannes Hubertus Aerts, M.S.C., Vikaris Apostolik Guinea Baru bergelar Uskup Tituler Apollonia dan oleh Mgr. Arnold Verstraelen, S.V.D., Vikaris Apostolik Kepulauan Sunda Kecil bergelar Uskup Tituler Myriophytos.
Bersamaan dengan momentum penahbisan Mgr. van Velsen, para waligereja waktu itu bertkumpul dan melaksanakan sidang pertama pada tanggal 15–16 Mei 1924, di pastoran Katedral Jakarta. Sidang pertama ini diketuai olehnya. Hal ini menjadi cikal pendirian Konferensi Waligereja Indonesia.[4][5]
Pada masa kepemimpinan van Velsen, Perkumpulan Strada didirikan pada 24 Mei 1924. Ia kemudian juga memberkati altar Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran, Bantul, Yogyakarta pada 20 Agustus 1924. Pembangunan gereja ini telah selesai sejak 16 April 1924. Pada 26 September 1926, ia juga memberkati Gereja Santo Antonius, Kotabaru pada 26 September 1926. Pada 27 April 1927, Kongregasi Suster-Suster Gembala Baik mulai membuka rumah pertama di Molenvliet (kini Jalan Hayam Wuruk). Hal ini sebagai tanggapan atas undangan Mgr. van Velsen.[6]
{1927} Bertepatan dengan pesta St. Lucas sebagai pelindung profesi kedokteran tanggal 18 Oktober 1927, RS St. Elisabeth resmi dibuka oleh Mgr. Van Velsen, Sj didampingi Rm. P. Hoeberechts, SJ dan Residen Semarang Van Gulk.[7]
{1927} Gedung seminari kedua Kolsani dibangun di Barat Kolsani dan saat ini berfungsi sebagai kampus pendidikan guru agama Katolik Universitas Sanata Dharma (IPPAK). Gedung ini diberkati Mgr van Velsen SJ pada 1927. Memberkati Seminari Kecil Santo Petrus Kanisius Yogyakarta (1925-1941), yang gedungnya terletak di sebelah Barat Kolese Santo Ignatius (Kolsani) Yogyakarta pada 19 Desember 1927 (kini gedung ini digunakan sebagai Kampus Pendidikan Guru Agama Katolik Universitas Sanata Dharma, IPPAK). Seminari ini menerima anak-anak lulusan Hollands Inlandse School (HIS) dan Europesche Lagere School (ELS), sebelum akhirny pindah ke Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, tahun 1941; yang pelajaran pertama di Mertoyudan mulai pada 13 Januari 1941.
{1927} Peletakan batu pertama pembangunan Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Bantul, Yogyakarta, pada 26 Desember 1927. Ketika sudah selesai dibangun, candi ini juga diberkati oleh Mgr Anton Pieter Franz van Velsen SJ pada 11 Februari 1930, yang bertepatan dengan penampakan Bunda Maria di Lourdes, Perancis.
{1929} Gedung rumah sakit baru selesai dibangun secara keseluruhan tanggal 25 Agustus 1929. Hal ini ditandai dengan pemberkatan gedung oleh uskup Katolik Mgr. Anton Pieter Franz van Velsen, S.J
{1930} Pada tanggal 12 April 1930 Dewan Jenderal MSF memutuskan untuk membantu Ordo SJ di Jawa. Keputusan ini ditulis dalam surat Pater Trampe kepada Mgr.van Velsen di Batavia.[8]
{1933} Selama menjadi Uskup, Mgr Anton Pieter Franz van Velsen SJ menjadi Uskup Pentahbis Pendamping bagi: Mgr Mathias Leonardus Trudon Brans OFMCap (kelak menjadi Vikaris Apostolik Medan setelah Vikariat Apostolik Padang berganti nama menjadi Vikariat Apostolik Medan pada 23 Desember 1941) sebagai Uskup Tituler Corna ketika diangkat menjadi Vikaris Apostolik Padang (kini Keuskupan Agung Medan) (5 Februari 1933).
{Resign} Ketika diangkat menjadi Vikaris Apostolik usia Mgr Velsen sudah 59 tahun. Setelah menjabat selama 9 tahun, ia mengundurkan diri dari jabatan Vikaris Apostolik karena dianggap terlalu berat dan penglihatannya sudah buruk sekali.
Sesudah ia mundur pada Maret 1933, Vikariat dipimpin sementara oleh Pastor A Th. Van Hoof SJ selaku Pro-Vikaris. Mengundurkan diri sebagai Vikaris Apostolik Batavia pada usia 68 tahun: Maret 1933. Wafat sebagai Vikaris Apostolik Emeritus Batavia pada usia 71 tahun: 6 Mei 1936
Rujukan
- ^ http://jmentang.blogspot.co.id/2011_02_01_archive.html
- ^ http://zeptiano79.blogspot.co.id/2013/02/sejarah-keuskupan-manado.html
- ^ https://books.google.co.id/books?id=4KLos3mZemUC&pg=PA128&lpg=PA128&dq=velsen+%22sulawesi+utara%22&source=bl&ots=nK0sgVRVED&sig=Uk2eG6RE5B7wspSESljRo5z_DKE&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiZ6aeHo67OAhWJvI8KHW6sDfIQ6AEIKDAD#v=onepage&q=velsen%20%22sulawesi%20utara%22&f=false
- ^ http://www.mirifica.net/2014/11/01/perjalanan-sejarah-konferensi-waligereja-indonesia/
- ^ http://www.hidupkatolik.com/index.php/2012/12/18/sejarah-berdirinya-kwi
- ^ http://www.buonpastoreint.org/gembalabaik/sejarah_2148
- ^ https://prezi.com/a_3ytg_bqbju/laporan-hasil-pengkajian-manajemen-keperawatan/ Melakukan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Santa Elizabeth Semarang, Jawa Tengah, pada 9 Maret 1926, sekaligus memberkatinya bertepatan dengan pesta Santo Lukas, pelindung para dokter, 18 Oktober 1927, didampingi oleh Pater P. Hoeberechts SJ.
- ^ https://msfmusafir.wordpress.com/2007/11/30/tuhan-memberi-tumbuhan/
Pranala luar
- (Inggris) Entri Anton Pieter Franz van Velsen pada situs web Catholic-Hierarchy
- (Inggris) Entri Anton Pieter Franz van Velsen pada situs web Giga Catholic
Jabatan Gereja Katolik |
---|