Lompat ke isi

Sinto Gendeng: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ontamusafir (bicara | kontrib)
→‎Menjadi guru Wiro Sableng: Perbaikan tata bahasa
Tag: Suntingan aplikasi seluler
Ontamusafir (bicara | kontrib)
→‎Tongkat Kayu: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan aplikasi seluler
Baris 18: Baris 18:
Senjata ini dia rebut dari mantan kekasih dan saudara seperguruannya, Sukat Tandika. Pedang yang berwujud asli seekor Naga betina ini hanya bisa di kuasai oleh gadis yang masih suci. Sinto menyembunyikan mustika ini di dasar telaga Gajah Mungkur. Pedang ini kemudian jatuh kepada Puti Andini, murid dari Sukat Tandika.
Senjata ini dia rebut dari mantan kekasih dan saudara seperguruannya, Sukat Tandika. Pedang yang berwujud asli seekor Naga betina ini hanya bisa di kuasai oleh gadis yang masih suci. Sinto menyembunyikan mustika ini di dasar telaga Gajah Mungkur. Pedang ini kemudian jatuh kepada Puti Andini, murid dari Sukat Tandika.
==== Tongkat Kayu ====
==== Tongkat Kayu ====
Tongkat kayu yang terlihat rapuh ini adalah senjata utama yang paling srring di gunakan oleh Sinto. Tongkat ini berfungsi sebagai mediasi untuk menyalurkan tenaga dalam. Sinto pernah menggunakan tongkat kayu ini untuk memukul lawan, menyebarkan hawa panas lewat tanah, dan mencari sumber air. Tongkat ini juga bisa digunakan untuk menyembuhkan luka dalam. Saat Ratu Duyung terluka parah karena Pukulan Kipas Neraka milik Sabai Nan Rancak, Sinto mematahkan ujung tongkatnya lalu di berikan kepada Ratu Duyung untuk di kunyah. Setelah Ratu Duyung mengunyah potongan tongkat kayu itu, luka dalamnya kembali pulih.
Tongkat kayu yang terlihat rapuh ini adalah senjata utama yang paling sering di gunakan oleh Sinto. Tongkat ini berfungsi sebagai mediasi untuk menyalurkan tenaga dalam. Sinto pernah menggunakan tongkat kayu ini untuk memukul lawan, menyebarkan hawa panas lewat tanah, dan mencari sumber air. Tongkat ini juga bisa digunakan untuk menyembuhkan luka dalam. Saat Ratu Duyung terluka parah karena Pukulan Kipas Neraka milik Sabai Nan Rancak, Sinto mematahkan ujung tongkatnya lalu di berikan kepada Ratu Duyung untuk di kunyah. Setelah Ratu Duyung mengunyah potongan tongkat kayu itu, luka dalamnya kembali pulih.

==== Tusuk Kundai ====
==== Tusuk Kundai ====
Tak ada satu pun tenaga dalam yang sanggup memapaki serangan tusuk kundai ini. Senjata yang terbuat dari perak ini berjumlah 5 buah dan ditancapkan langsung oleh Sinto Gendeng di batok kepalanya.
Tak ada satu pun tenaga dalam yang sanggup memapaki serangan tusuk kundai ini. Senjata yang terbuat dari perak ini berjumlah 5 buah dan ditancapkan langsung oleh Sinto Gendeng di batok kepalanya.

Revisi per 19 September 2016 08.11

Sinto Gendeng alias Sinto Gila adalah karakter fiksi ciptaan Bastian Tito yang muncul di serial novel Wiro Sableng.

Di ceritakan, Sinto Gendeng yang bernama asli Sinto Weni adalah tokoh silat golongan putih yang mempunyai ilmu sangat tinggi. Sinto Weni terkenal akan sifatnya yang aneh dan seperti orang tidak waras sehingga orang-orang jadi menjulukinya dengan nama Sinto Gendeng. Dia adalah guru utama dari pendekar muda Wiro Sableng. Dia juga yang mewariskan Kapak Naga Geni 212 kepada Wiro Sableng.

Masa muda

Semasa muda nya, Sinto menjadi salah satu murid Kiai Gede Tapa Pamungkas dan menjalani hubungan asmara dengan saudara seperguruannya, yaitu Sukat Tandika. Sinto Weni dan Sukat Tandika mewarisi banyak kesaktian luar biasa dari guru mereka, termasuk di antaranya jurus dahsyat Pukulan Sinar Matahari.

Setelah mereka selesai berguru dan diberi ijin untuk turun gunung, Kiai Gede Tapa Pamungkas mewariskan dua buah pusaka kepada mereka. Kedua pusaka itu adalah Kapak Naga Geni 212 yang berwujud asli seekor Naga jantan, dan Pedang Naga Suci 212 yang berwujud asli Naga betina. Kapak Naga Geni adalah pusaka yang sejatinya untuk di wariskan kepada pendekar laki-laki, dan sebaliknya Pedang Naga Suci adalah pusaka yang harus di wariskan kepada pendekar wanita yang masih suci. Kiai Gede Tapa Pamungkas awalnya berencana untuk memberikan Pedang Naga Suci kepada Sinto Weni dan Kapak Naga Geni kepada Sukat Tandika sesuai jenis kelamin mereka, tapi sebuah pertikaian membuat Sinto mencurangi Sukat Tandika dan melarikan dua senjata itu. Sinto kemudian menyembunyikan Pedang Naga Suci di dasar telaga Gajah Mungkur, sementara Kapak Naga Geni di bawa berpetualang.


