Lompat ke isi

Heinrich Leven: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 40: Baris 40:


== Latar belakang ==
== Latar belakang ==
Leven lahir di Lank wilayah [[Sungai Rhein]]. Ayahnya Wilhelm Leven (1853–1922) merupakan seorang guru di [[sekolah dasar]], sementara ibunya Catharina Classen (1857–1900) merupakan ibu rumah tangga. Pada 3 Oktober 1899, Leven mulai masuk rumah misi Serikat Sabda Allah di [[Steyl]], [[Belanda]]. Ia sempat dikirim pulang karena kesehatannya yang lemah. Dalam mengisi waktu luangnya, ia membantu ayahnya mengajar di sekolah. Setelah sehat, ia kembali ke Steyl untuk menempuh pendidikan di seminari menengah. Ia mengucapkan kaul pertamanya pada [[1 November]] [[1907]] dan disusul dengan kaul kekal pada [[7 September]] [[1910]]. Pada [[29 September]] [[1910]], ia ditahbiskan menjadi [[imam]] bersama dengan 56 orang sekelasnya.
Leven lahir di Lank wilayah [[Sungai Rhein]]. Ayahnya Wilhelm Leven (1853–1922) merupakan seorang guru di [[sekolah dasar]], sementara ibunya Catharina Classen (1857–1900) merupakan ibu rumah tangga. Pada 3 Oktober 1899, Leven mulai masuk rumah misi Serikat Sabda Allah di [[Steyl]], [[Belanda]]. Ia sempat dikirim pulang karena kesehatannya yang lemah. Dalam mengisi waktu luangnya, ia membantu ayahnya mengajar di sekolah. Setelah sehat, ia kembali ke Steyl untuk menempuh pendidikan di seminari menengah. Ia mengucapkan kaul pertamanya pada [[1 November]] [[1907]] dan disusul dengan kaul kekal pada [[7 September]] [[1910]].<ref name=gemor1/> Pada [[29 September]] [[1910]], ia ditahbiskan menjadi [[imam]] bersama dengan 56 orang sekelasnya.


Ia melanjutkan pendidikan dalam bidang [[teologi]] di [[Sankt Gabriel]], [[Wina]], [[Austria-Hongaria]]. Sebagai seorang [[misionaris]], Leven ditugaskan ke [[Togo]], sebuah wilayah di [[Afrika]] yang merupakan protektorat Jerman sejak 1884. Ia berlayar bersama empat orang rekannya dan tiba pada 10 Agustus 1911. Di Togo, ia bertugas dalam bidang pendidikan di sekolah-sekolah, termasuk pengaturan kurikulum hingga urusan keuangan dan bahan bangunan. Karena terjadinya [[Perang Dunia I]], mereka kemudian dipenjarakan, dan kegiatan belajar mengajar di sekolah dihentikan. Pada 10 Oktober 1917, bersama seluruh misionaris Jerman, ia harus meninggalkan Togo. Ia dipindahkan ke [[Freetown]] sebelum berlayar ke [[Inggris]], dan ditahan di kamp penjara Alexandra Palace. Pada Desember 1917, ia sempat dipenjara di [[Liverpool]] sebelum dipindahkan ke Isle of Man. Ia baru dibebaskan pada [[17 Mei]] [[1918]].
Ia melanjutkan pendidikan dalam bidang [[teologi]] di [[Sankt Gabriel]], [[Wina]], [[Austria-Hongaria]]. Sebagai seorang [[misionaris]], Leven ditugaskan ke [[Togo]], sebuah wilayah di [[Afrika]] yang merupakan protektorat Jerman sejak 1884. Ia berlayar bersama empat orang rekannya dan tiba pada 10 Agustus 1911. Di Togo, ia bertugas dalam bidang pendidikan di sekolah-sekolah, termasuk pengaturan kurikulum hingga urusan keuangan dan bahan bangunan. Karena terjadinya [[Perang Dunia I]], mereka kemudian dipenjarakan, dan kegiatan belajar mengajar di sekolah dihentikan. Pada 10 Oktober 1917, bersama seluruh misionaris Jerman, ia harus meninggalkan Togo. Ia dipindahkan ke [[Freetown]] sebelum berlayar ke [[Inggris]], dan ditahan di kamp penjara Alexandra Palace. Pada Desember 1917, ia sempat dipenjara di [[Liverpool]] sebelum dipindahkan ke Isle of Man. Ia baru dibebaskan pada [[17 Mei]] [[1918]].<ref name=gemor1/>

Sekembalinya ke [[Jerman]], Leven ditugaskan di sebuah [[paroki]] di [[Stratum]], sebuah kota dekat tempat kelahirannya sampai pada awal 1920. Pada tahun 1919, ia mengajukan lamaran kepada Superior General SVD untuk dikirim ke Kepulauan Sunda Kecil, [[Indonesia]]. Saat itu, ia belum mengetahui secara persis seperti apa wilayah di sana. Pada [[23 Oktober]] [[1920]], ia bertolak dari [[Rotterdam]] dan tiba di [[Tanjung Priok]] pada [[20 November]] [[1920]]. Ia kemudian melanjutkan perjalan ke Flores dengan berlayar, dan tiba di [[Ende]] pada [[11 Desember]] [[1920]]. Selama di Ende, ia mempelajari [[bahasa Melayu]] di [[Ndona]]. Di pusat keuskupan Ndona, ia bertemu Mgr. [[Arnoldus Verstraelen]], S.V.D. yang sempat bermisi bersama di [[Togo]]. Oleh Verstraelen, ia ditugaskan dalam bidang pendidikan di sekolah, seraya menjadi sebagai pastor pendidik di [[Halilulik]], Timor sejak [[22 Juli]] [[1922]]. Tugas penting lain yang dia pegang adalah menjadi [[inspektur sekolah]] (penilik) untuk sekolah misi di Timor dengan surat resmi dari pemerintah. Hal ini dijalaninya selama lima tahun sampai [[Juli]] [[1927]]. Pasca kematian Pastor Yan van Cleef, Wakil Pro-vikaris dari Mgr. Verstraelen, ia dipindahkan dari Timor ke Ndona pada [[1 Agustus]] [[1927]] dan mengisi jabatan tersebut. Selama mengisi posisi tersebut, ia mengelola dan menyelenggarakan pendidikan di semua sekolah Katolik di Nusa Tenggara. Ia turut mengisi posisi Verstraelen selama kunjungan ke luar negeri. Selama masa ini, ia mengatur pelayanan misionaris yang tersebar di wilayah misi tersebut. Pasca kematian mendadak Mgr. Verstraelan pada 15 Maret 1932, Leven ditunjuk menjadi [[Administrator Apostolik]]. Selama mengisi sampai ia kemudian ditunjuk menjadi [[Vikaris Apostolik]] pada [[25 April]] [[1933]].<ref name=gemor1>http://gemor2011.blogspot.co.id/2012/05/mgr-henrich-leven-svd.html</ref> Selama men