Menjadi guru Wiro Sableng

Pada saat Mahesa Birawa membakar rumah pasangan Ranaweleng dan Suci Bantari di novel Empat Brewok dari Goa Sanggreng, Sinto Weni menerobos ke dalam rumah yang terbakar dan menyelamatkan bayi mereka. Sinto kemudian membesarkan anak itu dan memberinya nama Wiro Saksana. Sinto juga mengajari Wiro banyak ilmu bela diri untuk membalaskan kematian kedua orang tuanya yang mati di bunuh oleh Mahesa Birawa. Wiro ini yang akhirnya mewarisi pusaka Kapak Naga Geni dan mendapat julukan Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212.

Senjata

Kapak Naga Geni 212

Senjata mustika ini di dapatkannya dari Kiai Gede Tapa Pamungkas. Kapak ini kemudian kembali di wariskan kepada murid laki-laki nya, Wiro Sableng.

Pedang Naga Suci 212

Senjata ini dia rebut dari mantan kekasih dan saudara seperguruannya, Sukat Tandika. Pedang yang berwujud asli seekor Naga betina ini hanya bisa di kuasai oleh gadis yang masih suci. Sinto menyembunyikan mustika ini di dasar telaga Gajah Mungkur. Pedang ini kemudian jatuh kepada Puti Andini, murid dari Sukat Tandika.

Tongkat Kayu

Tongkat kayu yang terlihat rapuh ini adalah senjata utama yang paling sering di gunakan oleh Sinto. Tongkat ini berfungsi sebagai mediasi untuk menyalurkan tenaga dalam. Sinto pernah menggunakan tongkat kayu ini untuk memukul lawan, menyebarkan hawa panas lewat tanah, dan mencari sumber air. Tongkat ini juga bisa digunakan untuk menyembuhkan luka dalam. Saat Ratu Duyung terluka parah karena Pukulan Kipas Neraka milik Sabai Nan Rancak, Sinto mematahkan ujung tongkatnya lalu di berikan kepada Ratu Duyung untuk di kunyah. Setelah Ratu Duyung mengunyah potongan tongkat kayu itu, luka dalamnya kembali pulih.

Tusuk Kundai

Tak ada satu pun tenaga dalam yang sanggup memapaki serangan tusuk kundai ini. Senjata yang terbuat dari perak ini berjumlah 5 buah dan ditancapkan langsung oleh Sinto Gendeng di batok kepalanya. Tidak ada data akurat mengenai asal-usul senjata ini. Dikisahkan tusuk kundai ini beberapa kali pernah hilang dan Wiro Sableng selalu ditugaskan untuk mendapatkan kembali tusuk kundai tersebut.

Kesaktian

Pukulan Sakti

  1. Pukulan Sinar Matahari
  2. Pukulan Angin Puyuh
  3. Pukulan Angin Es
  4. Pukulan Kunyuk Melempar Buah
  5. Pukulan Benteng Topan Melanda Samudra
  6. Pukulan Segulung Ombak Menerpa Karang
  7. Pukulan Tameng Sakti Menerpa Hujan
  8. Pukulan Dinding Angin Berhembus Tindih Menindih

Jurus Silat

  1. Jurus Orang Gila Mengebut Lalat
  2. Jurus Kepala Naga Menyusup Awan
  3. Jurus Kincir Padi Berputar
  4. Jurus Kipas Sakti Terbuka
  5. Jurus Naga Sebatkan Ekor
  6. Jurus Menepuk Gunung Memukul Bukit
  7. Jurus Gunung Meletus Batu Melesat Ke Luar Kawah
  8. Jurus Kitiran Terbang Ke Langit
  9. Jurus Pecut Sakti Menebas Tugu
  10. Jurus Burung Walet Menembus Awan
  11. Jurus Ular Naga Menggelung Bukit
  12. Jurus di Balik Gunung Memukul Halilintar
  13. Jurus Membuka Jendela Memanah Rembulan

Ilmu Sakti

  1. Ilmu Sepasang Sinar Inti Roh
  2. Ilmu Belut Menyusup Tanah
  3. Ilmu Lari Seribu Kaki (Kemudian ilmu ini lebih dikenal dengan nama Ilmu Lari Kaki Angin)
  4. Ilmu Menyusupkan Suara
  5. Ilmu Pukulan Telapak 212

Trivia

Ada dua aktris yang pernah memerankan Sinto Gendeng di masing-masing film dan sinetron Wiro Sableng

  1. Cherry Ivonne di film Empat Brewok dari Goa Sanggreng
  2. Tien Kadaryono di sinetron Wiro Sableng dalam episode Empat Brewok dari Goa Sanggreng

Pranala Luar