Sekembalinya ke [[Jerman]], Leven ditugaskan di sebuah [[paroki]] di [[Stratum]], sebuah kota dekat tempat kelahirannya sampai pada awal 1920. Pada tahun 1919, ia mengajukan lamaran kepada Superior General SVD untuk dikirim ke Kepulauan Sunda Kecil, [[Indonesia]]. Saat itu, ia belum mengetahui secara persis seperti apa wilayah di sana. Pada [[23 Oktober]] [[1920]], ia bertolak dari [[Rotterdam]] dan tiba di [[Tanjung Priok]] pada [[20 November]] [[1920]]. Ia kemudian melanjutkan perjalan ke Flores dengan berlayar, dan tiba di [[Ende]] pada [[11 Desember]] [[1920]]. Selama di Ende, ia mempelajari [[bahasa Melayu]] di [[Ndona]]. Di pusat keuskupan Ndona, ia bertemu Mgr. [[Arnoldus Verstraelen]], S.V.D. yang sempat bermisi bersama di [[Togo]]. Oleh Verstraelen, ia ditugaskan dalam bidang pendidikan di sekolah, seraya menjadi sebagai pastor pendidik di [[Halilulik]], Timor sejak [[22 Juli]] [[1922]]. Tugas penting lain yang dia pegang adalah menjadi [[inspektur sekolah]] (penilik) untuk sekolah misi di Timor dengan surat resmi dari pemerintah. Hal ini dijalaninya selama lima tahun sampai [[Juli]] [[1927]]. Pasca kematian Pastor Yan van Cleef, Wakil Pro-vikaris dari Mgr. Verstraelen, ia dipindahkan dari Timor ke Ndona pada [[1 Agustus]] [[1927]] dan mengisi jabatan tersebut. Selama mengisi posisi tersebut, ia mengelola dan menyelenggarakan pendidikan di semua sekolah Katolik di Nusa Tenggara. Ia turut mengisi posisi Verstraelen selama kunjungan ke luar negeri. Selama masa ini, ia mengatur pelayanan misionaris yang tersebar di wilayah misi tersebut. Pasca kematian mendadak Mgr. Verstraelan pada 15 Maret 1932, Leven ditunjuk menjadi [[Administrator Apostolik]] sampai ia kemudian ditunjuk menjadi [[Vikaris Apostolik]] pada [[25 April]] [[1933]].
<!--
<!--
Pada tanggal 16 Maret 1932, Mgr. Verstraelen meninggal secara tiba-tiba karena kecelekaan mobil. Mgr. Verstraelen bersama dengan P. Yohanes Bouma sebagai sopirnya sedang dalam perjalanan untuk mengunjungi Seminari di Todabelu. Sekitar 50 km di sebelah barat Ende, mobil yang ditumpangi Mgr. Verstraelen terbalik di lereng 10 meter tinggi. Mgr. Verstraelen tewas di tempat dan P. Bouma patah tangan kirinya. Ada Misa Requiem di katedral Ende yang dipimpin oleh P. Henricus Leven sebagai Administrator Apostolik di mana beliau dikuburkan di dekat pintu masuk katedral. Dalam situasi seperti ini P. Leven mengambil langkah-langkah penting sebagai Administrator Apostolik. Dia berhasil mengorganisasi kegiatan sehari-hari Gereja sambil menunggu pengangkatan seorang Uskup baru. Pada tanggal 15 April 1933 Paus menunjuk Pastor Henricus Leven Administrator Apostolik menggantikan almarhum Mgr. Verstraelen.<ref>http://gemor2011.blogspot.co.id/2012/05/mgr-henrich-leven-svd.html</ref>
Pada tanggal 16 Maret 1932, Mgr. Verstraelen meninggal secara tiba-tiba karena kecelekaan mobil. Mgr. Verstraelen bersama dengan P. Yohanes Bouma sebagai sopirnya sedang dalam perjalanan untuk mengunjungi Seminari di Todabelu. Sekitar 50 km di sebelah barat Ende, mobil yang ditumpangi Mgr. Verstraelen terbalik di lereng 10 meter tinggi. Mgr. Verstraelen tewas di tempat dan P. Bouma patah tangan kirinya. Ada Misa Requiem di katedral Ende yang dipimpin oleh P. Henricus Leven sebagai Administrator Apostolik di mana beliau dikuburkan di dekat pintu masuk katedral. Dalam situasi seperti ini P. Leven mengambil langkah-langkah penting sebagai Administrator Apostolik. Dia berhasil mengorganisasi kegiatan sehari-hari Gereja sambil menunggu pengangkatan seorang Uskup baru. Pada tanggal 15 April 1933 Paus menunjuk Pastor Henricus Leven Administrator Apostolik menggantikan almarhum Mgr. Verstraelen.<ref>http://gemor2011.blogspot.co.id/2012/05/mgr-henrich-leven-svd.html</ref>

Revisi per 11 Agustus 2016 14.26

Mgr.

Heinrich Leven

Vikaris Apostolik Kepulauan Sunda Kecil
GerejaGereja Katolik Roma
TakhtaVikariat Apostolik Kepulauan Sunda Kecil
Penunjukan25 April 1933
Masa jabatan berakhir
21 Juni 1950
PendahuluArnold Verstraelen, S.V.D.
PenerusAntoine Hubert Thijssen, S.V.D.
Imamat
Tahbisan imam
29 September 1910[1]
Tahbisan uskup
12 November 1933
oleh Arnold Frans Diepen
Informasi pribadi
Nama lahirHeinrich Leven
Lahir(1883-06-13)13 Juni 1883
Jerman Lank, Meerbusch, Neuss, Jerman
Wafat31 Januari 1953(1953-01-31) (umur 69)
Belanda Steyl, Belanda
Kewarganegaraan Belanda
(asalnya  Jerman)
DenominasiKatolik Roma
Semboyan"O Crux, ave, spes unica"
(Salam O Salib, Harapan Satu-satunya)

Mgr. Heinrich Leven, S.V.D. (13 Juni 1883 – 31 Januari 1953) adalah Vikaris Apostolik Kepulauan Sunda Kecil yang terpilih pada 25 April 1933 dan mengundurkan diri pada 21 Juni 1950.

Latar belakang

Leven lahir di Lank wilayah Sungai Rhein. Ayahnya Wilhelm Leven (1853–1922) merupakan seorang guru di sekolah dasar, sementara ibunya Catharina Classen (1857–1900) merupakan ibu rumah tangga. Pada 3 Oktober 1899, Leven mulai masuk rumah misi Serikat Sabda Allah di Steyl, Belanda. Ia sempat dikirim pulang karena kesehatannya yang lemah. Dalam mengisi waktu luangnya, ia membantu ayahnya mengajar di sekolah. Setelah sehat, ia kembali ke Steyl untuk menempuh pendidikan di seminari menengah. Ia mengucapkan kaul pertamanya pada 1 November 1907 dan disusul dengan kaul kekal pada 7 September 1910.[2] Pada 29 September 1910, ia ditahbiskan menjadi imam bersama dengan 56 orang sekelasnya.

Ia melanjutkan pendidikan dalam bidang teologi di Sankt Gabriel, Wina, Austria-Hongaria. Sebagai seorang misionaris, Leven ditugaskan ke Togo, sebuah wilayah di Afrika yang merupakan protektorat Jerman sejak 1884. Ia berlayar bersama empat orang rekannya dan tiba pada 10 Agustus 1911. Di Togo, ia bertugas dalam bidang pendidikan di sekolah-sekolah, termasuk pengaturan kurikulum hingga urusan keuangan dan bahan bangunan. Karena terjadinya Perang Dunia I, mereka kemudian dipenjarakan, dan kegiatan belajar mengajar di sekolah dihentikan. Pada 10 Oktober 1917, bersama seluruh misionaris Jerman, ia harus meninggalkan Togo. Ia dipindahkan ke Freetown sebelum berlayar ke Inggris, dan ditahan di kamp penjara Alexandra Palace. Pada Desember 1917, ia sempat dipenjara di Liverpool sebelum dipindahkan ke Isle of Man. Ia baru dibebaskan pada 17 Mei 1918.[2]

Sekembalinya ke Jerman, Leven ditugaskan di sebuah paroki di Stratum, sebuah kota dekat tempat kelahirannya sampai pada awal 1920. Pada tahun 1919, ia mengajukan lamaran kepada Superior General SVD untuk dikirim ke Kepulauan Sunda Kecil, Indonesia. Saat itu, ia belum mengetahui secara persis seperti apa wilayah di sana. Pada 23 Oktober 1920, ia bertolak dari Rotterdam dan tiba di Tanjung Priok pada 20 November 1920. Ia kemudian melanjutkan perjalan ke Flores dengan berlayar, dan tiba di Ende pada 11 Desember 1920. Selama di Ende, ia mempelajari bahasa Melayu di Ndona. Di pusat keuskupan Ndona, ia bertemu Mgr. Arnoldus Verstraelen, S.V.D. yang sempat bermisi bersama di Togo. Oleh Verstraelen, ia ditugaskan dalam bidang pendidikan di sekolah, seraya menjadi sebagai pastor pendidik di Halilulik, Timor sejak 22 Juli 1922. Tugas penting lain yang dia pegang adalah menjadi inspektur sekolah (penilik) untuk sekolah misi di Timor dengan surat resmi dari pemerintah. Hal ini dijalaninya selama lima tahun sampai Juli 1927. Pasca kematian Pastor Yan van Cleef, Wakil Pro-vikaris dari Mgr. Verstraelen, ia dipindahkan dari Timor ke Ndona pada 1 Agustus 1927 dan mengisi jabatan tersebut. Selama mengisi posisi tersebut, ia mengelola dan menyelenggarakan pendidikan di semua sekolah Katolik di Nusa Tenggara. Ia turut mengisi posisi Verstraelen selama kunjungan ke luar negeri. Selama masa ini, ia mengatur pelayanan misionaris yang tersebar di wilayah misi tersebut. Pasca kematian mendadak Mgr. Verstraelan pada 15 Maret 1932, Leven ditunjuk menjadi Administrator Apostolik. Selama mengisi sampai ia kemudian ditunjuk menjadi Vikaris Apostolik pada 25 April 1933.[2] Selama men


Karya

Ditahbiskan menjadi Imam pada tanggal 29 September 1910, dikonsekrasi pada tanggal 12 Nopember 1933 dan terpilih menjadi Vikaris Apostolik Ende pada tanggal 25 April 1933. Ia menjabat sampai wafat pada tanggal 21 Juni 1950.

Referensi

Bacaan lanjutan

Pranala luar

Jabatan Gereja Katolik
Didahului oleh:
Arnold Verstraelen
Vikaris Apostolik Ende
25 April 1933 - 21 Juni 1950
Diteruskan oleh:
Antoine Hubert Thijssen